Home / Romansa / Sweet Passion / Dia Mencintaiku!

Share

Dia Mencintaiku!

Author: Pena Indah
last update Last Updated: 2021-01-30 01:11:28

Mereka berhenti di alun-alun Kota. Tidak terasa sudah menjelang malam sampai di sana. Maklum, sore hari jalanan macet sekali. Tak lihat malam selasa atau malam minggu tetap saja suasana kota masih ramai di jam segitu. Pak Zaka masih diam beribu bahasa, tentu saja membuat Gea semakin canggung. 

"Ge, kamu tunggu disini dulu, ya.. sebentar saja. Saya mau ke butik yang di pinggir itu. Sebentar ya...." ucap Ia Zaka yang memberhentikan mobilnya tepat di depan butik yang kira-kira berkelas tinggi. 

"Jangan lama-lama ya, Pak." ucap Gea dengan lirih. Seakan-akan seperti anak itu yang takut kehilangan induknya. 

"Takut kangen?" goda Pak Zaka. 

"Ti-tidak, kok. Hanya saja.. saya kan jadi nggak enak kalau sendirian menunggu lama." jawab Gea gugup. 

Sebelum ke luar, Pak Zaka menyentuh kepala Gea dengan lembut. Dengan senyuman yang membuat hati Gea lelah, Pak Zaka pergi. Timbullah perasaan dan pikiran aneh di otak Gea. Ia berpikir jika Pak Zaka masuk ke butik itu untuk membelikan gaun untuk istrinya. 

"Ah, hatiku hancur jika dia memang sudah beristri." keluh Gea. 

Sekitar 10 menit, terlihat Pak Zaka keluar dari butik membawa kantong di tangannya. Gea yakin jika itu sebuah baju atau gaun untuk seorang wanita. Gea mulai berpikir jika Pak Zaka memang sudah tidak single lagi. 

"Sudah, Pak?" tanya Gea gugup. 

"Gantilah, saya tidak akan nyaman jika jalan dengan gadis yang masih mengenakan seragam sekolah," ucap Pak Zaka menyodorkan tas kecil berisikan baju yang baru saja ia beli. 

"Terus gantinya dimana, Pak?" tanya Gea. 

"Di dalam mobil bisa, kan? Tenang saya akan menunggu di luar. Kaca film mobil juga hitam, aman. Segera ganti, dan kita akan makan setelahnya. Saya sudah lapar sekali." pinta Pak Zaka dengan sedikit tegas. 

Mau bagaimana lagi, mau tidak mau Gea memang harus ganti baju. Ia tak mungkin membuat lelaki yang dicintainya merasa tak nyaman ketika jalan bersamanya. 

Beberapa menit kemudian.... 

"Pak, sudah!" ucap Gea menurut kan kaca mobilnya. 

"Keluarlah!

"Saya akan mengajakmu makan di sana, semoga kamu suka." tunjuk Pak Zaka ke arah warung makan seafood.

Gea melirik sebentar. Tentu saja dia suka dengan seafood. Apapun makannya, pasti Gea akan makan dengan senang hati. Apalagi, itu gratis. Segera Gea menyusul Pak Zaka yang sudah jalan di depan. 

Mereka duduk bersebalahan, dan Pak Zaka mulai memesan. Pak Zaka memang menakjubkan, bahkan ia tahu jenis seafood apa yang sangat Gea favoritkan. Membuat Gea semakin terbuai dengan tingkat halusinasinya.

"Kenapa kamu diam saja? Sejak tadi kelihatannya kamu nggak semangat. Apakah, kamu nggak suka jalan dengan saya?" tanya Pak Zaka memecah kecanggungan. 

"Hehe, suka, kok, Pak. Cuma sedikit canggung saja, karena kita jarang mengobrol," jawab Gea. 

"Biasanya juga kamu kan bawel banget. Kenapa jadi diem gini, kan jadi nggak seru...." goda Pak Zaka. 

"Siapa bilang saya bawel? Enggak, kok. Saya ini baik hati, tenang dan juga kalem, percayalah!" kumat lagi Gea. 

Apapun tentang Gea, ternyata Pak Zaka sudah mengetahuinya. Sangat detail dan apa yang tak disukai Gea saja Pak Zaka juga tahu. Ada apa dengan Pak Zaka? 

"Ada hal yang ingin saya katakan ke kamu," kata Pak Zaka. 

"Ada apa, Pak? Katakan saja!"

"Em, saya lebih suka jika kamu memanggil saja dengan sebutan Kakak, jangan Pak. Kelihatan sekali kalau saya sudah tua. Itu juga terlalu formal, tidak nyaman sekali," ungkap Pak Zaka. 

Keringat dingin mulai merasa, Gea terkejut Pak Zaka mengatakan itu. Ia berperasaan jika apa yang ia alami saat ini, sama persis dengan drama yang ia tonton. Dimana guru menyukai muridnya dan mereka akan berkencan. 

"Lihat, mukamu memerah, ada apa?" tanya Pak Zaka menyentuh pipi Gea. 

"Hm, telingamu juga memerah." imbuhnya dengan wajahnya mendekat ke wajah Gea. 

Itu semakin membuat Gea gugup dan ketakutan. Ia takut jika dirinya akan ditembak oleh Pak Zaka, kemudian berciuman lagi, dan melakukan hubungan intim. Sesuai dengan drama yang ia tonton. 

"Em, itu. Jangan dekat-dekat, dong, Pak...." suara Gea terdengar gemetar. 

"Silahkan Kak, ini pesanannya!" kata pelayan, menyajikan makanya yang Pak Zaka pesan.

Suasana menjadi sedikit mencair. Membuat jantung Gea berdegup normal kembali. Berusaha untuk tetap tenang, agar Pak Zaka tidak mencurigai perasaannya. 

"Asam manis untuk kamu, suka ini, 'kan?" tanya Pak Zaka memberikan makanan favorit Gea. 

"Bagaimana bapak.. eh maksudnya, bagaikan Kak Zaka tahu makanan kesukaan saya?" tanya Gea gugup.

"Mana mungkin saya tidak tahu, makanan apa yang di sukai oleh gadis yang saya cintai," jawabnya. 

Gea terkejut, terjungkal dan tertampar. Kata orang yang dicintai membuatnya memandang Pak Zaka dengan pandangan konyol. 

"Aku kaget, hah? Apa? orang yang di cinta? Maksudnya aku? Dia mencintaiku? Wah, impresif!" kata Gea dalam hati. 

"Gea, maaf jika ini terlalu cepat. Tapi, saya benar-benar mencintaimu. Itu mengapa, saya berani mengambil ciuman itu pagi tadi, maafkan saya," terjungkal lagi perasaan Gea dengan ungkapan Pak Zaka. 

"Sejak kapan?" tanya Gea. 

Gea tak percaya begitu saja, jika Pak Zaka mencintainya. Ia takut, jika Pak Zaka hanya bercanda saja dengannya. Tak mungkin seorang Zaka yang kaya raya jatuh cinta dengan gadis biasa seperti Gea. Itu yang ia pikirkan. 

"Lalu, saya harus bagaimana, Kak?" tanya Gea kebingungan. 

"Haruskah, saya menerima cinta Kak Zaka? Sedangkan saya memang menginginkan itu, namun status kita... apa boleh murid dan guru saking mencintai?" Gea kebingungan. 

Tak mungkin bagi mereka kencan dan diketahui seluruh sekolah tentang hubungannya. Gea merasa bahagia, karena lelaki yang ia cintai, ternyata juga mencintainya. 

"Saya berjanji. Saya tidak akan menunjukan hubungan ini kalau di sekolah. Kita bersikap sewajarnya saja, saya juga sudah sejak lama mencintaimu, Gea." ucap Pak Zaka mulai menggenggam tangan mungil Gea. 

"Tapi Kak, jujur saga juga punya perasaan yang sama seperti Kak Zaka. Tapi, hubungan ini.. apakah saya pantas menerimanya?" tanya Gea masih tidak percaya.

"Saya sangat bahagia mendengar itu. Bagaikan jika kita jalani saja hubungan ini? Soal jalan atau tidaknya, kita bisa pikirkan nanti," jawaban Pak Zaka menambah Gea bimbang. 

"Tapi latar belakang kita.... "belum juga selesai Gea bicara, Pak Zaka sudah membungkam bibir Gea menggunakan jarinya. 

"Latar belalang tak bisa mengalahkan cinta kita, Ge. Saya tau segalanya tentangmu, cukup kekuranganmu yang membuat saya jatuh cinta, kamu jangan lihat saya orang seperti apa. Cukup dengan hanya cintamu, tolong.. jangan pandang siapa aku," kata-kata Pak Zaka membulat Gea meleleh lagi. 

"Lihat, ini nomor ponselmu, 'kan? Sekarang aku ganti dari gebetanku, menjadi cintaku!" seru Pak Zaka memperlihatkan ponselnya.

"Sejak kapan Kakak punya nomor ponselku?" tanya Gea heran. 

Namun Pak Zaka hanya tersenyum, dan menjawab jika darimana dia bisa mendapatkan nomor Gea itu tidak penting. Baginya, yang terpenting sekarang hatinya sudah menjadi milik Pak Zaka. Gea juga mau menjadi kekasihnya, meski harus backstreet jika di sekolah. 

Mereka ngobrol banyak hal malam itu. Sejak kapan mereka saling jatuh cinta, tentang sekolah, dan tentang kisah mereka satu sama lain. Gea sangat bahagia, senyumannya sangat indah terlukis di bibir mungilnya. Ternyata mereka memiliki banyak kesamaan. Gea juga merasa bahwa mereka memang sudah di takdirkan untuk bersama.

Pak Zaka juga akan membantunya belajar agar bisa masuk ke universitas yang Gea inginkan. Pacaran dengannya membuat Gea jadi semakin giat belajar. Waktu sudah semakin malam, Pak Zaka mengajak Gea untuk segera pulang, dan akan mengantarnya selayaknya sepasang kekasih.

Namun saat di jalan yang agak sepi, mereka berdua melihat ada seorang perempuan yang mungkin sedang di rampok. Dengan sigap Gea merespon aksi itu. Gea juga memahami sesuatu, sepertinya wanita itu tak asing baginya.

Tanpa pikir panjang lagi, Gea langsung turun dari mobil dan menolong wanita itu. Terlihat wanita itu sangat ketakutan. Semakin mendekat, Gea semakin jelas melihat wajah wanita itu. Tak salah lagi, wanita itu adalah wanita yang sama yang pagi ini ia temui. 

"Woy!" teriaknya. 

"Apa-apaan kalian? Lepaskan wanita itu!" imbuhnya. 

Tanpa banyak bicara lagi, Gea langsung menendang rampok itu dari samping. Perampok itu tersungkur, dengan cepat Gea memukulnya, namun sayang, perampok itu bisa menepis pukulan Gea. Naas, perampok itu menusuk lengan Gea menggunakan pisau kecil miliknya.

"Aw...." rintih Gea menahan sakitnya karena terluka cukup dalam. 

Dari belakang, Pak Zaka menabrak perampok itu dengan mobilnya. Sayang, perampoknya berhasil menghindar dan kabur. Pak Zaka segera turun, melihat wajah pucat Gea, ia menjadi panik dan khawatir. Wanita itu juga memakai Gea masuk ke mobilnya. 

"Sayang, kamu kenapa sih senekat itu, sih?" tanya Pak Zaka meraih Gea dari tangan wanita itu.

"Saya tidak tahu, kalau perampok itu membawa senjata tajam, Kak." jawab Gea menahan sakit. "Tapi, kamu baik-baik saja, 'kan?" tanya Gea kepada wanita yang ia tolong untuk kedua kalinya. 

"Kamu pikirkan dirimu sendiri. Buat apa kamu menolongku lagi? Lihat dirimu, kau terluka karena aku!" sentak wanita itu. 

"Kau gadis tadi pagi, bukan? Aku telah mendengar banyak hal tentang siapa dirimu. Kenapa kamu menolongku? Uangmu saja cuma tinggal buat ongkos aku pulang, 'kan? Malam ini kamu menolongku lagi, kamu ini kenapa?" imbuhnya, ia kesal karena Gea begitu baik kepada orang yang tidak ia kenal. 

"Kamu waras, 'kan?" sentak wanita itu lagi. 

Di dalam mobil, Gea dan wanita yang ditolongnya terus mengobrol. Itu sengaja wanita itu lakukan agar Gea tidak pingsan dan berakibat fatal karena ia sedang terluka. 

"Siapa nama, Kakak?" tanya Gea. 

"Namaku, Vella." jawab wanita itu. "Oh ya, siapa namamu, bahkan kita belum berkenalan dan kamu sudah menolongku dia kali," sambung Vella. 

"Namaku Gea, Kak. Gea Gladys," jawab Gea dengan senyum menyeringai menahan sakit.

"Gea Gladys?" Vella bertanya dengan nada yang heran. 

"Iya, kenapa Kak dengan namaku? Kenapa kau nampak terkejut seperti itu?" tanya Gea kembali. 

"Em tidak. Namamu sangat cantik, cocok untuk gadis secantik dirimu. Namamu, sama persis dengan nama Mamaku." jawab Vella tersenyum. 

Semakin lama, Gea merasa bahwa tubuhnya semakin lemas. Badannya semakin dingin dan ia mulai mengigil, perlahan penglihatannya kabur. Kepalanya juga pusing dan terasa sangat berat, sepertinya Gea akan pingsan. Dan benar, Gea pingsan di tengah malam menuju rumah sakit. 

"Ge, Gea!" teriak Vella. 

Pak Zaka mempercepat kendaraannya dan segera menuju ke rumah sakit. Setelah Gea membuka matanya. Ia sudah berada di ruamg rawat inap mungkin, karena tempatnya sama seperti ruangan di rumah sakit. Terlihat Pak Zaka dan Vella sedang istirahat di sofa yang ada di ruangan itu. 

"Hah ada sofa nya juga? Mungkinkah ini ruang VIP?" pikir Gea dalam hati. 

Ingin sekali Gea membangunkan mereka, namun ia kasihan kepada mereka pasti sangat lelah sekali saat mengurus dirinya yang tidak sadarkan diri. Gea kepikiran dengan kakak angkatnya di rumah.

Apakah ia peduli atau tidak kepadanya yang saat ini masuk ke rumah sakit. Hubungan mereka tak pernah baik sejak mereka kecil Kakaknya selalu saja iri kepadanya, apapun yang Kakek dan Nenek mereka beri kepada Gea, pasti kakaknya akan merasa iri kepadanya. 

Related chapters

  • Sweet Passion   Dan Kini Kamu Meninggalkan aku.

    Bagaimanapun juga, Gea berniat ingin segera menghubungi Dita, agar Dita tidak menggunakan kesempatan itu untuk mencuri dan menjual sertifikat rumah, tanpa sepengetahuannya. Karena setalah Nenek meninggal, Dita terlihat selalu curi-curi waktu untuk mengambil surat-surat penting rumah yang mereka tinggali.Tar....Suara gelas jatuh tersenggol lengan Gea. Karena suara pecahan gelas yang lumayan keras, Pak Zaka dan Vella terbangun dari tidurnya. Gea yang panik langsung pura-pura melanjutkan tidurnya lagi. Sayang, Pak Zaka dan Vella sudah memergoki Gea sadar."Masih mau pura-pura tidur? Bangun!" ucap Pak Zaka sedikit agak tegas. "Em, apakah pacarku ini, menginginkan vitamin ciuman dariku?" goda Pak Zaka mencubit hidung Gea."Saya bangun. Haha iya, saya sudah bangun kok, Kak. Ada apa? Gimana?" kata Gea langsung bangkit ketika mendengar bahwa dirinya hendak di cium.Sedangkan, di ru

    Last Updated : 2021-02-01
  • Sweet Passion   Kak Ale

    Gea merasa sangat terpukul, ia telah di buang orang tuanya, lalu rumahnya di jual oleh Kakak angkatnya. Lalu sekarang, ia harus bisa merelakan laki-laki yang dicintanya, pergi untuk selamanya. Padahal, ia baru saja merasakan keindahan kasmaran berdua.----------------------------------Hari itu juga, Gea meminta Vella untuk segera membawanya pulang. Ia ingin sekali pergi ke makam Pak Zaka. Begitu sangat merindukan sosok lelaki yang ia cintainya.Sebenarnya, Gea belum diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Namun, ia ingin menghadiri dan mengantarkan Pak Zaka ke peristirahatan terakhirnya. Mau tidak mau, Vella mengabulkan permintaannya atas izin dokter tentunya.Di sana sudah banyak kerabat Pak Zaka, para guru dan siswa-siswi. Melihat semuanya telah datang, Gea baru percaya jika Pak Zaka memang sudah pergi jauh dan tak akan kembali kepadanya.Leni pun mendekat dan me

    Last Updated : 2021-02-05
  • Sweet Passion   Jantung Kembali Berdegub

    Sesampainya di rumah, Vella segera membantu Gea membawa barang-barangnya. Sementara Aldi sudah turun lebih dulu di jalan, karena hubungan antara Aldi dan Nenek Vella sedang tidak baik-baik saja.Nampak di depan rumah sudah ada beberapa orang di sana. Yang Gea kenali hanyalah orang tuannya. Di sampingnya ada seorang wanita yang sudah terlihat sepuh, tapi masih terlihat sangat besar.Perawakannya juga terlihat menakutkan, seperti orang yang galak. Namun, beliau sangat anggun di balut kebaya jawa. Lalu, beberapa orang di belakangnya mungkin asisten rumah tangga, supir dan tukang kebun, nampak sekali dari penampilan mereka."Gea sayang, sini Mama bantu bawa barang-barang kamu, ya …." terlihat Mama Gege sangat senang akan kehadiran Gea."Aku sudah baik-baik saja kok, Tante," tolak Gea dengan senyuman."Lho, kok, masih tante saja, sih manggilnya. Panggil Mama, dong. Kami ini kan keluarga kandung kamu, Ge …." ucap Papa Gea dengan ramah.Gea m

    Last Updated : 2021-02-15
  • Sweet Passion   Warisan Hati Zaka

    Malam itu pertama kalinya bagi Gea tidur di kasur yang sangat empuk dan nyaman. Ruangan ber-AC dan sangatlah nyaman dari kamar sebelumnya. Ia terus menatap ke seluruh ruangan. Setiap sudut ia pandangi dengan jelas. Begitu indah dan cantik kamar miliknya.Di sisi lain, Ale juga masih terus kepikiran dengan Gea. Ia selalu memikirkan Gea setelah acara usai, namanya mungkin masih asing baginya. Namun, tidak dengan jantungnya yang terus berdebat dj kala ia memikirkan Gea.Tok ... tok ... tok....Suara pintu diketuk, ialah Mama Ale yang mengetuk. Ia hendak menanyakan bagaimana kondisi Ale yang sekarang setelah melakukan operasi jantung."Bagaimana jantung kamu?""Kenapa harus Zaka, sih, Ma? Ak memang tidak menyukai keberadaannya. Tapi, aku juga tidak tega jika jantungnya di donorin untukku!" desis Ale."Itu permintaannya yang terakhir, Ale. Lihatlah, ini ponsel

    Last Updated : 2021-02-27
  • Sweet Passion   Paksaan dari Ale

    "Kak Aldi? Apa yang dia lakukan? Kenapa bisa lompat dari kamar, Kak Vella? Apa peduliku, itu bukan urusanku. Mending aku sambung tidur saja, aku sangat lelah untuk malam ini, huaamm …." ucap Gea.Gea menyambung tidurnya kembali. Ia harus sekolah besok pagi. Keesokan harinya, Gea sudah bangun sangat pagi dan membantu Si Mbok di dapur menyiapkan sarapan untuk semua orang.Ketika di meja makan, Gea masih asing dengan suasana itu, ia melihat Neneknya makan dengan sangat anggun. Kedua orang tuanya juga makan tanpa bicara sepatah apapun. Akan tetapi, Gea belum melihat Vella pagi itu."Mbak? Panggil Vella untuk sarapan," perintah Nenek."Baik, Nyonya besar." jawab Mbak Ning (Asisten pribadi Nenek).Tak lama setelah itu, Vella keluar dari kamarnya. Anehnya ia menggunakan syal pagi itu, bahkan cuaca pun juga tidaklah dingin. Gea sebenarnya sudah menduga jika Vella menutupi cupang di lehernya, sebab ia melihat Aldi melompat dari kamarnya semalam. Tida

    Last Updated : 2021-03-01
  • Sweet Passion   Kehamilan Vella

    Ale melanjutkan perjalananya. Sampailah mereka kesebuah rumah yang sangat indah nan asri. Rumah sederhana dengan di penuhi tanaman bunga yang cantik."Wah, Om … ini rumah siapa?" tanya Gea memandang keseluruhan tempat."Mulai saat ini kau harus memanggilku dengan namaku. Aku tidak suka dipanggil dengan sebutan itu, Ge," kesal Ale."Memangnya kenapa jika aku memanggilmu dengan sebutan, Om?" ledek Gea."Setiap kali kau memanggilku dengan sebutan itu. Hawanya … inginku mentransfer mulu ke rekeningmu!"Ale kembali menarik tangan Gea dan memasukkannya ke dalam kamar di rumah itu. Lagi-lagi Ale berbuat kasar kepada Gea. Entah kenapa Gea merasa jika ada yang aneh dengan Ale.Tak ada hal membahayakan lainnya yang dilakukan Ale. Dia hanya mengurung Gea di kamar tanpa melakukan apapun."Woy!"

    Last Updated : 2021-03-01
  • Sweet Passion   Kehamilan Vella Yang Masih Misteri.

    Vella menolak mengugurkan bayinya. Menurutnya, itu adalah lambang cinta dengan Aldi, lelaki yang sangat ia cintai."Kamu nggak mau? Kalau begitu kamu pergi dari sini!" usir Nenek."Ibu, ibu kenapa jadi begini, sih?" Rendra ingin menengahi permasalahan itu. "Saat ini, Vella itu butuh dukungan dari kita, bukan malah kita menambah beban hidupnya lagi dengan mengusirnya dari rumah, Bu ...." imbuhnya.Nenek menepis tangan Rendra."Apa? Dukungan? Rendra! Anakmu ini hamil sebelum menikah! Malah suruh mendukung, kamu sudah gila?" sulut Nenek."Vella tetap harus di rumah ini!" hardik Rendra."Vella ... masuk ke kamar! Kita akan bicarakan ini nanti," lanjutnya."Rendra!" bentak Nenek."Aku berusaha menjadi ayah yang bijak, Buk. Aku lelah sekali hari ini, jadi biarkan aku istirahat dulu dan kita bicarakan hal ini esok hari," jelas Rendra.Rendra pergi dari ruangan itu dan menyendir

    Last Updated : 2021-03-02
  • Sweet Passion   Menggoda Gea.

    "Kak Ale ….""Jangan seperti ini, dong? Aku kan jadi takut," lirih Gea.Alih-alih memelas, Gea malah membuat Ale semakin bergairah. Tubuh Ale seperti bergetar melihat posisi menggairahkan tubuh Gea. Seperti kucing yang menggeliat ingin di elus-elus."Kamu yang harus menanggung, siapa suruh kamu mancing-mancing nafsuku," goda Ale."Aku nggak mau, Kak!" Gea mendorong tubuh Ale dengan sekuat tenaga."Aku ini masih sekolah tau. Lepasin aku, Kak …." suara Gea semakin mengecil dan akhirnya hanya memejamkan matanya.Tangannya tidak memberontak lagi. Ale pun mencium pipi Gea dengan lembut. Gea menangis lirih, air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Ale yang menyadari gadis kecilnya menangis, langsung melepas tangannya dan meminta maaf. Ia tak menyangka jika candaannya membuat Gea ketakutan."Hey,

    Last Updated : 2021-03-04

Latest chapter

  • Sweet Passion   Mutiara Mendapat Masalah Lagi

    "Aku iri denganmu, Mut," kata Bella mengemudi sedikit pelan."Iri kenapa?" tanya Mutiara."Kamu begitu menyayangi adikmu, begitu juga sebaliknya. Persaudaraan kalian juga begitu dekat. Aku, mana ada saudara, punya saudara satu aja di jauhkan dariku," ungkap Bella menatap Mutiara."Aku kan ada di sini sekarang. Jangan sedih lagi ya, masih ada kesempatan buat kita main, kok, hehehe …." Mutiara sangat berhati besar. Ia mampu menerima Bella sebagai saudaranya dengan mudah.Sesampainya di kampus, Mutiara sudah ditunggu oleh sahabatnya. Mereka seperti tak bisa dipisahkan. Jesica menyapanya dan melambaikan tangan juga kepada Bella."Pagi, sista ... tumben nggak bawa kendaraan sendiri, siapa dia?" sapa Jesica sekaligus bertanya.

  • Sweet Passion   Kepergian Nathan Yang Mendadak

    Hal mengejutkan terjadi ketika mereka bertiga kembali ke rumah. Bendera kuning, tenda yang sudah berdiri dan tetangga rumah semua datang dengan baju hitam-hitam. Mutiara langsung melepas genggaman tangan Ale, begitu juga Ivan yang melepaskan rangkulannya."Papa!"Baik Mutiara maupun Ivan sudah tahu tentang keadaan Tuan Nathan akhir-akhir itu. Tuan Nathan sering merasakan sakit, merasa dingin dan juga wajahnya selalu terlihat pucat ketika mereka bersama. Mutiara dan Ivan langsung berlari masuk ke rumah.Benar saja, Tuan Nathan sudah terbaring kaku di selimuti kain jarik. Di sampingnya, Gea terlihat sedang menangis dan berusaha tenang atas kepergian Tuan Nathan. Penyakit Tuan Nathan kembali kambuh saat Ale mengajak anak-anak pergi jalan-jalan."Papa!""Papa

  • Sweet Passion   Kebersamaan

    Malam bertabur bintang. Ale sedang mengajak Mutiara, sang putri berjalan-jalan mengitari kota hanya berdua saja. Dengan tenang, Gea dan Tuan Nathan mengizinkan anak dan Ayah itu menghabiskan waktu bersama."Jadi, pacar baruku … Malam ini kita mau makan apa?" canda Mutiara."Hello Tuan putri. Terserah Tuan putri mau makan apa malam ini. Semuanya, akan aku Ayah turuti apa maumu," jawab Ale."Ayah, bisakah kita terus menghabiskan waktu bersama?" tanya Mutiara."Tentu saja!""Lalu bagaimana dengan Bella? Bukankah dia juga anak Ayah selama ini?""Aku bertemu dengan Bella hanya setahun sekali. Lagi pula, dia sudah menemukan Ayahnya. Kenapa pula harus repot?"Sejak hari itu, pulang pergi ke kampus, Mutiara dan Ivan selalu bersama dengan Ale. Mereka juga menghabiskan waktu bertiga bak Ayah dengan sepasang anak

  • Sweet Passion   Syahdu

    Dikarenakan mobil Ale sedang mogok, terpaksa Ale bersama dengan Gea dan Ivan pulang naik taksi. Ketika dalam perjalanan, sengaja Ivan duduk di depan, agar Gea dan Ale leluasa mengobrol.Tetap saja, Gea hanya diam saja, bahkan mengalihkan pandangannya dari Ale. Hal itu membuat Ivan sedih, karena terlihat sangat jelas jika Mamanya masih menyimpan rasa dendam terhadap Ayah dari kakaknya itu."Kita sudah sampai, biarkan barangnya aku yang bawa. Mama bisa mengajak Ayah Ale masuk lebih dulu." ujar Ivan turun lebih dulu.Awalnya, Ale sangat canggung jika harus mampir di rumah mantan istrinya. Terlebih, ia masih sangat mencintai mantan istrinya itu.Namun, demi bisa bertemu dengan Mutiara, ia harus menghilangkan rasa gengsi yang selalu tertanam dalam hatinya."Ini kesempatanku. Supaya aku bisa minta maaf kepada putriku, atas selama ini … aku tidak pernah menjenguknya." gumam

  • Sweet Passion   Pertemuan Gea dengan Ale.

    "Sakit? Tangan ini kan yang kau gunakan untuk menamparku?" tanya Mutiara dengan santai. Beberapa temannya mulai membantu lagi. Lelaki itu dilepas olehnya. Mutiara kembali menarik tangan teman dari lelaki itu sebagai jaminan supaya lelaki yang menamparnya mau meminta maaf kepadanya. "Apa kau tidak tau? Dia ini adalah Anggara, anak dari kepala yayasan kampus ini. Apakah kau ingin mencari ribut dengannya?" ucap salah satu temannya. "Aku nggak mau tau siapa dia. Jika dia anak kepala yayasan, lantas … aku harus gimana?" sahut Mutiara masih santai. Anggara membantu melepaskan temannya dari cengkraman Mutiara. Dengan sengaja Mutiara melepaskan dan membuat cowok mesum tadi tersungkur ke tanah. "Segini doang?" tanya Mutiara meremehkan mereka. "Otak kalian berdua kosong, gaya sok preman, berani sentuh sahabatku pula. Beruntung kalian nggak masuk rumah sakit hari ini. Ayo

  • Sweet Passion   Lembaran Baru Kisah Mutiara

    "Selamat pagi Tante," sapa Jesica pagi itu."Eh, Jesi, ya? Pagi, sayang. Kuliah di sini juga?" tanya Gea dengan ramah."Iya, dong. Kan aku sama Muti udah klop banget, susah mau jauh, Tante!" seru Jesica memulai celoteh tak berfaedahnya.Jesica adalah sahabat satu-satunya Mutiara sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Di kampus, mereka juga akan menjadi teman seperjuangan lagi dalam menganyam pendidikan."Kamu datang sendirian?" lanjut Gea."Sama Mama tadi. Cuma, langsung ke butik," jawab Jesica. "Anaknya di tinggal saja, Tante. Akan aman bersamaku, percayalah!" imbuhnya dengan senyum konyolnya.Gea menatap putrinya. Ia tidak menyangka jika putrinya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik

  • Sweet Passion   Menemukan Fakta

    Pertemuan antara anak dan ayah ini juga sangat mengharukan. Dalam sekejap, Bella berubah menjadi gadis yang baik. Perihal racun itu, Tuan Nathan dan juga Gea sudah memaafkannya, Gea memberikan kesempatan Bella supaya bisa berubah."Kenapa kalian tidak marah kepadaku?" tanya Bella dengan wajah bersalah.Gea tersenyum, kemudian membelai rambutnya dengan lembut. Ia berkata, "Sudahlah, kamu membenci kami juga karena kamu berpikir kami akan memisahkanmu dari Papa Ale-mu, bukan?""Tenang saja, kakakku, dan kedua orang tuaku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaanmu, Kak Bella," imbuh Ivan memberikan makanan baru yang ia bawa bersama dengan pelayan.Bella benar-benar merasa malu dengan Gea. Ia membenci Gea tanpa alasan yang belum tentu terjadi. Malam itu, Bella tak perlu ke hotel untuk istirahat. Aldi de

  • Sweet Passion   Hancurnya Kedengkian Bella

    Sebelum Mutiara masuk ke mobil, ia menghampiri Rico dan meminta maaf jika dirinya selalu mengacuhkannya. Kejadian malam itu, membuat Mutiara sadar, jika dirinya memang jatuh cinta kepada pria yang beberapa minggu terakhir dekat dengan dirinya itu."Selamat tinggal, Rico. Jika aku ada salah, aku mohon maafkan kesalahanku, baik di sengaja atau tidak," ucap Mutiara tanpa menatap menatap mata Rico."Jangan pernah mengucapkan kata selamat tinggal jika di hati kita masih berharap pertemuan. Maafkan aku karena waktu itu aku sudah mengecewakanmu, Mutia. Aku benar-benar menyesal. Maafkan aku." Rico memberikan sesuatu di tangan Mutiara.Kali ini, tatapan Mutiara penuh dengan arti untuk Rico. Ia hanya berharap, jika rasa sukanya hanya sekadar angin lalu saja. Tapi masa-masa SMA tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, masa-masa indah y

  • Sweet Passion   Andai Waktu ....

    "Sial! Apa yang sudah aku lakukan?" umpat Rico menyalahkan dirinya sendir. "Sekarang, apa yang akan Mutia pikirkan tentangku? Kenapa aku sangat gegabah?"Rico terus menyalahkan dirinya sendiri. Sementara itu, Mutiara tengah kesulitan mengatur debaran jantung yang tak seperti biasanya. Jantungnya berdebar hebat, apalagi ketika Rico menyentuh kulit dada miliknya."Kenapa jantungku berdegup cepat begini?" gumamnya. "Sebenarnya … rasa apa yang kurasakan saat ini. Lalu, kenapa ketika Rico menciumku, aku hanya bisa diam dan tidak menolak?" ujarnya menyentuh tanda merah yang diukir oleh Rico."Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Apa aku jatuh cinta kepadanya? Tapi apa yang membuatku jatuh cinta dengannya?"Pertanyaan-pertanyaan kecil selalu muncul dalam pikirannya. Mutiara tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, yang ia rasakan hanyalah debaran jantung yang cepat dan juga rasa kegelisah

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status