Beranda / Romansa / Sweet Passion / Warisan Hati Zaka

Share

Warisan Hati Zaka

Penulis: Pena Indah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-02-27 22:08:38

Malam itu pertama kalinya bagi Gea tidur di kasur yang sangat empuk dan nyaman. Ruangan ber-AC dan sangatlah nyaman dari kamar sebelumnya. Ia terus menatap ke seluruh ruangan. Setiap sudut ia pandangi dengan jelas. Begitu indah dan cantik kamar miliknya. 

Di sisi lain, Ale juga masih terus kepikiran dengan Gea. Ia selalu memikirkan Gea setelah acara usai, namanya mungkin masih asing baginya. Namun, tidak dengan jantungnya yang terus berdebat dj kala ia memikirkan Gea.

Tok ... tok ... tok.... 

Suara pintu diketuk, ialah Mama Ale yang mengetuk. Ia hendak menanyakan bagaimana kondisi Ale yang sekarang setelah melakukan operasi jantung. 

"Bagaimana jantung kamu?"

"Kenapa harus Zaka, sih, Ma? Ak memang tidak menyukai keberadaannya. Tapi, aku juga tidak tega jika jantungnya di donorin untukku!" desis Ale.

"Itu permintaannya yang terakhir, Ale. Lihatlah, ini ponselnya. Katanya, ada sesuatu yang harus kamu ketahui dari ponsel ini. Paswordnya ada di belakang casing ini," Mamanya memberikan ponsel itu kepada Ale. 

"Ma …." panggil Ale. 

Mamanya menoleh, kemudian tersenyum dengan sedikit terpaksa. 

"Iya, Nak. Ada apa?" tanya Mamanya. 

"Gadis cilik … em, maksudku, Gea. Dia siapa, sih?" tanya Ale. "Kenapa, aku selalu merasa jika Gea itu ada ikatan sama jantung ini," imbuhnya. 

Mamanya mendekat, ia mengeluarkan selembar kertas putih yang ia lipat menjadi lipatan kecil. Surat itu pemberian dari Zaka. Semua ia ungkap juga di surat itu. 

"Dari Zaka. Selamat malam, tidurlah!" ucap Mamanya. 

Mama Zaka memang sangat menyayanginya. Ia lebih mencintai Zaka dibandingkan dengan Ale. Mereka satu Ayah beda ibu. Namun, memang sejak kecil Ale sudah di rawat oleh Mamanya yang sekarang. Jadi, ia terlihat begitu dekat dengan Mamanya. 

Ale sangat membenci kehadiran Zaka. Pasalnya, Zaka mencuri semua perhatian orang yang di dekat Ale saat kelahirannya. Ale juga selalu menganggap, Zaka-lah penyebab kematian Ayahnya. 

Rey membuka dan membaca surat dari Zaka.

~Hai Kak Ale. 

Pas baca surat ini ... kita sudah tak bisa bertemu lagi. Maafkan aku, aku merebut kasih sayang Papa dan Maka dirimu. Tapi bukan aku penyebab meninggalnya Papa, Kak. Tolong percaya padaku! 

Oh, iya, Kak. Sebentar lagi … jantungku akan di pasang di dalam diri Kakak. Aku akan tetap selalu hidup bersama dengan Kakak menjaga Mama. 

Kak, 

Aku memiliki seseorang yang sangat aku cintai. Namanya Gea Gladys. Dia baru saja menemukan keluarganya. Gea gadis yang sangat cantik dan ceria. Tolong ... jaga dia untukku. Gantikan posisiku di dirinya. Aku sangat mencintanya. Tolong jaga dia. Terima kasih, aku menyayangimu, Kak Ale. 

Zaka~

***

Usai membaca surat itu, Ale hanya menyediakan mata saja. Dia memang tidak bisa menangis, tapi ia merasakan apa yang Zaka rasakan. Tangannya mengepal, dan bibirnya menahan emosi yang sangat dalam. Sebelumnya, Ale sudah pernah jatuh cinta. Namun wanita yang ia cintai menghianatinya. 

Sedikit saja, Ale sudah bersumpah untuk tidak mencintai wanita lagi dalam hidupnya. Meskipun ia harus menjalani pernikahan, itu hanya akan menjadikan kompromi saja dalam hidupnya. 

"Gea. Gea Gladys, adik kandung Vella. Dia ingin menjaga gadis ini, baiklah ... ini sangat menarik untukku, Zaka!"

Ale juga membaca semua diary adiknya tersebut. Kemudian, membuka ponsel Zaka. Terdapat wallpaper dalam layar ponselnya dengan foto dirinya dan Gea. Foto itu diambil setelah mereka resmi jadian, beberapa jam sebelum Zaka pergi untuk selamanya. 

Setelah menatap layar ponselnya, Ale ingin menemukannya nomor Gea di kontaknya. Berulang kali Ale cari nomor Gea, tetap saja tidak ketemu. Setelah terus mencari, akhirnya ia menemukan nomor Gea dalam kontak Zaka dengan diberi nama lain. 

"Cintaku Gea, ini nomor anak kecil itu," gumam Ale. 

"Jantung ini lagi. Sekarang aku mengerti, kenapa setiap aku menyebut nama Gea … jantungku selalu berdegup kencang," imbuhnya dengan menyentuh dadanya. 

Itu membuatnya tidak nyaman. Jantungnya terus berdebar ketika menyebutkan nama Gea di hati dan bibirnya. Mengingat semua surat dan kisah cinta Gea dan Zaka membuatnya tak bisa memadamkan matanya dengan rileks. 

Pikirannya terus dihantui oleh wajah Gea. Merasa tak tahan lagi, Ale menelpon Gea tepat ditengah malam. Ale tidak perduli akan diangkat atau tidaknya. Ia tetap menelpon Gea, janji jantungnya akan berhenti berdebar. 

Rupanya, sekali saja Ale menelpon, Gea sudah mengangkatnya. 

"Siapa ini? " tanya Gea. 

Tentu saja Ale menjadi kebingungan. Ia sama sekali belum pernah gugup ketika bicara dengan siapapun. Berbeda dengan Gea yang rasanya hanya ingin mendengar suaranya saja. 

"Hallo, ini siapa? Jika masih tidak ada jawaban ... aku tutup yaa ... ganggu tau!" kesal Gea. 

"Ini aku, Ale." sahut Ale dengan cepat karena takut ditutup telponnya. 

"Ale?"

"Ale siapa, yang mana? Nggak usah ngadi-ngadi, deh!" 

"Aku tak punya teman bahkan peliharaan pun bernama Ale. Jika hanya menggangguku, aku tutup telfonmu, dasar pengganggu!" hardik Gea. 

"Aku Ale, kakaknya Zaka! Hey, tak bisakah kau mengenali suaraku?" bentak Ale. Tapi telponnya sudah di tutup oleh Gea. 

Ia tak menyangaka, jika Gea akan menyamakan dirinya dengan peliharaan. Tentu saja ia menjadi kesal. Gea memang sangat cuek kepada lelaki yang belum ia kenal. 

"Dasar bocah, kalau bukan karena Zaka ... males banget hubungin, ini bocah!" umpatnya. 

Di kamarnya, Gea terlihat sangat kesal sendiri. Ia baru saja memejamkan mata setelah stres belajar mempersiapkan ujian esok hari. Ia juga sudah meninggalkan pelajaran selama seminggu. Itu sudah sangat membuat Gea sangat stres. Kini, harus diganggu oleh kedatangan Ale dalam hidupnya. 

"Siapa, sih, tadi yang telfon? Dia bilang namannya Ale." gumamnya. 

"Ale … Ale siapa? Tunggu, apakah itu … jangan-jangan si pria bodoh itu lagi, idih!" langsung Gea mengetahui siapa pria itu. 

Ia langsung membayangkan, betapa marahnya Ale ketika dirinya mengatakan … kalau hewan peliharaan bernama Ale pun dia juga tidak memilikinya. 

"Mampus!"

"Hey, kenapa aku harus takut? Siapa dia? Pacar bukan, suami bukan, ayah juga bukan. Huh, stay cool baby, biarkan saja,"

"Tapi, bagaimana kalau dia bilang ke Kak Vella, atau malah langsung kepada Nenek? Anjir bisa digiling aku,"

"Omo! Sebaiknya aku telpon balik dia," gumamnya meraih ponselnya.

Gea mencoba menelpon nomor itu, memastikan lagi jika pria yang menelponnya memang benar Ale kakak dari Zaka. Akan tetapi, Ale tidak juga mengangkat telpon dari Gea. 

Sudah menelpon sebanyak puluhan kali, Ale masih saja tidak mengangkatnya. Gea semakin geram, ia menjadi yakin jika memang yang menelponnya adalah Ale. Keputusaan sudah menguasai emosinya. Akhirnya ia mengirim pesan kepada Ale. 

[Ini Om Ale, ya? Eh Tuan Ale, 'kan? Hehehe, maaf ya. Nggak bermaksud gimana-gimana, aku tadi kesal saja karena Om, eh Tuan, tidak segera menjawab. Maaf sudah menyamakan dirimu dengan peliharaan, maaf banget. Gea.]

15 menit berlalu, pesan dari Gea belum juga di balas oleh Ale. Padahal terlihat jelas jika Ale sudah membacanya. Gea mulai kesal, ia bersumpah tak ingin bertemu dengan laki-laki dingin dan menyebalkan lagi seperti Ale.

Frustasi kedua membuat Gea muak. Ia akan memejamkan matanya dan enggan mengangkat telpon dari Ale lagi, jika suatu saat Ale menelpon kembali. 

Kling ... kling ... kling.... 

Beberapa pesan masuk membuatnya tak bisa tidur. Ia sangat emosi saat Ale mengganggunya seperti itu. 

"Tuhanku. Siapa lagi ini, kenapa semua orang menggangguku hari ini! Ah kejam!" teriak Gea menggulingkan ke kanan-kiri tubuhnya ke kasur. Lalu, memeriksa ponselnya. 

Ia terkejut dengan nomor yang tadi ngaku Ale sudah membalas pesannya.

"Aih, koran? Kenapa nggak sekalian aja dia kirim email. Dasar orang tua! Kuno, nyebelin!" umpat Gea semakin menjadi.

[Gea? Benarkah kamu Gea, mantan pacar Zaka, 'kan? Adiknya Vella. Putri kedua dari keluarga Rendra?]

[Baca baik-baik, ya, bocah nakal ... aku sama sekali tak tertarik padamu. Ingat itu! Tapi ini semua demi Zaka, demi Zaka!]

[Besok kamu harus temui aku. Atau aku akan menjemputmu di sekolah! Jangan kemana-mana setelah sekolah, atau kamu akan tau akibatnya bocah nakal!]

[Ingat dengan memanggilku Tuan Ale/Pria Tampan. Jangan memanggilku dengan sebutan, Om. Aku sangat tidak menyukainya. Simpan nomorku. Besok aku hubungi kamu lagi. Selamat Malam!]

Isi pesan berikut.

Tentu saja membuat Gea kaget, kenapa ia harus menemui Ale? Gea terus bertanya-tanya, apa yang akan ia sampaikan kepadanya, dengan membawa nama Zaka di percakapan mereka. Meski begitu, Gea tidak bisa menolaknya, karena Ale menggunakan nama Zaka untuk membuat janji.

"Apa aku harus menemuinya? Untuk apa? Tapi dia menggunakan nama Pak Zaka. Apa ada hal penting yang akan ia sampaikan mengenai Pak Zaka? Aku harus tunggu kabar darinya besok." gumamnya. 

Kreseeekkkk...

Terdengar suara orang menginjak semak-semak di luar. Gea langsung tanggap, memeriksannya lewat jendela kamarnya. Nampak dari jauh, ia melihat sosok laki- laki yang tak asing baginya. Melompat dari kamar Vella. 

"Kak Aldi?" 

Bab terkait

  • Sweet Passion   Paksaan dari Ale

    "Kak Aldi? Apa yang dia lakukan? Kenapa bisa lompat dari kamar, Kak Vella? Apa peduliku, itu bukan urusanku. Mending aku sambung tidur saja, aku sangat lelah untuk malam ini, huaamm …." ucap Gea.Gea menyambung tidurnya kembali. Ia harus sekolah besok pagi. Keesokan harinya, Gea sudah bangun sangat pagi dan membantu Si Mbok di dapur menyiapkan sarapan untuk semua orang.Ketika di meja makan, Gea masih asing dengan suasana itu, ia melihat Neneknya makan dengan sangat anggun. Kedua orang tuanya juga makan tanpa bicara sepatah apapun. Akan tetapi, Gea belum melihat Vella pagi itu."Mbak? Panggil Vella untuk sarapan," perintah Nenek."Baik, Nyonya besar." jawab Mbak Ning (Asisten pribadi Nenek).Tak lama setelah itu, Vella keluar dari kamarnya. Anehnya ia menggunakan syal pagi itu, bahkan cuaca pun juga tidaklah dingin. Gea sebenarnya sudah menduga jika Vella menutupi cupang di lehernya, sebab ia melihat Aldi melompat dari kamarnya semalam. Tida

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-01
  • Sweet Passion   Kehamilan Vella

    Ale melanjutkan perjalananya. Sampailah mereka kesebuah rumah yang sangat indah nan asri. Rumah sederhana dengan di penuhi tanaman bunga yang cantik."Wah, Om … ini rumah siapa?" tanya Gea memandang keseluruhan tempat."Mulai saat ini kau harus memanggilku dengan namaku. Aku tidak suka dipanggil dengan sebutan itu, Ge," kesal Ale."Memangnya kenapa jika aku memanggilmu dengan sebutan, Om?" ledek Gea."Setiap kali kau memanggilku dengan sebutan itu. Hawanya … inginku mentransfer mulu ke rekeningmu!"Ale kembali menarik tangan Gea dan memasukkannya ke dalam kamar di rumah itu. Lagi-lagi Ale berbuat kasar kepada Gea. Entah kenapa Gea merasa jika ada yang aneh dengan Ale.Tak ada hal membahayakan lainnya yang dilakukan Ale. Dia hanya mengurung Gea di kamar tanpa melakukan apapun."Woy!"

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-01
  • Sweet Passion   Kehamilan Vella Yang Masih Misteri.

    Vella menolak mengugurkan bayinya. Menurutnya, itu adalah lambang cinta dengan Aldi, lelaki yang sangat ia cintai."Kamu nggak mau? Kalau begitu kamu pergi dari sini!" usir Nenek."Ibu, ibu kenapa jadi begini, sih?" Rendra ingin menengahi permasalahan itu. "Saat ini, Vella itu butuh dukungan dari kita, bukan malah kita menambah beban hidupnya lagi dengan mengusirnya dari rumah, Bu ...." imbuhnya.Nenek menepis tangan Rendra."Apa? Dukungan? Rendra! Anakmu ini hamil sebelum menikah! Malah suruh mendukung, kamu sudah gila?" sulut Nenek."Vella tetap harus di rumah ini!" hardik Rendra."Vella ... masuk ke kamar! Kita akan bicarakan ini nanti," lanjutnya."Rendra!" bentak Nenek."Aku berusaha menjadi ayah yang bijak, Buk. Aku lelah sekali hari ini, jadi biarkan aku istirahat dulu dan kita bicarakan hal ini esok hari," jelas Rendra.Rendra pergi dari ruangan itu dan menyendir

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-02
  • Sweet Passion   Menggoda Gea.

    "Kak Ale ….""Jangan seperti ini, dong? Aku kan jadi takut," lirih Gea.Alih-alih memelas, Gea malah membuat Ale semakin bergairah. Tubuh Ale seperti bergetar melihat posisi menggairahkan tubuh Gea. Seperti kucing yang menggeliat ingin di elus-elus."Kamu yang harus menanggung, siapa suruh kamu mancing-mancing nafsuku," goda Ale."Aku nggak mau, Kak!" Gea mendorong tubuh Ale dengan sekuat tenaga."Aku ini masih sekolah tau. Lepasin aku, Kak …." suara Gea semakin mengecil dan akhirnya hanya memejamkan matanya.Tangannya tidak memberontak lagi. Ale pun mencium pipi Gea dengan lembut. Gea menangis lirih, air matanya mulai mengalir membasahi pipinya. Ale yang menyadari gadis kecilnya menangis, langsung melepas tangannya dan meminta maaf. Ia tak menyangka jika candaannya membuat Gea ketakutan."Hey,

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-04
  • Sweet Passion   Tidur Bersama (Gea dan Ale)

    Bruak!Pintu di tutup oleh Ale sangat keras. Ia sangat marah karena Gea tidak mau menurut dengannya. Ale hanya ingin, Gea mau bersamanya sementara waktu. Agar ia bisa dengan mudah menjaga Gea sesuai dengan wasiat Zaka."Sakit, Kak!" rintih Gea. "Bisa nggak, sih, Kak Ale itu lebih lembut memperlakukanku?" Kesal Gea."Lebih lembut? Memangnya yang lebih lembut itu yang bagaimana?" goda Ale. Ale sangat suka menggoda Gea, karena Gea selalu terlihat lucu ketika dirinya menggodanya."Ya, jangan ... em jangan tarik-tarik gitu, dorong-dorong itu juga janganlah!" ucap Gea merasa gugup, karena Ale mulai mendekatinya lagi."Kak, jangan kayak gini, dong …," Gea mulai takut, saat Ale menyentuh bahunya.Bukan hanya di bahu, Ale juga menyentuh pinggang Gea dengan lembut. Tentu saja membuat Gea menggeliat, namun Ale malah men

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-18
  • Sweet Passion   Desas Desus Hubungan Gea dan Ale.

    Cahaya mentari pagi menerobos masuk melalui celah ventilasi dan menembus gorden tipis kamar pribadi di hotel milik Ale. Saat ini, posisi tidur Gea berada di zona bahaya, tangannya masuk kedalam celana Ale saat itu.Jarum jam terus saja berputar, Ale sudah tak tahan lagi dengan posisi alat tempurnya yang tegak, siap siaga akan kerang masuk ke dalam lubang. Sudah beberapa kali juga ia membangunkan Gea, tetapi tetap saja gadis kecilnya tidak bangun juga. Tangannya terus saja memegangi adik kecil milik Ale sembari di cubit-cubit di bagian kepalanya."Astaga, semakin mengeras. Kenapa juga bisa begitu, sih? Sadar diri kalau nih anak masih bocil!" kesal Ale dalam hati.Kembali Ale terus berusaha membangunkan Gea. Namun, Gea masih saja enggan untuk bangun. Bahkan seorang malah menggesek-gesekkan pipinya di lengan Ale. Perlahan, Gea membuka matanya, melihat sekeliling kamar yang indah, rapi nan bersih.

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-23
  • Sweet Passion   Isu Di Sekolah.

    "Hey, lihat! Pemeran utama kita telah datang!" sorak Aurel menepuk tangannya ke meja.Semua murid menatap ke arah Gea dengan tatapan penuh tanda tanya. Semua telah terhasut oleh isu Aurel yang mengatakan jika Gea memiliki sugar daddy, dan merebut tunangan dari kakaknya."Aurel!" teriak Leni."Jika kamu tidak tau apa-apa, mendingan kamu diem aja. Bacot, lu!" sulut Azka membela Gea."Eh, asal kalian berdua tau aja nih. Sahabat lu ini pelakor!" Aurel tetap saja memfitnah Gea."Pelakor kayak dia seharusnya di depak dari sekolah. Buat malu aja ih, jijik banget. Udah berapa kali lu di booking sama tuh Sugar Daddy lu?" hina Aurel."Apaan, sih? Eh, lampir, lu kan yang menjadi peliharaan sugar daddy? Ngaku aja deh, lu!" Azka sudah emosi dengan pernyataan Aurel yang terus memojokkan Gea sebagai pelakor.Aurel mengepalkan tangannya, ia hendak mengelak apa yang dikatakan Azka kepadanya. Namun memang benar jika i

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-29
  • Sweet Passion   Hubungan Baru.

    Dalam mobil, Gea masih saja memanyunkan bibirnya. Ale menebak jika Gea saat ini tengah marah kepadanya. Ia menanyakan apa yang membuat Gea marah kepadanya."Kenapa sejak keluar sekolah, kamu terus memanyunkan bibirmu itu?" tanya Ale."Mereka semua menganggap diriku simpanan om-om dan menjadi pelakor dari kakakku sendiri, bagaimana aku tidak kesal?" ungkap Gea."Hey, bukankah kamu wanita yang tegar? Kenapa harus bersedih jika kamu tidak melakukan semua itu?""Memangnya, Kak Ale yakin mau menikahi aku?" dengan tatapan yang penuh harap, Gea berharap tidak mendengar jawaban yang membuatnya sakit hati."Kan aku sudah bilang, aku akan menikahi dirimu. Aku juga janji akan menjagamu sampai nanti," jelas Ale. "Kenapa? Apakah kamu berubah pikiran?"Gea menggelengkan kepala, kemudian bertanya kembali, "Kapan itu? Kapan kau akan menikahi diriku?

    Terakhir Diperbarui : 2021-03-31

Bab terbaru

  • Sweet Passion   Mutiara Mendapat Masalah Lagi

    "Aku iri denganmu, Mut," kata Bella mengemudi sedikit pelan."Iri kenapa?" tanya Mutiara."Kamu begitu menyayangi adikmu, begitu juga sebaliknya. Persaudaraan kalian juga begitu dekat. Aku, mana ada saudara, punya saudara satu aja di jauhkan dariku," ungkap Bella menatap Mutiara."Aku kan ada di sini sekarang. Jangan sedih lagi ya, masih ada kesempatan buat kita main, kok, hehehe …." Mutiara sangat berhati besar. Ia mampu menerima Bella sebagai saudaranya dengan mudah.Sesampainya di kampus, Mutiara sudah ditunggu oleh sahabatnya. Mereka seperti tak bisa dipisahkan. Jesica menyapanya dan melambaikan tangan juga kepada Bella."Pagi, sista ... tumben nggak bawa kendaraan sendiri, siapa dia?" sapa Jesica sekaligus bertanya.

  • Sweet Passion   Kepergian Nathan Yang Mendadak

    Hal mengejutkan terjadi ketika mereka bertiga kembali ke rumah. Bendera kuning, tenda yang sudah berdiri dan tetangga rumah semua datang dengan baju hitam-hitam. Mutiara langsung melepas genggaman tangan Ale, begitu juga Ivan yang melepaskan rangkulannya."Papa!"Baik Mutiara maupun Ivan sudah tahu tentang keadaan Tuan Nathan akhir-akhir itu. Tuan Nathan sering merasakan sakit, merasa dingin dan juga wajahnya selalu terlihat pucat ketika mereka bersama. Mutiara dan Ivan langsung berlari masuk ke rumah.Benar saja, Tuan Nathan sudah terbaring kaku di selimuti kain jarik. Di sampingnya, Gea terlihat sedang menangis dan berusaha tenang atas kepergian Tuan Nathan. Penyakit Tuan Nathan kembali kambuh saat Ale mengajak anak-anak pergi jalan-jalan."Papa!""Papa

  • Sweet Passion   Kebersamaan

    Malam bertabur bintang. Ale sedang mengajak Mutiara, sang putri berjalan-jalan mengitari kota hanya berdua saja. Dengan tenang, Gea dan Tuan Nathan mengizinkan anak dan Ayah itu menghabiskan waktu bersama."Jadi, pacar baruku … Malam ini kita mau makan apa?" canda Mutiara."Hello Tuan putri. Terserah Tuan putri mau makan apa malam ini. Semuanya, akan aku Ayah turuti apa maumu," jawab Ale."Ayah, bisakah kita terus menghabiskan waktu bersama?" tanya Mutiara."Tentu saja!""Lalu bagaimana dengan Bella? Bukankah dia juga anak Ayah selama ini?""Aku bertemu dengan Bella hanya setahun sekali. Lagi pula, dia sudah menemukan Ayahnya. Kenapa pula harus repot?"Sejak hari itu, pulang pergi ke kampus, Mutiara dan Ivan selalu bersama dengan Ale. Mereka juga menghabiskan waktu bertiga bak Ayah dengan sepasang anak

  • Sweet Passion   Syahdu

    Dikarenakan mobil Ale sedang mogok, terpaksa Ale bersama dengan Gea dan Ivan pulang naik taksi. Ketika dalam perjalanan, sengaja Ivan duduk di depan, agar Gea dan Ale leluasa mengobrol.Tetap saja, Gea hanya diam saja, bahkan mengalihkan pandangannya dari Ale. Hal itu membuat Ivan sedih, karena terlihat sangat jelas jika Mamanya masih menyimpan rasa dendam terhadap Ayah dari kakaknya itu."Kita sudah sampai, biarkan barangnya aku yang bawa. Mama bisa mengajak Ayah Ale masuk lebih dulu." ujar Ivan turun lebih dulu.Awalnya, Ale sangat canggung jika harus mampir di rumah mantan istrinya. Terlebih, ia masih sangat mencintai mantan istrinya itu.Namun, demi bisa bertemu dengan Mutiara, ia harus menghilangkan rasa gengsi yang selalu tertanam dalam hatinya."Ini kesempatanku. Supaya aku bisa minta maaf kepada putriku, atas selama ini … aku tidak pernah menjenguknya." gumam

  • Sweet Passion   Pertemuan Gea dengan Ale.

    "Sakit? Tangan ini kan yang kau gunakan untuk menamparku?" tanya Mutiara dengan santai. Beberapa temannya mulai membantu lagi. Lelaki itu dilepas olehnya. Mutiara kembali menarik tangan teman dari lelaki itu sebagai jaminan supaya lelaki yang menamparnya mau meminta maaf kepadanya. "Apa kau tidak tau? Dia ini adalah Anggara, anak dari kepala yayasan kampus ini. Apakah kau ingin mencari ribut dengannya?" ucap salah satu temannya. "Aku nggak mau tau siapa dia. Jika dia anak kepala yayasan, lantas … aku harus gimana?" sahut Mutiara masih santai. Anggara membantu melepaskan temannya dari cengkraman Mutiara. Dengan sengaja Mutiara melepaskan dan membuat cowok mesum tadi tersungkur ke tanah. "Segini doang?" tanya Mutiara meremehkan mereka. "Otak kalian berdua kosong, gaya sok preman, berani sentuh sahabatku pula. Beruntung kalian nggak masuk rumah sakit hari ini. Ayo

  • Sweet Passion   Lembaran Baru Kisah Mutiara

    "Selamat pagi Tante," sapa Jesica pagi itu."Eh, Jesi, ya? Pagi, sayang. Kuliah di sini juga?" tanya Gea dengan ramah."Iya, dong. Kan aku sama Muti udah klop banget, susah mau jauh, Tante!" seru Jesica memulai celoteh tak berfaedahnya.Jesica adalah sahabat satu-satunya Mutiara sejak duduk di bangku taman kanak-kanak. Di kampus, mereka juga akan menjadi teman seperjuangan lagi dalam menganyam pendidikan."Kamu datang sendirian?" lanjut Gea."Sama Mama tadi. Cuma, langsung ke butik," jawab Jesica. "Anaknya di tinggal saja, Tante. Akan aman bersamaku, percayalah!" imbuhnya dengan senyum konyolnya.Gea menatap putrinya. Ia tidak menyangka jika putrinya sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik

  • Sweet Passion   Menemukan Fakta

    Pertemuan antara anak dan ayah ini juga sangat mengharukan. Dalam sekejap, Bella berubah menjadi gadis yang baik. Perihal racun itu, Tuan Nathan dan juga Gea sudah memaafkannya, Gea memberikan kesempatan Bella supaya bisa berubah."Kenapa kalian tidak marah kepadaku?" tanya Bella dengan wajah bersalah.Gea tersenyum, kemudian membelai rambutnya dengan lembut. Ia berkata, "Sudahlah, kamu membenci kami juga karena kamu berpikir kami akan memisahkanmu dari Papa Ale-mu, bukan?""Tenang saja, kakakku, dan kedua orang tuaku tidak mungkin menghancurkan kebahagiaanmu, Kak Bella," imbuh Ivan memberikan makanan baru yang ia bawa bersama dengan pelayan.Bella benar-benar merasa malu dengan Gea. Ia membenci Gea tanpa alasan yang belum tentu terjadi. Malam itu, Bella tak perlu ke hotel untuk istirahat. Aldi de

  • Sweet Passion   Hancurnya Kedengkian Bella

    Sebelum Mutiara masuk ke mobil, ia menghampiri Rico dan meminta maaf jika dirinya selalu mengacuhkannya. Kejadian malam itu, membuat Mutiara sadar, jika dirinya memang jatuh cinta kepada pria yang beberapa minggu terakhir dekat dengan dirinya itu."Selamat tinggal, Rico. Jika aku ada salah, aku mohon maafkan kesalahanku, baik di sengaja atau tidak," ucap Mutiara tanpa menatap menatap mata Rico."Jangan pernah mengucapkan kata selamat tinggal jika di hati kita masih berharap pertemuan. Maafkan aku karena waktu itu aku sudah mengecewakanmu, Mutia. Aku benar-benar menyesal. Maafkan aku." Rico memberikan sesuatu di tangan Mutiara.Kali ini, tatapan Mutiara penuh dengan arti untuk Rico. Ia hanya berharap, jika rasa sukanya hanya sekadar angin lalu saja. Tapi masa-masa SMA tidak akan datang untuk yang kedua kalinya, masa-masa indah y

  • Sweet Passion   Andai Waktu ....

    "Sial! Apa yang sudah aku lakukan?" umpat Rico menyalahkan dirinya sendir. "Sekarang, apa yang akan Mutia pikirkan tentangku? Kenapa aku sangat gegabah?"Rico terus menyalahkan dirinya sendiri. Sementara itu, Mutiara tengah kesulitan mengatur debaran jantung yang tak seperti biasanya. Jantungnya berdebar hebat, apalagi ketika Rico menyentuh kulit dada miliknya."Kenapa jantungku berdegup cepat begini?" gumamnya. "Sebenarnya … rasa apa yang kurasakan saat ini. Lalu, kenapa ketika Rico menciumku, aku hanya bisa diam dan tidak menolak?" ujarnya menyentuh tanda merah yang diukir oleh Rico."Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta? Apa aku jatuh cinta kepadanya? Tapi apa yang membuatku jatuh cinta dengannya?"Pertanyaan-pertanyaan kecil selalu muncul dalam pikirannya. Mutiara tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini, yang ia rasakan hanyalah debaran jantung yang cepat dan juga rasa kegelisah

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status