Share

Bab 187: Cinta Yang Tak Terbilang

Bab 187: Cinta Yang Tak Terbilang

“Astaghfirullahal adzim.., Mas Joko! Musibah apa lagi ini yang aku alami?? Mengapa nasibku menjadi begini?? Mengapa cobaan datang kepadaku tak henti-henti??”

“Rasanya, aku seperti mendengar petir di siang bolong. Panas terik matahari tak ada mendung bahkan tak ada awan, tetapi guntur meledak dan menggelegar tepat di samping telingaku. Ini semua kualami ketika aku menerima telepon dari kampung halaman, yang memberi kabar kepadaku tentang sebuah kecelakaan yang dialami ibuku.”

“Aku sedih, sedih sekali. Hatiku pilu, pilu sekali. Sontak saja aku menangis dan menjerit histeris di dalam kamarku. Chintya, yang kebetulan sedang menginap di rumahku sampai kesulitan untuk menghibur dan menenangkan aku.”

“Sebuah dekapan dan pelukan dari seorang sahabat rupanya berhasil membuat aku tidak segera pitam. Chintya lalu membimbingku untuk duduk

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status