"Yulia, awalnya Tante senang kamu kesini karena Tante harap cinta Roy bisa terbalaskan. Tapi nyatanya tidak. Kamu justru membuat masalah besar bahkan kamu menyebabkan Anita sekarang dalam keadaan trauma. Jadi Yulia, Tante jujur saja sekarang, kalau kamu tidak bisa menerima perasaan Roy, bukankah lebih baik kamu pergi dari sini dan pulang kembali ke Jawa?"Yulia terperangah mendengar perkataan dari tantenya. Apa Tante Ambar sekarang mencoba mengusirnya? Yulia menelan ludah dengan susah payah. Apa kata orang tuanya jika mereka tahu bahwa putrinya mencintai mantan pasien dari rumah sakit jiwa, membahayakan nyawa adik sepupunya dan diusir dari rumah Om Andri?"Ta-tapi Tante ...,""Sorry to say Yulia, tapi kamu bisa membawa pengaruh buruk pada Anita dan Roy."Baru saja Yulia hendak membuka mulut untuk menyatakan keberatan, sebuah suara bariton terdengar. "Kamu mencoba mengusir anak dari Mbakku yang suaminya telah membantu membiayai kuliah kedokteranku?"Tante Ambar dan Yulia menoleh bersam
POV penulis"Sekarang saja. Bunda hanya perlu konfirmasi padamu tentang berita yang baru saja sampai di telinga Bunda. Bunda dengar kamu mencintai mantan pasien yang ODGJ dan menolak Roy? Apa benar seperti itu? Apalagi ternyata sekarang mantan pasien kamu itu sedang dipenjara ya? Duh, Bunda tidak setuju ya kalau calon mantu Bunda yang terakhir seperti itu!"Yulia menelan ludah dengan susah payah. "Bunda kata siapa?" tanya Yulia lirih. "Nggak penting Bunda tahu dari siapa. Yang penting sekarang kamu jawab, iya atau tidak?!""Bunda, Yulia ...,""Bunda nggak ikhlas kalau anak bungsu Bunda punya suami mantan napi dan ODGJ lagi.""Bunda, Romi sebenarnya bukan ODGJ dan ada alasan kenapa dia ada di dalam tahanan sekarang.""Apa? Jadi bener kamu cinta sama mantan pasien kamu? Kamu disekolahkan tinggi-tinggi biar jadi orang sukses, Yul. Terus dapat suami yang jelas bibit, bebet, bobotnya. Lah, ini? Apa yang kamu lakukan di sana? Kalau mau pacaran sama ODGJ dan napi, nggak usah ke luar jawa. D
POV penulis* Apa perbedaan kamu dan ayam goreng?* Kalau ayam goreng makan siang. Kalau kamu makin sayang.***"Oke. Kamu jenguk Bunda sekarang. Bunda masih sesak dan nyeri dada di ruang rawat inap. Akan Ayah beritahu di rumah sakit dan di kamar mana Bunda dirawat. Tapi dengan satu syarat, blokir semua akses yang bisa menghubungkan kamu dengan Romi atau siapalah itu namanya. Termasuk membuang cincin yang sekarang ada di jarimu. Apa kamu setuju?!" Yulia terkejut. "Kenapa diam? Jadi menurut kamu kondisi bunda sekarang tidak penting? Justru menurut kamu lebih penting laki-laki itu?!"Yulia menghela nafas. Sejenak berpikir, tahu darimana kakak dan ayahnya tentang cincin pemberian Romi.Ayah Yulia melirik ke arah tangan anaknya. "Di jarimu ada dua cincin. Merah dari laki-laki itu dan biru dari Roy. Jadi, serahkan cincin yang bermata merah itu pada Ayah sekarang, baru kamu bisa menjenguk Bunda.""Pasti Anita yang telah menceritakan hal ini pada Tante Ambar dan Tante Ambar ngadu ke Ayah d
Jangan pernah bertanya seberapa besar cintaku padamu. Karena cukup hanya Allah yang tahu seberapa sering namamu kusebut dalam doaku.***Flash back On : Romi memegang jeruji besi penjara dengan resah. Bagaimana dia tidak bingung, sudah sebulan tidak ada kabar dari Yulia. Padahal biasanya seminggu sekali Yulia menjenguknya dalam penjara.Masih teringat jelas bagaimana terakhir pertemuan mereka yang manis dan romantis. "Sayang, boleh dong minta fotonya."Yulia mengerutkan dahi saat mendengar permintaan Romi. "Foto? Buat apa?" tanya Yulia bingung. "Buat aku tunjukin ke teman-temanku di tahanan kalau bidadari itu ada."Dan Romi sangat bahagia jika Yulia tersipu dengan pipi yang merona. Romi tersenyum saat mengingat kenangan terakhir dengan Yulia. "Kenapa kamu senyum-senyum sendiri? Harusnya kamu sedih dong. Yulia sepertinya jarang nengokin kamu." Tahu-tahu Dimas sudah berada di belakang Romi dan menepuk pundaknya. Romi mengangkat sebelah alis. "Bukan urusanmu."Dimas tertawa mengej
🥰 Kenapa donat bolong di tengah? 🥰 Karena yang utuh, hanya cintaku padamu.***Pak Jamal memandang surat di tangannya dan wajah Yulia bergantian. "Baiklah. Saya bawa surat ini. Saya tidak tahu kenapa hubungan cinta antara mbak Yulia dan mas Romi terputus. Tapi saya tidak mau ikut campur terlalu jauh. Saya hanya menyampaikan amanat mas Romi yang sangat merasakan kehilangan Mbak Yulia.""Pak, saya tidak tahu kenapa Anda mau dsuruh oleh Romi, tapi jangan mencoba menghancurkan masa depan anak saya," sahut Ayah Yulia.Pak Jamal memandang wajah keluarga Yulia satu per satu. "Saya tidak sedang menghancurkan masa depan mbak Yulia. Tapi saya sedang berusaha membuat cinta Mbak Yulia menjadi nyata. Kalianlah yang membuat mbak Yulia menderita. Ingat, jika kedua pasangan yang saling menyayangi terpisah, maka ditakutkan mereka akan kehilangan semangat hidup karena depresi.""Sebagai tamu, Anda terlalu banyak omong. Sebaiknya Anda segera keluar dari rumah ini sebelum saya usir. Anda tahu kan pin
*Kenapa donat bolong di tengah? *Karena yang utuh, hanya cintaku padamu.***Yulia memandang Roy dengan perasaan campur aduk. 'Aduh, kenapa aneh sekali pertanyaannya. Jujur saja aku belum terlalu mencintai Roy. Tapi kalau Roy gugur di saat tugas, aku pasti sedih. Bukankah kehilangan saudara pasti membuat sedih?! Maaf Roy, sampai detik ini aku belum menganggapmu sebagai laki-laki.'"Yang ... Sayang ...," Roy mengibaskan tangan ke wajah Yulia yang tampak melamun memperhatikan pantai di hadapannya."Ya Roy?!""Ditanya malah melamun. Jadi sebenarnya kamu sedih nggak kalau aku gugur di saat tugas?" tanya Roy penuh harap. Yulia berdiri dan mengibaskan pasir yang menempel di celana jeansnya. "Roy. Jangan bilang seperti itu dong. Kamu pasti selamat. Ini kan bukan tugasmu pertama kali. Kamu terlatih dan pasti selamat," sahut Yulia sambil berjalan menjauhi Roy.Roy mendesah. Tampak tak puas dengan jawaban Yulia. "Yang, jadi kamu sedih atau enggak?" tanya Roy meraih tangan Yulia dengan kenca
*Apa bedanya kamu sama sayur asem ?*Kalau sayur asem makan siang. Kalau kamu kesayangan. ***Flash back on : Romi dan anak buahnya telah bebas dari penjara, saat dia dijemput oleh pak Jamal dan sopir pribadinya."Jadi sekarang kita kemana Mas Romi?" tanya pak Jamal. "Ke rumah saya untuk mengemasi baju. Besok saya ke Surabaya."Pak Jamal melongo. "Kok secepat itu Mas Romi? Nggak istirahat dulu?" tanya Pak Jamal. "Duh Pak. Saya itu sudah berumur hampir 32 tahun. Kalau tidak segera beristri, si dedek nanti cuma difungsikan buat pipis saja dong!" Seru Romi tertawa.Tak ayal pak Jamal dan sang supir yang semobil dengan Romi juga ikut tertawa. "Wah, kalau itu motivasi mas Romi, saya tidak bisa ikut campur lagi," sahut pak Jamal. "Lalu untuk di rumah saya, sudah dicarikan ART belum sesuai permintaan saya?" tanya Romi. "Sudah. Mas Romi ini meminta tolong saya terus seolah-olah saya termasuk asisten pribadi mas Romi saja."Romi tertawa. "Apa pak Jamal keberatan dengan permintaan saya?"
🍒 Tahu gak, kenapa Allah menciptakan ruang ruang kosong diantara jari-jari tangan manusia? Itu karena nanti suatu saat akan ada orang yang datang pada kita untuk mengisi ruang-ruang kosong di jari-jari kita tersebut dan menggenggamnya erat untuk selama-lamanya.***"Ayah?!" Seru Yulia seolah membeku melihat ayahnya yang semakin dekat dengan kursinya duduk. "Kamu siapanya Yulia?! Sudah tahu belum kalau anak saya sudah dilamar?"Yulia tampak tegang menatap kehadiran ayahnya yang tiba-tiba itu.Saat Yulia hendak membuka mulut, Romi lebih dahulu menyela."Selamat pagi, Om. Kebetulan Om datang ke resto ini. Perkenalkan, saya teman SMA Yulia. Saya kesini memang hendak makan siang, eh ketemu Yulia. Nama saya Alexander. Panggil saja saya Alex." Romi mengulurkan tangan kanannya pada Ayah Yulia.Ayah Yulia mengerutkan kening. "Siapa namamu tadi? Alexander? Perasaan Yulia dulu tidak pernah bercerita bahwa dia mempunyai seorang teman yang bernama Alexander?" tanya Ayah Yulia sambil menjabat tan