Beranda / Urban / Super Milyarder Angkasa / Dihina Mantan Sahabat

Share

Dihina Mantan Sahabat

Penulis: Maya Andita
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Aku Bima, dar. Kamu lupa siapa aku? Kita kan dulu teman akrab?"

"Bima ...." Darma memicingkan matanya. "Ah, iya ... Aku ingat. Bima si anak panti itu kan? Maaf, aku gak ngenalin kamu karena penampilanmu yang kayak gembel!"

Bima terhenyak mendengar ucapan mantan sahabatnya itu. Ia tak menyangka bahwa jarak waktu 12 tahun, telah mampu mengubah orang sedemikian parah.

Ralat! Bukan waktu yang mengubahnya, tapi uang. Uanglah yang telah mengubah sifat Darma menjadi angkuh seperti itu.

"Mau ada apa kamu kemari?" nada bicara Darma yang angkuh masih belum berubah.

"Oh, aku ada urusan disini. Aku ada janji dengan seseorang.”

"Bidang apa?"

Belum sempat Bima menjawabnya, pak sekuriti yang tadi langsung menjawab. "Dia lagi mau ngelamar jadi OB pak. Office boy!"

"Oh, office boy?" Darma tertawa mengejek. Sekuriti berwajah masam yang tadi juga ikut tertawa.

"Iya, pak. Dia kesini mau ngelamar jadi office boy. Saya tadi udah nyuruh dia untuk lewat belakang. Tapi orangnya ngeyel pak, malah masih ngotot mau ada disini!"

"Ya, namanya juga gembel! Dikasih tahu sekali ya mana mau ngerti. Lain kali, harusnya kamu gak usah suruh dia masuk. Usir aja dia dari sini, daripada ganggu penglihatan!"

Mendengar hal itu melukai harga diri Bima yang sejak tadi mencoba untuk bersikap ramah. Ia tak percaya bahwa kata-kata pedas itu keluar dari mulut Darma.

Dua belas tahun yang lalu, Darma bukanlah orang yang seperti itu. Dia adalah orang yang ramah dan gemar membantu orang lain. Tidak nampak sedikitpun sifat angkuh pada dirinya.

Dia bahkan sering membantu Bima saat dalam kesulitan. Begitu juga dengan Bima yang sering membantunya saat Frans cs, mengganggunya saat SMA. Mereka adalah sahabat yang saling melindungi satu sama lain.

Meski berwajah sama, pria yang ada di depan Bima ini bukanlah orang yang sama dengan Darma yang dulu. Dia seperti pria asing yang tak pernah Bima kenal sebelumnya.

"Kau sudah mulai bekerja hari ini kan? Kalau begitu, cepat cuci sepatu ini! Aku tak sengaja menginjak kotoran saat melihat mu tadi!"

Darma melemparkan sepasang sepatu miliknya ke arah Bima. Nampak kotoran kucing menempel di bagian bawah sepatu itu.

Bima menjadi tersinggung. Ia lalu mengambil sepatu berkotoran kucing itu dan melemparkannya kembali ke arah Darma yang sudah berjalan ke arah pintu.

"Hey, kau!"

Plak!!

Sepatu itu mengenai wajah Darma yang tak sengaja berbalik saat Bima melemparkannya. Wajah Darma yang mulus karena sering perawatan di klinik kecantikan tersebut pun kini dihiasi dengan remahan kotoran kucing.

"Kurang ajar! Apa yang kau lakukan?!" bentak Darma.

Bima menyeringai. Ia merasa puas telah mengenai sasarannnya dengan tepat. "Rasakan itu!" ucapnya puas.

"Hey, kau tidak tahu ya siapa orang yang kau lempar dengan sepatu kotor itu?! Dia adalah wakil manager di perusahaan ini. Jangan macam-macam kau!" maki pak sekuriti.

"Oh iya? Jadi dia hanya wakil manager di perusahaan ini?" Bima mencibir. "Baru punya pangkat yang rendah saja, sudah berani merendahkan orang lain. Dasar tidak tahu malu!"

"Apa katamu?!" Wajah Darma memerah. Ia menyingkirkan kotoran-kotoran kucing itu dari wajah dan juga pundaknya.

"Kau yang tidak tahu malu! Berani sekali kau melemparkan kotoran itu ke wajahku! Awas kau! Akan kupastikan kau tidak akan pernah diterima di perusahaan ini, dasar gembel!"

"Seberapa yakin kau dapat menghalangiku untuk bekerja di perusahaan ini?" tantang Bima.

Aura Bima yang kuat, mampu mengintimidasi Darma yang sebenarnya pengecut. Ia hanya berani dengan orang yang ia anggap rendah. Pria itu tidak tahu apa-apa tentang Bima.

Begitu pula saat mereka masih duduk di bangku SMA. Meski terlahir dari keluarga kaya, Darma adalah orang yang penakut. Ia berteman dengan Bima agar Frans dan kawan-kawannya tidak memalaknya.

Sebenarnya sifat Darma yang jelek sudah terlihat sejak saat itu. Ia hanya mau berteman jika hal tersebut menguntungkan baginya. Tapi, karakter Bima yang tulus saat berteman, membuat ia selalu berfikiran positif dengan orang-orang di sekitarnya.

"Tunggu, kau! Aku akan menelpon bagian HRD dan mengatakan bahwa kau adalah orang yang bermasalah! Jangankan menjadi OB, menjadi tukang minta-minta di perusahaan ini pun kau tak akan bisa!"

Darma langsung mengeluarkan ponsel berlogo apel miliknya. "Hallo, pak Ilyas? Ini aku. Apakah hari ini ada wawancara penerimaan karyawan baru?" Ucap Darma menelepon. Seseorang di ujung sana terdengar berbicara.

"Iya, pak. Aku ingin menginformasikan kepadamu, bahwa ada seorang kriminal berbahaya yang ingin mendaftar ke perusahaan kita. Harap untuk mendiskualifikasikannya!" lanjut Darma mengadu.

"Iya, pak. Pria itu sangat berbahaya dan bermasalah. Namanya Bima. Ia tidak punya nama belakang. Pokoknya jangan pernah terima dia di perusahaan ini!"

Tut!

Darma menutup sambungan teleponnya. "Lihat, kau! Aku sudah menelpon manager HRD tentang penerimaanmu. Habis kau! Kau tidak akan pernah mendapatkan pekerjaan itu!"

lanjut ....

Bab terkait

  • Super Milyarder Angkasa   Pecundang yang Bodoh

    Bima hanya tersenyum geli. Ia menertawakan kebodohan Darma yang menurutnya terlalu konyol. "Pria itu masih belum berubah," ucap Bima sambil tertawa. "Kau sudah gila ya? Kenapa kau tertawa seperti itu?!" "Hahahaha ... Tidak apa-apa, aku hanya tak mampu untuk menahan rasa geli di perutku. Tadinya aku pikir kau telah berubah. Tapi ternyata, sikap polos dan pengecutmu masih tetap sama seperti 12 tahun yang lalu!" "Kau!!" Darma semakin marah. Ia sebenarnya ingin menonjok wajah Bima menggunakan tinjunya. Tapi, ia sadar diri untuk tak melakukan itu karena ia tahu kekuatan bela diri Bima. Ia pasti tak akan menang melawan Bima yang sudah mencapai level tertinggi di empat cabang bela diri sekaligus yaitu taekwondo, silat, karate dan judo. Akan menjadi sangat konyol jika ia nekad melakukan semua itu tanpa perhitungan yang jelas. "Tunggu kau! Pak Ilyas sebentar lagi akan datang. Kau akan menyesal telah berbuat seperti itu kepadaku!" ancam Darma. Tak begitu lama, seorang pria paruh baya kel

  • Super Milyarder Angkasa   Pembalasan yang Pertama

    "Cukup, Darma! Hentikan omong kosong mu dan segera memberi hormat kepadanya! Pria yang kau sebut gembel itu adalah pewaris tunggal Angkasa grup!" Kedua bola mata Darma seakan mau terlepas dari tempatnya. "Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!" Darma berteriak tak percaya. Baru tadi pagi ia membaca berita di koran bahwa Surya Express telah diakuisisi oleh Angkasa grup dan sekarang perusahaan itu juga sudah diubah menjadi Angkasa Express. Apakah itu berarti Bima adalah atasannya sekarang? Darma tanpa malu tiba-tiba bersujud di kaki Bima. Wajahnya sangat ketakutan. Ia begitu takut jika Bima akan melakukan hal buruk padanya. "Tuan muda ... tuan muda, maafkan aku?" ucapnya ketakutan. Ia bukan takut karena Bima jago bela diri. Tapi ia takut, jika jabatannya di perusahaan akan terancam. Dia telah menghabiskan ratusan juta untuk menyuap berbagai pihak untuk mencapai posisinya yang sekarang. Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan posisinya, termasuk menjilat ludahnya sendiri. Bima hanya

  • Super Milyarder Angkasa   Sang sekretaris

    “Aku membutuhkan uang sebesar 50 juta sore ini. Kau harus segera mengirimnya jika ingin ibumu bahagia,” ucap seseorang dari seberang telepon. Nadya hanya terdiam. Dibalik suaranya yang sok keras, sebenarnya ia sedang menyembunyikan ketakutannya. Pria yang menelponnya tersebut tak lain dan tak bukan adalah pacar ibunya sendiri. Selama lima tahun ini pria itu selalu saja meneror Nadya dan memintanya untuk mengirimkan sejumlah uang.Ibunya pun tak kalah tidak tahu dirinya. Sudah tahu bahwa anak perempuannya itu hanya sendiri merantau di kota besar, tapi dia terus saja membiarkan kekasihnya untuk meminta uang kepada Nadya.Karir Nadya sebagai seorang sekertaris memang bagus, namun ia tidak selalu memiliki uang yang banyak di rekeningnya. Jika Nadya telat mengirimkan uang, sepasang kekasih tidak tahu diri itu akan terus-menerus meneror Nadya bahkan sampai mempermalukan Nadya di depan orang-orang kantor.“Cantik, kumohon? Aku dan ibumu sudah kehabisan uang. Jika kami tak mendapatnya sore i

  • Super Milyarder Angkasa   Permainan yang bodoh

    “Oh, ini bukan apa-apa. Kami bertaruh apakah kau masih tetap akan datang menemuiku setelah semua yang terjadi. Dan dugaanku tak pernah salah, ternyata kau masih tetap sama seperti dulu,” ucap Elena dengan mimik yang dibuat-buat.“Aku, Raya dan Eva bertaruh 100 dolar jika kau tidak akan datang. Tapi tebakan kami salah, kau benar-benar datang kemari. Dengan begini, maka Elena lah yang menang, ” ucap Diana sambil tertawa mengejek. Keempat sahabat itu benar-benar menikmati waktu mereka menertawakan Bima sampai puas.“Karena kau sudah sampai disini. Bagaimana jika kau kutraktir segelas martini? Apakah kau tertarik?” Tawar Raya.“Ups! Tidak. Biar aku saja yang traktir. Jarang-jarang kita bisa minum ditemani pria tampan. Kau tidak keberatan kan Elena?” Sahut Eva dengan tatapan nakal. Elena hanya mengangguk penuh kesombongan. Di pikirannya, ia masih menganggap bahwa itu adalah Bima yang dulu. Bima yang miskin, penurut dan juga penakut.“Terserah kalian. Aku tidak perduli lagi dengan pria itu,

  • Super Milyarder Angkasa   Kembalinya sang mantan

    “Cukup Elena! Kedatanganku kemari sebenarnya hanya untuk mempertegas hubungan kita. Ini!” Bima melemparkan sebuah map berisikan akta perceraian mereka.“Aku sudah mengurus semuanya. Aku sudah mencetak akta perceraian tersebut. Mulai hari ini, tolong jangan menelponku lagi!” Bima berkata dengan dingin dan langsung keluar.Semua orang yang berada di ruangan itu nampak terkejut. Mereka seperti tidak mengenali sosok Bima yang barusan. Selama ini mereka hanya mengenal sosok Bima yang penurut. Ia tak pernah sekalipun membantah ucapan Elena.Saat akan keluar restoran, Bima dihadang oleh tiga sekuriti restoran berpakaian serba hitam, “Hey, tunggu. Kamu mau kemana? Kamu tidak boleh pergi sebelum membayar semua tagihan hari ini,” ucap salah-satu dari mereka.Bima pun menepuk jidatnya. Ia hampir lupa akan hal itu. Ia lalu merogoh koceknya dan mencari sesuatu di sela-sela dompet kulitnya yang lusuh.“Ini,” kata Bima sambil menyerahkan kartu berwarna hitam itu kepada pegawai kasir yang ada disana.

  • Super Milyarder Angkasa   Suami Miskin

    "Aku pulang ...." Bima baru saja tiba di kontrakan tiga petaknya, saat bertemu dengan sang istri yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah koper dan tas jinjing.Elena mengenakan dress selutut berwarna kuning dan bando hitam di rambutnya. Wajahnya yang cantik pun semakin bertambah cantik karena polesan lipstik di bibir indahnya."Cantik sekali istriku. Mau kemana sayang? Sini, salim dulu," ujar Bima dengan senyum membunggah.Tak seperti yang ditunjukan oleh Bima, ekspresi Elena malah memperlihatkan yang sebaliknya. Wanita itu langsung membuang muka ketika Bima menyodorkan tangan ke arahnya."Mas, ada yang mau aku omongin sama kamu!" ucapnya ketus."Mau ngomongin apa, dek?" jawab Bima lembut dan penuh rasa cinta. Tak sedikitpun dia berfikiran buruk tentang istrinya.Elena menarik nafas panjang dan membuangnya lagi dengan kasar. "Mas, aku mau bercerai!" ucapnya kemudian.Mendengar hal itu, Bima langsung tak bisa berkata-kata. Tanpa hujan dan petir, istrinya ti

  • Super Milyarder Angkasa   Kakek Misterius

    "Apa? Cucu?"Bima mencoba untuk mengenali sosok itu. Ia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Kakek tua itu memiliki gaya yang khas. Usia senja tak menghalanginya untuk tetap tampil modern dan eksentrik. Di saku kanan jasnya, terpasang sebuah bros kecil berwarna merah marun."Pramono ... Angkasa?" ucap Bima penuh tanda tanya.Kakek itu hanya tersenyum dan mendekat ke arah Bima, "Benar, aku adalah Pramono Angkasa. Kakekmu. Kau adalah cucuku, Bima."Bima terkejut bukan main. Apa ini? Apa ini sungguhan? Tanya Bima dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang yang biasa ia lihat dari layar kaca kini menjadi kakeknya?Keluarga Angkasa merupakan keluarga paling elit di Negeri Tenggara. Tidak ada yang berani mencari gara-gara dengan keluarga itu. Mereka menguasai semua lini bisnis, mulai dari industri properti, makanan, sampai teknologi. Mereka kabarnya juga bermain di jaringan bisnis bawah tanah.Bisa dikatakan seluruh negeri takluk pada mereka. Mereka dapat membuat sebuah perusahaan

Bab terbaru

  • Super Milyarder Angkasa   Kembalinya sang mantan

    “Cukup Elena! Kedatanganku kemari sebenarnya hanya untuk mempertegas hubungan kita. Ini!” Bima melemparkan sebuah map berisikan akta perceraian mereka.“Aku sudah mengurus semuanya. Aku sudah mencetak akta perceraian tersebut. Mulai hari ini, tolong jangan menelponku lagi!” Bima berkata dengan dingin dan langsung keluar.Semua orang yang berada di ruangan itu nampak terkejut. Mereka seperti tidak mengenali sosok Bima yang barusan. Selama ini mereka hanya mengenal sosok Bima yang penurut. Ia tak pernah sekalipun membantah ucapan Elena.Saat akan keluar restoran, Bima dihadang oleh tiga sekuriti restoran berpakaian serba hitam, “Hey, tunggu. Kamu mau kemana? Kamu tidak boleh pergi sebelum membayar semua tagihan hari ini,” ucap salah-satu dari mereka.Bima pun menepuk jidatnya. Ia hampir lupa akan hal itu. Ia lalu merogoh koceknya dan mencari sesuatu di sela-sela dompet kulitnya yang lusuh.“Ini,” kata Bima sambil menyerahkan kartu berwarna hitam itu kepada pegawai kasir yang ada disana.

  • Super Milyarder Angkasa   Permainan yang bodoh

    “Oh, ini bukan apa-apa. Kami bertaruh apakah kau masih tetap akan datang menemuiku setelah semua yang terjadi. Dan dugaanku tak pernah salah, ternyata kau masih tetap sama seperti dulu,” ucap Elena dengan mimik yang dibuat-buat.“Aku, Raya dan Eva bertaruh 100 dolar jika kau tidak akan datang. Tapi tebakan kami salah, kau benar-benar datang kemari. Dengan begini, maka Elena lah yang menang, ” ucap Diana sambil tertawa mengejek. Keempat sahabat itu benar-benar menikmati waktu mereka menertawakan Bima sampai puas.“Karena kau sudah sampai disini. Bagaimana jika kau kutraktir segelas martini? Apakah kau tertarik?” Tawar Raya.“Ups! Tidak. Biar aku saja yang traktir. Jarang-jarang kita bisa minum ditemani pria tampan. Kau tidak keberatan kan Elena?” Sahut Eva dengan tatapan nakal. Elena hanya mengangguk penuh kesombongan. Di pikirannya, ia masih menganggap bahwa itu adalah Bima yang dulu. Bima yang miskin, penurut dan juga penakut.“Terserah kalian. Aku tidak perduli lagi dengan pria itu,

  • Super Milyarder Angkasa   Sang sekretaris

    “Aku membutuhkan uang sebesar 50 juta sore ini. Kau harus segera mengirimnya jika ingin ibumu bahagia,” ucap seseorang dari seberang telepon. Nadya hanya terdiam. Dibalik suaranya yang sok keras, sebenarnya ia sedang menyembunyikan ketakutannya. Pria yang menelponnya tersebut tak lain dan tak bukan adalah pacar ibunya sendiri. Selama lima tahun ini pria itu selalu saja meneror Nadya dan memintanya untuk mengirimkan sejumlah uang.Ibunya pun tak kalah tidak tahu dirinya. Sudah tahu bahwa anak perempuannya itu hanya sendiri merantau di kota besar, tapi dia terus saja membiarkan kekasihnya untuk meminta uang kepada Nadya.Karir Nadya sebagai seorang sekertaris memang bagus, namun ia tidak selalu memiliki uang yang banyak di rekeningnya. Jika Nadya telat mengirimkan uang, sepasang kekasih tidak tahu diri itu akan terus-menerus meneror Nadya bahkan sampai mempermalukan Nadya di depan orang-orang kantor.“Cantik, kumohon? Aku dan ibumu sudah kehabisan uang. Jika kami tak mendapatnya sore i

  • Super Milyarder Angkasa   Pembalasan yang Pertama

    "Cukup, Darma! Hentikan omong kosong mu dan segera memberi hormat kepadanya! Pria yang kau sebut gembel itu adalah pewaris tunggal Angkasa grup!" Kedua bola mata Darma seakan mau terlepas dari tempatnya. "Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!" Darma berteriak tak percaya. Baru tadi pagi ia membaca berita di koran bahwa Surya Express telah diakuisisi oleh Angkasa grup dan sekarang perusahaan itu juga sudah diubah menjadi Angkasa Express. Apakah itu berarti Bima adalah atasannya sekarang? Darma tanpa malu tiba-tiba bersujud di kaki Bima. Wajahnya sangat ketakutan. Ia begitu takut jika Bima akan melakukan hal buruk padanya. "Tuan muda ... tuan muda, maafkan aku?" ucapnya ketakutan. Ia bukan takut karena Bima jago bela diri. Tapi ia takut, jika jabatannya di perusahaan akan terancam. Dia telah menghabiskan ratusan juta untuk menyuap berbagai pihak untuk mencapai posisinya yang sekarang. Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan posisinya, termasuk menjilat ludahnya sendiri. Bima hanya

  • Super Milyarder Angkasa   Pecundang yang Bodoh

    Bima hanya tersenyum geli. Ia menertawakan kebodohan Darma yang menurutnya terlalu konyol. "Pria itu masih belum berubah," ucap Bima sambil tertawa. "Kau sudah gila ya? Kenapa kau tertawa seperti itu?!" "Hahahaha ... Tidak apa-apa, aku hanya tak mampu untuk menahan rasa geli di perutku. Tadinya aku pikir kau telah berubah. Tapi ternyata, sikap polos dan pengecutmu masih tetap sama seperti 12 tahun yang lalu!" "Kau!!" Darma semakin marah. Ia sebenarnya ingin menonjok wajah Bima menggunakan tinjunya. Tapi, ia sadar diri untuk tak melakukan itu karena ia tahu kekuatan bela diri Bima. Ia pasti tak akan menang melawan Bima yang sudah mencapai level tertinggi di empat cabang bela diri sekaligus yaitu taekwondo, silat, karate dan judo. Akan menjadi sangat konyol jika ia nekad melakukan semua itu tanpa perhitungan yang jelas. "Tunggu kau! Pak Ilyas sebentar lagi akan datang. Kau akan menyesal telah berbuat seperti itu kepadaku!" ancam Darma. Tak begitu lama, seorang pria paruh baya kel

  • Super Milyarder Angkasa   Dihina Mantan Sahabat

    "Aku Bima, dar. Kamu lupa siapa aku? Kita kan dulu teman akrab?""Bima ...." Darma memicingkan matanya. "Ah, iya ... Aku ingat. Bima si anak panti itu kan? Maaf, aku gak ngenalin kamu karena penampilanmu yang kayak gembel!"Bima terhenyak mendengar ucapan mantan sahabatnya itu. Ia tak menyangka bahwa jarak waktu 12 tahun, telah mampu mengubah orang sedemikian parah.Ralat! Bukan waktu yang mengubahnya, tapi uang. Uanglah yang telah mengubah sifat Darma menjadi angkuh seperti itu."Mau ada apa kamu kemari?" nada bicara Darma yang angkuh masih belum berubah."Oh, aku ada urusan disini. Aku ada janji dengan seseorang.”"Bidang apa?"Belum sempat Bima menjawabnya, pak sekuriti yang tadi langsung menjawab. "Dia lagi mau ngelamar jadi OB pak. Office boy!""Oh, office boy?" Darma tertawa mengejek. Sekuriti berwajah masam yang tadi juga ikut tertawa."Iya, pak. Dia kesini mau ngelamar jadi office boy. Saya tadi udah nyuruh dia untuk lewat belakang. Tapi orangnya ngeyel pak, malah masih ngotot

  • Super Milyarder Angkasa   Kakek Misterius

    "Apa? Cucu?"Bima mencoba untuk mengenali sosok itu. Ia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Kakek tua itu memiliki gaya yang khas. Usia senja tak menghalanginya untuk tetap tampil modern dan eksentrik. Di saku kanan jasnya, terpasang sebuah bros kecil berwarna merah marun."Pramono ... Angkasa?" ucap Bima penuh tanda tanya.Kakek itu hanya tersenyum dan mendekat ke arah Bima, "Benar, aku adalah Pramono Angkasa. Kakekmu. Kau adalah cucuku, Bima."Bima terkejut bukan main. Apa ini? Apa ini sungguhan? Tanya Bima dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang yang biasa ia lihat dari layar kaca kini menjadi kakeknya?Keluarga Angkasa merupakan keluarga paling elit di Negeri Tenggara. Tidak ada yang berani mencari gara-gara dengan keluarga itu. Mereka menguasai semua lini bisnis, mulai dari industri properti, makanan, sampai teknologi. Mereka kabarnya juga bermain di jaringan bisnis bawah tanah.Bisa dikatakan seluruh negeri takluk pada mereka. Mereka dapat membuat sebuah perusahaan

  • Super Milyarder Angkasa   Suami Miskin

    "Aku pulang ...." Bima baru saja tiba di kontrakan tiga petaknya, saat bertemu dengan sang istri yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah koper dan tas jinjing.Elena mengenakan dress selutut berwarna kuning dan bando hitam di rambutnya. Wajahnya yang cantik pun semakin bertambah cantik karena polesan lipstik di bibir indahnya."Cantik sekali istriku. Mau kemana sayang? Sini, salim dulu," ujar Bima dengan senyum membunggah.Tak seperti yang ditunjukan oleh Bima, ekspresi Elena malah memperlihatkan yang sebaliknya. Wanita itu langsung membuang muka ketika Bima menyodorkan tangan ke arahnya."Mas, ada yang mau aku omongin sama kamu!" ucapnya ketus."Mau ngomongin apa, dek?" jawab Bima lembut dan penuh rasa cinta. Tak sedikitpun dia berfikiran buruk tentang istrinya.Elena menarik nafas panjang dan membuangnya lagi dengan kasar. "Mas, aku mau bercerai!" ucapnya kemudian.Mendengar hal itu, Bima langsung tak bisa berkata-kata. Tanpa hujan dan petir, istrinya ti

DMCA.com Protection Status