Home / Urban / Super Milyarder Angkasa / Pembalasan yang Pertama

Share

Pembalasan yang Pertama

Author: Maya Andita
last update Huling Na-update: 2023-12-06 16:29:50

"Cukup, Darma! Hentikan omong kosong mu dan segera memberi hormat kepadanya! Pria yang kau sebut gembel itu adalah pewaris tunggal Angkasa grup!"

Kedua bola mata Darma seakan mau terlepas dari tempatnya. "Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!" Darma berteriak tak percaya. Baru tadi pagi ia membaca berita di koran bahwa Surya Express telah diakuisisi oleh Angkasa grup dan sekarang perusahaan itu juga sudah diubah menjadi Angkasa Express. Apakah itu berarti Bima adalah atasannya sekarang?

Darma tanpa malu tiba-tiba bersujud di kaki Bima. Wajahnya sangat ketakutan. Ia begitu takut jika Bima akan melakukan hal buruk padanya.

"Tuan muda ... tuan muda, maafkan aku?" ucapnya ketakutan.

Ia bukan takut karena Bima jago bela diri. Tapi ia takut, jika jabatannya di perusahaan akan terancam. Dia telah menghabiskan ratusan juta untuk menyuap berbagai pihak untuk mencapai posisinya yang sekarang.

Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan posisinya, termasuk menjilat ludahnya sendiri.

Bima hanya tersenyum muak. Ia tak menyangka pernah menganggap pria picik itu adalah sahabat sejatinya. "Serendah itukah harga dirimu, dar?" ucap Bima jengah.

"Maafkan aku, Bim. Ups! Maksudku, tuan muda ... Aku tidak tahu jika kau adalah pewaris tunggal Angkasa grup. Aku memang bodoh! Maafkan aku! Maafkan aku!"

Darma terus saja bersimpuh di kaki Bima. Ia terlihat seperti seorang pecundang di hadapan para petinggi Angkasa Ekspress.

"Darma, menyingkir dari sana. Kau tahu sikapmu itu sangat memalukan!" sinis Pak Yadi. Beliau adalah komisaris bidang penjualan di Angkasa Ekspress. Dia memiliki 16% saham di perusahaan tersebut.

Darma langsung terdiam. Tubuhnya gemetar karena ketakutan. Dia membayangkan kemungkinan terburuk. Jika karirnya hancur, maka otomatis ia pun akan jatuh miskin.

Saat ini Darma sedang terlibat masalah dengan debt colector. Jumlah tagihan kartu kreditnya yang sudah mencapai limit. Istrinya yang hobi berbelanja barang mahal membuat Darma terpaksa berhutang kesana dan kesini.

Belum lagi anaknya yang baru lulus TK juga membutuhkan biaya untuk melanjutkan sekolah. Parahnya, meski tahu tidak memiliki begitu banyak uang, ia dan istrinya malah mendaftarkan anaknya ke sekolah internasional yang harga SPPnya mencapai puluhan juta sebulan.

"Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Bima tak boleh memecatku!" Darma terlihat gusar.

"Darma, cepat kau buatkan kopi untuk tuan muda dan para komisaris, mereka akan mengadakan rapat dadakan. Tolong jangan berbuat kesalahan apapun!" Ilyas kembali memerintah bawahannya.

Darma yang ketakutan langsung menurut. Ia akan melakukan apa saja untuk menyelamatkan posisinya.

Bima masih merasa geli dengan sikap Darma yang pecundang. Sikapnya sangat berubah ketika mengetahui indentitas Bima yang sebenernya. Begitulah ajaibnya uang, dia akan dengan mudah membuat orang lain menjadi hormat padamu dalam waktu sekejap.

"Tuan muda, saya telah menyusun jadwal anda untuk hari ini. Mohon konfirmasinya jika ada yang ingin anda lakukan terlebih dahulu," suara lembut namun tegas memecah konsentrasi Bima. Dia adalah Nadya, Sekertaris yang tadi datang bersama para komisaris.

Gadis itu memiliki postur tubuh yang tinggi dan proporsional. Berbadan ramping dan memiliki lesung pipi. Wajahnya sangat manis, bahkan dengan riasan yang tipis pun kecantikannya masih terpancar.

Ia saat ini mengenakan blazer berwarna merah muda dan rok hitam. Rambutnya yang hitam bergelombang dibiarkan terurai dengan rapi sepanjang punggungnya. Bima pun tertegun sejenak mengamati kecantikan Nadya yang begitu alami.

"Hmmm ... Permisi, pak? Mohon maaf, apa ada yang ingin anda ubah dari jadwal yang telah saya buat?" ucap Nadya lagi.

"Oh, tidak perlu! Maaf tadi aku kehilangan fokus sejenak." suara Bima terdengar sedikit bergetar saat menjawabnya. Entah kenapa jantungnya berdegup sangat kencang.

"Baiklah, kalau begitu ... kita akan memakai jadwal yang telah tersedia. Untuk saat ini, akan ada rapat dewan direksi di lantai 16, mohon untuk mengkonfirmasi kehadiran anda."

"Baiklah, aku akan datang."

"Siap, pak. Kalau begitu, saya akan terlebih dahulu untuk mengantarkan bapak ke ruangan pribadi bapak yang ada di lantai 21."

Nadya pun mengarahkan Bima untuk masuk ke lift. Bima nampak gugup akan hal itu. Ini baru satu hari sejak ia bangun dari koma, tapi kehidupannya sudah berubah total.

Bima pun melirik ke arah Nadya. Gadis itu sangat menawan, bahkan kecantikan Elena pun tak mampu menyainginya.

"Oh, tidak! Aku mulai gila!" Bima salah tingkah sendiri saat tak sengaja beradu pandang dengan Nadya.

"Maaf, pak. Apakah ada yang mengganggumu?" Tanya Nadya yang sekarang berdiri di samping tombol lift.

"Tidak ... Tidak ada apa-apa. Aku hanya berbicara sendiri."

"Oh, baiklah. Maaf jika aku membuatmu tak nyaman?"

"Kau tak perlu risau! Aku memang terbiasa berbicara sendiri." Bima asal bicara.

Nadya hanya tersenyum. Entah apa arti senyumannya itu. Bisa diartikan mengerti, mengejek dalam diam atau hanya sekedar senyum karir untuk menghormati atasannya.

"Jadi, mulai sekarang kau adalah sekertaris ku?" tanya Bima.

"Iya, benar pak. Aku adalah sekretaris utama di perusahaan ini. Itu berarti aku akan menjadi sekertaris dari seseorang menjabat sebagai direktur utama."

"Direktur utama?!" Bima kembali terkejut. Ia tak menyangka jika sang kakek akan menempatkannya di posisi tersebut. Padahal sebelumnya, ia telah meminta kepada kakeknya untuk tak menempatkannya di posisi yang tinggi.

Ting! Lift pun berbunyi.

"Kita sudah sampai di ruanganmu, pak." ucap Nadya dengan nada formal.

"Ruangan ini merupakan ruangan khusus. Hanya ruangan ini yang memiliki akses langsung ke loby utama menggunakan lift pribadi. Bapak bisa dengan mudah menghubungi saya setiap waktu dengan memencet tombol itu."

Telunjuk Nadya mengarah ke arah tombol hitam yang ada di meja kerja Bima. "Dengan tombol ini, bapak tak perlu sungkan untuk memanggil saya jika ada hal yang bapak perlukan."

"Jadi, ini benar-benar ruanganku?" tanya Bima terpukau dengan interior kantornya yang mewah. Jendela ruangan itu mengarah langsung ke pemandangan gedung bertingkat di seberang jalan.

"Iya, pak. Ini memang kantor bapak."

"Aku tak percaya jika aku benar-benar memiliki kantor yang seindah ini ...." Bima berbicara sendiri. Ia terlihat sangat terkesima dengan pemandangan yang ada.

Nadya tak merespon. Ia hanya tersenyum formal bagai sebuah robot yang berbicara hanya jika diperlukan.

"Baik, pak. Kalau begitu saya undur diri. Rapat direksi akan dimulai satu jam lagi. Silakan panggil saya jika ada yang bapak perlukan."

Nadya pun meninggalkan Bima sendirian disana. Bima yang masih terpukau dengan ruangan itu tak terlalu memperhatikan saat Nadya keluar. Matanya hanya fokus pada pemandangan gedung bertingkat di seberang jalan.

Nadya pun memencet tombol lift untuk menuju loby. Tepat sesaat pintu lift tertutup, senyum manis yang tadi senantiasa mengembang langsung menghilang.

Ia lalu mengeluarkan ponselnya yang dari tadi terus berdering, “Sudah kubilang cukup! Aku akan membayar semuanya saat aku punya uang!”

Entah siapa yang di maki, tapi dari raut wajahnya itu ia sudah sangat muak.

Lanjut ....

Kaugnay na kabanata

  • Super Milyarder Angkasa   Sang sekretaris

    “Aku membutuhkan uang sebesar 50 juta sore ini. Kau harus segera mengirimnya jika ingin ibumu bahagia,” ucap seseorang dari seberang telepon. Nadya hanya terdiam. Dibalik suaranya yang sok keras, sebenarnya ia sedang menyembunyikan ketakutannya. Pria yang menelponnya tersebut tak lain dan tak bukan adalah pacar ibunya sendiri. Selama lima tahun ini pria itu selalu saja meneror Nadya dan memintanya untuk mengirimkan sejumlah uang.Ibunya pun tak kalah tidak tahu dirinya. Sudah tahu bahwa anak perempuannya itu hanya sendiri merantau di kota besar, tapi dia terus saja membiarkan kekasihnya untuk meminta uang kepada Nadya.Karir Nadya sebagai seorang sekertaris memang bagus, namun ia tidak selalu memiliki uang yang banyak di rekeningnya. Jika Nadya telat mengirimkan uang, sepasang kekasih tidak tahu diri itu akan terus-menerus meneror Nadya bahkan sampai mempermalukan Nadya di depan orang-orang kantor.“Cantik, kumohon? Aku dan ibumu sudah kehabisan uang. Jika kami tak mendapatnya sore i

    Huling Na-update : 2024-01-04
  • Super Milyarder Angkasa   Permainan yang bodoh

    “Oh, ini bukan apa-apa. Kami bertaruh apakah kau masih tetap akan datang menemuiku setelah semua yang terjadi. Dan dugaanku tak pernah salah, ternyata kau masih tetap sama seperti dulu,” ucap Elena dengan mimik yang dibuat-buat.“Aku, Raya dan Eva bertaruh 100 dolar jika kau tidak akan datang. Tapi tebakan kami salah, kau benar-benar datang kemari. Dengan begini, maka Elena lah yang menang, ” ucap Diana sambil tertawa mengejek. Keempat sahabat itu benar-benar menikmati waktu mereka menertawakan Bima sampai puas.“Karena kau sudah sampai disini. Bagaimana jika kau kutraktir segelas martini? Apakah kau tertarik?” Tawar Raya.“Ups! Tidak. Biar aku saja yang traktir. Jarang-jarang kita bisa minum ditemani pria tampan. Kau tidak keberatan kan Elena?” Sahut Eva dengan tatapan nakal. Elena hanya mengangguk penuh kesombongan. Di pikirannya, ia masih menganggap bahwa itu adalah Bima yang dulu. Bima yang miskin, penurut dan juga penakut.“Terserah kalian. Aku tidak perduli lagi dengan pria itu,

    Huling Na-update : 2024-01-06
  • Super Milyarder Angkasa   Kembalinya sang mantan

    “Cukup Elena! Kedatanganku kemari sebenarnya hanya untuk mempertegas hubungan kita. Ini!” Bima melemparkan sebuah map berisikan akta perceraian mereka.“Aku sudah mengurus semuanya. Aku sudah mencetak akta perceraian tersebut. Mulai hari ini, tolong jangan menelponku lagi!” Bima berkata dengan dingin dan langsung keluar.Semua orang yang berada di ruangan itu nampak terkejut. Mereka seperti tidak mengenali sosok Bima yang barusan. Selama ini mereka hanya mengenal sosok Bima yang penurut. Ia tak pernah sekalipun membantah ucapan Elena.Saat akan keluar restoran, Bima dihadang oleh tiga sekuriti restoran berpakaian serba hitam, “Hey, tunggu. Kamu mau kemana? Kamu tidak boleh pergi sebelum membayar semua tagihan hari ini,” ucap salah-satu dari mereka.Bima pun menepuk jidatnya. Ia hampir lupa akan hal itu. Ia lalu merogoh koceknya dan mencari sesuatu di sela-sela dompet kulitnya yang lusuh.“Ini,” kata Bima sambil menyerahkan kartu berwarna hitam itu kepada pegawai kasir yang ada disana.

    Huling Na-update : 2024-01-18
  • Super Milyarder Angkasa   Suami Miskin

    "Aku pulang ...." Bima baru saja tiba di kontrakan tiga petaknya, saat bertemu dengan sang istri yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah koper dan tas jinjing.Elena mengenakan dress selutut berwarna kuning dan bando hitam di rambutnya. Wajahnya yang cantik pun semakin bertambah cantik karena polesan lipstik di bibir indahnya."Cantik sekali istriku. Mau kemana sayang? Sini, salim dulu," ujar Bima dengan senyum membunggah.Tak seperti yang ditunjukan oleh Bima, ekspresi Elena malah memperlihatkan yang sebaliknya. Wanita itu langsung membuang muka ketika Bima menyodorkan tangan ke arahnya."Mas, ada yang mau aku omongin sama kamu!" ucapnya ketus."Mau ngomongin apa, dek?" jawab Bima lembut dan penuh rasa cinta. Tak sedikitpun dia berfikiran buruk tentang istrinya.Elena menarik nafas panjang dan membuangnya lagi dengan kasar. "Mas, aku mau bercerai!" ucapnya kemudian.Mendengar hal itu, Bima langsung tak bisa berkata-kata. Tanpa hujan dan petir, istrinya ti

    Huling Na-update : 2023-10-29
  • Super Milyarder Angkasa   Kakek Misterius

    "Apa? Cucu?"Bima mencoba untuk mengenali sosok itu. Ia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Kakek tua itu memiliki gaya yang khas. Usia senja tak menghalanginya untuk tetap tampil modern dan eksentrik. Di saku kanan jasnya, terpasang sebuah bros kecil berwarna merah marun."Pramono ... Angkasa?" ucap Bima penuh tanda tanya.Kakek itu hanya tersenyum dan mendekat ke arah Bima, "Benar, aku adalah Pramono Angkasa. Kakekmu. Kau adalah cucuku, Bima."Bima terkejut bukan main. Apa ini? Apa ini sungguhan? Tanya Bima dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang yang biasa ia lihat dari layar kaca kini menjadi kakeknya?Keluarga Angkasa merupakan keluarga paling elit di Negeri Tenggara. Tidak ada yang berani mencari gara-gara dengan keluarga itu. Mereka menguasai semua lini bisnis, mulai dari industri properti, makanan, sampai teknologi. Mereka kabarnya juga bermain di jaringan bisnis bawah tanah.Bisa dikatakan seluruh negeri takluk pada mereka. Mereka dapat membuat sebuah perusahaan

    Huling Na-update : 2023-10-29
  • Super Milyarder Angkasa   Dihina Mantan Sahabat

    "Aku Bima, dar. Kamu lupa siapa aku? Kita kan dulu teman akrab?""Bima ...." Darma memicingkan matanya. "Ah, iya ... Aku ingat. Bima si anak panti itu kan? Maaf, aku gak ngenalin kamu karena penampilanmu yang kayak gembel!"Bima terhenyak mendengar ucapan mantan sahabatnya itu. Ia tak menyangka bahwa jarak waktu 12 tahun, telah mampu mengubah orang sedemikian parah.Ralat! Bukan waktu yang mengubahnya, tapi uang. Uanglah yang telah mengubah sifat Darma menjadi angkuh seperti itu."Mau ada apa kamu kemari?" nada bicara Darma yang angkuh masih belum berubah."Oh, aku ada urusan disini. Aku ada janji dengan seseorang.”"Bidang apa?"Belum sempat Bima menjawabnya, pak sekuriti yang tadi langsung menjawab. "Dia lagi mau ngelamar jadi OB pak. Office boy!""Oh, office boy?" Darma tertawa mengejek. Sekuriti berwajah masam yang tadi juga ikut tertawa."Iya, pak. Dia kesini mau ngelamar jadi office boy. Saya tadi udah nyuruh dia untuk lewat belakang. Tapi orangnya ngeyel pak, malah masih ngotot

    Huling Na-update : 2023-10-29
  • Super Milyarder Angkasa   Pecundang yang Bodoh

    Bima hanya tersenyum geli. Ia menertawakan kebodohan Darma yang menurutnya terlalu konyol. "Pria itu masih belum berubah," ucap Bima sambil tertawa. "Kau sudah gila ya? Kenapa kau tertawa seperti itu?!" "Hahahaha ... Tidak apa-apa, aku hanya tak mampu untuk menahan rasa geli di perutku. Tadinya aku pikir kau telah berubah. Tapi ternyata, sikap polos dan pengecutmu masih tetap sama seperti 12 tahun yang lalu!" "Kau!!" Darma semakin marah. Ia sebenarnya ingin menonjok wajah Bima menggunakan tinjunya. Tapi, ia sadar diri untuk tak melakukan itu karena ia tahu kekuatan bela diri Bima. Ia pasti tak akan menang melawan Bima yang sudah mencapai level tertinggi di empat cabang bela diri sekaligus yaitu taekwondo, silat, karate dan judo. Akan menjadi sangat konyol jika ia nekad melakukan semua itu tanpa perhitungan yang jelas. "Tunggu kau! Pak Ilyas sebentar lagi akan datang. Kau akan menyesal telah berbuat seperti itu kepadaku!" ancam Darma. Tak begitu lama, seorang pria paruh baya kel

    Huling Na-update : 2023-12-06

Pinakabagong kabanata

  • Super Milyarder Angkasa   Kembalinya sang mantan

    “Cukup Elena! Kedatanganku kemari sebenarnya hanya untuk mempertegas hubungan kita. Ini!” Bima melemparkan sebuah map berisikan akta perceraian mereka.“Aku sudah mengurus semuanya. Aku sudah mencetak akta perceraian tersebut. Mulai hari ini, tolong jangan menelponku lagi!” Bima berkata dengan dingin dan langsung keluar.Semua orang yang berada di ruangan itu nampak terkejut. Mereka seperti tidak mengenali sosok Bima yang barusan. Selama ini mereka hanya mengenal sosok Bima yang penurut. Ia tak pernah sekalipun membantah ucapan Elena.Saat akan keluar restoran, Bima dihadang oleh tiga sekuriti restoran berpakaian serba hitam, “Hey, tunggu. Kamu mau kemana? Kamu tidak boleh pergi sebelum membayar semua tagihan hari ini,” ucap salah-satu dari mereka.Bima pun menepuk jidatnya. Ia hampir lupa akan hal itu. Ia lalu merogoh koceknya dan mencari sesuatu di sela-sela dompet kulitnya yang lusuh.“Ini,” kata Bima sambil menyerahkan kartu berwarna hitam itu kepada pegawai kasir yang ada disana.

  • Super Milyarder Angkasa   Permainan yang bodoh

    “Oh, ini bukan apa-apa. Kami bertaruh apakah kau masih tetap akan datang menemuiku setelah semua yang terjadi. Dan dugaanku tak pernah salah, ternyata kau masih tetap sama seperti dulu,” ucap Elena dengan mimik yang dibuat-buat.“Aku, Raya dan Eva bertaruh 100 dolar jika kau tidak akan datang. Tapi tebakan kami salah, kau benar-benar datang kemari. Dengan begini, maka Elena lah yang menang, ” ucap Diana sambil tertawa mengejek. Keempat sahabat itu benar-benar menikmati waktu mereka menertawakan Bima sampai puas.“Karena kau sudah sampai disini. Bagaimana jika kau kutraktir segelas martini? Apakah kau tertarik?” Tawar Raya.“Ups! Tidak. Biar aku saja yang traktir. Jarang-jarang kita bisa minum ditemani pria tampan. Kau tidak keberatan kan Elena?” Sahut Eva dengan tatapan nakal. Elena hanya mengangguk penuh kesombongan. Di pikirannya, ia masih menganggap bahwa itu adalah Bima yang dulu. Bima yang miskin, penurut dan juga penakut.“Terserah kalian. Aku tidak perduli lagi dengan pria itu,

  • Super Milyarder Angkasa   Sang sekretaris

    “Aku membutuhkan uang sebesar 50 juta sore ini. Kau harus segera mengirimnya jika ingin ibumu bahagia,” ucap seseorang dari seberang telepon. Nadya hanya terdiam. Dibalik suaranya yang sok keras, sebenarnya ia sedang menyembunyikan ketakutannya. Pria yang menelponnya tersebut tak lain dan tak bukan adalah pacar ibunya sendiri. Selama lima tahun ini pria itu selalu saja meneror Nadya dan memintanya untuk mengirimkan sejumlah uang.Ibunya pun tak kalah tidak tahu dirinya. Sudah tahu bahwa anak perempuannya itu hanya sendiri merantau di kota besar, tapi dia terus saja membiarkan kekasihnya untuk meminta uang kepada Nadya.Karir Nadya sebagai seorang sekertaris memang bagus, namun ia tidak selalu memiliki uang yang banyak di rekeningnya. Jika Nadya telat mengirimkan uang, sepasang kekasih tidak tahu diri itu akan terus-menerus meneror Nadya bahkan sampai mempermalukan Nadya di depan orang-orang kantor.“Cantik, kumohon? Aku dan ibumu sudah kehabisan uang. Jika kami tak mendapatnya sore i

  • Super Milyarder Angkasa   Pembalasan yang Pertama

    "Cukup, Darma! Hentikan omong kosong mu dan segera memberi hormat kepadanya! Pria yang kau sebut gembel itu adalah pewaris tunggal Angkasa grup!" Kedua bola mata Darma seakan mau terlepas dari tempatnya. "Tidak mungkin! Itu tidak mungkin!" Darma berteriak tak percaya. Baru tadi pagi ia membaca berita di koran bahwa Surya Express telah diakuisisi oleh Angkasa grup dan sekarang perusahaan itu juga sudah diubah menjadi Angkasa Express. Apakah itu berarti Bima adalah atasannya sekarang? Darma tanpa malu tiba-tiba bersujud di kaki Bima. Wajahnya sangat ketakutan. Ia begitu takut jika Bima akan melakukan hal buruk padanya. "Tuan muda ... tuan muda, maafkan aku?" ucapnya ketakutan. Ia bukan takut karena Bima jago bela diri. Tapi ia takut, jika jabatannya di perusahaan akan terancam. Dia telah menghabiskan ratusan juta untuk menyuap berbagai pihak untuk mencapai posisinya yang sekarang. Apapun akan dia lakukan untuk menyelamatkan posisinya, termasuk menjilat ludahnya sendiri. Bima hanya

  • Super Milyarder Angkasa   Pecundang yang Bodoh

    Bima hanya tersenyum geli. Ia menertawakan kebodohan Darma yang menurutnya terlalu konyol. "Pria itu masih belum berubah," ucap Bima sambil tertawa. "Kau sudah gila ya? Kenapa kau tertawa seperti itu?!" "Hahahaha ... Tidak apa-apa, aku hanya tak mampu untuk menahan rasa geli di perutku. Tadinya aku pikir kau telah berubah. Tapi ternyata, sikap polos dan pengecutmu masih tetap sama seperti 12 tahun yang lalu!" "Kau!!" Darma semakin marah. Ia sebenarnya ingin menonjok wajah Bima menggunakan tinjunya. Tapi, ia sadar diri untuk tak melakukan itu karena ia tahu kekuatan bela diri Bima. Ia pasti tak akan menang melawan Bima yang sudah mencapai level tertinggi di empat cabang bela diri sekaligus yaitu taekwondo, silat, karate dan judo. Akan menjadi sangat konyol jika ia nekad melakukan semua itu tanpa perhitungan yang jelas. "Tunggu kau! Pak Ilyas sebentar lagi akan datang. Kau akan menyesal telah berbuat seperti itu kepadaku!" ancam Darma. Tak begitu lama, seorang pria paruh baya kel

  • Super Milyarder Angkasa   Dihina Mantan Sahabat

    "Aku Bima, dar. Kamu lupa siapa aku? Kita kan dulu teman akrab?""Bima ...." Darma memicingkan matanya. "Ah, iya ... Aku ingat. Bima si anak panti itu kan? Maaf, aku gak ngenalin kamu karena penampilanmu yang kayak gembel!"Bima terhenyak mendengar ucapan mantan sahabatnya itu. Ia tak menyangka bahwa jarak waktu 12 tahun, telah mampu mengubah orang sedemikian parah.Ralat! Bukan waktu yang mengubahnya, tapi uang. Uanglah yang telah mengubah sifat Darma menjadi angkuh seperti itu."Mau ada apa kamu kemari?" nada bicara Darma yang angkuh masih belum berubah."Oh, aku ada urusan disini. Aku ada janji dengan seseorang.”"Bidang apa?"Belum sempat Bima menjawabnya, pak sekuriti yang tadi langsung menjawab. "Dia lagi mau ngelamar jadi OB pak. Office boy!""Oh, office boy?" Darma tertawa mengejek. Sekuriti berwajah masam yang tadi juga ikut tertawa."Iya, pak. Dia kesini mau ngelamar jadi office boy. Saya tadi udah nyuruh dia untuk lewat belakang. Tapi orangnya ngeyel pak, malah masih ngotot

  • Super Milyarder Angkasa   Kakek Misterius

    "Apa? Cucu?"Bima mencoba untuk mengenali sosok itu. Ia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Kakek tua itu memiliki gaya yang khas. Usia senja tak menghalanginya untuk tetap tampil modern dan eksentrik. Di saku kanan jasnya, terpasang sebuah bros kecil berwarna merah marun."Pramono ... Angkasa?" ucap Bima penuh tanda tanya.Kakek itu hanya tersenyum dan mendekat ke arah Bima, "Benar, aku adalah Pramono Angkasa. Kakekmu. Kau adalah cucuku, Bima."Bima terkejut bukan main. Apa ini? Apa ini sungguhan? Tanya Bima dalam hati. Bagaimana mungkin seseorang yang biasa ia lihat dari layar kaca kini menjadi kakeknya?Keluarga Angkasa merupakan keluarga paling elit di Negeri Tenggara. Tidak ada yang berani mencari gara-gara dengan keluarga itu. Mereka menguasai semua lini bisnis, mulai dari industri properti, makanan, sampai teknologi. Mereka kabarnya juga bermain di jaringan bisnis bawah tanah.Bisa dikatakan seluruh negeri takluk pada mereka. Mereka dapat membuat sebuah perusahaan

  • Super Milyarder Angkasa   Suami Miskin

    "Aku pulang ...." Bima baru saja tiba di kontrakan tiga petaknya, saat bertemu dengan sang istri yang kini sudah berdiri di depan pintu sambil membawa sebuah koper dan tas jinjing.Elena mengenakan dress selutut berwarna kuning dan bando hitam di rambutnya. Wajahnya yang cantik pun semakin bertambah cantik karena polesan lipstik di bibir indahnya."Cantik sekali istriku. Mau kemana sayang? Sini, salim dulu," ujar Bima dengan senyum membunggah.Tak seperti yang ditunjukan oleh Bima, ekspresi Elena malah memperlihatkan yang sebaliknya. Wanita itu langsung membuang muka ketika Bima menyodorkan tangan ke arahnya."Mas, ada yang mau aku omongin sama kamu!" ucapnya ketus."Mau ngomongin apa, dek?" jawab Bima lembut dan penuh rasa cinta. Tak sedikitpun dia berfikiran buruk tentang istrinya.Elena menarik nafas panjang dan membuangnya lagi dengan kasar. "Mas, aku mau bercerai!" ucapnya kemudian.Mendengar hal itu, Bima langsung tak bisa berkata-kata. Tanpa hujan dan petir, istrinya ti

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status