Share

Sukses Usai Diselingkuhi
Sukses Usai Diselingkuhi
Author: Maya Har

Bab 1 Pengkhianatan

Author: Maya Har
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Mas, pulang sana! Kasihan istrimu nanti menunggu." Nela mendorong pelan lengan lelaki yang menjalin hubungan terlarang dengannya.

"Biarkan sajalah, Nel! Aku masih ingin di sini." Wiguna terlihat malas-malasan. Ia engan beranjak pergi.

"Memangnya istrimu ga curiga sering pulang malam?" Gadis berwajah oval itu menunggu jawaban.

"Dia terlalu percaya padaku. Jadi, ga mungkin dia curiga," sahut Wiguna yakin.

"Hem, kalau aku di posisi istrimu sudah pasti aku teror kamu buat lekas pulang." Nela memberi pendapat.

"Ah, sayangnya kamu belum jadi istriku." 

Mendengar jawaban sang kekasih, perempuan berusia dua puluh lima tahun itu memasamkan wajah, menarik simpati lelaki yang telah memiliki dua anak itu. Menjadi perempuan kedua dalam kehidupan Wiguna Putra membuat Nela harus menebalkan muka.

Anggapan sebagai pelakor sudah biasa disematkan padanya. Ia tak peduli. Baginya, siapa pun lelaki yamg mencintainya, ia akan rela untuk dijadikan yanng kedua atau jika perlu memyingkirkan istri pertama.

"Jangan cemberut, dong! Jelek tahu!" Lelaki bermanik hitam itu membujuk.

"Aku ingin kita segera menikah, Mas."

"Sabar, ya, Sayang."

"Sampai kapan?"

"Aku masih mencari waktu yang tepat untuk bicara dengan Hilma, tapi, tenang saja, Mas jamin kamu akan menjadi istriku juga."

Nela menyunggingkan senyum, untuk awalan tak apa menjadi istri kedua, selanjutnya ia akan menyingkirkan Hilma dalam hati Wiguna, setelah itu akan menguasai sepenuhnya.

Ia tertawa dalam hati, begitu mudah ternyata menjadi Nyonya Wiguna. 

Setelah rencananya berhasil, ia akan selalu memperhatikan suaminya selama 24 jam. Kesuksesan yang dimiliki lelaki berambut ikal itu membuat banyak kaum hawa yang mengincarnya. 

Ia kadang berpikir jika Hilma terlalu bodoh percaya seratus persen pada sang suami. Dimanapun lelaki sama saja tabiatnya, mudah tergoda hanya dengan diperlihatkan belahan dada atau senyum menggoda.

Suara live music yang menyanyikan lagu pop membuat suasana semakin tenang. Beberapa pengunjung terlihat menikmati makanan, diiringi suara merdu dari sang penyanyi.

Nela merupakan salah satu penyanyi yang telah tampil untuk menghibur para tamu.

Enam bulan lalu mereka berkenalan ketika Guna mengadakan acara kantor di cafe yang berada di kawasan kuningan tersebut.

Terpesona dengan kecantikan dan suara merdu mendayu juga merasa nyaman, membuat lelaki yang memiliki toko bangunan itu melakukan pendekatan.

Hampir setiap hari mereka bertemu, mengobrol, bersenda gurau atau sekedar bersenang-senang menghilangkan penat setelah seharian bekerja, bahkan hanya menemani Nela yang bekerja di cafe tersebut sebagai penyanyi. 

"Aku tunggu kabar baik itu, Mas!" sahut Nela menekankan janji yang telah diucapkan kekasihnya.

Wiguna mengangguk, satu tangannya meraih rambut sang perempuan yang terurai ke depan, lalu menyematkannya di belakang telinga.

"Tentu saja, Sayang! Akupun ingin segera memilikimu."

Keduanya saling pandang dengan tatapan penuh cinta.

Tanpa disadari mereka, ada sepasang mata yang mengawasi dengan tatapan tidak suka. 

***

Tring!

Sebuah pesan membuat Hilma menoleh. Ia mengembangkan senyum, mengira jika yang menghubungi adalah suaminya.

Gegas ia mengambil ponsel dengan casing ungu muda di atas meja, lalu menekan aplikasi berwarna hijau dan langsung mencari nama sang suami yang di tulis 'My Hubby.' 

Wajahnya terlihat kecewa ketika pesan tersebut bukan dari sang suami. Akan tetapi, ia juga sedikit terhibur karena temannya yang menghubungi. Hilma langsung membuka pesan tersebut dengan gembira.

Namun, wajahnya langsung berubah muram ketika melihat video yang dikirim. Jantungnya berpacu cepat dengan tubuh yang mulai gemetar. Ia mempertajam pengelihatan, hendak meyakinkan diri jika yang dilihatnya tidak salah. Satu pesan masuk kembali dari Virda.

"Hilma, itu Guna, kan? Suamimu!" tanya Virda.

Hilma masih terdiam, kembali melihat layar yang menampilkan seorang lelaki duduk di sofa dengan perempuan yang penampilannya terlihat sedikit terbuka.

Memakai dress selutut dengan belahan dada agak turun ke bawah dan tanpa lengan. Keduanya terlihat mengobrol sambil tertawa dan sesekali saling menyentuh dengan mesra.

Seketika, Hilma merasa tubuhnya bagai dihempaskan dari ketinggian, memompa jantung lebih cepat dengan tulang-tulang yang serasa lemas. Kedua matanya mulai berkaca-kaca, hatinya berdesir tak karuan.

Mendapati seorang suami yang dinanti kepulangannya ternyata sedang bersama perempuan lain. Seperti ada yang tengah mengoyak daging yang ada di dadanya. Sakit. Suara dering ponsel menyadarkannya dari kebisuan.

"Halo! Hilma, kamu baik-baik saja?" tanya Virda ketika panggilan telepon diangkat. 

Hilma ingin menjawab, tetapi dadanya semakin sesak, airmatanya semakin deras mengalir. Ia terisak berusaha sedikit meredam suaranya. Namun, tangisan itu masih terdengar oleh sahabatnya.

"Hilma, aku ke sana sekarang!" Tanpa menunggu jawaban, Virda langsung mematikan panggilan dan bergegas ke rumah Hilma.

Sementara itu, Hilma semakin terisak, meluapkan segala yang menyesakkan dada. Ia masih berharap semua hanyalah mimpi. Ia pun masih meyakinkan hati jika suaminya tidak mengkhianatinya. 

"Hilma, kamu ngapain? Kenapa nangis?" tanya Yana yang baru menuruni tangga. Tatapannya terlihat menyelidik, dari atas tangga ia sudah memerhatikan menantunya yang tengah bersedih.

"Eh, Ibu." Sigap kedua tangan putih itu mengusap airmatanya, kemudian menampilkan senyum sambil menggeleng. "Ga apa-apa, Bu," jawabnya.

"Ga ada apa-apa, kok, nangis!"

"Ta-tadi cuma keingetan almarhum ibu saja."

"Orang sudah meninggal jangan ditangisi. Tapi didoakan."

"Iya, Bu."

"Udahlah, daripada nangis mending kamu bikinin Ibu mie telor pake cabe!" titah Yana sambil berlalu ke ruang televisi.

"Baik, Bu," sahut Hilma menahan kemelut hatinya.

Ia tak ingin mertuanya mengetahui hal buruk yang tengah dialami. Sebelum mencari kebenaran lebih lanjut, ia akan menutupi yang tengah terjadi. Lagipula hubungan dengan ibu mertuanya sedikit renggang. Hilma hanya khawatir hal itu akan memperkeruh keadaan. 

"Bikinin aku juga, Mbak! Pake telornya dua!"

Tanti yang baru menuruni tangga ikut memberi pesanan. Adik ipar yang baru diterima bekerja di perusahaan jasa internet itu terlihat menguap dengan rambut berantakan.

"Kamu mending makan nasi aja, Tan! Tadi, kan, belum makan malam."

Hilma mencoba mengingatkan Tanti yang tertidur sejak sore.

"Engga, ah, Mbak. Lagi pengen makan mie!" sanggah Tanti acuh tak acuh.

"Nanti kamu bisa sakit, Tan. Perut kosong langsung makan mie."

"Aduh, Mbak, minta tolong bikin mie aja ribet banget, sih! Perut-perut aku, ya terserah dong mau diisi apaan."

"Mbak, kan, hanya mengingatkan, Tan."

"Kenapa, sih, pada ribut aja!" Yana melerai perdebatan. "Udahlah, Hilma, kamu bikinin aja apa yang dipengen Tanti," perintah Yana.

"Tuh, dengerin!" Tanti bersungut lalu berjalan menuju ibunya yang sedang menonton sinetron.

Hilma hanya menggeleng melihat kelakuan keluarga dari suaminya. Semenjak menikah, sikap keduanya tak pernah berubah. Namun, Hilma tak mempersoalkan.

Ia selalu berusaha bersabar dan menerima. Meski jarak terpisah jauh, ia pun selalu menginggatkan suami untuk memenuhi segala kebutuhan ibu dan adik suaminya di kampung.

Hanya saja sudah dua bulan mereka meminta tinggal di Jakarta. Dan ia harus bisa memaklumi segala sikap yang ditunjukkan Yana dan Tanti.

"Bu, Mas Guna kapan bawa Kak Nela ke sini?" tanya Tanti kepada ibunya yang sedang asik menonton Ikatan Cinta.

Mendengar nama perempuan lain anaknya disebut membuatnya tersentak kemudian melotot kepada anak perempuan satu-satunya itu sambil meletakkan telunjuk jari di bibir. Ia lalu menengok ke arah dapur, memastikan Hillma tak mendengar ucapan Tanti.

"Kamu bicaranya jangan keras-keras. Nanti kedengaran Hilma." Yana memberi saran dengan wajah kesal. 

"Biarin aja, sih, Bu. Lama-lama juga, kan, pasti tahu."

"Ya itu pasti, tapi yang penting jangan dari kita."

"Terserah Ibu, deh! Aku, sih, pokoknya mendukung kalau Mas Guna mau nikah lagi. Aku lebih cocok sama Mbak Nela daripada perempuan ga jelas asal-usulnya itu," ungkap Tanti meremehkan.

Tanpa mereka sadari Hilma telah berdiri di belakang dengan memegang nampan berisi dua mangkuk mie.

"Jadi ..., kalian tahu kalau Mas Guna memiliki perempuan lain?" tanya Hilma yang membuat kedua orang di depannya menoleh dengan mata membulat dan mulut menganga. 

***

Comments (2)
goodnovel comment avatar
juan effendi
jgn baca....ntar dua tahun ga habis habis...bikin keki aja
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
jadi babu kayaknya pantas utk wanita yg diam aja ketika g dihargai.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 2 Dukungan Perselingkuhan

    "Terserah Ibu, deh! Aku, sih, pokoknya mendukung kalau Mas Guna mau nikah lagi. Aku lebih cocok sama Mbak Nela daripada perempuan ga jelas asal-usulnya itu," ungkap Tanti meremehkan.Tanpa mereka sadari Hilma telah berdiri di belakang dengan memegang nampan berisi dua mangkuk mie."Jadi ..., kalian tahu kalau Mas Guna memiliki perempuan lain?" tanya Hilma yang membuat kedua orang di depannya menoleh dengan mata membulat dan mulut menganga. Kedua ibu anak itu saling pandang dengan ekspresi berbeda, Yana terlihat khawatir dengan pertanyaaan menantunya, sedangkan Tanti terlihat tak peduli."Ah, Hilma, maksud kamu apa?"Perempuan berusia lima puluh tahun itu bangkit berdiri dan menghampiri menantunya dengan sikap ramah."Apa Ibu tahu jika Mas Guna jatuh cinta pada perempuan lain?"Hilma mengulangi pertanyaannya."Oh, ya, ga mungkin Guna seperti itu," sangkal Yana."Maaf, Bu, tadi aku dengar sendiri Tanti bilang kalau Mas Guna akan menikah lagi.""Kamu salah dengar! Kita tadi lagi membica

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 3 Mencintai Perempuan Lain

    "Izinkan aku menikah lagi, Dik!"Mendengar berita suaminya akan menikah lagi dari Tanti sudah membuatnya terluka, tetapi mendengar langsung dari ucapan ayah dari anak-anaknya ternyata lebih menyakitkan, bagai teriris sembilu kemudian diberikan cuka di atasnya. Sakit dan perih."Apa salahku, Mas?""Kamu ga ada salah!""Lalu, kenapa begini?""Maafkan, Mas, Dik. Semua terjadi begitu saja!""Apa aku ada kekurangan? Coba dibicarakan, Mas. Pasti aku akan mengubahnya. Membuatmu lebih nyaman dan bahagia. Aku janji, Mas, akan menuruti kemauanmu. Tapi ...."Hilma menjeda ucapannya. Matanya menatap penuh harap pada manik hitam sang suami."Bukan untuk menikah lagi.""Maafkan, Mas, Dik. Perasaan ini hadir tanpa diminta!""Mas mencintai gadis itu?"Wiguna menangguk. "Iya.""Kenapa, Mas?"Airmata sudah meluruh di pipi mulus perempuan berkulit putih tersebut. Selama menjalani biduk rumah tangga, suaminya selalu bersikap baik, jarang mengeluhkan sesuatu, sehingga ia berpikir jika keluarganya baik-bai

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 4 Mengubah Penampilan

    "Haris gimana?""Ya ga gimana-gimana! Selama ini gue cuma nganggep dia temen." Nela terlihat tak acuh."Di suka sama lu, Nel.""Itu haknya dia. Dan hak gue juga buat nolak dia.""Tapi, kan, dia udah banyak berkorban. Inget, Nel, karena dia lu bisa bebas dari tempat terkutuk itu!" Mira mencoba mengingatkan."Gue ga akan lupa, Mir, tapi bukan berarti gue harus nerima cintanya, kan? Gue ingin hidup lebih baik, Mir. Haris bukan lelaki yang tepat buat tujuan hidup gue!""Nela!"Panggilan seseorang mengangetkan keduanya. Mereka langsung menoleh ke asal suara dan mendapati seorang lelaki berdiri di depan pintu dengan tatapan tajam dan wajah yang memerah."Ha-Haris," ucap Mira terbata dengan perasaan tak enak.Tentu lelaki tersebut telah mendengar percakapan mereka. Terlihat dari sorot mata yang memancarkan kekecewaan.Tatapan itu mengarah pada sahabatnya yang terlihat acuh tak acuh. Tak memedulikan kemarahan orang yang telah disakiti."Ternyata kamu hanya mempermainkanku, Nela!" tuduh Haris.

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 5 Playing Victim

    Wiguna memasuki rumah dengan wajah lelah. Ia melihat jam di pergelangan tangan. Pukul satu malam. Keasikan mengobrol dengan Nela membuatnya lupa waktu.Gadis itu benar-benar memberi kenyamanan, sehingga ia betah berlama-lama di samping kekasihnya. Lupa dengan perasaan istri di rumah.Handle pintu kamar dibuka dengan sangat perlahan, khawatir membangunkan sang istri yang telah terlelap. Ia tak ingin terlalu banyak ditanya, berharap segera berbaring di ranjang dan menikmati alam mimpi.Namun, ketika ia hendak menutup pintu, tiba-tiba cahaya di kamar menyala terang. Ia refleks menoleh ke arah saklar. Di sana, Wiguna melihat istrinya berdiri dengan tatapan menyelidik."Baru pulang, Mas?""I-iya, Dik!' Wiguna terlihat gugup."Bagaimana meetingnya?""Berjalan lancar.""Barus selesai jam segini!""Iya, Dik. Tadi pertemuannya juga telat. Jam sepuluh baru datang klien-nya." "Oh, ya?" Melihat Hilma dengan wajah dingin dan datar membuat Wiguna waspada. Terlebih ketika istrinya menghampiri deng

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 6 Meredam Ego

    Terkadang dalam sebuah pernikahan memerlukan tarik ulur dalam menjaga sebuah keharmonisaan. Untuk mempertahankan kedamaian dalam bangunan rumah tangga, biasanya salah satu pasangan harus mengalah, menurunkan ego demi tercipta keseimbangan dalam menghadapi permasalahan yang ada.Semalaman, Hilma merenungkan kelanjutan bahatera hidup yang sedang diterjang badai. Nahkoda yang melajukan kapal tak sesuai arah, memerlukan bantuan untuk kembali pada tujuan semula.Ia memutuskan untuk mengenyampingkan rasa sakit hati yang didera karena penghianatan, demi tumbuh kembang kedua anaknya yang memerlukan keutuhan orangtua, Hilma akan kembali melanjutkan rencana untuk menarik perhatian sang suami.Pagi ini dengan melapangkan hati dan memaafkan yang telah terjadi, Hilma mengawali pagi dengan harapan baru. Berikhtiar memperbaiki biduk rumah tangganya yang tengah goyah.Setelah memoles wajah dan memakai pakaian yang lebih rapi, ia menuruni tangga dan melangkah menu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 7 Konspirasi

    Hilma membalas lambaian tangan suami dan kedua anaknya ketika mobil mulai melaju. Melihat kendaraan roda empat berwarna hitam itu menghilang di tikungan, ia menutup pagar lalu dengan tergesa menuju ke dalam rumah, mencari keberadaan adik iparnya.Kemarahan yang sempat meluap karena mendengar niat buruk Tanti, terhenti karena panggilan Ghani dan Ghava yang sudah berdiri di sampingnya.Hilma berusaha meredam kemarahan dan menampilkan wajah semanis mungkin untuk menyambut sang anak dan mengesampikan menegur adik iparnya.Ia terlebih dulu menjalankan peran sebagai ibu dan istri. Melayani seluruh penghuni rumah di meja makan termasuk ibu mertua dan adik iparnya. Sesekali Hilma melirik wajah Tanti yang tampak acuh tak acuh.Menahan kemarahan bukanlah sesuatu yang mudah, tapi ia juga tak boleh memperlihatkan pertengkaran pada kedua anaknya. Kini, setelah semuanya telah meninggalkan rumah, ia akan meminta penjelasan mengenai rencana bu

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 8 Pengurangan Nafkah

    "Dik, ini uang untuk keperluan bulan ini!"Wiguna menyerahkan amplop putih kepada istrinya.Hilma yang sedang membersihkan wajah di meja rias, menoleh ke samping dan melihat benda putih yang disodorkan. Kedua alisnya tertaut, kemudian mendongak melihat sang suami."Kok, tumben cash, Mas?"Ia bertanya sambil menerima jatah bulanan yang ketika ia pegang terasa ringan. "Iya, Dik, mulai saat ini Mas kasih uangnya cash, dan jumlahnya juga berkurang. Di amplop ada tiga juta, buat bayar biaya sekolah juga untuk memasak, dan keperluanmu," jelas Wiguna."Selebihnya, nanti Mas yang bayar." "Kenapa berubah begini, Mas? Dan kenapa ga dibicarakan dulu? Bukannya sebelumnya kita sudah sepakat, seluruh keuangan aku yang mengaturnya?"Hilma bangkit berdiri, menatap lebih lekat meminta penjelasan. Tentu saja uang yang diberikan tidak cukup. Untuk keperluan sekolah dua anak 1,5 juta perbulan. Sisa setengahnya pun tak cukup untuk

    Last Updated : 2024-10-29
  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 9 Wiguna Dijebak

    Wiguna merasakan kepalanya sedikit pusing, matanya tampak berat. Berkali-kali ia menggeleng, membuang rasa kantuk yang mendera, tetapi tetap saja kelopak itu ingin menutup.Beberapa menit kemudian, kesadarannya menurun dan ia tak sanggup lagi untuk membuka mata. Terlelap dengan bersandar pada sofa."Yes!"Dari balik gorden Nela meneriakan keberhasilannnya telah membuat Wiguna tak sadarkan diri. Setelah itu ia akan melanjutkan rencana berikutnya. Sebelumnya, Nela mengirim pesan pada seseorang.[Tan, kamu masuk, deh! Mas Guna dah pingsan.][Oke.]Sejak awal, Tanti menunggu di warung bakso yang ada di seberang rumah Nela, menunggu instruksi. Setelah mendapat perintah, ia segera bergegas ke rumah Nela."Duh, Mas Guna berat juga, ya!" seru Tanti ketika ia menopang tubuh saudaranya itu di sebelah kiri.Sedangkan Nela menopang sebelah kanan dan tak sempat menyahut, konsentrasi melihat jalan, mereka membawanya ke k

    Last Updated : 2024-10-29

Latest chapter

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 47 Kesuksesan Hilma

    "Gery! Kamu tidak apa-apa?" Patra berusaha membangunkan Gery yang telungkup di lantai, lalu membalikkan tubuh yang penuh luka itu dalam pangkuannya.Gery hanya menggeleng. Ia terlihat ingin bicara, tetapi terlalu lemah.Sementara para pengikut Patra langsung menghadapi orang-orang Jayadi yang langsung menyerang ketika melihat keberadaan mereka, termasuk dua petarung yang kini beralih salam menghadapi lawan. Tubuh besar itu mengincar orang-orang berseragam hitam yang diketahui berseberangan dengan Jayadi. Bagi mereka, orang yang membayar mahal adalah tuannya. Dan yang bertentangan adalah musuh.Terjadi pertempuran menggunakan senjata api, sebagian mereka mencari benda terdekat sebagai pelindung dan bersembunyi di beberapa tempat di ruangan itu. Lima orang pengawal Patra melindungi tuannya yang masih mengkhawatirkan keadaan putra semata wayang. Sementara Jayadi yang dilindungi beberapa orang berhasil mendekati tubuh Hilma. Denga

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 46 Pembebasan Ghani dan Ghava

    "Bagaimana, apa kita masuk sekarang?" tanya Wiguna sambil terus mengawasi keadaan di depan yang sedang terjadi pertarungan."Jangan, Wiguna! Kita tidak bisa masuk ke dalam! Sangat berbahaya!" Melihat sekelompok orang berbaju hitam yang terus merangsek maju membuat Noto berpikir dua kali untuk menyerang. Namun, ia tak tahu, apa motif orang yang datang menyerang tersebut.  Jika dilihat dari segerombolan orang yang terus berdatangan, tentu ia kalah jumlah. Noto memutuskan untuk terus mengawasi sampai memdapat kesempatan."Tapi bagaimana dengan Hilma? Orang-orang itu akan membahayakannya dan juga anak-anakku," ucap Wiguna resah. "Kita akan menunggu!" Melihat orang yang tadi berjalan gagah ia meyakini jika itu adalah ajudan dari sosok yang sangat dikenalnya.  Ia harus memastikan dulu siapa oramg yang tengah menyerang markas di hadapannya itu. "Sembunyikan kepalamu, Guna!" Noto menekan kepala anaknya agar tidak menyembul. Di jalan

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 45 Rahasia Masa Lalu

    "Well. Dua orang ayah dan anak telah bertemu. Sesuatu yang sangat mengharukan!" ucap seorang lelaki paruh baya yang melangkah masuk ruangan sambil bertepuk tangan.Mendengar hal itu Gery dan Hilma melepaskan pelukan lalu menoleh pada asal suara."Uncle Jay!" Gery menyebut nama adik sepupu ayahnya."Yeah. Bagaimana Gery? Kamu bahagia?" tanya Jayadi sambil tersenyum dan melangkah mendekati. Orang-orang berbaju hitam di belakangnya pun turut mengikuti begitu juga Joni."Kau tahu Gery! Perpisahan itu sangat menyedihkan," ucap Jay menepuk pelan pundak keponakannya. "Aku pun sangat mengerti hal itu!" lanjutnya dengan nada suara pelan, terdengar sedih.Gery menghela napas. Ia tahu akan hal itu, mendapati anak satu-satunya memilih mengakhiri hidup karena seorang perempuan membuat pamannya sangat terpuruk. "Namun, aku berharap kau pun mau mengerti." Tubuh kurus yang telah menua itu berdiri tepat di hadapan G

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 44 Pertemuan Ayah dan Anak

    "Joni! Apa yang terjadi?" tanya Gery pada anak buahnya.Anto yang mengikuti langkah Gery langsung terbelalak melihat teman yang dikenalnya di penjara terlihat babak belur. "Itu Bos, saya kasih pelajaran sama anak baru ini. Dia terlalu banyak membantah!" ujar Joni menjelaskan.Gery tak terlalu menanggapi penjelasan yang diberikan, kedua netranya fokus pada perempuan yang terduduk di atas ranjang dengan ketakutan. Sejenak, ia tertegun mendapati rupa yang begitu sama dengan istri pertamanya, setelah itu ia mulai melangkah. Wajah yang mengingatkannya pada Amelia seolah menarik dirinya untuk mendekat.Sementara Anto yang sejak tadi terlihat gundah, langsung membantu Haris yang tak berdaya. Ia langsung memeriksa keadaan temannya."Kamu ga apa, Ris?"Aris tidak menjawab. Sekitar mulutnya mengeluarkan darah, tetapi dengan isyarat mata seolah mengatakan ia akan baik-baik saja. Lelaki yang merupakan tangan ka

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 43 Pengorbanan Haris

    Mendapati seseorang menyapanya, lelaki yang sedang menatap pusara itu menegakkan tubuh, dengan pandangan masih ke arah makam mendiang Amira."Ada apa?" Lelaki itu bertanya dingin."Maaf, Tuan Gery, saya diminta menyampaikan ini pada Anda." Seseorang yang memakai pakaian serba hitam itu melangkah, kemudian melewati Gery selangkah dan berbalik menghadap lelaki yang tampak acuh tak acuh tersebut. Ponsel berwarna hitam disodorkan dengan posisi menyala dan berada pada sebuah file yang sudah dipersiapkan.Gery terlihat enggan untuk mengambilnya."Tolong diterima, Tuan. Ini masih berhubungan dengan mendiang Nyonya Amelia," jelas pengawal tersebut.Mendengar nama perempuan masa lalunya disebut, Gery menoleh lalu menatap tajam pada pengawal di hadapannya. Tampak sekali wajahnya terlihat tidak suka.Menyadari perubahan mimik yang tak biasa, tubuh tinggi kurus itu sedikit membungkukkan tubuh. "Maaf, Tuan Gery.

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 42 Menuju Markas Penculik

    "Mas, Mas Idam kenapa?" tanya Mima melihat saudara lelakinya yang terlihat syok.Mendengar suara yang terdengar panik, Opa Patra menoleh. Wajahnya pun terlihat resah, baru saja ia juga menerima berita yang kurang baik. Namun, melihat cucu menantunya yang membeku, ia langsung menghampiri."Idam apa kamu baik-baik saja?" Dua kali memdapat pertanyaan dari orang yang berbeda, Idam masih terdiam. Mima melangkah lebih mendekat, menepuk bahu orang yang seolah tak sadar."Mas Idam kenapa?"Mendapat tepukan pelan, lelaki itu tersentak lalu menoleh."Hilma, Mim!""Kenapa Mbak Hilma!""Hilma diculik!"Mendengar nama yang tak asing dengan kejadian yang sama baru dilaporkan oleh bawahannya membuat Opa Patra terperangah."Hilma! Diculik!" gumam Opa PatraSementara Mima langsung histeris."Mas, cepat tolong Hilma!""L

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 41 Kejahatan Nela Terungkap

    "Hilma, kamu akan segera mati!" Wiguna terkejut dengan penuturan istrinya. Bibir tipis yang selalu disukainya dulu itu menggaungkan kata yang mengerikan. Sebegitu bencikah perempuan yang masih terpejam itu pada Hilma. Padahal mantan istrinya tidak pernah menganggu rumah tangga mereka, bahkan perihal nafkah untuk anak-anak pun tak pernah menuntut, diberi berapapun akan diterima, tak diberipun tak pernah mengeluh. Perihal nafkah itu juga baru ia penuhi tiga bulan terakhir.Tring!Ponsel merah muda yang tergeletak tak jauh dari Wiguna, menyala dengan getaran yang membuat benda itu menarik perhatiannya. Ingatan mengenai dugaan sang ayah, jika Nela terlibat dalam penculikan Hilma, terngiang di kepalanya. Sebuah ide muncul untuk memeriksa benda pribadi istrinya itu. Setelah memastikan perempuan di sebelahnya masih tertidur pulas, ia mulai mengambil ponsel itu perlahan, lalu membuka paswordnya. Beruntung masih menggunakam kata sandi

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 40 Ghava Kejang

    Mendengar mantan istri serta kedua anaknya diculik, Wiguna langsung bangkit berdiri lalu menarik kerah baju ayahnya sampai lelaki berambut putih itu mendongak."Apa yang Anda lakukan terhadap Hilma dan anakku?" ucap Wiguna dengan kemarahan yang membara. Yana yang melihat sang anak berlaku kasar pada Noto langsung menghampiri dan berusaha melerai, akan tetapi Wiguna tidak menghiraukan permintaan ibunya. Ia terus saja mendesak meminta penjelasan.Sementara Noto masih terdiam, kedua matanya terpaku pada tatapan yang menyorot tajam, ia mendapati kekhawatiran juga ketakutan akan kehilangan di manik tersebut."Gun, jangan seperti itu!""Lepasin, Gun! Ga baik kamu bersikap seperti ini!""Guna! Kamu tidak mendengar ibu, ya?""Jangan Guna!" teriak Yana ketika anaknya semakin menarik paksa kerah baju lelaki yang tampak pasrah.  Ia menggeleng dengan airmata yamg semakin menderas. Kesalahpahaman y

  • Sukses Usai Diselingkuhi   Bab 39 Penculikan

    Idam terpaku pada seseorang yang bersama Mima di meja makan ketika sedang menuruni tangga. Seketika wajahnya berubah cerah pada saat menyadari jika itu adalah kakek dari istrinya. Dengan riang ia mempercepat langkah dan menghampiri kumpulan orang yang tengah tertawa."Opa, kapan datang!" tanya Idam ketika telah berada di depan lelaki paruh baya yang tengah menyuapi Cantika. Satu tangannya mengambil jemari keriput itu dan menyalaminya."Semalam, Nak." "Semalam? Kenapa tidak ada yang memberitahuku!" Lelaki yang mengenakan jas hitam itu menatap pada adiknya meminta penjelasan. "Mima kenapa ga kasih kabar?"Mima yang tengah mengoles roti menengok. "Opa yang minta untuk tidak memberi kabar. Mau buat suprise, eh Mas Idam lagi-lagi pulangnya kelewat malam, bahkan pagi," ucap Mima menggeleng, mengetahui jika saudara laki-lakinya tengah memiliki masalah lagi, selalu seperti itu jika banyak hal yang dipikirkan. Hanya saja ia tidak suka

DMCA.com Protection Status