Chapter: Bab 37Sebuah bangunan di pinggir jalan raya terlihat sangat ramai. Dari kaca jendela yang besar, terlihat banyak pengunjung yang datang untuk mencoba restoran baru yang terkenal enak di Jakarta Selatan. Kini, tempat makan tersebut membuka cabang baru di Jakarta Timur. Tentunya masyarakat yang sudah mengetahui restoran khas Betawi lewat video viral di media sosial itu tak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipinya. Dengan setengah harga mereka dapat menikmati makanan yang sudah sering didatangi para food blogger. Hampir semuanya menyatakan jika makanan di restoran tersebut patut diacungkan jempol. Walaupun di tempat berbeda, tetapi masih dengan pemilik yang sama, tentunya rasa masakannya pun akan sama. Tampak wajah-wajah ceria yang terlihat menikmati setiap suapan yang singgah dalam mulutnya. "Mantab ini, sih, masakannya. Rempahnya melimpah," puji seorang lelaki yang tampak merem-melek menikmati setiap gigitan pecak ikan yang termasuk makanan best seller.
Terakhir Diperbarui: 2023-10-04
Chapter: Bab 36Melihat video dari nomor tak dikenal, wajah Galih tampak pias. Suatu kebenaran telah dungkap oleh tiga orang yamg terlibat dalam kasus perselingkuhan sang istri. Tulang rahangnya mengeras dengan wajah memerah. Teringat dengan ibu juga kakaknya yang tega menuduh Marwa. Padahal ternyata itu adalah rencana jahat mereka. Marwa tidak bersalah.Napasnya memburu dengan dada yang mulai turun naik. Ingatannya melayang ketika perempuan yang dinikahinya diusir paksa bahkan dipisahkan dari Arum. Setelahnya, berbagai caci maki kerap dilontarkan Atik dan Gita terhadap Marwa. Galih mengeram, teriakan menggema di ruang tamu rumah ibunya. "Mas, Mas Galih!" Fitri yang baru keluar dari kamar bersamaan Pandu yang baru datang dari luar segera menghampuri Galih yang berteriak. "Mas, tenang, Mas!" Kedua adik kakak itu berusaha menenangkan kakak kedua mereka. Mereka juga sudah tahu apa yang telah terjadi. Video yang dikirimkam nomor tak dikemal juga membuat Pandu dan Fitri terkejut dan
Terakhir Diperbarui: 2023-10-04
Chapter: Bab 35Melihat orang yang sudah ramai, Dito semakin resah. Rencananya untuk melarikan gagal di saat bertemu adik iparnya. Namun, bukan Pandu yang menjadi penyebabnya, melainkan dua orang satpam yang menyapa sehingga, membuat Lila bangun dan keluar rumah.Kala itu perempuan yang masih menggunakan piyama mendelik tajam melihat kunci mobil di tangan Dito dengan kondisi pintu pagar terbuka. Terlihat wajah yang memerah, tetapi masih ditahan karena melihat dua orang yang sedang berkeliling untuk ronda ditambah Pandu yang mematung dengan tatapan dingin."Eh, ini yang ngaku adikmu, Mas." Setelah penjaga keamanan komplek pergi, Lila menunjuk Pandu dengan curiga. Dito pernah mengatakan jika adiknya masih di kampung, sehingga ia merasa orang yang mengunjunginya adalah penipu, tetapi melihat kehadiran Pandu di depan rumahnya membuat Lila curiga."Ini Pandu, adik iparku." Sejenak Lika terperanjat, kemudian ia langsung menguasai diri. Wajah ayunya menyunggingkan senyum sinis.
Terakhir Diperbarui: 2023-09-23
Chapter: Bab 34"Mbak Ratih, maaf, ya. Aku jarang datang, sekalinya ke sini malah bawa keluh kesah." Marwa terlihat tak enak hati pada guru mengajinya. Sejak menikah, ia hanya berkunjung satu kali ketika perempuan yang selalu memberikan ilmu agama padanya itu pindah ke Bogor. Setelah itu, karena kesibukan suaminya, ia agak sulit untuk berpergian. Ingin keluar sendiri, tetapi Galih tidak pernah mengizinkan. Sebagai istri, Marwa hanya berusaha patuh. Namun, tidak dipungkiri jika ia jadi menjauh dengan guru mengaji juga temannya yang lain.Merupakan suatu kebahagiaan bisa bertemu kembali dengan perempuan berusia empat puluh lima tahun itu. Usia yang sama dengan almarhumah ibunya. Namun, Ratih terlihat lebih muda dan energik, terlebih anak kedua dari empat bersaudara itu selalu aktif dalam organisasi dan kegiatan masyarakat. Pembawaannya yang selalu berpikir positif dan ramah terhadap orang lain membuat Ratih banyak dikenal dan disukai sekitarnya."Ya ampun, ente kaya sama siapa
Terakhir Diperbarui: 2023-09-22
Chapter: Bab 33 Kecurigaan GalihSetelah mematikan mesin, Galih langsung turun dari mobil dengan tergesa memghampiri rumah bercat hijau muda., kemudian menyibak kerumunan sambil mengucapkan maaf dan menghampiri ibunya."Ibu!" Suara panggilan seseorang membuat semua yang berada dekat Atik menengok. Mengetahui bahwa keluarga korban telah hadir, mereka bergeser memberi tempat untuk sang anak mendekati ibunya.Meskipun Galih selalu mendapat perlakuan buruk, tetap saja ia memiliki kekhawatiran ketika orang yamg membesarkannya mengalami musibah. Satu tangannya terulur memegang tangan yang sedikit berkeriput, sambil memanggil dan menanyakan keadaan. Namun, Atik hanya terdiam. Tatapannya kosong seperti memendam beban. Berkali-kali mengusap lengan juga bahu sang ibu, tetap saja perempuan paruh baya itu tak merespon. Akhirnya, dengan sentuhan agak keras, Atik baru menengok."Galih!" Atik lengsung menghambur memeluk anaknya. "Ibu takut!" pecah tangis Atik yang sejak tadi merasa ketakutan.
Terakhir Diperbarui: 2023-09-20
Chapter: Bab 32 "Dokter, Apakah Kak Gita dan temannya baik-baik saja?" Galih memastikan berkali-kali mengenai kondisi kakaknya. Melihat kedua orang ditemukan dalam kondisi terikat dan tak berdaya membuat lelaki berambut ikal itu khawatir jika ada mental yang terganggu. Terlebih, temannya Vika selalu berteriak ketika tidur. Seolah ada yang sedang menyiksa di alam mimpinya."Kemungkinan pasien mengalami trauma. Apalagi kejadian tersebut hampir saja membahayakan nyawa mereka. Beruntung ditemukan pada waktu yang tepat," jelas lelaki berjas putih tersebut. "Nanti kami akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait kesehatan mental keduanya." Secara fisik, Gita dan Vika tidak mengalami luka yamg serius, hanya saja bibir Vika mengalami memar karena gesekan paku.Galih mengangguk, membenarkan perkataan dokter. Beruntung ia dan Pandu memilih datang ke rumah kakaknya untuk mencari petunjuk. Pada saat membuka gerbang, suara teriakan minta tolong bergema dari ruangan di depan mereka. Walau,
Terakhir Diperbarui: 2023-09-18
Chapter: Bab 47 Kesuksesan Hilma"Gery! Kamu tidak apa-apa?" Patra berusaha membangunkan Gery yang telungkup di lantai, lalu membalikkan tubuh yang penuh luka itu dalam pangkuannya.Gery hanya menggeleng. Ia terlihat ingin bicara, tetapi terlalu lemah.Sementara para pengikut Patra langsung menghadapi orang-orang Jayadi yang langsung menyerang ketika melihat keberadaan mereka, termasuk dua petarung yang kini beralih salam menghadapi lawan. Tubuh besar itu mengincar orang-orang berseragam hitam yang diketahui berseberangan dengan Jayadi. Bagi mereka, orang yang membayar mahal adalah tuannya. Dan yang bertentangan adalah musuh.Terjadi pertempuran menggunakan senjata api, sebagian mereka mencari benda terdekat sebagai pelindung dan bersembunyi di beberapa tempat di ruangan itu. Lima orang pengawal Patra melindungi tuannya yang masih mengkhawatirkan keadaan putra semata wayang. Sementara Jayadi yang dilindungi beberapa orang berhasil mendekati tubuh Hilma. Denga
Terakhir Diperbarui: 2024-03-26
Chapter: Bab 46 Pembebasan Ghani dan Ghava"Bagaimana, apa kita masuk sekarang?" tanya Wiguna sambil terus mengawasi keadaan di depan yang sedang terjadi pertarungan."Jangan, Wiguna! Kita tidak bisa masuk ke dalam! Sangat berbahaya!" Melihat sekelompok orang berbaju hitam yang terus merangsek maju membuat Noto berpikir dua kali untuk menyerang. Namun, ia tak tahu, apa motif orang yang datang menyerang tersebut. Jika dilihat dari segerombolan orang yang terus berdatangan, tentu ia kalah jumlah. Noto memutuskan untuk terus mengawasi sampai memdapat kesempatan."Tapi bagaimana dengan Hilma? Orang-orang itu akan membahayakannya dan juga anak-anakku," ucap Wiguna resah. "Kita akan menunggu!" Melihat orang yang tadi berjalan gagah ia meyakini jika itu adalah ajudan dari sosok yang sangat dikenalnya. Ia harus memastikan dulu siapa oramg yang tengah menyerang markas di hadapannya itu. "Sembunyikan kepalamu, Guna!" Noto menekan kepala anaknya agar tidak menyembul. Di jalan
Terakhir Diperbarui: 2024-03-26
Chapter: Bab 45 Rahasia Masa Lalu"Well. Dua orang ayah dan anak telah bertemu. Sesuatu yang sangat mengharukan!" ucap seorang lelaki paruh baya yang melangkah masuk ruangan sambil bertepuk tangan.Mendengar hal itu Gery dan Hilma melepaskan pelukan lalu menoleh pada asal suara."Uncle Jay!" Gery menyebut nama adik sepupu ayahnya."Yeah. Bagaimana Gery? Kamu bahagia?" tanya Jayadi sambil tersenyum dan melangkah mendekati. Orang-orang berbaju hitam di belakangnya pun turut mengikuti begitu juga Joni."Kau tahu Gery! Perpisahan itu sangat menyedihkan," ucap Jay menepuk pelan pundak keponakannya. "Aku pun sangat mengerti hal itu!" lanjutnya dengan nada suara pelan, terdengar sedih.Gery menghela napas. Ia tahu akan hal itu, mendapati anak satu-satunya memilih mengakhiri hidup karena seorang perempuan membuat pamannya sangat terpuruk. "Namun, aku berharap kau pun mau mengerti." Tubuh kurus yang telah menua itu berdiri tepat di hadapan G
Terakhir Diperbarui: 2024-03-26
Chapter: Bab 44 Pertemuan Ayah dan Anak"Joni! Apa yang terjadi?" tanya Gery pada anak buahnya.Anto yang mengikuti langkah Gery langsung terbelalak melihat teman yang dikenalnya di penjara terlihat babak belur. "Itu Bos, saya kasih pelajaran sama anak baru ini. Dia terlalu banyak membantah!" ujar Joni menjelaskan.Gery tak terlalu menanggapi penjelasan yang diberikan, kedua netranya fokus pada perempuan yang terduduk di atas ranjang dengan ketakutan. Sejenak, ia tertegun mendapati rupa yang begitu sama dengan istri pertamanya, setelah itu ia mulai melangkah. Wajah yang mengingatkannya pada Amelia seolah menarik dirinya untuk mendekat.Sementara Anto yang sejak tadi terlihat gundah, langsung membantu Haris yang tak berdaya. Ia langsung memeriksa keadaan temannya."Kamu ga apa, Ris?"Aris tidak menjawab. Sekitar mulutnya mengeluarkan darah, tetapi dengan isyarat mata seolah mengatakan ia akan baik-baik saja. Lelaki yang merupakan tangan ka
Terakhir Diperbarui: 2024-03-26
Chapter: Bab 43 Pengorbanan HarisMendapati seseorang menyapanya, lelaki yang sedang menatap pusara itu menegakkan tubuh, dengan pandangan masih ke arah makam mendiang Amira."Ada apa?" Lelaki itu bertanya dingin."Maaf, Tuan Gery, saya diminta menyampaikan ini pada Anda." Seseorang yang memakai pakaian serba hitam itu melangkah, kemudian melewati Gery selangkah dan berbalik menghadap lelaki yang tampak acuh tak acuh tersebut. Ponsel berwarna hitam disodorkan dengan posisi menyala dan berada pada sebuah file yang sudah dipersiapkan.Gery terlihat enggan untuk mengambilnya."Tolong diterima, Tuan. Ini masih berhubungan dengan mendiang Nyonya Amelia," jelas pengawal tersebut.Mendengar nama perempuan masa lalunya disebut, Gery menoleh lalu menatap tajam pada pengawal di hadapannya. Tampak sekali wajahnya terlihat tidak suka.Menyadari perubahan mimik yang tak biasa, tubuh tinggi kurus itu sedikit membungkukkan tubuh. "Maaf, Tuan Gery.
Terakhir Diperbarui: 2024-03-26
Chapter: Bab 42 Menuju Markas Penculik"Mas, Mas Idam kenapa?" tanya Mima melihat saudara lelakinya yang terlihat syok.Mendengar suara yang terdengar panik, Opa Patra menoleh. Wajahnya pun terlihat resah, baru saja ia juga menerima berita yang kurang baik. Namun, melihat cucu menantunya yang membeku, ia langsung menghampiri."Idam apa kamu baik-baik saja?" Dua kali memdapat pertanyaan dari orang yang berbeda, Idam masih terdiam. Mima melangkah lebih mendekat, menepuk bahu orang yang seolah tak sadar."Mas Idam kenapa?"Mendapat tepukan pelan, lelaki itu tersentak lalu menoleh."Hilma, Mim!""Kenapa Mbak Hilma!""Hilma diculik!"Mendengar nama yang tak asing dengan kejadian yang sama baru dilaporkan oleh bawahannya membuat Opa Patra terperangah."Hilma! Diculik!" gumam Opa PatraSementara Mima langsung histeris."Mas, cepat tolong Hilma!""L
Terakhir Diperbarui: 2024-03-25
Chapter: Bab 25 Mencari MukaAku mengangguk mendengar permintaan anak berusia empat tahun itu. Ia langsung bersorak gembira dan segera menghampiri ke dua kakak barunya. Rara menanggapi dengan gembira tetapi tidak dengan Ari. Tatapannya terpaku lurus ke depan, aku mengikuti pandangannya. Sepertinya ia melihat foto keluarga yang terpampang di dinding ruang kerjaku."Mas Elang," gumamnya yang langsung membuatku refleks menoleh padanya."A-Ari." Aku memanggil anak lelaki yang masih menatap ke arah foto tersebut. Namun, ia seolah tak mendengar, masih fokus menatap salah satu diantara empat orang yang ada di gambar tersebut."Bang," panggil Ara sambil menyentuh tangan abangnya."Dipanggil Bu Hana," ucapnya ketika Ari menoleh padanya."Eh, iya, Bu. Maaf, saya ....""Ga apa Ari. Apa kamu mengenal orang di foto itu?" Mendengar pertanyaanku, ia menoleh pada adiknya. Ada keraguan untuk menjawab. Tetapi sesudahnya ia menggeleng."Saya tidak
Terakhir Diperbarui: 2024-06-27
Chapter: Bab 24 Kedatangan Ibu MertuaAku mengembangkan senyum ketika melihat tiga anak tengah bermain bersama. Dalam layar di depanku, semuanya terlihat sangat gembira.Terlebih Sakha yang tampak antusias memperlihatkan segala mainan dan mengajak bermain kedua orang yang baru dikenalnya."Bukan gitu mainnya, Mas. Gini, nih!" ucap anak lelakiku sambil memperagakan cara bermain sebuah mobil remote control.Di depannya, dengan seksama dua orang yang usianya terpaut tiga dan empat tahun dengan Sakha itu melihat dengan takjub. "Keren banget!" celetuk anak lelaki yang baru kuketahui bernama Ari."Iya, mobilnya bisa berubah bentuk juga," sahut adiknya yang bernama Rara."Ini, mas sama kakak coba," pinta Sakha sambil mengangsurkan remote kepada mereka.Tentu saja keduanya langsung semringah, menerima dengan sukacita lalu mulai mempraktekkan yang baru saja diajarkan oleh Sakha. Mereka bertiga tertawa tawa dan terlih
Terakhir Diperbarui: 2024-06-25
Chapter: Bab 23 Penyerangan"Tidak usah, Bu. Hanya luka kecil. Mohon ibu memaafkan kami. Kami beneran tidak sengaja. Tolong biarkan kami pergi!" Anak lelaki tersebut mengutarakan permohonan. Wajahnya terlihat tampak cemas.Melihat kondisi keduanya yang memprihatinkan, aku mengangguk lalu tersenyum menyetujui permintaannya. Namun, ketika aku hendak berkata lagi, teriakan seseorang mengalihkan perhatian."Nah, itu mereka. Anak anak sialan!"Terlihat laki laki dewasa yang berjalan menghampiri dengan rahang mengeras dan mata yang melotot tajam. Di belakangnya turut mengikuti dua orang dengan tubuh yang diselimuti tato."Benar-benar mau mati, ya?!" teriaknya kasar dan hendak meraih tubuh kecil yang tadi langsung bersembunyi di belakangku."Ke sini! Dasar ga guna! Lebih baik menyusul ibu kalian ke ner4ka!" ucapnya lagi sambil melangkah menghampiriku. Dua orang pengawalku langsung menghadang dan memberi peringatan unt
Terakhir Diperbarui: 2024-06-22
Chapter: Bab 22 Belum Bisa MemaafkanSetelah memberi perintah, diiringi enam pengawal lainnya, aku melangkah menuju ke luar rumah sakit untuk beristirahat di hotel terdekat. Namun, langkahku terhenti ketika melihat dua orang tengah keluar dari ruang perawatan lainnya."Ummi." Aku memanggil perempuan yang tengah berbicara dengan oramg yang berada di sebelahnya.Terlihat ia terkejut melihat keberadaanku. Akan tetapi setelah itu ia tersenyum dan segera menyudahi pembicaraan dengan seorang dokter paruh baya."Assalamu'alaikum, Hana, kamu kenapa di sini?" tanyanya ketika aku telah berada di hadapan. Wajah yang dibingkai kekhawatiran itu melihat keadaan tubuhku dari kepala sampai ujung kaki."Wa'alaikummussalam. Hana baik baik saja, Mi. Ini kebetulan sedang menjenguk teman."Ada napas kelegaan yang keluar dari mulutnya. Setelah itu wajah yang tadi tampak tegang berangsur mengendur diiringi senyum yang selalu meneduhkan."Ummi sampai kaget, Na
Terakhir Diperbarui: 2024-06-22
Chapter: Bab 21 Sang Penolong"I-itu, kan!" ucap Mbak Wina dengan mata membulat sempurna ketika melihat ke arah depan.Melihatnya seperti itu membuatku menyungging senyum tipis, lalu kualihkan pandangan melihat ekspresi setiap orang yang ada di pelaminan.Semuanya tampak melotot dengan mulut terbuka. Terutama ibu yang langsung berdiri, memastikam gambar bergerak yang dilihatnya.Lihatlah, dalam video itu ditampilkan sebuah adegan satu keluarga yang tengah berbicara merencanakan sebuah kelicikkan.Mereka sedang membuat strategi untuk segera mendapatkan apa yang mereka dambakan. Dengan menjadikan seorang perempuan kaya menjadi menantu mereka."Pokoknya Prasetyo harus menikah sama Dania!" ucap ibu antusias."Pastinya, Bu. Lumayan, kan, dua menantu ibu orang kaya semua," sahut Mbak Wina yang berada di hadapan ibu. Mereka bertiga sedang berada di meja makan."Iya, dong! Masa kita mau gini gini aja! Harus a
Terakhir Diperbarui: 2024-06-22
Chapter: Bab 20 KejutanAku menatap gedung tinggi yang ada di hadapanku, lalu tersenyum membayangkan wajah wajah yamg awalnya ceria dan bahagia, akan berubah dengan kecemasan bahkan kemarahan."Kalian akan merasakan akibat dari perbuatan kalian sendiri!" Aku bergumam penuh keyakinan. Sebuah pertunjukkan akan segera dimulai.Diiringi beberapa pengawal, aku melangkah menuju lift dengan kepercayaan diri yang tinggi.Dari ekor mata, aku dapat melihat jika semua mata tertuju padaku, mungkin mereka takjub dengan penampilan juga pengawalan yang ada di sekitar."Selamat datang, Bu Ratu. Suatu kehormatan anda bisa hadir di pesta keluarga kami," sapa seorang lelaki paruh baya beserta istrinya dengan ramah ketika aku baru keluar lift. Kami saling berjabat tangan memberikan penghormatan. Beberapa orang tampak turut serta menyambut kehadiranku. Penampilan mereka semua sangat memukau dan setiap orang berusaha memberikan kesan yang baik.
Terakhir Diperbarui: 2024-06-12
Chapter: Bab 18POV Tini***Aku terdiam sejenak ketika berada di depan kamar Bu Sumi. Udara di kamar terasa panas dengan aura yang membuat hati merasa tak nyaman. Bau amis menguar menyapa indera penciuman. Kesiur angin yang masuk dari jendela terbuka, menyapa kulit, tetapi tak membuat udara menjadi sejuk. Aku membulatkan mata dengan apa yamg terlihat di hadapan. Bukan? Yang kulihat bukan darah yang melekat ditubuh Pak Karso ataupun seprai di sekitarnya. Bukan pula Bu Sumi yang sedang menangis, khawatir dengan kondisi sang suami, melainkan sosok menyeramkan yang berada di samping mertua Melia itu.Ia menatap tajam kepadaku, ada aura permusuhan yang dikibarkan. Ketidaberhasilanku mencegah pembongkaran kamar khusus di lantai dua membuat sosok hitam besar dengan mata merah menyala itu terlihat sangat marah. Bahkan, ia mengusirku dan meminta untuk tidak memcampuri urusan keluarga ini.Aku bergeming, masih terpaku dengan apa yang diucapkan makhluk mengerikan tersebut. "Pergi!" pinta sosok tersebut. Ia me
Terakhir Diperbarui: 2023-11-09
Chapter: Bab 17Masih dalam balutan mukena aku mengambil mushaf dan hendak membacanya. Biasanya setiap salat fardhu aku selalu mewajibkan diri untuk tilawah minimal dua lembar sehingga ketika selesai ibadah terakhir maka aku sudah menyelesaikan satu juz. Akan tetapi beberapa waktu terakhir ini perasaan terasa berat ketika membuka lembaran Al-quran. Entah mengantuk atau ada saja yang tiba-tiba mengalihkan pikiran sehingga terkadang sampai tidak jadi tilawah.Setelah mendapat peringatan dari Mas Aryo, saat ini dalam kondisi apa pun aku berusaha tetap melaksanakan ibadah yang sebelumnya sudah rutin kukerjakan. Kami membuat program mengaji bersama selepas salat maghrib dan isya. Namun, saat ini Mas Aryo sedang menghadiri tahlilan Pak Tarmo. yang ke tujuh hari.Tangan kananku mulai membuka lembaran dalam kitab suci dengan sampul berwarna hitam itu dan mulai melantunkan beberapa ayat dalam surah Al Maidah. Beberapa menit membaca tengkukku terasa sangat dingin kemudian disusul kepala yan
Terakhir Diperbarui: 2023-11-08
Chapter: Bab 16Setelah selesai membawa Bapak ke Puskesmas Mas Aryo membersihkan tubuh lelaki yang telah membesarkannya. Bapak pun sama seperti Ibu, suka dengan kebersihan. Jadi, walaupun sakit ia selalu meminta dimandikan dua kali sehari. Tidak betah katanya jika berkeringat dan hanya dilap saja tubuhnya.Mas Aryo sangat telaten mengurus Bapak. Dengan menggunakan kursi untuk tempat duduk Bapak di kamar mandi, ia mulai memberi sabun dan sampo. Jika hari kerja Mas Aryo akan bangun lebih awal untuk memandikan Bapak sebelum berangkat. Untuk sore hari Ibu meminta bantuan suami Tini ketika datang menjemput untuk membawa ke kamar mandi dan ibu yang akan memandikan."Makan, Pak!" Aku menyodorkan sendok berisi nasi dengan lauk dan sayur yang direbus."Sudah," katanya setelah masuk tiga sendok."Lagi ya, Pak. Baru sedikit." Aku sedikit membujuk Bapak. Dalam kondisi seperti ini asupan makan Bapak harus dijaga agar tubuhnya tidak semakin lemah."Ga enak m
Terakhir Diperbarui: 2023-10-18
Chapter: Bab 15Desakan dalam kandung kemih membuatku terjaga. Kedua mata yang masih terasa lengket seolah enggan terbuka membuatku mencoba untuk terlelap kembali. Namun, hentakan cairan bening sepertinya sudah tidak bisa tertahan lagi.Dengan mata terpejam aku meraba keberadaan suamiku di samping. Namun, beberapa kali berpindah tempat tak kutemukan juga sosoknya. "Mas Aryo." Tak ada sahutan."Mas Aryo." Hening."Mas Aryo." Kedua netraku langsung terbuka dan menatap kasur yang tak ada penghuninya. Kemana Mas Aryo? Dengan malas kuturunkan kaki dan duduk di bibir ranjang. Kesadaranku belum pulih sepenuhnya.Karena keasikan membaca tanpa sadar sudah terlewat tengah malam dan aku baru tertidur. Saat ini kulihat waktu telah menujukkan pukul tiga pagi. Itu artinya aku baru saja tidur selama dua jam. Pantas saja rasanya berat sekali mataku untuk terbuka.Aku beranjak berdiri dan menekan saklar untuk menyalakan lampu. Kutatap lagi keliling ruangan men
Terakhir Diperbarui: 2023-10-18
Chapter: Bab 14Pov Karso ---Bapak---Mendengar kegaduhan di luar membuatku terjaga dari alam mimpi. Kugerakkan kaki perlahan mencoba untuk menuruni ranjang. Akan tetapi rasa sakit itu semakin menjadi.Aneh! Padahal dokter memgatakan kakiku hanya terkilir saja. Tetapi kenapa rasanya sesakit ini dan belum mengalami perubahan yang lebih baik. Semua obat luar dan dalam yang diberikan lelaki berbaju putih itu selalu rutin aku meminumnya. Berharap agar segera bisa sembuh dan beraktivitas kembali.Kutengok benda bulat di atas pintu kamar. Pukul dua siang. Sebenarnya ada apa di luar? Kenapa terdengar seperti suara seseorang yang sedang marah. Beberapa kali aku mencoba memanggil istriku dan Melia. Namun, tak ada yang menyahut. Kemana mereka?Kuhela napas kasar. Rasanya sungguh tidak enak sekali sakit seperti ini. Seluruh kegiatan benar-benar terhambat dan membutuhkan bantuan orang lain. Mau melihat keadaan di luar pun harus menunggu penghuni yang lain datang untuk menany
Terakhir Diperbarui: 2023-10-17
Chapter: Bab 13POV Melia***"Ya Allah, Mbak, di dalam ada yang marah." Nani ---istri Mang Karman--- beringsut mundur setelah menengok ke dalam ruangan dimana tempat suaminya bekerja. "Masa, sih, Nan?" Aku yang hendak menuruni tangga langsung berbalik arah dan menghampiri kembali kamar pojok yang sedang dibongkar. Sejak awal aku mengamati suaminya bekerja semua terlihat baik-baik saja. Dan tidak ada siapa pun di sana selain Mang Karman."Ga ada, Nan!" Kutelusuri setiap sudut ruangan. Di sana hanya ada puing-puing bebatuan yang telah berhasil di hancurkan Mang Karman. Aku menghela napas. Mungkin saja Nani salah melihat. "Ada, Mbak. Matanya merah, kepalanya ada tanduk. Dan tadi dia ngusir saya. Dia kaya lagi marah." Aku mengernyit. Bulu kudukku jadi berdiri, sehingga aku pun memundurkan langkah menjauhi kamar yang sudah rubuh dinding penutupnya. Aku tertegun ketika menoleh ke arah perempuan yang sebaya denganku. Buliran bening banyak meng
Terakhir Diperbarui: 2023-10-17