Chapter: Bab 34"Hana, kamu telah menabuh peperangan denganku!" ucap seseorang di seberang sana dengan suara bariton yang tegas, penuh intimidasi.Aku tertegun."Siapa kamu?" tanyaku, mencoba tetap tenang meskipun jantungku berdegup kencang.Orang di seberang tertawa pelan. Suara dinginnya membuat bulu kudukku meremang, seakan ada hawa gelap yang menyelinap ke dalam pikiranku."Kamu tidak perlu tahu siapa aku, Hana. Kamu hanya perlu mempersiapkan diri untuk mendapatkan kejutan selanjutnya."Aku menarik napas dalam-dalam, berusaha meredam kegelisahan yang mulai merayapi pikiranku."Apa maksudmu?" Aku bertanya kembali, mencoba menggali lebih dalam."Nanti kamu akan tahu sendiri!"Nada suaranya penuh ancaman. Aku mengerutkan kening, firasat buruk semakin kuat menyelimutiku."Tunggu saja!" ucapnya sebelum sambungan tiba-tiba terputus.Aku menatap layar ponselku dengan perasaan tak menentu. Ada sesuatu ya
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Bab 33"Aku memang ingin menyingkirkan Hana!"Suara Mbak Ayu menggema di ruangan, dipenuhi kebencian yang begitu kentara.Aku menelan ludah, merasakan tubuhku menegang."Karena kamu telah menghancurkan semua rencanaku, Hana!" lanjutnya dengan suara bergetar penuh emosi.Matanya menatapku tajam, berkilat dengan kemarahan membara, seolah ingin menelanku hidup-hidup. Aku membalas tatapannya dingin. Aku tidak pernah memulai, tetapi ia yang mencoba mengambil kesempatan dari kelemahanku.Bahkan, baru kusadari jika ia memanipulasi perusahaan ibuku dengan mendekati Om Leo, membuat segalanya semakin runyam. Namun, kini ia berlagak seolah korban."Ayu, kenapa begini? Ibu tidak menyangka kamu bisa berpikir sejauh itu?" Suara Ibu terdengar lirih, tidak menyangka jika menantunya yang dulu dibanggakan memiliki pemikiran keji.Namun, Mbak Ayu menoleh padanya dengan wajah tanpa penyesalan sedikit pun."Karena Hana
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Bab 32"Kurang ajar anak itu!" maki bapak dengan wajah yang memerah."Dari dulu memang selalu membuat masalah," ucapnya lagi. Kali ini ada gurat kesedihan bercampur kekesalan.Tentu bapak sangat terpukul mengetahui fakta yang mungkin tidak pernah terpikirkan sebelumnya.Aku hanya diam saja. Tak ada yang bisa kulakukan untuk menenangkan bapak. Perasaanku sendiri juga sedang dilanda kekacauan. Kenapa bisa? Lelaki yang merupakan kakak iparku itu melakukan hal itu.Aku tahu selama ini dialah yang paling tak terkendali dalam keluarga bapak, sifatnya yamg tempramental juga malas selalu membuat masalah dalam keluarga. Tapi aku tak pernah terpikirkan jika perbuatannya sampai sejauh ini.Kendaraan yang kami tumpaangi sudah berhenti di depan rumah bapak, dengan sigap lelaki yang sudah tidak muda lagi itu bergegas turun dan melangkah dengan tergesa memasuki rumah "ARGA!" Panggil Bapak dengan suara yang menggelegar."ANAK SIA_LAN! KELUAR
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Bab 31Duniaku seolah berhenti berputar saat mendengar penuturan Bapak. Aku menatap kalung di tanganku dengan gemetar. Kalung ini bukan sekadar barang biasa—ini adalah milik Mas Elang. “Bapak yakin milik teman Ari?” Aku bertanya pelan.Bapak mengangguk.“Bapak tidak mungkin salah ingat. Lelaki itu memakainya saat Bapak mengobati luka di kepalanya."Aku mengepalkan tangan yang menggenggam kalung itu. Dadaku sesak, berbagai pikiran berkecamuk di benakku. Jika itu benar milik Mas Elang, berarti dia masih hidup. Tapi mengapa dia tidak kembali? Kenapa dia tidak mencari keluarga kami?Oh, ya. Ari bilang temannya bertingkah seperti anak-anak. Itu artinya ..."Ya Allah, apa yang sebenarnya terjadi dengan Mas Elang?"Aku menoleh ke Bapak, yang menatapku dengan sorot penuh perhatian."Pak, kapan peristiwa Ari dan Mas Elang dikejar preman terjadi?""Sekitar setahun lalu, Nak!""Setahun." Aku memejamkan mata, me
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Bab 30Aku melangkah memasuki restoran mewah dengan perasaan campur aduk. Suasana elegan langsung menyambutku. Lampu gantung kristal berkilauam di langit-langit, meja-meja dengan taplak putih bersih, dan para pelayan yang bergerak dengan anggun. Namun, pikiranku sama sekali tidak tenang.Aku menarik napas panjang, berusaha menghilangkan rasa gelisah. Meeting ini sangat penting untuk kelangsungan proyekku. Aku tidak boleh terlihat gugup di depan klien. Aku hanya berharap, malam ini berjalan lancar—tanpa ada kejadian tak terduga yang merusak segalanya. Selama meeting aku mencoba fokus pada percakapan dengan klien penting di depanku. Restoran ini begitu elegan, suasanya mendukung untuk pertemuan bisnis. Akan tetapi, pikiranku terbagi memikirkan Sakha yang berada di meja lain, beberapa langkah di belakangku.Aku sengaja membawanya kali ini, karena rasa khawatir yang masih membayangi. Setelah insiden beberapa waktu lalu, aku tidak ingin jauh darinya terlalu lama.
Last Updated: 2025-03-23
Chapter: Bab 29Aku menghirup aroma teh hangat di tanganku, mencoba menenangkan pikiran. Matahari baru saja muncul, tetapi hatiku penuh dengan gelisah. Suara mobil berhenti di depan rumah mengalihkan perhatianku. Aku berjalan ke pintu, membuka, dan melihat Ummi Evi turun dengan langkah cepat.“Hana,” panggilnya lembut sambil meraih tanganku. Pelukannya hangat, tetapi aku tahu ada kekhawatiran di matanya.“Ummi, terima kasih sudah datang,” kataku pelan.“Bagaimana Sakha? Maaf, Ummi baru bisa menjenguk sekarang.”“Sakha baik-baik saja, Ummi,” jawabku sambil menghela napas. “Tapi keadaan di sini benar-benar buruk. Ada orang yang ingin mencelakai Sakha."Wajah Ummi Evi berubah. “Apa maksudmu, Hana? Ceritakan semuanya.”Aku membawa Ummi ke ruang tamu dan mulai menceritakan kejadian beberapa hari terakhir—dari penyusupan di malam itu hingga pengkhianatan Mina. Saat menyebutkan nama Ayu sebagai otak dari semua ini, wajah Ummi Evi se
Last Updated: 2025-03-23
Sukses Usai Diselingkuhi
Hilma tak mengira jika suaminya mendua. Ia tak diceraikan, hanya harus menerima kedatangan istri kedua suaminya. Beberapa cara ia coba untuk kembali memiliki utuh hati Wiguna, tetapi semua sia-sia. Lelaki yang menikahinya delapan tahun lalu tetap pada keputusannya.
Hatinya yang terluka, semakin terluka ketika melihat kekhilafan suaminya yang melakukan dosa zina. Hingga akhirnya, ia memutuskan menyerah. Namun, rupanya ia masih harus dibuat susah, diminta pergi meninggalkan rumah bersama kedua anak kembar, tanpa membawa apapun.
Hilma memilih melanjutkan hidup dengan kerja keras, segala upaya ia lakukan untuk menafkahi diri dan anak-anaknya.
Read
Chapter: Bab 47 Kesuksesan Hilma"Gery! Kamu tidak apa-apa?" Patra berusaha membangunkan Gery yang telungkup di lantai, lalu membalikkan tubuh yang penuh luka itu dalam pangkuannya.Gery hanya menggeleng. Ia terlihat ingin bicara, tetapi terlalu lemah.Sementara para pengikut Patra langsung menghadapi orang-orang Jayadi yang langsung menyerang ketika melihat keberadaan mereka, termasuk dua petarung yang kini beralih salam menghadapi lawan. Tubuh besar itu mengincar orang-orang berseragam hitam yang diketahui berseberangan dengan Jayadi. Bagi mereka, orang yang membayar mahal adalah tuannya. Dan yang bertentangan adalah musuh.Terjadi pertempuran menggunakan senjata api, sebagian mereka mencari benda terdekat sebagai pelindung dan bersembunyi di beberapa tempat di ruangan itu. Lima orang pengawal Patra melindungi tuannya yang masih mengkhawatirkan keadaan putra semata wayang. Sementara Jayadi yang dilindungi beberapa orang berhasil mendekati tubuh Hilma. Denga
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 46 Pembebasan Ghani dan Ghava"Bagaimana, apa kita masuk sekarang?" tanya Wiguna sambil terus mengawasi keadaan di depan yang sedang terjadi pertarungan."Jangan, Wiguna! Kita tidak bisa masuk ke dalam! Sangat berbahaya!" Melihat sekelompok orang berbaju hitam yang terus merangsek maju membuat Noto berpikir dua kali untuk menyerang. Namun, ia tak tahu, apa motif orang yang datang menyerang tersebut. Jika dilihat dari segerombolan orang yang terus berdatangan, tentu ia kalah jumlah. Noto memutuskan untuk terus mengawasi sampai memdapat kesempatan."Tapi bagaimana dengan Hilma? Orang-orang itu akan membahayakannya dan juga anak-anakku," ucap Wiguna resah. "Kita akan menunggu!" Melihat orang yang tadi berjalan gagah ia meyakini jika itu adalah ajudan dari sosok yang sangat dikenalnya. Ia harus memastikan dulu siapa oramg yang tengah menyerang markas di hadapannya itu. "Sembunyikan kepalamu, Guna!" Noto menekan kepala anaknya agar tidak menyembul. Di jalan
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 45 Rahasia Masa Lalu"Well. Dua orang ayah dan anak telah bertemu. Sesuatu yang sangat mengharukan!" ucap seorang lelaki paruh baya yang melangkah masuk ruangan sambil bertepuk tangan.Mendengar hal itu Gery dan Hilma melepaskan pelukan lalu menoleh pada asal suara."Uncle Jay!" Gery menyebut nama adik sepupu ayahnya."Yeah. Bagaimana Gery? Kamu bahagia?" tanya Jayadi sambil tersenyum dan melangkah mendekati. Orang-orang berbaju hitam di belakangnya pun turut mengikuti begitu juga Joni."Kau tahu Gery! Perpisahan itu sangat menyedihkan," ucap Jay menepuk pelan pundak keponakannya. "Aku pun sangat mengerti hal itu!" lanjutnya dengan nada suara pelan, terdengar sedih.Gery menghela napas. Ia tahu akan hal itu, mendapati anak satu-satunya memilih mengakhiri hidup karena seorang perempuan membuat pamannya sangat terpuruk. "Namun, aku berharap kau pun mau mengerti." Tubuh kurus yang telah menua itu berdiri tepat di hadapan G
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 44 Pertemuan Ayah dan Anak"Joni! Apa yang terjadi?" tanya Gery pada anak buahnya.Anto yang mengikuti langkah Gery langsung terbelalak melihat teman yang dikenalnya di penjara terlihat babak belur. "Itu Bos, saya kasih pelajaran sama anak baru ini. Dia terlalu banyak membantah!" ujar Joni menjelaskan.Gery tak terlalu menanggapi penjelasan yang diberikan, kedua netranya fokus pada perempuan yang terduduk di atas ranjang dengan ketakutan. Sejenak, ia tertegun mendapati rupa yang begitu sama dengan istri pertamanya, setelah itu ia mulai melangkah. Wajah yang mengingatkannya pada Amelia seolah menarik dirinya untuk mendekat.Sementara Anto yang sejak tadi terlihat gundah, langsung membantu Haris yang tak berdaya. Ia langsung memeriksa keadaan temannya."Kamu ga apa, Ris?"Aris tidak menjawab. Sekitar mulutnya mengeluarkan darah, tetapi dengan isyarat mata seolah mengatakan ia akan baik-baik saja. Lelaki yang merupakan tangan ka
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 43 Pengorbanan HarisMendapati seseorang menyapanya, lelaki yang sedang menatap pusara itu menegakkan tubuh, dengan pandangan masih ke arah makam mendiang Amira."Ada apa?" Lelaki itu bertanya dingin."Maaf, Tuan Gery, saya diminta menyampaikan ini pada Anda." Seseorang yang memakai pakaian serba hitam itu melangkah, kemudian melewati Gery selangkah dan berbalik menghadap lelaki yang tampak acuh tak acuh tersebut. Ponsel berwarna hitam disodorkan dengan posisi menyala dan berada pada sebuah file yang sudah dipersiapkan.Gery terlihat enggan untuk mengambilnya."Tolong diterima, Tuan. Ini masih berhubungan dengan mendiang Nyonya Amelia," jelas pengawal tersebut.Mendengar nama perempuan masa lalunya disebut, Gery menoleh lalu menatap tajam pada pengawal di hadapannya. Tampak sekali wajahnya terlihat tidak suka.Menyadari perubahan mimik yang tak biasa, tubuh tinggi kurus itu sedikit membungkukkan tubuh. "Maaf, Tuan Gery.
Last Updated: 2024-03-26
Chapter: Bab 42 Menuju Markas Penculik"Mas, Mas Idam kenapa?" tanya Mima melihat saudara lelakinya yang terlihat syok.Mendengar suara yang terdengar panik, Opa Patra menoleh. Wajahnya pun terlihat resah, baru saja ia juga menerima berita yang kurang baik. Namun, melihat cucu menantunya yang membeku, ia langsung menghampiri."Idam apa kamu baik-baik saja?" Dua kali memdapat pertanyaan dari orang yang berbeda, Idam masih terdiam. Mima melangkah lebih mendekat, menepuk bahu orang yang seolah tak sadar."Mas Idam kenapa?"Mendapat tepukan pelan, lelaki itu tersentak lalu menoleh."Hilma, Mim!""Kenapa Mbak Hilma!""Hilma diculik!"Mendengar nama yang tak asing dengan kejadian yang sama baru dilaporkan oleh bawahannya membuat Opa Patra terperangah."Hilma! Diculik!" gumam Opa PatraSementara Mima langsung histeris."Mas, cepat tolong Hilma!""L
Last Updated: 2024-03-25
Chapter: Bab 37Sebuah bangunan di pinggir jalan raya terlihat sangat ramai. Dari kaca jendela yang besar, terlihat banyak pengunjung yang datang untuk mencoba restoran baru yang terkenal enak di Jakarta Selatan. Kini, tempat makan tersebut membuka cabang baru di Jakarta Timur. Tentunya masyarakat yang sudah mengetahui restoran khas Betawi lewat video viral di media sosial itu tak akan melewatkan kesempatan untuk mencicipinya. Dengan setengah harga mereka dapat menikmati makanan yang sudah sering didatangi para food blogger. Hampir semuanya menyatakan jika makanan di restoran tersebut patut diacungkan jempol. Walaupun di tempat berbeda, tetapi masih dengan pemilik yang sama, tentunya rasa masakannya pun akan sama. Tampak wajah-wajah ceria yang terlihat menikmati setiap suapan yang singgah dalam mulutnya. "Mantab ini, sih, masakannya. Rempahnya melimpah," puji seorang lelaki yang tampak merem-melek menikmati setiap gigitan pecak ikan yang termasuk makanan best seller.
Last Updated: 2023-10-04
Chapter: Bab 36Melihat video dari nomor tak dikenal, wajah Galih tampak pias. Suatu kebenaran telah dungkap oleh tiga orang yamg terlibat dalam kasus perselingkuhan sang istri. Tulang rahangnya mengeras dengan wajah memerah. Teringat dengan ibu juga kakaknya yang tega menuduh Marwa. Padahal ternyata itu adalah rencana jahat mereka. Marwa tidak bersalah.Napasnya memburu dengan dada yang mulai turun naik. Ingatannya melayang ketika perempuan yang dinikahinya diusir paksa bahkan dipisahkan dari Arum. Setelahnya, berbagai caci maki kerap dilontarkan Atik dan Gita terhadap Marwa. Galih mengeram, teriakan menggema di ruang tamu rumah ibunya. "Mas, Mas Galih!" Fitri yang baru keluar dari kamar bersamaan Pandu yang baru datang dari luar segera menghampuri Galih yang berteriak. "Mas, tenang, Mas!" Kedua adik kakak itu berusaha menenangkan kakak kedua mereka. Mereka juga sudah tahu apa yang telah terjadi. Video yang dikirimkam nomor tak dikemal juga membuat Pandu dan Fitri terkejut dan
Last Updated: 2023-10-04
Chapter: Bab 35Melihat orang yang sudah ramai, Dito semakin resah. Rencananya untuk melarikan gagal di saat bertemu adik iparnya. Namun, bukan Pandu yang menjadi penyebabnya, melainkan dua orang satpam yang menyapa sehingga, membuat Lila bangun dan keluar rumah.Kala itu perempuan yang masih menggunakan piyama mendelik tajam melihat kunci mobil di tangan Dito dengan kondisi pintu pagar terbuka. Terlihat wajah yang memerah, tetapi masih ditahan karena melihat dua orang yang sedang berkeliling untuk ronda ditambah Pandu yang mematung dengan tatapan dingin."Eh, ini yang ngaku adikmu, Mas." Setelah penjaga keamanan komplek pergi, Lila menunjuk Pandu dengan curiga. Dito pernah mengatakan jika adiknya masih di kampung, sehingga ia merasa orang yang mengunjunginya adalah penipu, tetapi melihat kehadiran Pandu di depan rumahnya membuat Lila curiga."Ini Pandu, adik iparku." Sejenak Lika terperanjat, kemudian ia langsung menguasai diri. Wajah ayunya menyunggingkan senyum sinis.
Last Updated: 2023-09-23
Chapter: Bab 34"Mbak Ratih, maaf, ya. Aku jarang datang, sekalinya ke sini malah bawa keluh kesah." Marwa terlihat tak enak hati pada guru mengajinya. Sejak menikah, ia hanya berkunjung satu kali ketika perempuan yang selalu memberikan ilmu agama padanya itu pindah ke Bogor. Setelah itu, karena kesibukan suaminya, ia agak sulit untuk berpergian. Ingin keluar sendiri, tetapi Galih tidak pernah mengizinkan. Sebagai istri, Marwa hanya berusaha patuh. Namun, tidak dipungkiri jika ia jadi menjauh dengan guru mengaji juga temannya yang lain.Merupakan suatu kebahagiaan bisa bertemu kembali dengan perempuan berusia empat puluh lima tahun itu. Usia yang sama dengan almarhumah ibunya. Namun, Ratih terlihat lebih muda dan energik, terlebih anak kedua dari empat bersaudara itu selalu aktif dalam organisasi dan kegiatan masyarakat. Pembawaannya yang selalu berpikir positif dan ramah terhadap orang lain membuat Ratih banyak dikenal dan disukai sekitarnya."Ya ampun, ente kaya sama siapa
Last Updated: 2023-09-22
Chapter: Bab 33 Kecurigaan GalihSetelah mematikan mesin, Galih langsung turun dari mobil dengan tergesa memghampiri rumah bercat hijau muda., kemudian menyibak kerumunan sambil mengucapkan maaf dan menghampiri ibunya."Ibu!" Suara panggilan seseorang membuat semua yang berada dekat Atik menengok. Mengetahui bahwa keluarga korban telah hadir, mereka bergeser memberi tempat untuk sang anak mendekati ibunya.Meskipun Galih selalu mendapat perlakuan buruk, tetap saja ia memiliki kekhawatiran ketika orang yamg membesarkannya mengalami musibah. Satu tangannya terulur memegang tangan yang sedikit berkeriput, sambil memanggil dan menanyakan keadaan. Namun, Atik hanya terdiam. Tatapannya kosong seperti memendam beban. Berkali-kali mengusap lengan juga bahu sang ibu, tetap saja perempuan paruh baya itu tak merespon. Akhirnya, dengan sentuhan agak keras, Atik baru menengok."Galih!" Atik lengsung menghambur memeluk anaknya. "Ibu takut!" pecah tangis Atik yang sejak tadi merasa ketakutan.
Last Updated: 2023-09-20
Chapter: Bab 32 "Dokter, Apakah Kak Gita dan temannya baik-baik saja?" Galih memastikan berkali-kali mengenai kondisi kakaknya. Melihat kedua orang ditemukan dalam kondisi terikat dan tak berdaya membuat lelaki berambut ikal itu khawatir jika ada mental yang terganggu. Terlebih, temannya Vika selalu berteriak ketika tidur. Seolah ada yang sedang menyiksa di alam mimpinya."Kemungkinan pasien mengalami trauma. Apalagi kejadian tersebut hampir saja membahayakan nyawa mereka. Beruntung ditemukan pada waktu yang tepat," jelas lelaki berjas putih tersebut. "Nanti kami akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut terkait kesehatan mental keduanya." Secara fisik, Gita dan Vika tidak mengalami luka yamg serius, hanya saja bibir Vika mengalami memar karena gesekan paku.Galih mengangguk, membenarkan perkataan dokter. Beruntung ia dan Pandu memilih datang ke rumah kakaknya untuk mencari petunjuk. Pada saat membuka gerbang, suara teriakan minta tolong bergema dari ruangan di depan mereka. Walau,
Last Updated: 2023-09-18
Chapter: Bab 18POV Tini***Aku terdiam sejenak ketika berada di depan kamar Bu Sumi. Udara di kamar terasa panas dengan aura yang membuat hati merasa tak nyaman. Bau amis menguar menyapa indera penciuman. Kesiur angin yang masuk dari jendela terbuka, menyapa kulit, tetapi tak membuat udara menjadi sejuk. Aku membulatkan mata dengan apa yamg terlihat di hadapan. Bukan? Yang kulihat bukan darah yang melekat ditubuh Pak Karso ataupun seprai di sekitarnya. Bukan pula Bu Sumi yang sedang menangis, khawatir dengan kondisi sang suami, melainkan sosok menyeramkan yang berada di samping mertua Melia itu.Ia menatap tajam kepadaku, ada aura permusuhan yang dikibarkan. Ketidaberhasilanku mencegah pembongkaran kamar khusus di lantai dua membuat sosok hitam besar dengan mata merah menyala itu terlihat sangat marah. Bahkan, ia mengusirku dan meminta untuk tidak memcampuri urusan keluarga ini.Aku bergeming, masih terpaku dengan apa yang diucapkan makhluk mengerikan tersebut. "Pergi!" pinta sosok tersebut. Ia me
Last Updated: 2023-11-09
Chapter: Bab 17Masih dalam balutan mukena aku mengambil mushaf dan hendak membacanya. Biasanya setiap salat fardhu aku selalu mewajibkan diri untuk tilawah minimal dua lembar sehingga ketika selesai ibadah terakhir maka aku sudah menyelesaikan satu juz. Akan tetapi beberapa waktu terakhir ini perasaan terasa berat ketika membuka lembaran Al-quran. Entah mengantuk atau ada saja yang tiba-tiba mengalihkan pikiran sehingga terkadang sampai tidak jadi tilawah.Setelah mendapat peringatan dari Mas Aryo, saat ini dalam kondisi apa pun aku berusaha tetap melaksanakan ibadah yang sebelumnya sudah rutin kukerjakan. Kami membuat program mengaji bersama selepas salat maghrib dan isya. Namun, saat ini Mas Aryo sedang menghadiri tahlilan Pak Tarmo. yang ke tujuh hari.Tangan kananku mulai membuka lembaran dalam kitab suci dengan sampul berwarna hitam itu dan mulai melantunkan beberapa ayat dalam surah Al Maidah. Beberapa menit membaca tengkukku terasa sangat dingin kemudian disusul kepala yan
Last Updated: 2023-11-08
Chapter: Bab 16Setelah selesai membawa Bapak ke Puskesmas Mas Aryo membersihkan tubuh lelaki yang telah membesarkannya. Bapak pun sama seperti Ibu, suka dengan kebersihan. Jadi, walaupun sakit ia selalu meminta dimandikan dua kali sehari. Tidak betah katanya jika berkeringat dan hanya dilap saja tubuhnya.Mas Aryo sangat telaten mengurus Bapak. Dengan menggunakan kursi untuk tempat duduk Bapak di kamar mandi, ia mulai memberi sabun dan sampo. Jika hari kerja Mas Aryo akan bangun lebih awal untuk memandikan Bapak sebelum berangkat. Untuk sore hari Ibu meminta bantuan suami Tini ketika datang menjemput untuk membawa ke kamar mandi dan ibu yang akan memandikan."Makan, Pak!" Aku menyodorkan sendok berisi nasi dengan lauk dan sayur yang direbus."Sudah," katanya setelah masuk tiga sendok."Lagi ya, Pak. Baru sedikit." Aku sedikit membujuk Bapak. Dalam kondisi seperti ini asupan makan Bapak harus dijaga agar tubuhnya tidak semakin lemah."Ga enak m
Last Updated: 2023-10-18
Chapter: Bab 15Desakan dalam kandung kemih membuatku terjaga. Kedua mata yang masih terasa lengket seolah enggan terbuka membuatku mencoba untuk terlelap kembali. Namun, hentakan cairan bening sepertinya sudah tidak bisa tertahan lagi.Dengan mata terpejam aku meraba keberadaan suamiku di samping. Namun, beberapa kali berpindah tempat tak kutemukan juga sosoknya. "Mas Aryo." Tak ada sahutan."Mas Aryo." Hening."Mas Aryo." Kedua netraku langsung terbuka dan menatap kasur yang tak ada penghuninya. Kemana Mas Aryo? Dengan malas kuturunkan kaki dan duduk di bibir ranjang. Kesadaranku belum pulih sepenuhnya.Karena keasikan membaca tanpa sadar sudah terlewat tengah malam dan aku baru tertidur. Saat ini kulihat waktu telah menujukkan pukul tiga pagi. Itu artinya aku baru saja tidur selama dua jam. Pantas saja rasanya berat sekali mataku untuk terbuka.Aku beranjak berdiri dan menekan saklar untuk menyalakan lampu. Kutatap lagi keliling ruangan men
Last Updated: 2023-10-18
Chapter: Bab 14Pov Karso ---Bapak---Mendengar kegaduhan di luar membuatku terjaga dari alam mimpi. Kugerakkan kaki perlahan mencoba untuk menuruni ranjang. Akan tetapi rasa sakit itu semakin menjadi.Aneh! Padahal dokter memgatakan kakiku hanya terkilir saja. Tetapi kenapa rasanya sesakit ini dan belum mengalami perubahan yang lebih baik. Semua obat luar dan dalam yang diberikan lelaki berbaju putih itu selalu rutin aku meminumnya. Berharap agar segera bisa sembuh dan beraktivitas kembali.Kutengok benda bulat di atas pintu kamar. Pukul dua siang. Sebenarnya ada apa di luar? Kenapa terdengar seperti suara seseorang yang sedang marah. Beberapa kali aku mencoba memanggil istriku dan Melia. Namun, tak ada yang menyahut. Kemana mereka?Kuhela napas kasar. Rasanya sungguh tidak enak sekali sakit seperti ini. Seluruh kegiatan benar-benar terhambat dan membutuhkan bantuan orang lain. Mau melihat keadaan di luar pun harus menunggu penghuni yang lain datang untuk menany
Last Updated: 2023-10-17
Chapter: Bab 13POV Melia***"Ya Allah, Mbak, di dalam ada yang marah." Nani ---istri Mang Karman--- beringsut mundur setelah menengok ke dalam ruangan dimana tempat suaminya bekerja. "Masa, sih, Nan?" Aku yang hendak menuruni tangga langsung berbalik arah dan menghampiri kembali kamar pojok yang sedang dibongkar. Sejak awal aku mengamati suaminya bekerja semua terlihat baik-baik saja. Dan tidak ada siapa pun di sana selain Mang Karman."Ga ada, Nan!" Kutelusuri setiap sudut ruangan. Di sana hanya ada puing-puing bebatuan yang telah berhasil di hancurkan Mang Karman. Aku menghela napas. Mungkin saja Nani salah melihat. "Ada, Mbak. Matanya merah, kepalanya ada tanduk. Dan tadi dia ngusir saya. Dia kaya lagi marah." Aku mengernyit. Bulu kudukku jadi berdiri, sehingga aku pun memundurkan langkah menjauhi kamar yang sudah rubuh dinding penutupnya. Aku tertegun ketika menoleh ke arah perempuan yang sebaya denganku. Buliran bening banyak meng
Last Updated: 2023-10-17