Valen merasa terkejut dan bingung saat Karly, salah seorang muridnya di kelas 2 SD internasional, tiba-tiba bertanya tentang arti kata 'selingkuh' padanya.
Raut wajah Valen mencerminkan kebingungan dan kekhawatiran, karena pertanyaan tersebut jauh dari ekspektasinya untuk siswi yang masih duduk di kelas dua SD."Tunggu dulu. Karly mendengar kata-kata itu, darimana?" tanya Valen penasaran."Mama papaku bertengkar. Dan ada kata itu."Mendengar jawaban Karly itu, Valen langsung teringat akan sosok pria bertubuh atletis, berwajah tampan dan sangat ramah kepadanya.Itu adalah sosok Ayahnya Karly yang sering kali menjemput Karly di sekolah dan bertemu Valen."Apa yang terjadi? Ehm, apa kamu tahu siapa yang selingkuh.""Tentu saja, mama yang selingkuh.""Benarkah?""Iya. Waktu itu papa berteriak dan menangis. Papa bilang, kenapa kamu selingkuh dariku?""Hah?""Kasihan ayahnya Karly itu. Kenapa pria setampan dan sebaik itu, masih juga diselingkuhi?" batin Valen tidak rela.Valen tidak ingin mencampuri urusan rumah tangga orang karena itu dia tidak lagi bertanya.Tapi besoknya Karly kembali mendekatinya dan berkata, "ternyata mama sudah 2 tahun selingkuh.""Hah?"Mendengar Kata-kata dari Karly ini, ingatan Valen kembali terbawa pada sosok ayahnya murid tersebut.Pria itu tergambar dalam pikirannya sebagai individu yang mapan, telah menginjak usia 40-an menurut data murid, namun masih terlihat muda. Terlihat berumur sekitar 33 atau 34 tahun.Pria itu memancarkan aura kebahagiaan dan kesehatan yang membuatnya terlihat jauh lebih muda. Tubuh atletis dan wajah tampannya memberikan kesan yang sulit dilupakan Valen.Bahkan, Valen pernah mendengar pembicaraan dari teman-temannya sesama guru yang membicarakan Ayahnya Karly dengan penuh kagum.Saat itu, Valen tidak ikut-ikutan membicarakan pria itu. Karena dia tidak mau mengganggu rumah tangga orang.Tapi, sesudah ini, mau tidak mau, dia mulai memikirkan akan Ayahnya Karly itu.Sebelum insiden ini, Valen tak pernah merasa tertarik pada pria itu. Namun, cerita tentang perselingkuhan yang dikatakan muridnya ini, mengundang perasaan campuran dalam hati Valen.Mungkin karena Ayahnya Karly yang tampan dan mungkin karena rasa kasihan yang dimiliki Valen kepada pria tersebut, membuat sebuah perasaan yang tidak seharusnya ada, mulai tumbuh dalam diri Valen.Sesaat setelah mendengar tentang pengkhianatan yang dihadapi oleh pria itu dari pasangannya, Valen merasa sesuatu yang berbeda.Ia tak bisa menghindari rasa simpati yang terus tumbuh dalam hatinya.Rasa simpati itu menjadi alasan untuk Valen mulai melihat pria tersebut dengan pandangan yang lebih hangat, daripada sebelumnya.Bahkan dia mulai menaruh perasaan suka. Empati yang dirasakannya terhadap pria tersebut mengubah hubungan antara guru dan orang tua murid menjadi sesuatu yang lebih dalam.Tapi, saat Valen memikirkan kembali akan konsekuensi yang akan dia alami dari sekolah tempat dia mengajar ini, kalau dia meneruskan perasaannya ini, dan terlibat dalam hubungan romance dengan ayah dari muridnya, maka, Valen memilih untuk mengendalikan perasaannya.Karena ada ancaman pemecatan yang bisa dialami kalau dia terlibat dalam skandal dengan orang tua murid.Karena itu, saat Ayahnya Karly yang bernama Evan menjemput Karly, Valen pura-pura tidak memperhatikan.Dia tidak mau menatap ayah muridnya itu saat Evan pamitan kepadanya. Valen baru menatap Evan, saat Evan sudah jauh meninggalkan kelas. Dia cuma berani untuk menatap punggung pria atletis itu.Hanya saja, semua kembali berubah bagi Valen. Tepatnya empat hari setelah Karly mengajukan pertanyaan tentang arti kata selingkuh, tiba-tiba, dia kembali mendapatkan kejutan lain.Sama seperti sebelumnya. Saat jam pulang sekolah sudah usai, tinggal ada beberapa anak yang belum dijemput oleh orang tuanya. Dan salah satu anak yang belum dijemput itu, adalah Karly.Saat teman-temannya sedang bermain di bagian belakang kelas, tiba-tiba Karly mendekati Valen dan bertanya, "Miss, apa arti bunuh diri?"Valen melongo. "Kenapa kamu bertanya seseram itu, Karly?""Karena semalam mama dan papaku bertengkar lagi.""Lalu?""Habis bertengkar, papa ke dapur.""Terus?""Aku mengikuti papa karena papa terlihat menangis.""Lalu?" Valen semakin penasaran."Lalu, papaku mengambil pisau dan bicara sendiri sambil nangis. Aku bersembunyi di belakang tiang, di belakang papa, sehingga papa tidak melihatku.""Lalu?""Papa bilang. Dia ingin bunuh diri. Dia mengacungkan pisau ke atas.""Lalu apa yang terjadi?" Valen sangat panik. Dia merasa tidak rela kalau papanya Karly bunuh diri."Kemudian papa bilang, dia ingin sekali bunuh diri. Tapi, dia takut meninggalkan aku dan Kak Revan.""Syukurlah kalau papa kalian tidak melakukan itu.""Bunuh diri itu apa, sih? Saat aku tanya sama Revan, my brother, dia bilang, gak usah membahas itu."Valen memegang tangan anak kecil bernama Karly ini. "Bunuh diri itu adalah perbuatan tidak baik. Minta papamu untuk tidak melakukan hal seperti itu lagi. Ya?""Oh, bunuh diri itu adalah perbuatan tidak baik, ya? Padahal papaku kan orang baik. harusnya dia memang tidak melakukan perbuatan seperti itu.""Makanya."Sesudah percakapan soal bunuh diri itu, Valen jadi sangat cemas.Karena itu, kalau 3 hari sebelumnya dia selalu menghindar dari kemungkinan bertemu dengan Evan, maka kali ini, dia sengaja selalu bersama Karly, agar supaya, saat Karly dijemput, Valen ada di dekat Karly.Hari ini, Valen dijemput agak terlambat, tidak seperti biasanya.Semua murid yang lain sudah dijemput orang tua mereka masing-masing, dan hanya tersisa Karly yang belum dijemput.Apa yang diinginkan oleh Karly itu terjadi. Karena beberapa saat kemudian, sosok pria tampan, bertubuh atletis itu, kini sudah berjalan di koridor sekolah untuk menuju ke kelasnya Valen ini.Saat melihat wajah pria tampan itu dari kejauhan, Valen sepertinya bisa merasakan kesedihan yang sedang dialami pria bermata teduh yang masih terlihat awet muda, walaupun sedang menghadapi masalah berat itu.Saat ini, rasa-rasanya Valen ingin memegang tangan pria itu dan memeluk pria itu serta berbisik, "tenanglah. Jangan berpikiran bodoh. Ingat anak-anakmu. Aku siap untuk selalu menghiburmu, kapan pun kamu mau."Tapi, pikiran itu tidak berani diwujudkan Valen. Dia cuma bisa menatap sendu ke arah pria ini saat pria ini mengangguk ke arahnya dan mengucapkan terima kasih karena sudah menjaga anaknya, untuknya.Kemudian dengan penuh kebapakan, Evan mengambil semua bawaan anaknya supaya Karly tidak perlu membawa apa-apa, dari kelas ini hingga ke parkiran sekolah di depan sana.Saat ini, rasa-rasanya Valen ingin gabung. Saat melihat Evan memegang tangan kiri Karly, rasanya Valen ingin maju dan memegang tangan kanan Karly, dan berjalan bersama menuju ke parkiran mobil.Tapi, Valen tidak berani. Dia cuma bisa berdiri sambil menatap sendu ke arah Evan dan Karly yang sudah melangkah di koridor.Tiba-tiba, Karly mengatakan pada Evan kalau handphonenya ketinggalan di kelas.Evan langsung menyuruh Karly diam di tempatnya, sementara dia sendiri yang berbalik lagi menuju ke kelas.Mendengar kalau Karly lupa akan handphonenya, maka, Valen segera mencari di tempat dia melihat Karly sempat memainkan handphonenya sebelumnya.Valen berhasil mendapatkan handphone yang dia cari-cari itu, bertepatan dengan masuknya Evan ke ruangan ini."Ini handphonenya, pak." Valen memberikan handphone itu kepada Evan.Entah disengaja atau tidak, tapi kaki Valen terkena kursi kecil sehingga dia jatuh ke depan. Saat itulah Evan menyambut tubuh Valen agar Valen tidak jatuh."Hati-hati, bu guru." Itulah kata-kata yang didengar Valen sebelum dia jatuh ke arah Evan. Valen sengaja membiarkan tubuhnya jatuh, karena dia tahu ada Evan yang akan menyambutnya. Tubuh Valen langsung jatuh ke arah Evan, dan langsung disambut Evan supaya Valen tidak jatuh. Hanya saja, Valen sengaja memberatkan tubuhnya. Wajahnya kini menempel ke wajah Evan dengan bibir ketemu bibir. Pipi Valen bersemu merah. Matanya terbelalak. Ia merasa malu dan gugup. Ia tidak menyangka bahwa insiden ini akan membuatnya mencium Evan.Sementara itu, Evan menjadi kikuk. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat bibirnya bertemu bibir ibu guru dari anaknya ini. Dadanya berdesir. Ada problema dalam hatinya beberapa waktu belakangan ini yang membuat dirinya rapuh. Kalau saja keadaan seperti ini terjadi pada beberapa bulan yang lalu, atau tahun-tahun yang lalu, maka dia tidak akan menikmati hal ini karena dia memiliki istri tempat dia untuk selalu setia. Tapi saat ini, hatinya sedang rapuh karena perse
Dengan Terlihat agak canggung Evan berkata, "kalau miss ada waktu, maukah ikut bersama kami?"Valen langsung mengangguk dengan antusias tinggiSementara Karly langsung berkata, "harus dong. Kan miss yang janji kemarin."Evan tersenyum ke arah Vallen. "Kalau gitu, ayo, miss."Valen yang tidak mau terlihat jalan bersama murid serta orang tua murid, karena takut akan terjadi gosip di sekolah ini, langsung berkata, "jalan duluan aja. Biar aku ikut dari belakang, ya?"Evan mengangguk maklum. Dia pun langsung mengajak Karly untuk berjalan menuju ke arah parkiran. Saat di parkiran, untung saja ada banyak mobil di tempat ini. Tubuh Valen yang kecil yang hanya bertinggi 155 cm itu, membuat dia dengan lincah, menyusup di antara mobil-mobil dan akhirnya masuk di pintu belakang mobil SUV milik Evan. Sesaat kemudian, saat berada dalam mobil dengan Valen duduk di jok belakang, sementara Evan mengemudi dan Karly duduk di sampingnya, mereka berdua mulai bercakap-cakap. Omongan mereka berdua langsu
Saat ini, Valen dan Evan berada di ruang kerjanya Evan yang pintunya ditutup Valen, sejak awal Valen masuk dalam ruangan ini supaya pembicaraannya dengan Evan, tidak didengar orang. Saat Valen menyentuh tangan Evan, maka sesuatu mulai terjadi, menjalari tubuh Evan dengan pasti. Kesepian hatinya pasca mengetahui perselingkuhan istrinya, dan sakit hati yang menumpuk di dadanya membuat dadanya berdesir, saat ada tangan lembut yang menyentuh tangannya. Sentuhan itu bak mengalirkan aliran listrik yang membuat Evan bereaksi dengan cepat. Mereka berdua duduk di ruang kerja dengan dipisahkan oleh sebuah meja. Evan ingin sekali melakukan sesuatu. Tapi, saat dia sadar kalau dia sedang berhadapan dengan guru dari anaknya, maka, dia sempat ragu. Tapi, karena sentuhan dari ibu guru cantik ini masih terjadi, dan tatapannya seolah menantang keberanian Evan, maka, Evan putuskan untuk bergerak. Evan langsung berdiri, kemudian membungkuk, mencondongkan wajahnya ke depan, dan mencium lembut bibir
"Teruskan." Itulah yang dikatakan Valen. Daripada menyuruh berhenti, dia malah meminta Evan untuk meneruskan tusukannya. Evan tersenyum dan meneruskan aksinya. Rudalnya yang sudah membengkak sejak tadi itu, kini dia arahkan lurus untuk membelah liang surga milik guru dari anaknya ini. Valen menggigit bibirnya sekuat mungkinin, agar supaya dia tidak mengeluarkan suara keras, suara kesakitan yang bisa membuat kegiatan yang sedang dilakukan Evan ini dihentikan Evan. Vallen tidak mau Evan berhenti, seberapa sakit pun yang harus dia rasakan pada saat ini, karena dia terlalu pasrah, dia terlalu rela, ingin memberikan milik berharganya, khusus buat Evan, pria yang sudah sangat membuat dia bersimpati ini. Valen mulai merasakan Evan bergerak di atas tubuhnya dengan satu anggota tubuh Evan yang sudah masuk dan keluar dalam dirinya. Awalnya terasa sakit. Tapi, lama kelamaan Valen tidak lagi menemukan rasa sakit itu. Yang ada hanya kenikmatan. Kenikmatan total. Valen tidak percaya, bagaima
Evan mengerang, menghentikan gerakannya. Dia berusaha istirahat sejenak setelah rudalnya melakukan tugasnya dengan baik. Valen merasakan liangnya terus mengejang. "Astaga, rasanya enak! rasanya seperti di surga. Uhhhhh! Ini betul-betul enakkk." Tubuhnya terus mengejang. "Wuhhh. Oh." Valen mengerang penuh semangat, menghirup udara dengan lapar. Tubuh mereka masih menyatu, Valen dan Evan memompa dan menggeliat hingga tidak ada yang bisa bergerak lagi. Mereka merosot lemah, kemudian pantat telanjang Valen meluncur turun dari tepi sofa dan dia terjatuh ke lantai berkarpet tebal. Rudal Evan meluncur keluar dari liang gadis itu yang ketat. Evan ikut-ikutan berbaring di atas karpet. Mereka berdua terbaring berkeringat di sisi tempat tidur."Astaga, ini betul-betul hebat!" Evan tersentak, benar-benar kelelahan. Karena takut dan merasa tidak nyaman, takut ketahuan, maka Vallen sudah duduk dengan bersandar pada sofa. Evan menyeret dirinya ke posisi duduk di samping Valen, yang masih ngo
Sesaat setelah Jojo meledak, Rahul semakin menghentakkan tubuhnya hingga dia semakin dekat dengan apa yang ingin dia capai. Jojo merasakan denyut batangnya Rahul menyentak kuat dengan kepala batangnya membengkak hingga terasa penuh di liang surganya Jojo, Disusul dengan aliran deras dari Rahul yang mengalir di dalam dirinya. Keduanya merasakan pelepasan dengan waktu yang hampir bersamaan. Tubuh Jojo mengejang setelah merasakan pelepasan yang luar biasa. Jari-jari tangannya menancap di punggung berwarna hitam lelaki yang jauh dari tampan itu. Setiap kali Rahul mengejang di dalam tubuh Jojo, Jojo merespons dengan getarannya yang tak terkendali. Dari liangnya hingga ujung jarinya, dia merasakannya, dia merasakan pelepasan yang dilakukan Rahul itu. Seolah-olah air cintanya Rahul itu, menciptakan riak yang tumbuh menjadi gelombang, yang semakin kuat saat Jojo berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Rahul.Akhirnya kejantanan lelaki tua berumur 52 tahun itu berhenti berdenyut
Evan menelan salivanya dia sebenarnya ingin mengucapkan sesuatu yang romantis kepada gadis yang baru saja dia ambil kesuciannya itu. Tapi dia tidak melakukannya. Dia cuma berkata, "kalau begitu selamat malam." Dia menganggukkan kepalanya. Hanya itu yang didapat Vallen. Apa yang dia inginkan tidak menjadi kenyataan tapi dia harus puas dengan itu. Setidaknya untuk saat ini. Vallen mengangguk dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Setelah itu, Evan segera mengendarai mobilnya menjauhi Valen yang masih berdiri di depan rumah kost-nya. Valen cuma bisa menghela nafas. Entah kenapa, tapi dia sangat berat saat melihat pria itu meninggalkannya. Walaupun mungkin besok akan ada pertemuan kembali, tapi dia ingin ada kata-kata indah atau kata-kata manis dari pria itu untuknya. "Dia punya istri dan dia sangat mencintai keluarganya. Apa yang bisa aku harapkan?" batin Vallen sambil dengan lunglai membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah kostnya. Pagi harinyaValen bangun dari tidurnya. Ia t
Evan mengecup Valen dan Valen menyambutnya dengan kecupan yang panas.Valen ingin menghibur pria yang sudah mulai merebut hatinya ini. Dua bibir bertemu. Dua lidah saling taut. Mereka berdua mulai merasakan perasaan bergelora dalam hati mereka berdua. Tapi kemudian Evan membuka matanya, menyadari kalau dia berada di dalam kamarnya. Kamar tidurnya bersama Jojo selama ini, dan bisa saja Jojo akan kembali ke kamar ini dan menemukan dia bersama Valen seperti ini. Karena itu, Evan langsung menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia masih bisa melihat kekecewaan di mata Valen karena tindakannya ini. "Panjang ceritanya. Terima kasih," kata Evan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa." Valen memeluk Evan lagi. Ia ingin Evan tahu bahwa ia selalu ada untuk Evan."Kamu bisa cerita padaku. Cerita semua masalahmu. Aku akan siap menjadi pendengarmu. Aku tidak ingin kamu mengalami nasib seperti seseorang yang dulu aku sayangi."Evan menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia menatap penuh selidik ke arah V
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro