Saat ini, Valen dan Evan berada di ruang kerjanya Evan yang pintunya ditutup Valen, sejak awal Valen masuk dalam ruangan ini supaya pembicaraannya dengan Evan, tidak didengar orang.
Saat Valen menyentuh tangan Evan, maka sesuatu mulai terjadi, menjalari tubuh Evan dengan pasti.Kesepian hatinya pasca mengetahui perselingkuhan istrinya, dan sakit hati yang menumpuk di dadanya membuat dadanya berdesir, saat ada tangan lembut yang menyentuh tangannya.Sentuhan itu bak mengalirkan aliran listrik yang membuat Evan bereaksi dengan cepat.Mereka berdua duduk di ruang kerja dengan dipisahkan oleh sebuah meja.Evan ingin sekali melakukan sesuatu. Tapi, saat dia sadar kalau dia sedang berhadapan dengan guru dari anaknya, maka, dia sempat ragu.Tapi, karena sentuhan dari ibu guru cantik ini masih terjadi, dan tatapannya seolah menantang keberanian Evan, maka, Evan putuskan untuk bergerak.Evan langsung berdiri, kemudian membungkuk, mencondongkan wajahnya ke depan, dan mencium lembut bibir ranum Valen.Saat Valen merasa bibir itu mendekatinya, dia pun menunggu tanpa ada penolakan sama sekali.Valen menutup matanya saat bibir itu makin mendekatinya, dan meresapinya saat bibir ayah dari muridnya ini menyentuh bibirnya.Semuanya terasa indah dan nikmat. Valen tidak ingin mengakhiri ini. Dia ingin tahu sampai dimana hal ini akan berlanjut.Evan tersentak kaget. Tidak menyangka kalau dia akan mendapatkan keleluasaan dari ibu guru cantik yang sejak beberapa hari terakhir ini mulai dia pikirkan itu.Bahkan semalam, dia terbangun saat sedang bermimpi sedang mencium Vallen.Karena itu saat ini dia bertanya, "apakah aku sedang bermimpi?" Tanpa sadar Evan sudah melepaskan bibirnya dari bibir Valen.Tapi jarak keduanya hanya terpisah beberapa centimeter saja.Tidak ada satupun di antara mereka berdua yang rela menjauh dari rasa dan kenikmatan yang mereka tahu akan segera mereka rasakan itu.Vallen membuka matanya. "Ini bukan mimpi.""Benarkah? Bisakah aku meneruskan ini?"Valen tersenyum. Meneguk salivanya dan mengangguk.Evan kembali maju. Valen kembali menutup matanya.Bibir Evan kembali mencium gadis imut di depannya ini, sementara dia merasa kedua tangan gadis itu sedang memegang kedua lengannya kuat-kuat.Bibir keduanya kembali menyatu. Saling kecup. Saling hisap dengan penuh rasa.Valen selalu membalas akan apa yang dilakukan Evan di bibirnya. Dia berharap apa yang dilakukannya ini, bisa memberi kenikmatan bagi Evan, seperti kenikmatan yang dia rasa saat ini.Valen bersumpah dalam hatinya kalau dia tidak akan menjadi orang yang akan menghentikan apa yang sedang berlangsung saat ini karena dia sangat menginginkan ini.Ada rasa indah yang Valen rasa, sehingga dia biarkan saat Evan sudah membimbingnya berdiri dan menyandarkan tubuhnya di dinding ruang kerja yang tidak terlalu besar ini.Evan yang bertubuh jangkung itu, agak membungkuk untuk menyesap bibir sang ibu guru yang hanya memiliki tinggi 155 centimeter itu.Valen merasakan ujung batangnya Evan yang menekan tubuhnya. Ini cukup baginya untuk merasakan niat dari lelaki ini kepadanya.Dan dia berjanji dalam hatinya untuk membiarkan Evan melakukan apapun yang Evan inginkan padanya."Apa kau yakin tentang ini?" tanya Evan. "Hentikan aku kapan saja kamu mau," bisiknya lagi. Evan bukan tipe pemaksa. Karena itu, dia kembali memastikannya.Valen bisa mendengar nafas berat di balik suaranya itu. Tapi Valen tahu tidak ada jalan untuk kembali dari titik ini.Sebagian dari dirinya bersemangat untuk meneruskan ini, sebagian dari dirinya sangat excited untuk melihat kemana arahnya.Saat ini, pikiran Valen tidak sedang dalam keadaan sehat. Dia tahu kalau hubungan ini bisa merubah hidupnya.Dia tahu kalau dia akan berkomitmen pada sesuatu yang akan mengubah hidupnya selamanya. Tapi, dia putuskan untuk terus melangkah.Dia tahu hubungan ini akan beresiko besar bagi dirinya yang bahkan bisa membuat dia dipecat dan pekerjaannya Tetapi dia putuskan untuk terus melangkah."Ehmm." Valen memejamkan mata. Terus menikmati apa yang sedang terjadi ini.Sambil terus saling kecup, Valen terus memikirkan semuanya."Apakah hal itu akan menyakitkan? Tidak juga, nampaknya. Tapi aku tidak tahu," pikir Valen.Selama hidupnya, dia tidak pernah melihat konten ber-rating X di internet dan tidak pernah melihat akan apa yang dimiliki pria.Yang jelas, dari pembicaraan teman-temannya semasa SMA dan kuliah, dia dapat kesan kalau, benda itu sangat besar dan bisa menyakitkan. Walaupun juga, bisa memberi kenikmatan.Valen terus pasrah saat tangan Evan mulai meremas buah dadanya. Sesuatu yang luar biasa enaknya menyeruak, hingga Valen semakin penasaran akan apa yang akan terjadi selanjutnya.Ciuman dan rabaan semakin dalam dan tanpa sempat dicegah lagi, Evan mulai membuka baju yang dikenakan Valen.Sejak siang, Jojo tidak berada di rumah. Dan kalau pun Jojo berada di rumah, Evan tidak peduli lagi kalau Jojo marah dan putuskan untuk berpisah.Kenyataan tentang perselingkuhan yang dilakukan Jojo, membuat Evan tidak takut lagi melakukan ini bersama Valen.Saat ini, sekali lagi, belum ada larangan yang keluar dari gadis yang baru satu tahun lebih lulus kuliah dan bekerja menjadi guru SD di sekolah elite ini.Ini membuat Evan semakin berani.Hanya saja, di balik gairah yang dirasanya, ada rasa gugup di hati Valen. Ini adalah pengalaman yang pertama baginya, karena sejak SMA hingga kuliah, dia berharap cinta dari seorang temannya yang bernama Warren.Karena seorang Warren, sehingga Vallen selalu menolak banyak cinta yang mencoba mendekat.Valen yang sebelumnya ingin kuliah teknik, bahkan mengikuti jejak Warren untuk kuliah di bidang pendidikan, demi bisa bersama lelaki itu.Sayangnya, beberapa hari sebelum lulus kuliah, Warren menyampaikan pengumuman kalau dia sudah pacaran dengan Silvia, anak dekan di tempat kuliah mereka, dan bersama pacarnya itu, mengambil S2 ke China.Karena itu, Vallen sangat polos, sehingga untuk ciuman pun, ini adalah pertama kali baginya, dan dia baru belajar mencium, setelah dicium duluan oleh Evan.Sesaat kemudian, sebelum Vallen sempat menenangkan dirinya dari rasa canggung, karena dirinya berada dalam keadaan tanpa sehelai benang pun, yang merupakan kepolosan pertamanya di depan lelaki, tiba-tiba dia melihat sesuatu yang besar.Vallen langsung memalingkan wajahnya. Dia masih merasa aneh saat melihat benda itu.Saat ini, saat dia masih memalingkan wajahnya, Valen merasa dirinya didorong untuk menuju ke arah sofa panjang di dalam ruangan ini.Valen menutup matanya. Di antara perasaan ingin menyudahi ini, tapi juga ingin melihat kelanjutannya. Ini membuat dia bingung.Kakinya direntangkan oleh Evan. Setelah itu, dia merasa Evan mulai menaiki tubuhnya."Ya Tuhan." Valen tersentak. Dia merasa ada sesuatu sedang memasuki tubuhnya. Dia teringat akan benda besar yang tadi sempat dia lihat.Bagi seorang gadis polos, pengalaman ini cukup mengerikan. Tapi, karena rasa suka dan rasa kasihannya akan sosok Evan, sang suami yang diselingkuhi istrinya itu, membuat dia pasrah.Pasrah untuk menjadi tempat Evan selingkuh. Pasrah untuk menjadi, sarana bagi Evan membalas sakit hati pada Jojo.Sekalipun begitu, saat benda itu, kembali menerobos liang sempitnya, Valen mengerang. Dia menggigit bibirnya sendiri."Kamu baik-baik saja?" bisik Evan."Ehmmm."Valen tidak yakin apa yang terjadi. Tapi dia tahu kalau celah kecilnya sedang diregangkan.Setelah itu, dia merasa mendapatkan suntikan di daerah keintimannya.Sesuatu mulai masuk. Tapi nampaknya sesuatu itu mendapatkan kesulitan untuk masuk lebih jauh ke dalam sana.Vallen penasaran dan melihat ke bawah di antara kedua kakinya, tepat pada saat itulah, dia melihat senjatanya kaum lelaki yang kini mulai masuk, serta menghilang ke dalam dirinya."Arrrrghhh. Sakit!" Valen kembali mengerang. Dia betul-betul kesakitan. Dia tidak sedang akting."Apa perlu aku hentikan?" tanya Evan.Saat ini, Valen berada dalam keadaan bimbang. Sejak kecil, dia ingin mempersembahkan miliknya yang paling berharga kepada suaminya.Tapi, saat ini, entah kenapa, tapi, dia sangat ingin mempersembahkan miliknya itu, kepada Evan, lelaki yang jelas-jelas masih memiliki istri ini."Bagaimana?" tanya Evan."Teruskan." Itulah yang dikatakan Valen. Daripada menyuruh berhenti, dia malah meminta Evan untuk meneruskan tusukannya. Evan tersenyum dan meneruskan aksinya. Rudalnya yang sudah membengkak sejak tadi itu, kini dia arahkan lurus untuk membelah liang surga milik guru dari anaknya ini. Valen menggigit bibirnya sekuat mungkinin, agar supaya dia tidak mengeluarkan suara keras, suara kesakitan yang bisa membuat kegiatan yang sedang dilakukan Evan ini dihentikan Evan. Vallen tidak mau Evan berhenti, seberapa sakit pun yang harus dia rasakan pada saat ini, karena dia terlalu pasrah, dia terlalu rela, ingin memberikan milik berharganya, khusus buat Evan, pria yang sudah sangat membuat dia bersimpati ini. Valen mulai merasakan Evan bergerak di atas tubuhnya dengan satu anggota tubuh Evan yang sudah masuk dan keluar dalam dirinya. Awalnya terasa sakit. Tapi, lama kelamaan Valen tidak lagi menemukan rasa sakit itu. Yang ada hanya kenikmatan. Kenikmatan total. Valen tidak percaya, bagaima
Evan mengerang, menghentikan gerakannya. Dia berusaha istirahat sejenak setelah rudalnya melakukan tugasnya dengan baik. Valen merasakan liangnya terus mengejang. "Astaga, rasanya enak! rasanya seperti di surga. Uhhhhh! Ini betul-betul enakkk." Tubuhnya terus mengejang. "Wuhhh. Oh." Valen mengerang penuh semangat, menghirup udara dengan lapar. Tubuh mereka masih menyatu, Valen dan Evan memompa dan menggeliat hingga tidak ada yang bisa bergerak lagi. Mereka merosot lemah, kemudian pantat telanjang Valen meluncur turun dari tepi sofa dan dia terjatuh ke lantai berkarpet tebal. Rudal Evan meluncur keluar dari liang gadis itu yang ketat. Evan ikut-ikutan berbaring di atas karpet. Mereka berdua terbaring berkeringat di sisi tempat tidur."Astaga, ini betul-betul hebat!" Evan tersentak, benar-benar kelelahan. Karena takut dan merasa tidak nyaman, takut ketahuan, maka Vallen sudah duduk dengan bersandar pada sofa. Evan menyeret dirinya ke posisi duduk di samping Valen, yang masih ngo
Sesaat setelah Jojo meledak, Rahul semakin menghentakkan tubuhnya hingga dia semakin dekat dengan apa yang ingin dia capai. Jojo merasakan denyut batangnya Rahul menyentak kuat dengan kepala batangnya membengkak hingga terasa penuh di liang surganya Jojo, Disusul dengan aliran deras dari Rahul yang mengalir di dalam dirinya. Keduanya merasakan pelepasan dengan waktu yang hampir bersamaan. Tubuh Jojo mengejang setelah merasakan pelepasan yang luar biasa. Jari-jari tangannya menancap di punggung berwarna hitam lelaki yang jauh dari tampan itu. Setiap kali Rahul mengejang di dalam tubuh Jojo, Jojo merespons dengan getarannya yang tak terkendali. Dari liangnya hingga ujung jarinya, dia merasakannya, dia merasakan pelepasan yang dilakukan Rahul itu. Seolah-olah air cintanya Rahul itu, menciptakan riak yang tumbuh menjadi gelombang, yang semakin kuat saat Jojo berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Rahul.Akhirnya kejantanan lelaki tua berumur 52 tahun itu berhenti berdenyut
Evan menelan salivanya dia sebenarnya ingin mengucapkan sesuatu yang romantis kepada gadis yang baru saja dia ambil kesuciannya itu. Tapi dia tidak melakukannya. Dia cuma berkata, "kalau begitu selamat malam." Dia menganggukkan kepalanya. Hanya itu yang didapat Vallen. Apa yang dia inginkan tidak menjadi kenyataan tapi dia harus puas dengan itu. Setidaknya untuk saat ini. Vallen mengangguk dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Setelah itu, Evan segera mengendarai mobilnya menjauhi Valen yang masih berdiri di depan rumah kost-nya. Valen cuma bisa menghela nafas. Entah kenapa, tapi dia sangat berat saat melihat pria itu meninggalkannya. Walaupun mungkin besok akan ada pertemuan kembali, tapi dia ingin ada kata-kata indah atau kata-kata manis dari pria itu untuknya. "Dia punya istri dan dia sangat mencintai keluarganya. Apa yang bisa aku harapkan?" batin Vallen sambil dengan lunglai membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah kostnya. Pagi harinyaValen bangun dari tidurnya. Ia t
Evan mengecup Valen dan Valen menyambutnya dengan kecupan yang panas.Valen ingin menghibur pria yang sudah mulai merebut hatinya ini. Dua bibir bertemu. Dua lidah saling taut. Mereka berdua mulai merasakan perasaan bergelora dalam hati mereka berdua. Tapi kemudian Evan membuka matanya, menyadari kalau dia berada di dalam kamarnya. Kamar tidurnya bersama Jojo selama ini, dan bisa saja Jojo akan kembali ke kamar ini dan menemukan dia bersama Valen seperti ini. Karena itu, Evan langsung menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia masih bisa melihat kekecewaan di mata Valen karena tindakannya ini. "Panjang ceritanya. Terima kasih," kata Evan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa." Valen memeluk Evan lagi. Ia ingin Evan tahu bahwa ia selalu ada untuk Evan."Kamu bisa cerita padaku. Cerita semua masalahmu. Aku akan siap menjadi pendengarmu. Aku tidak ingin kamu mengalami nasib seperti seseorang yang dulu aku sayangi."Evan menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia menatap penuh selidik ke arah V
Mendengar kata-kata Valen sebelumnya, Evan sadar kalau memang sesuatu telah terjadi pada dirinya. Evan sadar kalau dia mulai berubah tepat setelah dia tidur dengan Valen. Sebelumnya, ada keinginan yang sangat kuat di pikiran Evan untuk bunuh diri.Setiap detik dia seperti didorong untuk bunuh diri. Sepertinya ada oknum jahat yang terus menanamkan pikiran untuk bunuh diri di hatinya karena dia tidak sanggup lagi dengan kenyataan perselingkuhan yang dilakukan istrinya itu. Tapi dia sadar kalau setelah dia membalas perselingkuhan istrinya, dengan berselingkuh dengan Valen, maka seperti ada sesuatu yang terlepas dari benaknya.Dia tidak lagi berpikiran untuk membunuh diri walaupun dia masih berusaha untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Jojo. Melihat wajah Valen yang cantik, melihat kepolosan pikirannya yang memberi diri untuknya supaya dia tidak lagi frustasi dan mengalami nasib yang sama seperti ayahnya, maka saat ini, Evan mulai memikirkan tawaran Valen untuk menjadikan Valen se
Keduanya sempat saling melepaskan diri.Evan menuju ke pintu kamarnya untuk mengunci pintu. Setelah itu, dia balik mendekati Valen.Valen menelan salivanya saat Evan sudah berada dekat sekali dengan tubuhnya.Evan tahu apa yang dia dibutuhkan saat ini. Apa yang jiwanya butuhkan saat ini.Karena itu, dia mulai menjelajahi tubuh Valen dengan tangannya sementara bibirnya mulai mendekati bibir Valen."Aku punya permintaan," bisik Valen sambil menelan salivanya karena hampir tidak mampu menahan pesona Evan yang menghanyutkan dirinya.Valen tidak tahu lagi apa yang terjadi padanya. Apakah dia melakukan ini murni karena rasa kasihannya pada pria beranak dua ini, ataukah karena dia memang berhasrat pada pria bermata teduh ini. Dia tidak tahu yang mana."Apa itu. Katakan padaku dan aku akan melakukan apapun yang kamu mau," bisik Evan sambil menatap mesra ke arah Valen."Di awal, kamu harus memperlakukan aku dengan lembut dan romantis.""Oke.""Terimakasih.""Kamu akan mendapatkannya, sayang."
Valen telah hanyut dan semakin melambung dalam kemesraan yang mencekam jiwanya.Evan mengerti jika wanita di hadapannya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, karena Evan tidak mau kehilangan momentum, maka tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk kembali meremas buah dada itu.Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini, kadang menjilat kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau gadis cantik ini telah semakin terlena dalam menik
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro