"Hati-hati, bu guru." Itulah kata-kata yang didengar Valen sebelum dia jatuh ke arah Evan.
Valen sengaja membiarkan tubuhnya jatuh, karena dia tahu ada Evan yang akan menyambutnya.Tubuh Valen langsung jatuh ke arah Evan, dan langsung disambut Evan supaya Valen tidak jatuh.Hanya saja, Valen sengaja memberatkan tubuhnya. Wajahnya kini menempel ke wajah Evan dengan bibir ketemu bibir.Pipi Valen bersemu merah. Matanya terbelalak. Ia merasa malu dan gugup. Ia tidak menyangka bahwa insiden ini akan membuatnya mencium Evan.Sementara itu, Evan menjadi kikuk. Ia tidak tahu harus berbuat apa saat bibirnya bertemu bibir ibu guru dari anaknya ini.Dadanya berdesir. Ada problema dalam hatinya beberapa waktu belakangan ini yang membuat dirinya rapuh.Kalau saja keadaan seperti ini terjadi pada beberapa bulan yang lalu, atau tahun-tahun yang lalu, maka dia tidak akan menikmati hal ini karena dia memiliki istri tempat dia untuk selalu setia.Tapi saat ini, hatinya sedang rapuh karena perselingkuhan yang dilakukan istrinya.Karena itu, apa yang terjadi ini membuat dia terdiam, membuat dia menikmati, membuat dia menatap dengan rasa ingin ke arah Valen.Keduanya saling melepaskan diri dan sama-sama berdiri kikuk.Valen menunduk malu tapi sebenarnya, dia mau dan pasrah kalau saja Evan melakukan gerakan selanjutnya.Tapi Evan langsung membalikkan tubuhnya dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun.Vallen cuma bisa menatap punggung Evan sambil meresapi sesuatu yang baru saja dia rasakan tadi di bibirnya.Dia menatap pria itu dari kejauhan dan rasa kasihannya kepada pria itu semakin kuat.Itu karena Valen sempat melihat kesedihan di mata Evan. Dia sempat melihat kerapuhan di ekspresi wajah pria itu.**Evan berusaha untuk melenyapkan rasa yang dia resapi tadi saat kecupan yang tidak sengaja terjadi.Kecupan yang sempat dia nikmati tadi bersama dengan Vallen.Dia segera menggandeng tangan anaknya sambil berjanji akan membawa Karly ke tempat bermain anak.Dia sengaja mengeraskan suaranya agar supaya apa yang sedang bergejolak di dalam dadanya bisa dia redam dengan caranya itu.Evan juga tahu bahwa ia masih belum siap untuk memulai hubungan yang baru. Ia masih mencintai Jojo, dan ia ingin berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Jojo.Namun, ternyata, pertemuan bibir antara Evan dan Valen tadi, tidak mudah untuk tidak diingat oleh Evan, kenangan itu terus menari-nari di benaknya.Ia sadar kalau ia mulai menyukai Valen, tetapi ia masih belum yakin apakah ia bisa melupakan Jojo.**Besoknya saat sudah jam pulang sekolah, Karly mengeluh lapar saat Evan datang menjemputnya.Biasanya, Evan akan langsung menjanjikan makan siang di rumah makan di sekitar sekolah seperti yang biasanya dia lakukan tapi saat ini, tiba-tiba saja dia berkata kepada Karly, "kalau begitu kita makan di kantin ya?"Karly mengangguk.Evan tersenyum. Dia masih sempat melirik ke arah Vallen, sepertinya ingin memastikan kalau Vallen mendengar kata-katanya kepada Karly tadi.Karena itu, Vallen menjadi gelisah saat Evan dan Carly pergi ke kantin sekolah.Saat dua anak muridnya yang lain sudah dijemput oleh orang tuanya masing-masing maka Valen segera menuju ke arah kantin.Tapi, Vallen tidak berani untukduduk di samping Evan di kantin sekolah.Dia tahu kalau langkah itu tidak akan bijaksana, karena itu akan bisa menjadi gosip di sekolah.Karena itu ia cuma bisa memperhatikan Evan dari kejauhan saat Evan menyuapi Karly.Evan sangat telaten dalam menyuapi Karly. Ia mengambil makanan dengan sumpit dan menyuapi Karly dengan hati-hati.Karly pun makan dengan lahap, sambil sesekali mengoceh dengan Evan.Valen bisa melihat bahwa Karly sangat manja pada Evan. Ia selalu meminta Evan untuk menyuapinya, bahkan saat ia sudah bisa makan sendiri.Valen semakin bersimpati pada Evan. Ia bisa melihat bahwa Evan adalah sosok ayah yang baik. Ia sangat menyayangi putrinya dan selalu ada untuknya.Valen teringat akan ayahnya. Ayahnya juga sosok yang baik dan penyayang. Ia selalu ada untuk Valen dan keluarganya.Sayangnya ayahnya juga mengalami nasib seperti Evan diselingkuhi oleh istrinya sendiri sehingga akhirnya ayahnya itu mulai tidak menjaga makanannya Padahal dia sedang sakit hingga akhirnya dia mengalami stroke tepat dua tahun setelah istrinya selingkuh darinya**Valen menghela napas. Ia merasa haru melihat Evan dan Karly. Ia berharap suatu hari nanti ia bisa memiliki keluarga seperti mereka.Atau dirinya menjadi bagian keluarga itu."Mikir apa, sih?" Vallen langsung menepuk jidatnya sendiri.Valen duduk sambil menatap Karly dan Evan dikejauhan sana. Dia masih memikirkan Evan dan Karly.Ia tidak bisa berhenti bertanya-tanya dalam hatinya, mengapa pria baik dan setia seperti Evan dan ayahnya, selalu mendapatkan istri yang tidak setia.Valen tahu bahwa perselingkuhan bisa terjadi pada siapa saja, tidak peduli seberapa baik pasangannya. Namun, ia masih merasa tidak adil bahwa pria-pria baik seperti Evan dan ayahnya yang harus menderita karena kesalahan istrinya.Valen juga merasa kasihan pada Karly. Ia tidak ingin gadis itu merasakan kesedihan dan kekecewaan yang sama seperti dirinya.Valen menghela napas. Ia tahu bahwa ia tidak bisa mengubah apa yang telah terjadi. Namun, ia ingin sekali melakukan sesuatu untuk membantu Evan.Saat ini, Valen ingin sekali menjadi istrinya Evan. Ia ingin menjadi wanita yang bisa membuat Evan bahagia dan melupakan rasa sakitnya.Valen tahu bahwa itu tidak mungkin. Evan sudah menikah dengan Jojo dan Valen tidak bisa merubah hal itu.Namun, Valen tidak bisa memungkiri bahwa ia memiliki perasaan yang kuat untuk Evan.Valen tidak tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, ia berharap suatu hari nanti, ia bisa menemukan pria yang baik dan setia seperti Evan.* * *Valen masih termenung ketika dia lihat Evan dan Karly mendatangi.Karly buru-buru berdiri dan tersenyum ke arah Evan dan Karly.Evan tersenyum. "Terima kasih karena sudah mau menemani kami makan siang.""Menemani?" Karly kaget dengan kata-kata Evan ini."Walaupun kamu duduk di tempat yang jauh, tapi, ibu guru tetap saja sudah menemani kami.""Iya, miss. Kata papa, nanti miss bisa gabung dengan kami, menemani kami makan, gitu," timpal Karly."Gimana, bu guru?" sambar Evan. Tapi, sedetik kemudian dia sudah menyesali perkataannya itu tapi dia tidak bisa menarik kembali pernyataannya itu.Pipi Vallen bersemu merah. Dia tidak menyangka kalau akan mendapatkan ajakan dari Evan.Setelah itu, dia mengangguk. "Baiklah. Nanti aku akan menemani tapi.. " Matanya mulai celingukan. "Tapi tidak di sini."Evan mengangguk. Dia salah tingkah karena dia sudah tidak bisa lagi menarik pertanyaannya tadi, dan kini mendapatkan jawaban yang tidak disangka dari sang ibu guru membuat dia juga tidak enak untuk membatalkan kata-katanya tadi.Karena itu dia berkata. "Baiklah. Kalau begitu, nanti aku akan mengajak ibu guru untuk makan di luar. Bersama Karly tentu saja."Valen langsung mengangguk-angguk dengan semangat. Dia juga tidak tahu mengapa dia sesemangat ini.**Besoknya, Valen sudah menunggu dengan penuh harap. Bahkan entah mengapa, tapi dia sudah memakai krim yang lebih daripada biasanya supaya wajahnya terlihat kinclong.Saat jam pulang sekolah, Vallen berharap supaya anak-anak muridnya sudah dijemput semua oleh orang tua masing-masing sehingga saat Evan menjemput Karly, maka dia akan bisa pergi bersama Evan.Keinginan Vallen itu menjadi kenyataan karena murid-muridnya yang lain sudah dijemput oleh orang tua masing-masing sehingga sekarang ini, dia tinggal bersama dengan Karly menunggu kedatangan Evan.Akhirnya Evan datang menjemput Karly. Valen menelan salivanya. Berharap Evan akan mewujudkan ajakannya kemarin.Vallen masih tersenyum saat detik-detik berlalu, saat Evan sudah menaruh tasnya Karly di lengannya dan memegang tangan Karly untuk diajaknya keluar."Terima kasih, Bu guru," kata Evan sambil mengangguk.Melihat Evan dan Karly mulai berjalan menuju ke arah pintu keluar kelas ini, maka Vallen merasa kecewa.Dia merasa Evan sudah memberikan harapan kosong kepadanya.Karena saat ini, dia sangat berharap sekali supaya Evan mengajaknya makan siang.Apalagi dia sengaja tidak makan saat Break Time tadi, karena dia berharap dia akan makan dengan Evan.Apalagi dia memang tidak ada selera makan karena sejak semalam sudah tidak sabaran, memikirkan akan diajak makan oleh Evan."Apa yang terjadi dengan aku ini? Kenapa aku sangat berharap sekali dia mengajak aku makan?" Vallen cemberut saat melihat Evan dan Karly sudah berada di pintu keluar dan sebentar lagi akan menghilang dari pandangannya.Tapi saat itulah Karly tiba-tiba membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah Vallen. "Kenapa miss nggak ikut? Kan kemarin katanya Miss mau ikut aku sama papaku untuk makan siang. Iya kan? Apa miss sudah lupa?"Vallen menatap Evan yang juga saat ini sedang menatapnya. Keduanya saling tatap dengan canggung tapi saat ini Vallen berharap Evan akan mengajaknya karena dia sangat ingin makan siang bersama Evan dan Karly.Dengan Terlihat agak canggung Evan berkata, "kalau miss ada waktu, maukah ikut bersama kami?"Valen langsung mengangguk dengan antusias tinggiSementara Karly langsung berkata, "harus dong. Kan miss yang janji kemarin."Evan tersenyum ke arah Vallen. "Kalau gitu, ayo, miss."Valen yang tidak mau terlihat jalan bersama murid serta orang tua murid, karena takut akan terjadi gosip di sekolah ini, langsung berkata, "jalan duluan aja. Biar aku ikut dari belakang, ya?"Evan mengangguk maklum. Dia pun langsung mengajak Karly untuk berjalan menuju ke arah parkiran. Saat di parkiran, untung saja ada banyak mobil di tempat ini. Tubuh Valen yang kecil yang hanya bertinggi 155 cm itu, membuat dia dengan lincah, menyusup di antara mobil-mobil dan akhirnya masuk di pintu belakang mobil SUV milik Evan. Sesaat kemudian, saat berada dalam mobil dengan Valen duduk di jok belakang, sementara Evan mengemudi dan Karly duduk di sampingnya, mereka berdua mulai bercakap-cakap. Omongan mereka berdua langsu
Saat ini, Valen dan Evan berada di ruang kerjanya Evan yang pintunya ditutup Valen, sejak awal Valen masuk dalam ruangan ini supaya pembicaraannya dengan Evan, tidak didengar orang. Saat Valen menyentuh tangan Evan, maka sesuatu mulai terjadi, menjalari tubuh Evan dengan pasti. Kesepian hatinya pasca mengetahui perselingkuhan istrinya, dan sakit hati yang menumpuk di dadanya membuat dadanya berdesir, saat ada tangan lembut yang menyentuh tangannya. Sentuhan itu bak mengalirkan aliran listrik yang membuat Evan bereaksi dengan cepat. Mereka berdua duduk di ruang kerja dengan dipisahkan oleh sebuah meja. Evan ingin sekali melakukan sesuatu. Tapi, saat dia sadar kalau dia sedang berhadapan dengan guru dari anaknya, maka, dia sempat ragu. Tapi, karena sentuhan dari ibu guru cantik ini masih terjadi, dan tatapannya seolah menantang keberanian Evan, maka, Evan putuskan untuk bergerak. Evan langsung berdiri, kemudian membungkuk, mencondongkan wajahnya ke depan, dan mencium lembut bibir
"Teruskan." Itulah yang dikatakan Valen. Daripada menyuruh berhenti, dia malah meminta Evan untuk meneruskan tusukannya. Evan tersenyum dan meneruskan aksinya. Rudalnya yang sudah membengkak sejak tadi itu, kini dia arahkan lurus untuk membelah liang surga milik guru dari anaknya ini. Valen menggigit bibirnya sekuat mungkinin, agar supaya dia tidak mengeluarkan suara keras, suara kesakitan yang bisa membuat kegiatan yang sedang dilakukan Evan ini dihentikan Evan. Vallen tidak mau Evan berhenti, seberapa sakit pun yang harus dia rasakan pada saat ini, karena dia terlalu pasrah, dia terlalu rela, ingin memberikan milik berharganya, khusus buat Evan, pria yang sudah sangat membuat dia bersimpati ini. Valen mulai merasakan Evan bergerak di atas tubuhnya dengan satu anggota tubuh Evan yang sudah masuk dan keluar dalam dirinya. Awalnya terasa sakit. Tapi, lama kelamaan Valen tidak lagi menemukan rasa sakit itu. Yang ada hanya kenikmatan. Kenikmatan total. Valen tidak percaya, bagaima
Evan mengerang, menghentikan gerakannya. Dia berusaha istirahat sejenak setelah rudalnya melakukan tugasnya dengan baik. Valen merasakan liangnya terus mengejang. "Astaga, rasanya enak! rasanya seperti di surga. Uhhhhh! Ini betul-betul enakkk." Tubuhnya terus mengejang. "Wuhhh. Oh." Valen mengerang penuh semangat, menghirup udara dengan lapar. Tubuh mereka masih menyatu, Valen dan Evan memompa dan menggeliat hingga tidak ada yang bisa bergerak lagi. Mereka merosot lemah, kemudian pantat telanjang Valen meluncur turun dari tepi sofa dan dia terjatuh ke lantai berkarpet tebal. Rudal Evan meluncur keluar dari liang gadis itu yang ketat. Evan ikut-ikutan berbaring di atas karpet. Mereka berdua terbaring berkeringat di sisi tempat tidur."Astaga, ini betul-betul hebat!" Evan tersentak, benar-benar kelelahan. Karena takut dan merasa tidak nyaman, takut ketahuan, maka Vallen sudah duduk dengan bersandar pada sofa. Evan menyeret dirinya ke posisi duduk di samping Valen, yang masih ngo
Sesaat setelah Jojo meledak, Rahul semakin menghentakkan tubuhnya hingga dia semakin dekat dengan apa yang ingin dia capai. Jojo merasakan denyut batangnya Rahul menyentak kuat dengan kepala batangnya membengkak hingga terasa penuh di liang surganya Jojo, Disusul dengan aliran deras dari Rahul yang mengalir di dalam dirinya. Keduanya merasakan pelepasan dengan waktu yang hampir bersamaan. Tubuh Jojo mengejang setelah merasakan pelepasan yang luar biasa. Jari-jari tangannya menancap di punggung berwarna hitam lelaki yang jauh dari tampan itu. Setiap kali Rahul mengejang di dalam tubuh Jojo, Jojo merespons dengan getarannya yang tak terkendali. Dari liangnya hingga ujung jarinya, dia merasakannya, dia merasakan pelepasan yang dilakukan Rahul itu. Seolah-olah air cintanya Rahul itu, menciptakan riak yang tumbuh menjadi gelombang, yang semakin kuat saat Jojo berusaha melepaskan diri dari kungkungan tubuh Rahul.Akhirnya kejantanan lelaki tua berumur 52 tahun itu berhenti berdenyut
Evan menelan salivanya dia sebenarnya ingin mengucapkan sesuatu yang romantis kepada gadis yang baru saja dia ambil kesuciannya itu. Tapi dia tidak melakukannya. Dia cuma berkata, "kalau begitu selamat malam." Dia menganggukkan kepalanya. Hanya itu yang didapat Vallen. Apa yang dia inginkan tidak menjadi kenyataan tapi dia harus puas dengan itu. Setidaknya untuk saat ini. Vallen mengangguk dan sedikit membungkukkan tubuhnya. Setelah itu, Evan segera mengendarai mobilnya menjauhi Valen yang masih berdiri di depan rumah kost-nya. Valen cuma bisa menghela nafas. Entah kenapa, tapi dia sangat berat saat melihat pria itu meninggalkannya. Walaupun mungkin besok akan ada pertemuan kembali, tapi dia ingin ada kata-kata indah atau kata-kata manis dari pria itu untuknya. "Dia punya istri dan dia sangat mencintai keluarganya. Apa yang bisa aku harapkan?" batin Vallen sambil dengan lunglai membalikkan tubuhnya untuk masuk ke dalam rumah kostnya. Pagi harinyaValen bangun dari tidurnya. Ia t
Evan mengecup Valen dan Valen menyambutnya dengan kecupan yang panas.Valen ingin menghibur pria yang sudah mulai merebut hatinya ini. Dua bibir bertemu. Dua lidah saling taut. Mereka berdua mulai merasakan perasaan bergelora dalam hati mereka berdua. Tapi kemudian Evan membuka matanya, menyadari kalau dia berada di dalam kamarnya. Kamar tidurnya bersama Jojo selama ini, dan bisa saja Jojo akan kembali ke kamar ini dan menemukan dia bersama Valen seperti ini. Karena itu, Evan langsung menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia masih bisa melihat kekecewaan di mata Valen karena tindakannya ini. "Panjang ceritanya. Terima kasih," kata Evan. "Aku tidak tahu harus berbuat apa." Valen memeluk Evan lagi. Ia ingin Evan tahu bahwa ia selalu ada untuk Evan."Kamu bisa cerita padaku. Cerita semua masalahmu. Aku akan siap menjadi pendengarmu. Aku tidak ingin kamu mengalami nasib seperti seseorang yang dulu aku sayangi."Evan menarik wajahnya dari wajah Valen. Dia menatap penuh selidik ke arah V
Mendengar kata-kata Valen sebelumnya, Evan sadar kalau memang sesuatu telah terjadi pada dirinya. Evan sadar kalau dia mulai berubah tepat setelah dia tidur dengan Valen. Sebelumnya, ada keinginan yang sangat kuat di pikiran Evan untuk bunuh diri.Setiap detik dia seperti didorong untuk bunuh diri. Sepertinya ada oknum jahat yang terus menanamkan pikiran untuk bunuh diri di hatinya karena dia tidak sanggup lagi dengan kenyataan perselingkuhan yang dilakukan istrinya itu. Tapi dia sadar kalau setelah dia membalas perselingkuhan istrinya, dengan berselingkuh dengan Valen, maka seperti ada sesuatu yang terlepas dari benaknya.Dia tidak lagi berpikiran untuk membunuh diri walaupun dia masih berusaha untuk menyelamatkan pernikahannya dengan Jojo. Melihat wajah Valen yang cantik, melihat kepolosan pikirannya yang memberi diri untuknya supaya dia tidak lagi frustasi dan mengalami nasib yang sama seperti ayahnya, maka saat ini, Evan mulai memikirkan tawaran Valen untuk menjadikan Valen se
"Apa itu?" tanya Evan tanpa melihat ke arah Jojo."Ingatlah saat pertama kamu jatuh cinta denganku. Momen yang pernah kamu bilang padaku. Momen saat pertama kalinya kamu melihatku. Momen saat kamu menatap wajahku dan bagai terkena magic, menembus hingga di kedalaman hatimu sehingga hari-harimu selanjutnya, kamu habiskan hanya untuk memikirkanku. Ingatlah itu, Evan. Please ..." pinta Jojo.Evan terdiam. Momen seperti yang diceritakan Jojo itu, memang adalah momen indah yang pernah dialami Evan belasan tahun yang lalu. Saat dia pertama kali bertemu dan jatuh cinta pada Jojo.Tapi kemudian Evan mendengus dan berkata, "Aku akui. Momen itu pernah menjadi saat terindah dalam hidupku. Pernah menjadi saat paling membahagiakan dalam hidupku. Tapi, semuanya sudah hilang lenyap tersapu angin saat aku melihat dengan mata kepalaku sendiri akan perselingkuhan yang kamu lakukan dengan Rahul itu!""Please, Evan. Berikan aku satu kesempatan. Ingatlah momen itu, momen yang membuat kamu bersemangat untu
Beberapa waktu kemudian, sebuah acara megah dilangsungkan di kompleks mega proyek, mega building yang sebelumnya sebenarnya akan dinamakan Jojo Land itu, kini berubah nama menjadi Valen Land.Selain perubahan nama, acara pada hari ini, juga bertajuk acara peresmian untuk mega proyek yang sudah dijalankan dibuat selama belasan tahun terakhir ini dan memakan areal terbesar di negeri ini bahkan terbesar se Asia Tenggara. Mega proyek ini menyerap banyak sekali tenaga kerja dan menjadi kebanggaan negeri ini karena di tempat ini, ada banyak sekali gedung-gedung tinggi yang dibangun, yang tingginya bahkan menyaingi gedung-gedung tinggi di Dubai. Gedung-gedung itu ada yang berupa perkantoran, perhotelan, apartemen yang di bagian bawahnya ada mall-mall besar yang siap untuk menantang mall-mall yang sudah ada di kota ini.Banyak sekali petinggi negeri yang hadir dalam acara ini karena ini adalah proyek prestisius yang membuat banyak petinggi negeri yang diundang yang langsung menyempatkan dir
Tubuh Valen sudah agak condong ke depan, tidak lagi berposisi duduk seperti tadi, dia agak condong ke depan dan melepaskan dua tangannya dari pegangan tangan Evan.Karena tubuh Valen yang agak condong ke depan ini, membuat Evan langsung menyentuh tonjolan di bukit kembar yang terawat bagus milik Valen ini.Tonjolan itu sudah tegak karena sejak tadi merasakan kenikmatan yang berkesinambungan sehingga saat jari-jari tangan Evan mulai menyentuh tonjolan itu, maka hal ini menjadikan arus kenikmatan yang lebih lagi bagi tubuh Valen.Batang gede milik Evan masih berukuran maksimal dan masih terus menyentuh bagian-bagian sensitif di dalam tubuh Valen sehingga Valen menggelinjang semakin hebat dan ditambah dengan sentuhan-sentuhan jari yang sangat berpengalaman yang dilakukan oleh Evan, membuat beberapa saat kemudian Valen langsung menjerit kencang lagi, dia mendapatkan lagi kenikmatan yang dia cari.Setelah itu, Valen langsung merebahkan tubuhnya ke pembaringan di samping Evan dengan tubuh m
Valen kembali menarik-narik rambut Evan, pertanda ada suatu rasa yang tidak tertahankan yang sedang dia rasa.Valen terus berteriak-teriak, meracau tanpa arti, menjerit untuk mengungkapkan apa yang sedang dia rasakan saat ini.Hingga akhirnya Valen berteriak kencang seiring dia merasakan ada suatu cairan yang meninggalkan tubuhnya.Valen terhenyak dalam kenikmatan, merasakan puncak kenikmatan pertamanya pada malam ini dan puncak kenikmatan itu diraihnya dengan sangat istimewa karena dilakukan dengan penuh kenikmatan oleh seorang pria yang sangat mempesona hatinya.Evan tersenyum mendapati kalau aksinya mulai berhasil. Itu terbukti dengan basahnya bagian inti tubuh wanita yang dia cintai ini.Evan ingin berkreasi, lidahnya kembali menyusuri benda kenyal milik Valen di depan wajahnya ini.Hingga beberapa saat kemudian, dengan ahlinya, Valen yang sudah sempat merasakan puncak pertamanya, kini mulai menggerak-gerakkan pinggulnya tanda hasratnya mulai naik lagi.Evan sangat senang melihat
Tak henti, Valen mengerang nikmat. Gemas menahan geli yang diwujudkan Evan di tubuhnya. Diremasnya pundak Evan dengan sentuhan yang tidak kalah panas.Evan masih merajalela di bagian dada Valen, membuat gairah Valen semakin melonjak tinggi.Lidah Evan melakukan variasi di pucuk bukit kembar nan ranum ini. Kadang menjilat, kadang menghisap untuk membuat Valen semakin berhasrat.Jerit dan rintihan Valen, sesekali terdengar, melukiskan betapa dia telah hanyut terbawa arus kenikmatan yang mencekam jiwanya.Jeritan dan rintihan itu juga menandakan kalau Valen semakin melambung dalam gairah yang tak bertepi.Evan mengerti kalau kekasih cantiknya ini telah semakin terlena dalam menikmati kebersamaan mereka.Karena itu, Evan tidak mau kehilangan momentum ini, tangan kanannya dengan lembut ia gerakkan untuk merebahkan tubuh indah Valen ke permukaan satu-satunya ranjang di kamar ini.Mata Valen terbuka dan menatap ke arah baju yang dipakai oleh Evan.Tanpa berkata-kata Valen seolah meminta Evan
Evan sempat ke apartemen sebelah untuk menemui anak-anaknya. Setelah itu, dia kembali kembali ke apartementnya Valen. Saat Valen membuka pintu apartemennya, dia melihat Evan berbincang-bincang dengan beberapa orang yang terus memanggil Evan dengan sebuah 'bos besar."Setelah mereka pergi, Valen bertanya, "kenapa mereka memanggilmu bos besar, Evan?" tanya Valen sambil menggeser tubuhnya agar Evan bisa masuk ke dalam apartemennya. "Mereka adalah karyawanku. Mereka adalah anak buahku.""Berarti kata-katamu sebelumnya, itu memang betul. Kamu memang memiliki banyak gedung seperti yang kamu bilang tempo hari?""Ya dan aku sementara siapkan sebuah megaproyek yang terdiri dari apartemen, hotel, mall dan perkantoran khusus untukmu dan akan aku beri nama Valen Land.""Valen Land?""Ya." Evan tersenyum. Sebenarnya dia tahu, mega proyek itu awalnya dia siapkan untuk Jojo. Mega proyek itu sudah dia siapkan sejak belasan tahun yang lalu untuk wanita yang sangat dicintainya saat itu, tapi belaka
Saat Evan turun ke arah gundukan harta karun Valen, dia mulai menggigit lembut kulit Valen... membawanya ke dalam mulut dan menggigitnya dengan lembut.Lalu pindah ke tempat lain dan mulai lagi. Evan mencium bau kewanitaan yang indah dari cairan panasnya Valen saat dia mendekati gundukan Valen.Pinggul Valen menekuk ke atas mencoba mendorong liangnya ke wajah Evan. Evan menjilat dengan lembut di atas dan di sekitar gundukan Valen dan kemudian melanjutkan untuk mencium dan menjilati paha lainnya. Rasa frustrasi Valen memuncak, Evan mendengar erangan keras Valen dan berjuang untuk melepaskan tidak hanya ikatannya tetapi juga gairah pria di atas tubuhnya itu. Saat Evan mencapai bagian atas paha Valen yang lain, tangan Evan mengembara di sepanjang bagian dalam paha dan dengan lembut menyentuh liangnya Valen.Jari-jari Evan meluncur di sepanjang pintu masuk yang licin saat lidahnya menyusuri paha Valen. Kaki Valen merapat lagi mencoba menangkap tangan dan kepala Evan saat tubuhnya berg
Evan menarik syal yang disembunyikan Valen di bawah bantal. Mengikat kedua tangan Valen dengan erat, Evan mengikatnya ke kepala tempat tidur. "Apa yang kamu lakukan?" Valen bertanya setengah dari rasa takut dan setengah dari keinginan."Saya ingin kamu merasakan efek penuh dari pijatan ini dan memastikan bahwa kamu tidak bisa pergi sampai saya selesai memuaskanmu," kata Eva sambil tersenyum sambil mengambil lebih banyak minyak pijat."Aku akan membiarkan kakimu tidak terikat sehingga kamu bisa bergerak saat aku menyentuh dan merasakan seluruh tubuhmu sebelum aku memasukkan batangku yang keras dan panas ke dalam liangmu yang mengepul," kata Evan sambil mulai mengoleskan lebih banyak minyak ke payudara Valen. "Ohhh sayang buat aku sangat terangsang sampai aku mulai berteriak." Valen mulai berteriak. Dia menggoyangkan tubuh untuk menguji ikatannya.Tangan dan jari-jari Evan berkeliaran di atas dan di bawah payudara Valen, menarik... mencubit... saat Valen bergerak perlahan di bawahn
Batang Evan mulai berkedut dan mengeras karena keindahan tubuh Valen yang terpampang di depan matanya. Pinggul Valen bergerak sedikit membiarkan batangnya Evan bersandar pada gundukannya. Valen mulai memijat batangnya Evan. "Ohhh" Evan mengerang sambil menutup mata dan merasakan sensasi dari jari-jari Valen. "Itu adalah batangku yang sudah mengeras dan dia milikmu untuk kamu lakukan sesukamu" bisik EvanSaat mereka berbaring tertindih tempat tidur. Ujung jari Valen mengusap lembut sisi dan perut Evan, turun ke pinggang Evan dan kembali lagi. "Ohhh sayang, rasanya enak sekali," erang Evan lirih. Valen merasakan pinggul Evan mulai bergerak sedikit demi sedikit saat hasrat seksual Evan mulai bangkit kembali.Valen memposisikan dirinya lebih jauh ke bawah pada tubuh Evan, mengangkangi paha Evan dan melihat pantat bulat Evan yang bagus menatap wajahnya. Valen terus menambahkan lebih banyak minyak ke seluruh tubuh Evan saat tangannya bergerak perlahan di sisi dan punggung Evan. Aro