Share

64 Hamil!

"Kenapa Mamah diam? Katakan padaku siapa orang tuaku, Mah?" lirih Rani bertanya lagi. Ia sepertinya tak bisa menghentikan air matanya malam ini. Padahal yang aku tahu dia sedang sakit karena asam lambungnya naik.

"Mamah tidak tahu. Hanya Papah kamu yang mengetahui hal ini," jawabku seraya menggelengkan kepala.

Rani kembali menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Ia menutupi luka dan kesedihan pada wajahnya. Suara sesegukan terdengar dari dalam dadanya. Sepertinya luka di dalam hatinya terasa pedih.

"Ternyata aku ini hanya anak yang tak diharapkan orang tuanya." Rani berdesis lirih.

Aku segera memindahkan posisi dudukku lebih mendekat pada Rani. Aku mengusap bahunya memeluknya dari samping.

"Kamu tetap anak, Mamah. Mamah sudah menyayangimu dari dulu. Bahkan sampai sekarang saat rasa sakit ini menyayat hati dan perasaan Mamah, rasa sayang itu tetaplah ada tak akan pernah bisa hilang," tuturku dengan lembut berbisik di dekat telinga Rani. Aku sadar dengan kesedihan Rani saat ini.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status