Share

68 Rumahku!

Aku sedikit tercengang. Mengapa pria sombong itu ada dimana-mana? Apa sesempit inikah kota Jakarta dengan jutaan penduduk?

Aku menghembus napas kasar. Pria sombong itu tampak membulatkan kedua bola matanya kepadaku. Aku segera membuang pandangan ke arah yang lain.

"Dia farthner kerjaku," jawab Bu Anjani dengan santai. Pria itu menaikan sebelah bibirnya ke atas menatapku jijik.

"Saya permisi dulu ya, Bu. Saya tunggu kabar selanjutnya." Aku segera pamit dan melanjutkan langkah yang sempat tertunda. Entah siapa nama pria sombong itu. Setiap kali bertemu dengannya, dia selalu saja dengan sikapnya yang sombong dan so kaya. Aku enggan berlama-lama dekat dengan dia karena yang ada pasti akan sakit hati atas hinaannya.

Begitu aku telah keluar, segera ku tutup kembali pintunya. Aku tak langsung pergi, suara keras di dalam ruangan Bu Anjani menahan langkahku. Sejenak aku masih mematung di depan pintu ruangan Bu Anjani. Telinga ini menangkap kata hinaan di dalamnya.

"Untuk apa kamu bekerja sama
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status