Share

117 Kejutan Baik

"Kekasih?" Aku mengulangi ucapan Reyno.

Kepala Reyno mengangguk seperti mengiyakan. "Kekasih siapa?" tanyaku.

"Bukankah pria yang tempo lalu datang adalah kekasih, Mba Mia?"

Aku menggelengkan kepala mendengar pertanyaan Reyno. "Bukan. Itu bos saya di kantor," jawabku dengan yakin.

"Oh begitu. Saya pikir kekasih, Mba Mia. Makanya saya langsung pergi," celoteh Reyno.

Aku menggelengkan kepala lagi. Ada-ada saja memang. Aku juga langsung pamit pada Reyno, saat rasa kantuk tiba-tiba datang.

"Pak Reyno, mohon maaf sekali. Seprtinya rasa ngantuk sudah datang. Badan saya tiba-tiba lemas." Dengan hati-hati aku berucap.

"Oh iya, Mba Mia. Lagi pula saya juga memang harus pulang karena besok pagi-pagi ada pekerjaan," balas Reyno tampak tidak keberatan.

Reyno beranjak dari tempat duduk kali ini dengan raut wajah yang terlihat berseri-seri. "Saya pamit pulang ya, Mba Mia," ucapnya.

"Iya, Pak Reyno. Oh iya ini martabaknya bawa." Aku mengangkat plastik putih yang Reyno letakan atas meja.

"Tidak, Mba
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status