Share

Bab 232

Mendengar keluarganya itu malah menertawakannya, tentu saja gadis itu jadi makin cemberut. Dia menggembungkan kedua pipinya yang lucu dengan gaya masih bersedekap, tidak mau memandang mereka semua.

Namun, Ravi pun segera berjongkok dan mengelus-elus punggung putrinya itu. Tentu saja Cahaya yang merasa sudah sok dewasa itu pun menepis tangan ayahnya dan langsung membuat semua orang pura-pura terkesiap dengan nada seirama, "Ooh ...."

Cahaya tidak mengindahkan suara para orang dewasa yang merubungnya itu, tetapi dia hanya peduli pada bundanya, ketika menyeletuk, "Oalah, Sayang ..., kenapa jadi marah-marah begitu? Sekarang kan, yang penting semuanya sudah pada pulang."

Raya akhirnya mengikuti posisi suaminya tersebut untuk berjongkok di sisi lain tubuh dari bocah kecil yang sedang merajuk tersebut. Dengan mata berkaca-kaca, Cahaya pun menoleh kepada sang Bunda, "Aku kesal dengan Ayah. Kenapa aku sama sekali tidak ditawari untuk ikut serta saat Bunda pergi ke rumah sakit?"

Raya kemudian me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status