Share

Kita Mulai Dari Awal

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-20 12:00:42

“Beneran?” seru Danu.

Ia masih tidak percaya saat mendengar ucapan Arum. Danu menatap tajam dengan mulut terbuka. Sebuah senyuman perlahan terukir di raut tampan Danu.

“Kalau boleh tahu, apa yang membuatmu berubah pikiran?” imbuh Danu.

Arum mengendikkan bahu sambil menggelengkan kepala.

“Entahlah. Aku rasa kamu memang berhak mendapat kesempatan.”

Danu tersenyum sambil berulang menganggukkan kepala, sementara mata elangnya tidak lepas dari Arum sedikit pun.

“Aku janji tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Kita mulai dari awal, ya?” Danu berkata seperti itu sambil mengulurkan tangannya. Arum hanya diam sambil melihat tangan Danu yang terulur di depannya.

Danu berdecak sambil mengacak rambutnya.

“Maaf … aku kadang lupa kalau kamu masih gugup jika bersentuhan dengan orang lain. Namun, aku yakin kamu sudah sembuh dan jauh lebih baik dari pada lima tahun yang lalu.&rdqu

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Dugaan Danu

    “Syukurlah Anggi sudah tidak apa-apa,” ucap Bu Rahayu.Kini mereka sudah kembali berada di ruangan Bu Rahayu. Ada Arum dan Danu duduk berhadapan dengan Bu Rahayu sementara Anggi sudah dibawa ke kamarnya.“Apa mereka main petak umpet tadi sehingga Anggi terkunci di gudang?” tebak Arum.“Iya, sepertinya begitu. Bukankah kamu juga dulu seperti itu, Arum.”Arum tersenyum meringis sambil menganggukkan kepala. Danu langsung menoleh ke arah Arum yang duduk di sebelahnya.“Jadi dia juga pernah nakal saat tinggal di sini, Bu?” celetuk Danu.Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Semua anak pasti pernah begitu, hanya saja kenakalan Arum masih wajar saat itu.”Danu hanya manggut-manggut sambil sesekali melirik ke arah Arum. Arum curiga dengan reaksi Danu.“Kenapa lihat-lihat? Kamu tidak percaya kalau kenakalanku masih wajar.”Danu mengulum senyum sambil mengen

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Mau Kehilangan

    “Kenapa kamu bisa ngomong seperti itu?” tanya Arum.Untuk beberapa saat jantungnya serasa berhenti berdetak saat mendengar Danu berbicara seperti itu. Tentu saja Arum takut, Danu tahu siapa sebenarnya Anjani. Sedangkan dia belum siap untuk membuka identitas rahasianya.Danu menoleh dan kini mata elangnya bersinar menatap ke arah Arum. Arum hanya diam sambil membalas tatapannya. Sebuah senyuman tersungging dengan indah di raut tampan Danu.“Matamu … matamu mirip dengannya,” desis Danu.Seketika Arum membisu, buru-buru memalingkan wajah menghindar dari Danu. Danu hanya diam, tapi pandangannya belum teralihkan dari Arum.Sementara Arum semakin sibuk mengatur hatinya. Dia pernah merasakan hal ini saat lima tahun yang lalu, tapi belakangan ini semua ulah Danu membuat dia kelabakan sendiri.“Kenapa juga dia sangat tahu detil mataku? Padahal saat menjadi Nona Anjani, aku menggunakan make up di bagian mata dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-21
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Pria yang Cemburu

    “Tuan Danu? Anda ke sini juga?” sapa sosok pria itu yang tak lain Dokter Sandy.Arum menoleh dan melihat Dokter Sandy berjalan menghampiri mereka. Danu berjalan mendekat dan berdiri di sebelah Arum.“Sebelumnya saya memang ke sini dan kembali karena ada yang ketinggalan,” jawab Danu.Arum kini menoleh ke arah Danu. Alis wanita cantik itu mengernyit dan menatap Danu penuh tanya.“Apa yang ketinggalan? Kok kamu gak bilang tadi?”Danu menelan ludah, jakunnya naik turun sementara matanya kini sedang menatap tajam ke arah Arum. Arum kebingungan dengan reaksi Danu. Beruntung Bu Rahayu bergegas menghampiri mereka bertiga.“Ayo, masuk!! Lebih baik kita bicara di dalam saja!!”Arum mengangguk kemudian menoleh ke arah Danu dan berganti ke Dokter Sandy. Meski tak bersuara, Arum seakan memberi isyarat meminta dua pria itu masuk ke dalam. Ternyata mereka menurut dan kini duduk di ruang tamu saling be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Saya Nyaman Dengannya

    “HEH!!!” seru Arum.Matanya mendelik, menatap Danu tanpa kedip. Belum lagi jantungnya yang berlompatan tak beraturan. Mantan suaminya ini benar-benar pintar membuat Arum kelimpungan. Perlahan Danu mendekatkan wajahnya siap hendak mencium bibir Arum.Namun, Arum buru-buru menunduk. Ia tidak mau kecolongan lagi seperti tempo hari. Gara-gara ulah Danu itu, ia harus berulang menggosok gigi, berkumur dan yang paling membuat Arum kesal. Dia tidak bisa tidur semalaman.Danu memaklumi penolakan Arum. Mungkin dia terlalu tergesa, tapi Danu sendiri tidak tahu. Dia tidak bisa mengontrol dirinya setiap bersama Arum. Harusnya ini yang dia lakukan dulu saat menjadi suaminya.Lamat-lamat, Danu melepas pelukannya dan memberi jarak di antara mereka. Arum langsung menghela napas lega meski masih menundukkan kepala.“Maaf … aku terlalu cepat, ya?” gumam Danu.Arum tidak menjawab hanya menunduk tak bersuara. Dia sedang sibuk menga

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-22
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Dua Hati yang Terluka

    “Kamu masih mencintainya, Arum?” tanya Dokter Sandy kemudian.Arum terdiam, melirik pria berkacamata yang duduk di sampingnya. Dokter Sandy lebih dulu mengenalnya ketimbang Danu. Dia juga tahu ketika Arum dijodohkan dengan Danu saat itu. Bahkan Arum menceritakan kegelisahannya menghadapi pernikahan saat itu.Secara tersirat, Arum menceritakan perasaannya terhadap Danu ke Dokter Sandy. Itu sebabnya Dokter Sandy langsung bertanya seperti itu pada Arum.“Saya senang kalau kamu bahagia, Arum. Namun, saya sangat berharap kamu berpikir ulang jika ingin rujuk dengan Tuan Danu.” Dokter Sandy menambahkan.Ucapan Dokter Sandy kali ini mengejutkan Arum. Ia menoleh dan melihat ke arah Dokter Sandy. Dokter Sandy tersenyum sambil menatap Arum dengan mata teduhnya.“Saya hanya tidak mau kamu terluka lagi dan menyia-nyiakan perasaanmu padanya. Bagaimana kalau dia masih mempunyai hubungan dengan Nadia? Bukankah Nadia penyebab kalian be

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Hati yang Marah

    “Nona, ada Nona Nadia ke sini. Sebaiknya Anda segera mengenakan masker,” ucap Lisa.Arum sangat terkejut melihat asistennya tiba-tiba menerobos masuk sambil berbicara seperti itu.“Aku tidak punya janji dengannya, Lisa.” Arum berbicara sambil memasang masker di wajahnya.“Saya juga berkata seperti itu, tapi kata beliau ini penting. Mungkin ini berhubungan dengan program pencarian bakat itu.”Arum menghela napas sambil menganggukkan kepala. “Baik, suruh dia masuk!!”Lisa tersenyum sambil menganggukkan kepala kemudian sudah berlalu pergi. Tak lama dia sudah kembali bersama Nadia di sampingnya.“Selamat pagi, Nona Anjani. Maaf mengganggu waktu Anda,” sapa ramah Nadia.Arum hanya mengangguk kemudian menyilakan Nadia duduk. Nadia menurut. Ia sudah duduk di sofa dalam ruangan Arum. Arum ikut duduk bersisian dengannya.“Apa yang bisa saya bantu, Nona Nadia?”

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-23
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Mau Terpancing Rayuan

    “ARUM!! Aku pikir –” Danu tidak meneruskan kalimatnya hanya diam menatap Arum.Arum terdiam, menundukkan kepala dan tidak tahu harus berkata apa. Gara-gara marah karena ucapan Nadia tadi siang. Dia tidak fokus dan terus marah. Lalu inilah akibat yang harus ia terima. Ia tanpa sadar menyahut saat Danu memanggilnya Anjani tadi.“Nona Anjani sudah pulang. Aku mau mengantar mobilnya.”Akhirnya setelah sekian lama, Arum bersuara. Danu hanya manggut-manggut mendengar penjelasannya. Meskipun Arum bisa melihat ada tatapan penuh curiga di mata elang itu.“Ada pesan yang harus aku sampaikan ke Nona Anjani darimu?” tawar Arum.Danu mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.“Gak. Gak ada. Aku hanya kebetulan lewat tadi dan melihat mobilnya. Aku pikir Nona Anjani ternyata kamu.”Arum tidak bersuara dan kembali menunduk. Ia masih kesal dan malas sekali jika harus berbincang lama kali ini. Nam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sang Penagih Hutang

    “NADIA!!! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa masuk?” seru Danu.Sosok manis yang sedang duduk menyilangkan kaki di kasur itu tak lain dan tak bukan Nadia. Terang saja Danu terkejut melihatnya. Nadia mengulum senyum. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Danu. Nadia langsung berdiri sejajar di depan Danu sambil mengalungkan tangannya di bahu Danu.“Apa kamu lupa kalau kamu pernah memberi tahu kunci apartemen ini padaku, Mas?”Danu terdiam. Ia lupa tentang itu. Dulu sebelum punya apartemen sendiri, Nadia memang tinggal di apartemen Danu. Lalu saat wanita itu sudah sukses, ia membeli sendiri apartemennya. Bodohnya, Danu tidak meminta kembali kuncinya dan lebih bodoh lagi tidak mengganti sandi di pintunya.“Kamu mau apa?” Danu bertanya sambil melirik sinis ke arah Nadia.Nadia tersenyum mendekatkan wajahnya hingga tak berjarak di depan Danu. Sementara Danu malah memundurkan wajahnya kali ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   babak Baru untuk Arum

    “Sayang … sudah bangun?” tanya Danu.Ia langsung masuk usai berbincang dengan Budi dan Beni tadi. Arum yang tadi hendak keluar segera duduk di sofa dan hanya tersenyum saat melihat Danu. Kebetulan Art mereka sedang keluar untuk membeli makanan.Danu menggeser duduknya mendekat ke Arum, kemudian mengecup keningnya sekilas.“Kita pulang habis ini. Aku sudah minta Beni berjaga di sini membantu Bibi.”Arum hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat Beni dan Budi ikut masuk ke dalam ruangan. Dua orang kepercayaan Danu itu tampak membungkuk memberi salam ke Arum. Arum hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.Arum berharap semoga saja dua orang ini tidak menemukan keterlibatan Tuan Arya pada semua hal yang dilakukan Nyonya Lani. Arum akan sangat kecewa jika itu semua terjadi nantinya.Selang beberapa saat, Arum dan Danu sudah tiba di rumah. Usai makan malam, mereka langsung masuk kamar untuk beristirahat. Sepan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Satu Selesai

    “Baguslah. Aku tunggu di sini.” Danu mengakhiri panggilannya.Ia melirik Arum dan tersenyum saat melihat istrinya masih terlelap. Dengan hati-hati, Danu mengangkat kepala Arum dan meletakkannya di atas bantal. Selanjutnya ia sudah keluar kamar menunggu kedatangan Budi dan Beni di teras.Selang beberapa saat tampak Budi dan Beni mendekat. Dua orang kepercayaan Danu itu tersenyum lebar berjalan mendatangi Danu.“Jadi katakan siapa pelakunya, Bud!!” seru Danu tak sabar.Budi tersenyum, menganggukkan kepala sambil menatap Danu dengan senyum penuh kemenangan.“Anda pasti sangat terkejut begitu tahu siapa orang yang ada di balik semua ini, Tuan,” ucap Budi.Danu mengernyitkan alis menatap Budi dengan penuh tanya. Sementara Beni dan Budi hanya saling pandang dengan senyum lebar.“Baik, kalau begitu katakan siapa dia? Apa Dokter Sandy lagi atau Mama Lani?”Tentu saja Budi dan Beni tampak

DMCA.com Protection Status