Share

Tak Mau Terpancing Rayuan

Penulis: Aira Tsuraya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-24 11:00:35

“ARUM!! Aku pikir –” Danu tidak meneruskan kalimatnya hanya diam menatap Arum.

Arum terdiam, menundukkan kepala dan tidak tahu harus berkata apa. Gara-gara marah karena ucapan Nadia tadi siang. Dia tidak fokus dan terus marah. Lalu inilah akibat yang harus ia terima. Ia tanpa sadar menyahut saat Danu memanggilnya Anjani tadi.

“Nona Anjani sudah pulang. Aku mau mengantar mobilnya.”

Akhirnya setelah sekian lama, Arum bersuara. Danu hanya manggut-manggut mendengar penjelasannya. Meskipun Arum bisa melihat ada tatapan penuh curiga di mata elang itu.

“Ada pesan yang harus aku sampaikan ke Nona Anjani darimu?” tawar Arum.

Danu mengulum senyum sambil menggelengkan kepala.

“Gak. Gak ada. Aku hanya kebetulan lewat tadi dan melihat mobilnya. Aku pikir Nona Anjani ternyata kamu.”

Arum tidak bersuara dan kembali menunduk. Ia masih kesal dan malas sekali jika harus berbincang lama kali ini. Nam

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sang Penagih Hutang

    “NADIA!!! Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu bisa masuk?” seru Danu.Sosok manis yang sedang duduk menyilangkan kaki di kasur itu tak lain dan tak bukan Nadia. Terang saja Danu terkejut melihatnya. Nadia mengulum senyum. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri Danu. Nadia langsung berdiri sejajar di depan Danu sambil mengalungkan tangannya di bahu Danu.“Apa kamu lupa kalau kamu pernah memberi tahu kunci apartemen ini padaku, Mas?”Danu terdiam. Ia lupa tentang itu. Dulu sebelum punya apartemen sendiri, Nadia memang tinggal di apartemen Danu. Lalu saat wanita itu sudah sukses, ia membeli sendiri apartemennya. Bodohnya, Danu tidak meminta kembali kuncinya dan lebih bodoh lagi tidak mengganti sandi di pintunya.“Kamu mau apa?” Danu bertanya sambil melirik sinis ke arah Nadia.Nadia tersenyum mendekatkan wajahnya hingga tak berjarak di depan Danu. Sementara Danu malah memundurkan wajahnya kali ini.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-24
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bahagia di Atas Duka

    “Kamu gila!! Aku gak mau!!” ujar Danu.Ia sudah mendorong tubuh Nadia menjauh. Nadia hanya tersenyum melihat reaksi Danu.“Aku tahu kamu akan mengatakan hal itu. Namun, bagaimana kalau kamu sudah melihat tubuhku. Aku sengaja menjaga mahkota terindahku hanya untuk kamu. Hingga saat ini tidak ada pria yang menyentuhku. Aku ingin kamu yang pertama melakukannya, Mas.”“Kamu gila, Nadia!! Benar-benar gila!!”Nadia tersenyum saat Danu terus berkata seperti itu.“Terserah. Terserah apa katamu, tapi aku memang sudah tergila-gila padamu. Jadi, mari kita nikmati malam ini. Kebetulan sekali hari ini adalah masa suburku, siapa tahu setelah penyatuan kita, aku bisa hamil anakmu.”Danu makin tercengang mendengar ucapan Nadia. Ia menarik napas panjang sambil menatap penuh kebencian ke arah Nadia.“Cukup main-mainnya!! Sekarang lebih baik kamu pulang!!!” ujar Danu.Ia langsung berjala

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Jebakan Tukang Kibul

    “Anda yakin ini saat yang tepat, Tuan?” tanya Budi.Asisten Danu itu terus mengerjapkan mata melihat ke arah Danu seakan sedang berusaha memastikan apa yang baru saja dikatakan Danu. Danu mengangguk sambil tersenyum.“Iya, aku sudah yakin. Aku tidak mau membuatnya ragu lagi, Bud.”Budi tersenyum sambil menganggukkan kepala berulang.“Jadi apa yang Anda inginkan, Tuan?”Danu mengulum senyum menoleh ke arah Budi.“Aku yakin kamu tahu apa yang aku inginkan, Bud. Buat momen ini paling berkesan dan tidak bisa ia lupakan. Aku benar-benar ingin menebus semuanya.”Budi manggut-manggut sementara matanya terus berbinar seakan sedang merencanakan sesuatu yang indah untuk Danu dan Arum.Sementara itu, Arum sudah terlihat sibuk di ruangannya. Memang ia berencana akan membuat fashion show untuk memperkenalkan desain terbarunya. Persis seperti yang ia katakan tadi malam.“Nona &hell

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kemarahan Nadia

    “Eng … untuk itu saya rasa ---“ Nadia tampak gugup dan kebingungan menjawab.“Atau bagaimana kalau saya hubungi beliau. Saya kenal akrab dengan reporternya. Saya bisa minta tolong agar meliput acara Anda. Bagaimana?” Arum malah menawarkan diri kali ini sebelum Nadia menyelesaikan kalimatnya.Entah kenapa dia kesal sekali dengan Nadia dan apa yang dia lakukan kali ini sengaja untuk membuat Nadia kebingungan. Arum terlihat sudah menekan beberapa nomor di ponselnya, tapi tiba-tiba Nadia berseru.“JANGAN!!!”Arum sontak menghentikan aksinya dan menoleh ke arah Nadia dengan tatapan bertanya. Nadia terlihat kikuk sambil sesekali menundukkan kepala.“Maksud saya … saya takut Mas Danu tidak suka. Ini … ini momen sakral bagi kami. Bagi saya dan Mas Danu, jadi kami ingin sedikit privasi.”Arum tersenyum miring, tapi tentu saja senyumannya tidak terlihat. Namun, tatapan curiga Arum su

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siap Ketahuan

    “Iya, tepat sekali. Tuan Danu sudah pindah,” ujar salah satu sekuriti tersebutNadia terdiam, menghela napas sambil menarik tangannya dari cekalan dua pria bertubuh besar itu. Dua sekuriti itu membebaskan Nadia.“Mari kami antar ke bawah, Nona!!” ajak sekuriti tersebut.Nadia terpaksa menurut. Ia mengangguk lesu sambil berjalan mengekor langkah dua sekuriti tersebut. Dia tidak tahu jika Danu sudah pindah dari sana. Memang sebelumnya, Danu meminta pihak pengelola apartemen mengganti kunci dan kode pintunya. Lalu sore harinya, Danu memutuskan pindah saja. Dia tidak mau mengambil resiko berhadapan dengan kegilaan Nadia.“Bu, hubungi Budi!!! Di mana bosnya tinggal sekarang? Tidak mungkin juga Mas Danu tinggal di rumah keluarganya.” ucap Nadia.Dia sudah masuk ke dalam mobil dan langsung meminta ke Bu Vita untuk menghubungi Budi. Bu Vita hanya mengangguk sambil melakukan panggilan. Namun, cukup lama menunggu Budi tida

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-26
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Hanya Satu Pilihan

    “Tuan memanggil saya?” tanya Budi pagi itu.Danu mengangguk sambil menatap Budi dengan tajam.“Apa sudah kamu ambil pesananku di Nona Anjani?” ucap Danu kemudian.Budi mengangguk. “Sudah, Tuan. Ini!!”Budi menyodorkan sebuah paper bag kecil berisi cincin pesanan Danu. Danu terdiam, membuka paper bag itu dan melihat isinya. Sebuah kotak terbuat dari kain bludru berwarna merah dikeluarkan Danu dari sana. Ia membuka isinya dan langsung tersenyum saat melihat ada sepasang cincin yang tersimpan rapi di dalamnya.Perlahan Danu ambil salah satu dan mengamatinya kemudian tersenyum sambil menganggukkan kepala.“Bagus sekali. Sama persis dengan gambar yang dikirim Nona Anjani padaku.”Budi ikut tersenyum mendengarnya. Ia tidak tahu bagaimana bentuk gambar cincin aslinya, tapi dia ikut senang saat semuanya berjalan dengan baik.“Saya sudah menyiapkan apa yang Anda inginkan, Tuan.&rdquo

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Ketahuan

    “Syukurlah, Tuan. Saya senang mendengarnya,” sahut Budi.Danu tersenyum sambil menepuk bahu Budi berulang. Tak berapa lama mereka sudah terlihat sibuk bekerja lagi. Danu memang sudah membulatkan tekad akan melamar Arum kembali akhir pekan ini tak peduli apa pun reaksinya nanti.Akhir pekan tiba. Harusnya sabtu siang ini, Danu mempersiapkan dirinya untuk acara nanti malam. Namun, dia sangat terkejut dengan kedatangan Tuan Prada ke apartemennya.“Papa!! Kenapa tiba-tiba datang?” tanya Danu.Tuan Prada tersenyum sambil menggelengkan kepala.“Aku masih papamu, Danu. Memangnya aku tidak boleh berkunjung ke tempat putranya.”Danu menghela napas panjang sambil menggelengkan kepala.“Bukan begitu, Pa. Hanya saja tumben banget Papa mau ke sini.”Tuan Prada menghela napas lagi sambil melipat tangan di depan dada.“Kamu juga pindah apartemen tidak bilang-bilang. Untung saja Papa

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-27
  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kamu Lari Aku Kejar

    “Apa semua sudah selesai?” tanya Arum.Lisa mendekat berdiri di depan Arum sambil mengangguk.“Sudah, Nona. Sudah beres semua. Mari kita pulang!!”Arum tampak lesu, menganggukkan kepala dan siap meninggalkan lokasi perhelatan. Namun, sesaat Lisa melirik ke arah Arum.“Apa Anda ingin menelepon Tuan Danu, Nona?”Arum menghentikan langkah dan menoleh ke arah Lisa. “Menelepon untuk apa?”Lisa mengulum senyum. “Ya … siapa tahu Tuan Danu mau memundurkan ajakannya besok pagi saja. Bukankah besok juga masih akhir pekan?”Arum tidak menjawab hanya menghela napas panjang sambil berjalan lebih dulu meninggalkan Lisa. Lisa hanya diam sambil menatap Arum dengan kuluman senyum. Ia tahu apa yang dipikirkan bosnya saat ini. Pasti Arum juga ingin bertemu dan menerima ajakan Danu, hanya saja ego mereka lebih tinggi dari segalanya.Sementara itu Danu hanya berdiri diam di dekat pi

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28

Bab terbaru

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Bertemu Teman Lama

    “Selamat sore, apa benar ini rumah Tuan Burhan?” tanya Tuan Simon.Usai memastikan foto yang sama, sore itu Tuan Simon berkunjung ke rumah keluarga Dokter Sandy. Seorang wanita paruh baya tampak terkejut mendapati kedatangan Tuan Simon. Wanita itu hanya diam tak menjawab sambil menatap Tuan Simon dengan ketakutan.Tuan Simon tersenyum, membungkukkan badan seakan sedang memberi salam.“Jangan takut. Saya hanya ingin bertemu dengan teman saya. Sampaikan pada Tuan Burhan, ada Simon yang mencarinya.”Wanita paruh baya itu tampak ragu. Lagi-lagi ia tidak berkomentar hanya menatap Tuan Simon dengan bingung. Tuan Simon menunggu dengan sabar hingga akhirnya wanita paruh baya itu bersuara.“Tuan Burhan sedang istirahat. Saya … saya tidak berani membangunkannya.”Tuan Simon berdecak sambil menggelengkan kepala.“Sayang sekali … padahal saya datang dari jauh untuk melihat keadaannya.”

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Siapa yang Terkecoh, Siapa yang Menang

    “Silakan, Tuan!!” ujar seorang pria.Dia tampak membungkuk sambil memberi jalan seorang pria berkepala plontos masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu berjalan menyusuri koridor hingga menuju ruang praktek Dokter Andi. Seorang perawat menyambut pria paruh baya itu dengan ramah.“Selamat pagi, Pak!! Tunggu sebentar, Dokter akan segera memeriksa Anda.”Pak Sudibyo hanya tersenyum menyeringai sambil menatap perawat di depannya dengan tatapan liar. Sementara perawat itu buru-buru menunduk dan berlalu pergi dari ruang periksa. Pak Sudibyo kini sudah duduk di kursi periksa. Mungkin karena faktor usia, banyak giginya yang sering linu dan sakit digunakan untuk mengunyah. Selain itu ada juga yang berlubang dan itu menyulitkannya.Pak Sudibyo sedang asyik memainkan ponselnya saat pintu ruang periksa terbuka. Pak Sudibyo melirik sekilas dan melihat seorang pria mengenakan pakaian dokter masuk. Kali ini pria itu juga mengenakan masker putih. Pak

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Perlahan Terbalas

    “PAPA!!! Papa!!!” seru Nyonya Maria.Wajahnya tampak cemas dan sudah berlarian keluar rumah. Lalu kakinya terhenti saat melihat suaminya keluar dari dalam mobil dengan tangan terborgol. Nyonya Maria tercengang, mulutnya terbuka dengan mata terbelalak.“Pa … ,” cicitnya lirih.Tuan Rafael sebenarnya ada di rumah dan hendak melarikan diri, tapi keburu polisi datang ke rumahnya. Lalu ia memilih sembunyi di garasi, tapi malang, malah ketahuan.Salah satu petugas polisi langsung mendatangi Nyonya Maria.“Anda juga harus ikut kami ke kantor, Nyonya. Anda sudah berbohong dan mengelabui petugas.”Mata Nyonya Maria sontak melotot dan tak lama ia sudah jatuh pingsan. Untung saja petugas polisi yang berdiri di depannya sigap menangkap tubuhnya. Hingga wanita paruh baya itu tidak sampai jatuh ke tanah.Sementara Tuan Rafael hanya menatap istrinya dengan sendu. Matanya berkaca dan terlihat penyesalan di w

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Tak Ada Tempat Sembunyi

    “Tuan, ini foto Pak Burhan,” ujar Bu Rahayu.Wanita paruh baya itu tampak jalan tergesa keluar rumah menghampiri Tuan Simon. Tuan Simon tersenyum kemudian menerima selembar foto yang baru saja diberikan Bu Rahayu. Tuan Simon tampak diam sambil mengernyitkan alis menatap foto itu dengan seksama.“Apa pria yang berdiri di belakang anak-anak ini, Bu?” tanya Tuan Simon.“Iya, benar sekali, Tuan. Dulu saya punya fotonya yang jelas, tapi sepertinya sudah rusak termakan usia. Hanya itu yang tersisa.”Tuan Simon hanya diam sambil memandang foto yang terlihat usang dan lecek itu. Wajah Pak Burhan sama sekali tidak jelas terlihat. Wajahnya buram, tapi sosok tubuhnya terlihat tegap dan proposional.“Apa boleh saya simpan, Bu?”Bu Rahayu tersenyum sambil mengangguk. “Tentu saja, Pak. Silakan.”Tuan Simon mengangguk dan segera menyimpan foto itu ke dalam tasnya. Tak lama setelahnya dia su

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Sosok yang Sama?

    “Mau apa lagi? Bukankah urusanmu sudah beres berpuluh tahun lalu,” ujar Dokter Sandy.Pria berkepala plontos itu tersenyum menyeringai sambil mengurut dagunya. Ia menatap Dokter Sandy dengan sinis dan penuh ejekan.“Jadi begini balas budimu setelah aku menyekolahkanmu hingga menjadi seorang dokter yang sukses?”Dokter Sandy berdecak sambil menggelengkan kepala.“Katakan saja berapa biaya yang kamu keluarkan untuk menyekolahkanku. Aku akan menggantinya.”Sontak pria itu terkekeh mendengar ucapan Dokter Sandy.“Sombong sekali kamu, Sandy. Merasa sudah hebat, ya? Jadi kamu sudah lupa siapa yang selama ini membantu keluargamu. Begitu!!!”Dokter Sandy tidak menjawab hanya diam sambil menatap pria berkepala plontos itu dengan mata berkilatan. Pria bertubuh gempal itu berdiri, berjalan menghampiri Dokter Sandy hingga sejajar di depannya.“Dengar, ya!! Gara-gara kamu, ada yang sedan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Kedatangan Penyusup

    “Tuan, makanan ini saya apakan?” tanya Beni.Pria bertubuh tinggi besar itu sudah menunjuk paper bag berisi makanan yang diberikan Nyonya Lani tadi. Danu diam sejenak sambil melirik paper bag tersebut. Sementara hidung Arum tampak mengendus aroma makanan tersebut.“Baunya enak sekali. Aku jadi ingin mencobanya, Mas.”Danu langsung memelotot ke Arum. Arum tampak terkejut, mengernyitkan alis dengan tatapan penuh tanya.“Maaf, Mas. Sejak hamil hidungku sangat sensitive kalau mencium bau sedap seperti ini. Aku jadi laper.”Arum berkata sambil tersenyum meringis.Danu ikut tersenyum sembari mengelus kepala Arum.“Iya, aku tahu. Mungkin itu bawaan ibu hamil. Kamu boleh makan apa saja, tapi jangan masakan Mama Lani.”Arum terlihat semakin bingung mendengarnya. Danu melihat reaksi Arum. Ia tersenyum sekilas sambil mengajak Arum duduk di sofa. Tuan Prada masih terlelap di brankarnya. Ada Ben

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Yang Tak Kenal Menyerah

    “Tuan, saya Beni. Maaf, ini nomor telepon baru saya,” ucap Beni.Danu menghela napas panjang sambil mengusap wajahnya dengan kasar. Ia sudah tegang sekaligus kesal setengah mati.“Ada apa, Ben?”Terdengar helaan napas panjang dari seberang sana.“Tuan … maaf, saya pulang lebih awal dari rumah sakit untuk menyelidiki Nyonya Lani.”Danu mengernyitkan alis, tapi kepalanya sudah mengangguk kali ini.“Lalu … kamu menemukan sesuatu? Dia menemui siapa?”“Belum, Tuan. Hanya saja Nyonya Lani tampak sedang berkemas saat ini. Tidak hanya beliau, putrinya Nona Citra juga sedang sibuk berkemas. Beberapa kali saya melihat mereka memindahkan barang-barang ke sebuah apartemen mewah di pinggir kota.”Danu menganggukkan kepala sambil sibuk menerka di mana lokasi apartemen yang dimaksud.“Papa memang sudah menceraikan Mama Lani. Mungkin itu sebabnya mereka tamp

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   babak Baru untuk Arum

    “Sayang … sudah bangun?” tanya Danu.Ia langsung masuk usai berbincang dengan Budi dan Beni tadi. Arum yang tadi hendak keluar segera duduk di sofa dan hanya tersenyum saat melihat Danu. Kebetulan Art mereka sedang keluar untuk membeli makanan.Danu menggeser duduknya mendekat ke Arum, kemudian mengecup keningnya sekilas.“Kita pulang habis ini. Aku sudah minta Beni berjaga di sini membantu Bibi.”Arum hanya mengangguk sambil tersenyum. Ia melihat Beni dan Budi ikut masuk ke dalam ruangan. Dua orang kepercayaan Danu itu tampak membungkuk memberi salam ke Arum. Arum hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala.Arum berharap semoga saja dua orang ini tidak menemukan keterlibatan Tuan Arya pada semua hal yang dilakukan Nyonya Lani. Arum akan sangat kecewa jika itu semua terjadi nantinya.Selang beberapa saat, Arum dan Danu sudah tiba di rumah. Usai makan malam, mereka langsung masuk kamar untuk beristirahat. Sepan

  • Suamiku yang Menyesal Mengejar Cintaku Lagi   Satu Selesai

    “Baguslah. Aku tunggu di sini.” Danu mengakhiri panggilannya.Ia melirik Arum dan tersenyum saat melihat istrinya masih terlelap. Dengan hati-hati, Danu mengangkat kepala Arum dan meletakkannya di atas bantal. Selanjutnya ia sudah keluar kamar menunggu kedatangan Budi dan Beni di teras.Selang beberapa saat tampak Budi dan Beni mendekat. Dua orang kepercayaan Danu itu tersenyum lebar berjalan mendatangi Danu.“Jadi katakan siapa pelakunya, Bud!!” seru Danu tak sabar.Budi tersenyum, menganggukkan kepala sambil menatap Danu dengan senyum penuh kemenangan.“Anda pasti sangat terkejut begitu tahu siapa orang yang ada di balik semua ini, Tuan,” ucap Budi.Danu mengernyitkan alis menatap Budi dengan penuh tanya. Sementara Beni dan Budi hanya saling pandang dengan senyum lebar.“Baik, kalau begitu katakan siapa dia? Apa Dokter Sandy lagi atau Mama Lani?”Tentu saja Budi dan Beni tampak

DMCA.com Protection Status