“Gak mungkin Mas Danu pelakunya. Ini pasti salah,” gumam Arum.
Arum sangat shock usai membaca berkas yang diberi Dokter Sandy tempo hari. Di dalam amplop itu ada nama Danu yang tertera di sana sebagai pelaku pembunuhan Anjani, sahabatnya.
“Dokter Sandy pasti salah. Aku yakin dia pasti salah.”
Berulang Arum berkata seperti itu. Namun, satu sisi hatinya seakan percaya dengan semua yang tertera di sana. Arum terdiam, menatap berkas di tangannya.
“Lalu bagaimana kalau semua ini benar? Kenapa Mas Danu menutupinya? Jangan-jangan selama ini dia tidak melakukan penyelidikan karena takut ketahuan.”
Arum malah sibuk bermonolog sendiri. Helaan napas panjang keluar dari bibir Arum. Ia melipat berkas tersebut kemudian memasukkan ke dalam tasnya.
“Aku harus mencari tahu.”
Arum bangkit lalu dengan bergegas pergi begitu saja dari ruangan Danu. Ia lupa dengan kejutan yang ia siapkan untuk Danu. Arum suda
“Mereka yang menutupi kejahatan Tuan Danu selama ini. Bahkan Tuan Danu terpaksa berjanji pada Nadia karena kebaikannya,” jelas Dokter Sandy.Arum menatap tajam ke arah Dokter Sandy. Matanya masih menaruh curiga dan sama sekali tidak percaya dengan penjelasan Dokter Sandy.“Kalau kamu ingin bertemu dengan Tuan Rafael. Aku bisa mengusahakannya. Dia yang berperan besar membantu Tuan Danu saat itu.”Arum terdiam. Entah mengapa ia jadi ingat saat bertemu dengan Tuan Rafael tempo hari. Pria paruh baya itu sempat marah dan berkata kalau dia punya buktinya. Saat Arum menanyakan ke Danu. Danu malah mengalihkan topik pembicaraan.Lagi-lagi semua kejanggalan yang dialami Arum terjawab sudah. Melihat Arum yang masih terdiam, perlahan Dokter Sandy mengulurkan tangan siap menyentuh Arum. Namun, Arum lebih dulu menarik tangannya sebelum pria berkacamata itu berulah.Dokter Sandy menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan kasar.
“Artis sekaligus model papan atas Nadia Amalia tertangkap basah sedang menghabiskan waktu sepanjang malam bersama seorang pria tampan di sebuah hotel. Pria tampan yang disinyalir seorang pengusaha kaya raya berinisial DN itu ternyata sudah lama menjalin hubungan dengannya. Menurut kabar yang terdengar, mereka akan segera melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius.”Suara berita gosip yang sedang tayang di salah satu stasiun televisi itu sudah mendominasi atmosfer ruang tunggu salah satu rumah sakit pagi ini.Seorang wanita berwajah teduh hanya terdiam sambil sesekali menghela napas panjang memperhatikan tayangan yang terus diulang di televisi 40 inchi itu. Hatinya bergetar saat melihat sosok pria yang ditayangkan dalam berita gosip tersebut. Tidak bisa dipungkiri kalau sosok itu memang mirip dengan suaminya, Danu Nagendra.Enggak. Gak mungkin itu Mas Danu, batin Arum.Wanita cantik berwajah teduh dengan rambut hitam legam itu bernama Arum Bisanti. Ia sengaja datang ke rumah sak
“Dari mana saja kamu, Arum?? Jam segini baru datang? Kamu bahkan belum menyiapkan makan siang untuk kami,” hardik Nyonya Lani.Usai dari rumah sakit tadi, Arum memutuskan pulang saja. Dia tidak kuat usai melihat interaksi mesra suaminya tadi bahkan dia sudah membatalkan terapinya hari ini. Dia hanya ingin pulang. Namun, baru saja masuk rumah, ibu mertuanya yang tak lain ibu tiri Danu sudah menghardiknya seperti itu.Sejak menikah dengan Danu, Arum memang tinggal di rumah keluarga Danu. Itu adalah salah satu syarat yang tercantum dalam wasiat kakek Danu. Bahkan pernikahannya dengan Danu terjadi gara-gara wasiat itu. “Eng ... saya ... saya dari rumah sakit, Ma. Hari ini jadwal terapi saya. Bukannya tadi pagi saya sudah pamitan.”“Omong kosong, pasti dia keluyuran, Ma. Dia bosan disuruh-suruh terus di rumah ini,” sahut Citra dari arah belakang Arum.Arum menoleh dan menatap Citra dengan tajam. Citra adalah adik tiri Danu. Sejak awal menikah Citra yang paling terlihat tidak suka dengan Ar
“ARUM!!!! ARUM!!!” seru Nyonya Lani.Hari masih pagi, tapi Arum sudah disibukkan dengan aktivitas rumah tangga. Semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hatinya masih sibuk bertanya dan ingin meminta kejelasan dari sang Suami, tapi Danu malah menghindar darinya. Apa memang benar kalau suaminya terlibat affair dengan artis cantik itu?“Iya, Ma,” jawab Arum.Ia tergopoh datang dengan wajah lesu menghampiri Nyonya Lani yang sedang berdiri di depan kamar.“Kamu ke mana saja? Dari tadi dipanggil tidak menyahut.”Arum membisu sambil menundukkan kepala. Sejak tadi pagi, dia sudah sibuk di dapur, banyak hal yang harus ia kerjakan termasuk memasak untuk tamu wanita keluarga ini.“Saya memasak di dapur, Ma. Bukannya Mama yang meminta aneka menu pagi ini.”“Pintar saja kamu menjawab. Sudah, cepat bantu Nadia di kamarnya!!”Arum menghela napas panjang. Padahal jelas-jelas banyak asisten rumah tangga yang menganggur, mengapa mertuanya malah meminta dia yang membantu wanita asing itu. Namun, aneh
“Aku mau cerai!!” ujar Arum.Arum sangat marah usai mendengar ucapan Nadia tadi. Ia langsung keluar dari kamar Nadia dan kembali ke kamarnya. Hatinya terluka, tidak dia sangka pria yang hampir setahun dinikahinya bermain di belakang. Parahnya lagi ada benih miliknya yang tertanam di wanita lain.Arum berdiri sambil menatap tajam ke arah Danu. Rahangnya menegang, wajah ayunya merah padam belum lagi suara gemelatuk yang keluar dari giginya. Amarah Arum sudah memuncak dan dia berusaha keras menahannya.“MAS!!! Kamu dengar ucapanku, kan?” sentak Arum.Suaranya terdengar bergetar dan keras. banyak luapan emosi yang sedang dia lontarkan lewat ucapannya. Namun, reaksi Danu berbanding terbalik dengan keadaan Arum. “Mas, aku mau cerai!! Sekarang juga!!” Sekali lagi Arum berseru dan Danu masih bergeming di tempatnya tanpa jawaban.Arum menarik napas panjang dan menghembuskannya dengan perlahan. Ia melihat suami gantengnya yang sedang bercermin dengan sudut matanya. Banyak kebencian serta merta
“Kamu baik-baik saja, Arum?” tanya Dokter Sandy. Arum hanya diam, seluruh tubuhnya bergetar, ia merasa sesak napas dan keringat berlebih sudah membasahi seluruh wajah dan tubuhnya. Dokter Sandy segera bangkit dari duduknya dan menghampiri Arum hendak membimbingnya duduk. Namun, Arum gegas menolak. “JANGAN!!! JANGAN SENTUH!!!” “Apa yang terjadi? Bukankah sebelumnya kamu baik-baik saja, Arum?” Arum tidak menjawab hanya bergeming di tempatnya. Perlahan Arum menggeleng, tangannya masih gemeteran bahkan kini ditambah jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Dokter Sandy hanya diam memperhatikan Arum melalui kacamata minusnya. Dokter Sandy adalah dokter yang menangani terapi Arum selama ini. Perkembangan Arum sudah membaik belakangan ini, bahkan ia sudah bisa berinteraksi dengan orang lain. Namun, mengapa pagi ini perilaku Arum berubah. “Kamu kenapa? Ceritakan padaku, Arum!!” Arum menggeleng, tidak menjawab kemudian sudah berurai air mata. Dokter Sandy makin bingung dibua
“ARUM!!!!” seru Danu.Ia langsung keluar kamar dan mencari Arum ke setiap sudut rumah. Jelas saja seluruh penghuni rumah terkejut dengan teriakan Danu kali ini. Beberapa asisten rumah tangga keluar dengan tergopoh menghampiri Danu.“Bi, Arum mana?” tanya Danu.Alih-alih menjawab pertanyaan Danu, asisten rumah tangga itu malah menundukkan kepala. Terang saja Danu kesal. Dia sudah lelah usai melakukan perjalanan bisnis dan pulang-pulang sudah menghadapi seperti ini.“Maaf, Tuan … Nyonya … Nyonya Arum —”“Dia kabur!!” sahut Nyonya Lani.Wanita paruh baya yang tak lain ibu tiri Danu itu sudah berdiri di belakang Danu sambil bersedekap. Danu menoleh dan mengernyitkan alis menatap Nyonya Lani.“Kabur?”“Iya. Apa namanya kalau pergi tanpa pamit? Kabur, bukan?” Nyonya Lani kembali bersuara.Danu menghela nafas panjang. Kemudian tanpa berkata apa-apa, langsung berjalan keluar rumah.“Danu!! Kamu mau ke mana? Ini sudah malam.” Nyonya Lani berteriak mencoba mencegah kepergian Danu. Namun, pria ta
“Maaf ... Anda salah orang, Tuan,” jawab Arum dengan gugup.Ia sudah berjalan mundur sambil menundukkan kepala. Sementara Danu hanya diam menatap tajam ke arah Arum. Sepertinya Danu tidak percaya dengan ucapan Arum dan terus memperhatikannya tanpa jeda.Dalam hati, Arum sibuk merutuki kebodohannya. Mengapa juga dia memutuskan ke balkon hingga akhirnya bertemu dengan mantan suaminya?“Nona, sudah saatnya!!” Tiba-tiba Lisa sudah berdiri menghampiri Arum. Sepertinya kehadiran Lisa merupakan kesempatan emas untuk melarikan diri dari Danu.“Iya.” Tanpa berpamitan Arum berlalu pergi begitu saja meninggalkan Danu yang bergeming di tempatnya.Danu menghela napas panjang sambil menatap punggung Arum yang telah menghilang. Ia memutuskan untuk kembali masuk ke dalam ruangan. Malam ini Danu memang sengaja menghadiri acara fashion show. Hampir lima tahun, Danu bergelut di bisnis hiburan. Karena menjanjikan, Danu memutuskan aktif berkecimpung di dalamnya.“Mas ... sebentar lagi sudah di akhir acara.