#Status_WA_Janda_Sebelah 41Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_41Pernah Menikah?Juna menatapku dekat ... Dekat banget malah. Tangannya mencengkeram daguku kuat. Mata kami bersitatap."Apaan sih lo?!" Kudorong tubuh Juna hingga dia menjauh dua langkah. "Sakit tauk!" Kupegang daguku sambil menggerutu. Sialan nih Juna! Datang-datang marah. Mana sok berani lagi ngangkat daguku. Aku berjalan dan duduk di kursiku, kupasang wajah cemberut."Gua cuma mau tanya, elu dari mana?" Sahabatku itu menghempaskan bobotnya di sofa yang ada di ruanganku ini. Aku meliriknya. Masih sebal. "Gua dari gunung!" Jawabku sambil mengeluarkan laptop. "Ngapain?" "Melayat Ayahnya Renald meninggal," "Kok pakai nginep?" Juna menekuk wajahnya. Seperti enggan melihatku. Ooh ... Baru ngeh aku Sekarang. Juna jealous hihi. "Tadinya mau pulang, tapi kemalaman sama ujan. Nggak berani gua, jalannya berkabut. Kalau ada apa-apa gimana?"Juna berdiri, berjalan ke arahku dan duduk di kursi dep
#Status_WA_Janda_Sebelah 43Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_43PoV AuthorCuci otakPerempuan muda itu menggerutu setelah membayar belanjaan di kasir. "Huh! Uangku sudah menipis. Ternyata nyari kerja di Jakarta susah. Nyari Om Om tajir belum nemu juga!" Sambil berjalan keluar supermarket, perempuan itu masih mengomel juga. Dia Dahlia.Iya! Dahlia kembali lagi ke Jakarta. Setelah beberapa tahun mengadu nasib menjadi wanita panggilan di Batam, dia lelah. Kembali ke Jakarta, dengan harapan nasibnya lebih baik. Bisa menjadi simpanan atau istri kedua bandot tua pun, dia gapapa. Pikir Dahlia, yang penting kaya raya. Banyak uang pasti bahagia.Dahlia merelakan Naura anaknya dibawa agency ke negeri Singa. Dahlia menandatangani perjanjian adopsi. Sebagai Ibu, Dahlia menyerahkan anaknya itu kepada agency yang akan mencarikan orang tua angkat. Biasanya, sang anak akan ditawarkan kepada pasangan bule Eropa Amerika yang enggan memiliki anak sendiri. Tentu saja Dahl
#Status_WA_Janda_Sebelah 43Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_43BellaBerhenti melangkah, aku berbalik badan menghadap Renald. Mungkin kah dia jutek karena mengetahui statusku sebenarnya? Lalu apa hubungannya dengan dia?"Emang kenapa?" Aku balik bertanya. Renald menatapku lurus, entah apa yang ada di pikirannya."Jawab saja!" "Iya!" Jawabku, "emang napa?" Huh! Kudengar suara Renald membuang nafas kasar. Aneh aja. "Siapa Nicky?"Sedikit terhenyak aku mendengar pertanyaannya. Dari mana dia tahu tentang Nicky? Netraku mengerjap. "Mantan Suamiku. Kau tahu dari mana nama itu?""Nggak penting! Sekarang di mana dia?" Renald berdiri. Aku tambah merasa kalau dia bertingkah aneh."Aku tidak tahu. Dia menghilang." "Jangan bohong!" Suara Renald meninggi. Kutegakkan kepalaku. Menatap Renald tajam. "Kenapa tiba-tiba kau ingin tahu banyak tentang Nicky. Ada apa sebenarnya?" Rasa curigaku muncul. "A_ada yang bilang, Nicky tewas dibunuh ..." Renald berkata pelan. K
#Status_WA_Janda_Sebelah 44Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_44Baby sitter baru(Restu orang tua itu penting)Sabtu pagi, libur akhir pekan.Aku masih ribet nyuapin makan Axel. Dari pada jalan ke sana sini, aku mendudukan anakku di stroller dan mengikat seatbelt-nya.Drrrrrt DrrrrrtPonselku yang kutaruh meja makan berbunyi. Berdiri aku melangkah mengambilnya. Kutinggalkan Axel yang bermain dengan mangkuk dan sendok makannya."Hallo, Ma?" Jawabku saat mengangkat telepon yang ternyata dari Mama di Bandung."Ivonne ... Apa kabar?" Suara Mamaku bertanya."Alhamdulillah baik, Ma. Gimana Mama sama Papa?" Aku balik bertanya."Alhamdulillah baik juga Mana cucu Mama?" "Ada nih, lagi makan. Oh ya, gimana Mbak Retno, Ma, kapan dia balik?" Tanyaku. Kembali aku mendekati Axel. Kuisi sendoknya dengan nasi lembik dan ku suapkan padanya. Anakku ini, makannya gampang. "Itu dia, Von! Mama mau ngasih tahu. Retno belum bisa ke situ. Anaknya malah disuruh isoman. Retno mi
#Status_WA_Janda_Sebelah 45Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_45Minta restu"Mbak Bella, bawa sini Axel. Mbak makan dulu sana," kataku. Kuambil anakku dari gendongan Mbak Bella. Axel sudah mengantuk sepertinya.Mbak Bella berjalan ke meja, tempat makanannya berada. Bersama Juna, aku duduk sambil memangku Axel. "Udah ngantuk sepertinya," Juna mengusap dahi Axel. Anak gantengku menatap Juna sayu. "Bobok, jagoan!" Kata Juna. Tangannya mengusap usap paha Axel. Kulihat Mbak Bella makan dengan lahap seperti udah lama nggak makan enak. Juna menatapnya juga. Kulihat alis mata Juna sedikit menaut saat melihat wajah Mbak Bella tanpa masker. "Gua kek pernah lihat, di mana ya?" Bibir Juna bergumam. "Masak sih?" Aku ikutan memperhatikan Mbak Bella. Perempuan itu tak sadar kami perhatikan."Sorot matanya, kek siapa gitu ya?" Aku juga jadi mengingat ingat seseorang. Tapi entah lah, aku lupa. Sementara, Axel sudah terlelap.Selesai Mbak Bella makan, kami semua pulang
#Status_WA_Janda_Sebelah 46Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_46PoV authorPenculikanDi rumah kontrakannya, Renald menghabiskan waktunya. Setelah Bertemu dengan seorang perempuan yang mengaku bernama Bella, hati Renald jadi risau. Dia menjadi ragu akan dirinya sendiri. "Siapa kah aku?" Mulut Renald bergumam. Tangan mengusap kasar wajahnya. Sesekali Netranya memejam.Selama ini, dia sudah nyaman berada di balik sosok Renald. Mempercayai apa yang diceritakan Ayahnya. Tentang kejadian dua puluh tahun yang lalu, meski terasa janggal. Dua puluh tahun adalah waktu yang mustahil bagi seseorang yang dinyatakan hanyut akan kembali. Sebenarnya, Renald juga tahu itu janggal. Tapi, tak ada pilihan baginya selain mempercayai omongan Ayahnya. Kenyataannya, memang Renald tidak tahu siapa diri dan masa lalunya. Huh! Membuat kepalaku pusing saja! Renald menggaruk rambutnya.Mengambil ponsel, Renald membuka aplikasi biru miliknya. Stalking ke akun Nicky Maliq, yang kebet
#Status_WA_Janda_Sebelah 47Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_47Insiden"Junaa, dimana Axel?" Aku menangis seperti anak kecil. Berjalan ke sana ke mari dengan gelisah. Kupanggil panggil nama anakku. "Tunggu bentar, kali diajak keluar sama pengasuhnya." Jawab juna. Sahabatku itu terus menghubungi orangnya buat mencari keberadaan Axel dan Mbak Bella."Aku nggak bisa nunggu,Jun! Ini udah malam." Rengekku. Sudah lepas Isya'. "Ayo lapor Polisi!" Ajakku. Juna menggeleng."Kalau kasus orang hilang, laporan baru akan ditindak setelah dua kali dua puluh empat jam!" "Terus gimana dong?" Aku udah nggak tahan lagi. Khawatir banget. Tidur di mana Axel, udah makan belum, bawa susu enggak? Ya Allah!Ponsel Juna berdering. Juna segera mengangkatnya. Aku melihatnya tak berkedip. Berharap ada berita atau titik terang keberadaan Axel. "Ok, makasih!" Juna menutup pembicaraan via telepon. Dengan wajah tegang Juna mendekatiku. "A_ada apa, Juna. Kenapa kau tegang sekali?" T
#Status_WA_Janda_Sebelah 48Orang baik punya masa lalu, orang jahat punya masa depan#Bab_48ResahSampai rumah sakit, kembali Juna menggendong Axel dan menggandeng tanganku. Juna membawa Axel ke UGD dan menceritakan kronologi kejadian secara singkat pada paramedis. Axel diperiksa beberapa saat, tubuh, pupil mata, dan kepala anakku tak luput dari pemeriksaan. Setelah dinyatakan Axel baik-baik saja, aku dan Juna meninggalkan ruang UGD. Juna sangat perhatian. Meskipun belum pernah punya anak. Juna ini sangat teliti orangnya. Ibaratnya, Juna ini lebih senang mencegah dari pada mengobati.Menggendong Axel di pundaknya, tangan Juna yang satu menggandeng tanganku. Bibirku terdiam dan mengatup. Perasaanku tak tenang. Ingin rasanya aku mencari di mana Nicky berada. Sangat ingin aku mengetahui keadaannya. Tapi aku nggak enak sama Juna. Sampai mobil, Juna berkata padaku,"Lo kacau banget, pulang dulu aja. Biar gua yang ngurus Nicky." Juna menyerahkan Axel padaku. Aku mengangguk. Seorang pria