Hari ini adalah penerapan dari rapat pertama dan rapat kedua. Dimana para peserta yang bersedia untuk mewakili pesantren harus dilakukan kompetisi kembali. Dimana nantinya yang benar-benar nilainya tinggi dan dirasa pantas sesuai bidang lomba yang diambil, untuk menjadi perwakilan dari pesantren Al-fatah. Sebab ini lomba keagamaan yang sudah bertaraf internasional. Diikuti oleh seluruh pesantren yang ada di provinsi Jakarta.Beberapa peserta yang sudah mendaftar diri mengikuti arahan dari para pengurus dan para Uatqdz Ustadzah sebelum mengikuti penyaringan dengan nilai tertinggi.Gibran memasuki aula pusat bersama para santri yang lain. Dengan penuh semangat Gibran mengambil tempat duduk paling depan. Dimana disamping peserta santri juga sudah ada santriwati yang juga ikut hadir. Karena ini kan lombanya untuk santri dan santriwati sekaligus. Sesuai dengan cabang olba yang telah dipilih.Tanpa sengaja Gibran melihat Nayla yang berada di kursi urutan ke tiga. Keduanya slaing beradu pand
Namun perlu diingat bahwa Fakih merupakan orang yang cepat berubah. Sikap bingungnya dia ubah menjadi senyuman yang berbinar. Fakih mencoba mencairkan suasana kembali.“Penjahat kelas kakap wanita, bagus kan?” ujar Fakih sambil mengangkat sebelah alisnya.Anggi tertawa mendengar lelucon Fakih. “Ha ha ha ha, apa sih Mas Fakih ini, bisa-bisanya jadi penjahat kelas kakap wanita. Gak boleh lah,” ancam Anggi lalu mengambil satu sendok puding yang sedang dia santapnya dan menelannya secara kasar.Fakih pun ikut tertawa dengan tingkah Anggi yang seakan mengancamnya. “Wuuih, ngeri-ngeri. Cemburu ya?” sindir Fakih.Anggi yang wajahnya sudah memerah. Sempat menggeleng namun detik berikutnya kembali menutup seluruh wajahnya dengan kedua telapak tangannya.“Apa sih, Mas. Udah yuk, aku masih ada tugas, kamu juga kan?” ucap Anggi mengalihkan topik.Fakih mengecek jam tangannya. “Iya, ayo udah sore banget ini, tuhas masih bejibun,” kata Fakih menyetujui ucapan Anggi.Lalu mereka pun segera berlalu d
Hari semakin hari dan hari ini genap empat bulan usia kehamilan Balqis. Balqis terlihat senang saat sekarang dirinya bersama Ashraf tengah memeriksakan kandungannya di bidan pilihan umi Risma.“Alhamdulillah, bayinya sehat, semoga dilancarkan sampai lahiran, ya, bu,” ucap Bidan yang memakai jilbab putih itu. Sembari memeriksa perut Balqis.Balqis dan Ashraf saling melihat ke layar yang ditampilkan. Dimana terlihat seperti bayi yang sangat kecil tengah bergerak di dalal perut Balqis.“Alhamdulillah, Bu Bidan, aamiin,” ujar Balqis sangat bahagia. Karena usia kandungannya sudah semakin besar dan bayi yang dikandungnya dalam keadaan baik saja.Ashraf pun turut mengucap terima kasih. Lalu setelah selesai mereka langsung mengurus pembayaran administrasi. Dan langsung bergegas pulang setelah dirasa semua urusan telah selesai.Sepanjang perjalanan Ashraf tak nya memandangi Balqis. Tak seperti hari biasa, Ashraf sedikit berbeda di hari ini. Balqis jadi salah tingkah dengan sikap Ashraf yang se
Hari kedua acara lomba dimulai. Hari ini akan ada tiga cabang lomba yang akan diperlombakan. Dan hari ini Gibran dan Naila akan tampil membawa nama baik pesantren Al-fatah. Juga beberapa santri dan santriwati lainnya. Lomba akan dimulai sejak oukul tujuh sampai pukul lima sore. Karena banyaknya peserta dan juga nanti di dua haru terakhir akan ada final para peserta. Setelahnya akan full satu hari pengumuman pemenang dan sekaligus pembagian hadiah.Untuk urusan Ridho, masih belum diambil keputusan. Namun Kyai Zulkifli memberi Ridho waktu satu hari jika masih beluk sesempurna Ashraf maka Ridho akan dicabut sebagai ketua panitia. Sementara Gus Rohman tak terlalu mengurusi karena dia sibuk dengan para tamu untuk menemui dan menjamu para tamu. Para ulama dan beberapa kyai besar.Semuanya berjalan dengan lancar, namun masalahnya masih satu. Ridho malah semakin menjadi, dia malah tak membantu kesusahan para anggota panitia meskipun dirinya sudah standby di ruang pengurus. Sungguh ketua panit
Sekarang semua pengurus dikumpulkan. Kyai Zulkifli yang meminta untuk berkumpul. Sepertinya akan ada pembahasan besar kali ini.“Saya tau kendala kalian selama hampir tiga hari acara ini,” ucap Kyai Zulkifli menatap satu persatu pengurus putra yang menjadi bagian dari panitia.Semuanya terkejut dengan penuturan kyai Zulkifli. Dengan berusaha menebak apa sih sebenarnya yang kayu Zulkifli maksud. Setelah itu Kyai Zulkifli mencoba menjelaskan. Untuk kali ini rapat tertutup yang diselenggarakan. Bahkan kyai Zulkifli datang sendirian tanpa ditemani Nyai Asma dan juga Gus Rohman. Apalagi Ayra yang dihukum sejak kejadian kemarin dengan Siska.“Saya rasa ustadz Ridho sebagai ketua panitia harus digantikan. Pengalaman dan kelincahan sebagai ketua itu penting, dan saya lihat ustadz Ridho belum mempunyai itu. Mungkin bisa dicoba di acara lain yang notabene nya acara itu tak lebih besar seperti sekarang. Ustadz Ashraf dulu juga dimulai dari menjadi ketua panitia acara lingkup pesantren, gak langs
Keadaan pesantren Al-fatah sudah berjalan seperti biasa. Proses belajar mengajar tetap berlanjut. Nanti malam tanggal satu Rajab dan biasanya kyai Zulkifli meminta semua santri untuk melakukan khotmil Qur'an dan sholat tasbih bersama. “Malam ini malam satu Rajab, dan untuk itu seperti biasa para santri akan melaksanakan puasa Rajab, minimal wajib puasa Rajab tiga kali, maksimalnya selebih kalian saja. Karena dari tahun ke tahun kita sudah melakukan amalan baik ini, dan jangan lupa setelah sholat wajib membaca doa bulan Rajab. Jangan lupa juga sholat tasbih dan memperbanyak amalan ibadah di bulan Rajab,” kata Kyai Zulkifli di atas mimbar masjid putra. Untuk di masjid bagian putri itu bagian Nyai Asma yang menyampaikan pelaksanaan amalan apa saja saat bulan Rajab berlangsung.Bulan Rajab merupakan bulan yang mulia. Banyak keistimewaan dalam bulan ini. Diantaranya bagi siapa yang berpuasa akan diampuni dosanya sesuai banyaknya hari dia berpuasa. Bulan Rajab menjadikan kita untuk bersiap
Anggi menunggu Fakih menjemputnya di toko buku. Sebab mobil Anggi tiba-tiba mogok dan Fakih langsung memangilkannya bengkel terdekat untuk mengurus mobil Anggi. Sementara Fakih langsung on the way menjemput Anggi. Hubungan mereka sudah berjalan hampir satu bulan lebih.“Heii, sudah lama nunggu ya, dek?” tanya Fakih sambil membukakan pintu mobilnya. Anggi langsung masuk ke mobil Fakih.“Nggak kok kak,” tukas Anggi. Keduanya saling melempar senyum. Sementara Fakih tak langsung menjalankan mobilnya. Dia masih memandangi Anggi yang ternyata cukup manis baginya.“Kenapa kamu bisa semanis ini?” tanya Fakih pada Anggi yang langsung merona wajahnya. Seperti bak kepiting rebus.“Udah ka, gak boleh lama-lama. Dosa tau! Kita kan belum halal juga,” larang Anggi menghindari tatapan Fakih. Tak ingin berlama-lama karena Anggi tau hukumnya seperti apa. Meskipun dengan berduaan seperti itu juga merupakan sebuah dosa.“Ya udah, nanti Kaka halalin ya,” ucap Fakih.“Jangan becanda ka, baru juga ngejalani
Semua orang yang berada di dalam kedai kopi mengalihkan pandangannya pada Anggi yang tiba-tiba datang dengan wajahnya yang sayu. Tatapannya kosong dan redup. Seperti tak ada kehidupan di dalamnya. Anggi sudah benar-benar gila dengan Fakih. Cintanya sudah berlabuh oada Fakih.“Ustadz Fakih, saya serius,” kata Anggi menatao Fakih yang masih duduk di kursinya.Tak peduli dengan tatapan banyak orang yang sudah menatao padanya. “Maksud kamu apa, tolong jangan buat kegaduhan disini,” titah Fakih lalu sambil santai menyruput kopinya.Anggi masih berdiri di hadapan Fakih. “Ustqdz Fakih, saya serius dan serius. Sayatidak akan segan-segan mengakhiri hidup saya disini juga!” ancam Anggi untuk yang ke beberapa kalinya.Semua orang menyoraki Anggi. Meneriaki dan mengatakan Anggi yang tidak-tidak.“Dek dek, cinta gak seindah itu dek,” ucap seorang lelaki yang terlihat sudah dewasa.“Jangan jadi cewek bodoh. Cinta boleh, goblok jangan!” cecar seorang wanita menggunakan kerudung pasmina itu.Semuanya