Home / Pernikahan / Suamiku Ustadz Dingin / 104. Saya harus benar-benar meninggalkan orang-orang yang tak menginginkan keberadaan saya.

Share

104. Saya harus benar-benar meninggalkan orang-orang yang tak menginginkan keberadaan saya.

Author: El Alfun27
last update Last Updated: 2024-01-28 09:14:33

Masih di suasana tegang, Gus Rohman dan Ayra sama-sama terkejut mendengar perkataan kyai Zulkifli. Gus Rohman spontan berdiri begitupun juga dengan Ayra.

“Abah, maksud Abah apa? Kenapa harus seperti itu. Jangan bilang hanya gara-gara Ashraf, Abah seperti ini kepada anak-anak Abah sendiri. Kalau Abah seperti itu kepada Ayra, okey, Ayra anak angkat. Tapi Rohman ini anak kandung Abah, bukan orang lain,” protes Gus Rohman tak terima dirinya diturunkan jabatan dari wakil ketua yayasan pesantren Al- Fatah.

“Abah, Ini Ayra loh mbak, kenapa Abah Setega ini. Meskipun Ayra bukan anak kandung Abah, tapi Ayra juga bagian dari keluarga inti, Abah,” ucap Ayra tak kalah dari Gus Rohman untuk memproteskan hal yang sama. Meminta haknya kembali lagi.

Kyai Zulkifli menyuruh kedua orang itu untuk duduk menggunakan kedua tangannya yang digerakkan ke bawah. Gus Rohman dan Ayra sama-sama duduk.

“Keputusan Abah juga sudah bulat, ini hukuman buat kalian agar tak terlalu meninggikan diri. Di pesantren Al-fata
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Suamiku Ustadz Dingin   105. Kebosanan setelah Ustadz dingin tak mengajar kembali.

    Ashraf dan Balqis langsung menuju ke rumahnya. Sesampainya di kamar, Ashraf langsung menaruh dan menata semua barang-barangnya di meja kerja yang berada di kamarnya. Dibantu juga dengan Balqis yang membereskan beberapa barang yang juga dibawa pulang oleh Ashraf.“Humaira, Maafkan saya, mungkin saat ini saya belum bisa mengajar lagi. Tapi saya akan tetap berusaha untuk mencari nafkah yang halal buat kamu dan calon ketiga anak kita nanti, saya tidak sabar bertemu dengan mereka,” ucap Ashraf sambil menatao sang istri yang nafasnya ngos ngos ngosan meskipun hanya menata beberapa barang.Balqis lalu duduk sambil memegangi perutnya. Usia kandungannya yang semakin bertambah dan perut Balqis yang semakin besar. “Tak apa Mas, daripada Mas disana tapi tidak merasa tenang. Kalau rezeki kan sudah diatur oleh Allah SWT. Iya Mas, sama, aku juga gak nyangka ternyata anak kita langsung tiga aja,” ucap Balqis sama-sama terharunya dengan Ashraf.Keduanya tersenyum bangga karena mendengar kabar yang beg

    Last Updated : 2024-01-29
  • Suamiku Ustadz Dingin   106. Kalau sudah aktif, bisa-bisa punggung saya encok

    Setelah mengetahui pelaku sebenarnya adalah Fakih. Ridho menjadi semakin waspada setiap kali berpapasan dengan Fakih. Apalagi saat Ayra memanggilnya, Ridho malah berlari menjauh. Sebab Fakih juga ada disana memantau keduanya.Beberapa sudah namun Ridho tak berani saat bertemu Fakih. Dia memilih untuk menjauh, apalagi saat mengingat siapa Fakih sebenarnya. Rasanya Ridho ingin memutar waktu saja.Brukk!!Karena kebingungan dan sedikit melamun, tanpa sengaja Ridho saat berjalan menabrak Fakih. Hari sialnya memang hari ini.“Ma- maaf Ustadz Fakih, saya tidak sengaja,” ucap Ridho dengan menyatukan kedua tangannya meminta maaf.Fakih terlihat santai meskipun Ridho sudah ketar ketir dibuatnya. “Kamu kenapa Do, kok akhir-akhir menjauh dari saya. Kamu lupa ya kalau saya bisa berbuat apapun meskipun kamu menjauh seperti itu!” ancam Fakih lagi dan semakin membuat Ridho ketakutan.“Nggak Ustadz, saya cuma gak mau berpapasan dengan banyak orang. Saya khilaf kemarin, saya gak bakal lakuin itu lagi

    Last Updated : 2024-01-30
  • Suamiku Ustadz Dingin   107. Perasaan saya sedang tidak enak, Mas.

    Ayra tertegun dengan ucapan Kyai Zulkifli. Seketika dirinya termenung setiap kali mendengar tentang ayah kandungnya. Seketika Air matanya luruh. Nyai Asma langsung menyentuh pundak Ayra. Lalu mengelus-elus Ayra yang lagi terlihat kesal juga bercampur sedih.“Nak,” panggil nyai Asma.“Sudah Ummah, Ayra emang setidak baik itu. Ayra pantas untuk mendapatkan semua ini. Maafin Ayra belum bisa jadi anak yang baik untuk Ummah,” ungkap Ayra sambil mengusap air matanya yang terjatuh.“Nggak Nak, kamu tidak pernah salah. Ummah yang belum bisa berhasil merawat kamu,” kata Nyai Asma menolak penuturan Ayra.Ayra menggelengkan kepalanya cepat. Dia tetap merasa kalau salah dirinya dan penyebab semuanya terjadi adalah karena dia.“Tapi Abah punya pilihan buat kamu, kalau dalam satu bulan ini kamu bisa berubah. Abah bisa pertimbangkan semuanya, gimana?” ucap Kyai Zulkifli. Mempertanyakan tentang kesiapan Ayra dengan permintaan dan keputusan dari Kyai Zulkifli.“Ayra pikirin dulu Abah,” kata Ayra lalu

    Last Updated : 2024-02-01
  • Suamiku Ustadz Dingin   108. Mas Ashraf, jangan tinggalkan Balqis.

    Balqis menangis sejadi-jadinya saat sampai di rumah sakit. Sementara Umi Risma juga sudah sesenggukan tak dapat membendung air matanya. Abi Lukman mencoba menenangkan tangis umi Risma yang sudah luruh. Sementara Balqis di bantu oleh kedua orang tuanya. Ada Gibran dan Fakih yang juga berlari di lorong rumah sakit. Sekuat tenaga mereka berlari dan kini mereka semua berkumpul di depan tempat Ashraf dirawat.“Ashraf?” tanya Fakih dengan nadas naik turun. Begitupun Gibran yang juga langsung memeluk sang uminya yang sedang menangis. “Bagaimana keadaan Ashraf, Abi?” sambung Fakih lagi bertanya pada Abi Lukman yang hanya kelihatan tidak terlalu khawatir. Memang laki-laki adalah orang yang paling bisa menyembunyikan kesedihannya.“Abi juga belum tau keadaannya secara pasti. Dokter di dalam sedang menanganinya, Fakih,” ujar Abi Lukman sambil memijat pelipisnya dengan mulut yang terus berkomat kamit doa untuk sang putra sulungnya.“Ya Allah,” ucap Fakih dengan raut penuh khawatir. Lalu semuanya

    Last Updated : 2024-02-03
  • Suamiku Ustadz Dingin   109. Kita punya rencana, tapi Allah pemilik takdir

    Karena banyak pikiran dan kekhawatiran yang besar, membuat Balqis lemah dan berpengaruh pada kandungannya. Balqis dirawat di ruang yang berbeda dengan Ashraf. Wajahnya pucat dan terlihat sangat sembab. Sedari Ashraf masuk ke rumah sakit, Balqis selalu menangis tanpa henti.“Balqis dimana umi?” tanya Balqis sambil melihat di sekitar dirinya. Sudah ada beberapa alat khusus yang berada di sekitar dirinya. Balqis terlihat kebingungan dengan keadaan dirinya.“Nak, kamu jangan pikirkan Ashraf secara berlebihan. Insya Allah. Ashraf bakal segera sadar dan akan baik-baik saja,” ucap umi Risma terus menerus menciumi tangan Balqis dan mengelus perut menantunya itu.Balqis kembali terkejut saat mendengar nama suaminya. “Umi, dimana Mas Ashraf? Dia sudah sadar kan? Balqis mau bertemu dengan Mas Ashraf, umi. Mas Ashraf udah janji mau nemenin Balqis, Mas Ashraf belum nyapa ketiga anaknya, bagaimana umi, Mas Ashraf sudah sadar kan?” tanya Balqis dengan ribut. Hendak mau mengubah posisinya menjadi dud

    Last Updated : 2024-02-04
  • Suamiku Ustadz Dingin   110. Psikopat

    Setelah beberapa hari dirawat, akhirnya Balqis bisa kembali beraktivitas seperti semula. Keadaannya sudah cukup membaik dan dapat menerima kondisi Ashraf. Seperti saat ini Balqis terlihat sedang membaca Al Qur'an disamping suaminya itu. Tak henti-hentinya membaca ayat suci itu. Meskipun air matanya sudah mengalir dengan sangat keras namun Balqis tetap melanjutkan ayat demi ayat bacaannya.Mencoba untuk tetap tetap tenang dan berusaha berpikir positif. Balqis terus melanjutkan bacaan ayat- ayat suci yang dilantunkan dengan suaranya yang bergetar. Tak kuat berlama-lama, akhirnya Balqis memutuskan untuk menghentikan bacaan ayat suci Al-Quran.Menaruh mushaf suci itu dan lalu kembali ke tempatnya, yaitu di samping Ashraf. Sambil memegang tangan Ashraf yang tak bergerak sama sekali. Mata Ashraf terpejam dan tubuhnya hanya dipenuhi alat-alat media. Balqis menatap wajah suaminya yang terlihat pucat itu. Sudah tiga hari lamanya Ashraf belum tersadar dari komanya. Tak ada tanda-tanda lebih lan

    Last Updated : 2024-02-04
  • Suamiku Ustadz Dingin   111. Sadarnya Ashraf dari koma

    Balqis termenung sejenak saat pisau yang dipegangnya sudah hampir menyentuh wajah Ayra. Disaat itulah Ayra memilih untuk lari dari ruangan itu. Darah segar yang menetes itu hanya bayangan Balqis. Balqis membayangkan bahwa semuanya akan tenang setelah berhasil menghabisi Ayra.Namun disaat itu juga bayangan tentang Ashar muncul. Dimana Ashraf yang meminta Balqis untuk menjadi penyempurna agamanya. Menjadi seorang perempuan cerdas yang mampu membuat semuanya takjub dengan perubahannya. Balqis terdiam dan menjatuhkan pisau tajam itu. Laku Balqis menangis di samping dada suaminya. “Astaghfirullah, maafin aku Mas, maafin istrimu ini yang sudah hampir menjadi pendosa besar. Astaghfirullah, maafin hamba, astaghfirullah. Mas, ayo cepat sadar, aku butuh Mas buat lindungi aku, sungguh aku tidak sanggup sendirian seperti ini, Mas kapan sih mau sadar?!” ucap Balqis sendirian. Sambil terus mengecup tangan sang suami yang tak ada pergerakan sama sekali.Balqis meratapi nasibnya, dalam tiga hari in

    Last Updated : 2024-02-04
  • Suamiku Ustadz Dingin   112. Selamat datang, Baby twins!

    Ashraf memegang perut istrinya. Tawanya pecah saat bayi di dalamnya itu menendang perut sang ibunya. “Udah seaktif ini ya, Humairah. Sepertinya saya telat mengikuti perkembangan anak kita,” ucap Ashraf memegangi perut Balqis dan sesekali tertawa dengan tendangan dari para putranya.“Ngga kok Mas, mereka pasti paham dengan keadaan ayahnya, mereka selama ini baik banget loh, Mas. Mereka gak suka apa-apa, mungkin tau ya kalau ayahnya lagi belum bisa ngabulin keinginan ibunya,” kata Balqis tersenyum tenang.Ashraf tak melepas tangannya sedari tadi. Sejak sadar dan sampai saat ini. Terus memegangi perut istrinya.“Jagoan ayah, maafin ayah ya, nanti kalau udah ketemu, ayah bakal kasih lebih banyak kebahagiaan lagi. Ayah ganti waktu yang sudah terbuang kita selama tiga bulan ini,” ucap Ashraf.Balqis meneteskan air mata. Melihat Ashraf kembali sadar, Balqis terharu bisa bersama lagi berkumpul dengan orang yang selalu dia tunggu setiap hari. Setiap waktu Balqis selalu membacakan ayat suci Al-

    Last Updated : 2024-02-05

Latest chapter

  • Suamiku Ustadz Dingin   122. Tamat : Kisah mereka telah usai.

    Setelah empat tahun semenjak kelahiran ketiga anak kembar Balqis dan Ashraf. Akhirnya Ashraf mampu membuat pesantren sendiri. Bermodalkan dari usahanya yang sukses semakin berkembang besar dan jerih payahnya atas dakwahnya yang berhasil membuat banyak orang mengenalnya. Dari sanalah, Ashraf membangun relasi yang banyak dan kuat. Pesantren Al Muhajirin yang bertepatan di kota Semarang. Pesantren yang masih memiliki beberapa ratus santri. Karena memang baru berdiri sekitar dua tahunan. Merupakan pencapaian terbesar untuk Ashraf dan Balqis.“Kyai Ashraf, tamunya sudah datang. Beliau sedang menunggu di Masjid,” ucap seorang pengurus putra menemui Ashraf di ruang khusus tempat Ashraf beribadah.“Setelah ini saya kesana,” kata Ashraf menyudahi dzikirnya. Lalu segera menuju ke rumah yang berada di ujung pertengahan antara asrama putra dan asrama putri.“Humairah,” panggil Ashraf memasuki kamarnya. Pandangan pertama yang dilihat ialah ketiga putranya yang sedang belajar menulis bahasa arab d

  • Suamiku Ustadz Dingin   121. Sebuah Kebahagiaan dan bertemu kembali

    Satu tahun kemudian, Gibran lulus madrasah Aliyah dan dia berhasil mendaftar kuliah di universitas luar negeri. Yaitu Universitas Cairo, Mesir. Dengan mengambil jurusan Tafsir Hadits. Perasaan terharu oleh kelas sebelas PK A. Saat ini mereka sedang merayakan kelulusannya di asrama putra. Setelah acara resmi kelulusan mereka oleh pesantren Al Fatah.“Bye bro, setelah ini kamu akan merindukan aku,” kata Andre dengan menyalami satu per satu temannya. Semuanya pun tertawa ngakak karena ekspresi Andre yang hampir mau menangis.“Sampai bertemu di waktu lain, bro,” ucap Gibran pada Andre sambil menepuk bahu Andre berkali-kali.“Siap bro, kamu semoga sukses ya,” kata Andre pada Gibran. Mereka semua melakukan pelukan persahabatan. Acara sederhana di kantin asrama putra itu. Mereka makan bersama sambil merencanakan rencana yang akan mereka lakukan setelah lulus. Lalu Ashraf datang bersama dengan Fakih. Sudah agak lama Ashraf tak berkunjung ke Al Fatah. Paling hanya kalau mau ketemu Gibran atau

  • Suamiku Ustadz Dingin   120. Maaf menganggumu

    Ashraf membawa Balqis di suatu tempat tak jauh dari gang komplek rumahnya. Mereka berdua pergi dengan menggunakan motor. Terlihat begitu mesra saat Balqis memeluk Ashraf dari belakang. Ashraf pun terlihat memperlakukan Balqis dengan sebaik mungkin. Memasangkan helm dan juga membantu Balqis naik dan turun dari motor.Setelah sampai di gedung yang tak seberapa besar itu. Mereka pun sama-sama turun. Memasuki gedung itu sambil bergandengan tangan. Tak ada yang berniat untuk melepas gandengan tangan keduanya. Disana mereka sudah disambut dengan beberapa orang. Ada Fakih dan Bagas dan beberapa ibu-ibu yang memakai baju yang seragam warnanya. Mereka semua tersenyum menyambut kedatangan Ashraf dan Balqis.Lalu mereka berkumpul di satu ruangan yang sama. Ada beberapa bapak-bapak yang juga cukup berumur.“Hari ini adalah pembukaan untuk bisnis kuliner kering, ini Ashraf selamu owner. Semoga bisnis kita lancar,” ucap Fakih membuka pembicaraan. Semuanya tampak memperhatikan dengan baik setiap pes

  • Suamiku Ustadz Dingin   119. Mereka benar-benar ikhlas dan mencoba memberi rasa pada orang baru

    Ayra memutuskan untuk mempunyai hobi baru dan memilih untuk hidup lebih mandiri lagi. Semenjak hari itu Ayra benar-benar memikirkan nasibnya lagi. Mencoba untuk melupakan semua kenangannya dengan Ashraf. Bahkan semua hal tentang Ashraf, Ayra sudah buang jauh-jauh. Seperti hari ini Atra memilih untuk ke pentas seni lukisan di sekitar Jakarta Timur. Sebab Ayra memang punya hobby yang pernah dia tekuni yaitu suka melukis.Tampilan beberapa seni lukis yang di pajang di lorong-lorong menuju ruangan bazar seni lukis itu. Ada banyak tampilan lukisan dari berbagai penulis besar. Banyak orang yang hadir termasuk para penikmat lukis dan juga beberapa orang yang ingin belajar khusus di seni lukis.“Ning Ayra,” sapa seorang laki-laki dengan pakaian khas santri. Para santri Al Fatah memang se konsisten itu tentang pakaian ke santriannya. Baik itu masih menjadi santri maupun sudah menjadi alumni santri.Ayra menoleh dan melihat laki-laki itu dengan cermat. Namun Ayra sedikit lupa laki-laki itu siap

  • Suamiku Ustadz Dingin   118. Anak itu pembawa rezeki, Mas.

    Balqis menepuk-nepuk punggung putranya dengan bergantian. Sebab salah satu menangis maka keduanya juga ikut menangis. Karena mereka sedang tertidur jadi bangun karena salah satunya ramai karena menangis.“Cup cup cup, ayo anak ibu, diemnya jagoan. Ibu lagi sendirian soalnya, ayah lagi ada urusan. Ayo mana anak Sholeh kok cengeng sih, ayo diam, kalian kenapa sih nak? Mas Ashraf, angkat dong,” ucap Balqis seorang diri sambil menenangkan ketiga buah hatinya. Dan juga sambil berusaha menghubungi Ashraf. Karena panggilannya tak diangkat sudah beberapa kali.Lalu Ashraf tiba-tiba masuk ke kamar dengan terburu-buru dan langsung menggendong satu per satu putranya. “ Maaf Humairah, tadi hpnya ke silent, jadi ga kedengaran waktu kamu nelfon. Maaf ya anak-anak ayah, ayah telat datengnya. Sekarang tenang ya, kasian ibu kamu pasti capek,” kata Ashraf sambil menggendong anaknya. Satu per satu dan sampai mereka semuanya tenang. Baru Ashraf taruh kembali ke ranjang tempat tidurnya.“Gak apa-apa kok M

  • Suamiku Ustadz Dingin   117. Bisnis yang sekiranya menguntungkan

    Balqis memberikan asi pada ketiga putranya. Dengan sangat pelan dan bergantian, putranya pun terlihat sangat menikmati. “Mas, liat anak-anak kita, dia semakin gembul ya,” ujar Balqis menunjukan salah satu putranya pada Ashraf yang sedang berkutat dengan laptopnya.“Iya Humairah, mirip kamu ya kalau gembul gini,” kata Ashraf sambil menoel-noel pipi putra-putranya. Anak pertama dipanggil Adam anak kedua dipanggil Idris dan anak ketiga dipanggil Ibrohim. Semua itu nama-nama yang diberikan oleh Ashraf. Karena memang dari jauh-jauh hari mereka mempersiapkannya. Ashraf sangat senang dengan pemberian nama itu kepada ketiga putranya. Sebab dia tak menyangka kalau akan dikarunia langsung tiga putra yang sangat menggemaskan. Sementara Balqis memang menyerahkan nama-nama untuk anaknya kepada sang suami.“Humairah, saya izin mau bertemu dengan teman saya. Mau bahas seputar bisnis, boleh?” tanya Ashraf meminta izin untuk pergi keluar.Balqis meletakkan bayinya di ranjangnya. “Iya Mas, hati-hati y

  • Suamiku Ustadz Dingin   116. Masih belum siap bertemu

    Abi Lukman tertawa melihat Ashraf yang sangat antusias saat pembahasan tentang pembuatan pesantren. “Raf, sebegitunya pengen buat pesantren? Tapi kan anak-anakmu masih sangat kecil, kamu juga masih terlalu muda. Apa kamu sanggup untuk menanggung semua itu?” tanya Abi Lukman.Ashraf menggaruk kepalanya, sedikit tak yakin dengan keinginannya sendiri untuk langsung membangun pesantren. “Ashraf pengen, Abi, tapi Ashraf belum tau apa sanggup untuk melakukan semuanya itu. Menurut abi, Ashraf harus gimana?” ucap Ashraf tak mampu menentukan pilihannya sendiri.“Begini nak, kamu cari pekerjaan dulu, cari pekerjaan yang sesuai yang sekiranya tak menganggu waktu, sebab anak kamu masih kecil. Sebenarnya yang kata Abi itu bisa buat pesantrennya, itu mau Abi bantu modal. Tapi kan kamu pasti gak mau buat dibantu secara permodalan, ya sudah kamu usaha dulu, anak-anakmu masih kecil dan butuh biaya yang cukup besar. Butuh nutrisi dan perawatan yang bagus,” kata Abi Lukman.Ashraf mengangguk setuju. “Ba

  • Suamiku Ustadz Dingin   115. lebih baik menyerah

    Abi Lukman meminta keamanan untuk memisahkan Fakih dengan Dzaki yang belum juga menyelesaikan perdebatannya. Keduanya dipisah dan dijauhkan. Lalu keadaan kembali normal. Meskipun beberapa orang masih menyinggung ucapan tadi. Namun Ashraf dan Balqis tetap bersikap tenang. Tak ingin keadaan semakin kacau.“Urusan kita belum selesai, tunggu pembalasanku,” ucap Dzaki di luar halaman sedang bersama Fakih. Mereka berdua tetap berdebat di luar halaman rumah Ashraf.“Ouhh, ngancem ceritanya nih, ya jangan nyesel aja kalau nanti kalah sendiri. Tapi ingat ya, Dzaki, kamu gak berhak ikut campur urusan Ashraf, awas saja kalau sampai seperti tadi. Akan ku buat kamu menyesal seumur hidup!” ancam Fakih karena kesabarannya sudah habis.Dzaki tak menjawab, amarahnya juga sama memuncak. Lalu Ashraf datang seorang diri menghampiri Dzaki dan Fakih yang belum selesai juga. “Ustadz Dzaki, jangan berbuat seperti itu lagi. Saya tau maksud anda, anda iri dengki kan sama saya, tapi itu kan sudah hal masa lalu

  • Suamiku Ustadz Dingin   114. Kesalahpahaman terhadap mimpi

    Ashraf tersadar dari tidurnya karena benturan tadi cukup keras. Ashraf berdiri dan merasakan nyeri di lengan dan dengkulnya sendiri. “Astaghfirullah, kenapa bisa jatuh, aduh, luka nih,” keluh Ashraf sambil mengusap lengannya.“Kasian, xixixi,” sindir dari seorang perempuan yang duduk di atas tempat dirinya dirawat.Ashraf menoleh pada suara itu. Ashraf langsung berdiri dan matanya sampai melotot tajam. Ashraf seperti tak percaya melihat perempuan di depannya itu. Pemandangan yang sangat ingin Ashraf lihat.“Ini pasti mimpi,” ucap Ashraf mengucek kedua matanya. Sambil lalu tak memperhatikan kehadiran perempuan itu.“Mas Ashraf, sakit ya?” tanya perempuan itu sambil memberikan ASI-nya pada salah satu bayi mungil.“Ya Allah. Hamba memang belum ikhlas, tapi kenapa ini sangat nyata,” ucap Ashraf memijit pelipisnya sambil mondar mandir tak mau melihat perempuan itu.“Mas, ada apa sih? Gak kangen gitu sama aku, ini loh, anaknya lagi minum asi. Lucu kan?” ucap perempuan itu masih sambil terse

DMCA.com Protection Status