Share

Ke Restoran

Terkejut menghiasi wajahku maupun bapak. Perkataan ibu begitu tidak disangka. Benarkah kalo Bu Ratna itu pernah menyukai bapak.

"Bu, ibu nggak salah ngomong gitu?" tanya bapak shock. Ibu menggeleng.

"Mungkin sebab cintanya nggak tercapai pada bapak hingga dia berani memfitnah Amira," ucap ibu lagi.

"Kok bapak nggak tau, Bu?"

"Ibu juga tau dari Budhenya bapak, dulu saat bapak akan melamar ibu. Katanya Jeng Ratna itu sempat menaruh hati tapi bapaknya nggak peka," jelas ibu.

"Ya mana bapak tau, wong dia aja nggak ngomong apa-apa. Tapi sudahlah, itu masa lalu. Bapak malah lebih beruntung bisa menikah dengan ibu," sahut bapak tersenyum.

Pipi ibu merona dipuji bapak sedemikian, aku pun juga terkekeh geli dalam hati. Melihat orang tuaku teringat diriku sendiri. Entah kapan aku bisa dapat jodoh awet sampai tua seperti mereka ya Allah, batinku sedih.

Begitu jam berdentang pukul sepuluh malam, kami beranjak ke peraduan masing-masing. Aku menidurkan Nia di kasur, kutatap wajahnya yang ter
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status