Sepertinya upaya penyelamatan Harris cukup rumit. Dia pun diselamatkan hingga jam setengah enam sore, baru didorong keluar ruangan.Hati Sienna terasa sakit ketika menatap lelaki yang sedang dipasang tabung oksigen. “Dokter, bagaimana kondisi ayahku?”Beberapa tahun ini, Harris disibukkan dengan urusan perusahaan. Dia tidak pernah sekali pun melakukan pemeriksaan tubuh. Jika merasa tidak enak badan, dia pun hanya akan makan obat saja.Sienna masih ingat ketika ibunya masih hidup dulu, ayahnya pun sudah bekerja keras seperti ini. Waktu itu, ibu sempat mengomeli agar ayah tidak perlu bekerja dengan begitu keras. Mereka bisa hidup di Kabupaten Armana, hidup dengan bercocok tanam. Kehidupan seperti itu sangatlah nyaman.Hanya saja, waktu ibu Sienna menikah dengan ayahnya, kondisi ekonomi mereka berdua sangatlah buruk, alhasil Harris mendapat hujatan dari banyak orang. Harris merasa bersalah terhadap istrinya. Jadi, dia menolak usulan ini. Dia selalu berharap untuk bisa mendapatkan uang ban
Mereka memapah Darwo ke mobil. Sewaktu di perjalanan, Darwo tak tahan kuasa untuk menghubungi Sienna.Saat ini, Sienna masih berdiri di koridor. Setelah mendengar ucapan dokter tadi, sekujur tubuhnya spontan merasa dingin.Tiba-tiba Sienna menerima panggilan masuk, menyadarkan dirinya dari dari bengongnya. Dia tertegun sejenak, lalu mengangkat panggilannya. Kali ini, Sienna baru menyadari bahwa dirinya telah melewatkan waktu menjemput Kakek Darwo di bandara.Sienna segera minta maaf, “Kakek, maaf, tiba-tiba ayahku masuk rumah sakit. Aku lagi menemaninya. Makanya aku jadi kelupaan untuk menjemputmu.”Ketika mendengar alasan itu, Darwo segera menenangkannya, “Sienna, kenapa ayahmu dirawat di rumah sakit? Bagaimana kondisinya sekarang? Kamu jangan panik. Malam ini kamu tidak usah makan di rumah. Kamu temani ayahmu saja.”Jarang-jarang Sienna merasa terharu. Sekarang ayahnya mengidap kanker hati stadium akhir. Dia pun tidak tahu kepada siapa dirinya bisa bercerita? Apakah kepada Paman Robe
Tadi Harris mimpi bertemu dengan Leslie, mantan istrinya Harris sekaligus ibu dari Sienna. Ketika bangun dari mimpinya, Harris pun merasa bersalah pada Sienna.Jacob memang sangat menonjol. Hanya saja, jika putrinya tidak menyukainya, bukankah itu sama saja mendorong Sienna ke dalam jurang kehancuran? Gara-gara masalah ini, Harris merasa hubungannya dengan sang putri semakin jauh lagi.Terlintas kobaran api di dalam mata Susan. Biasanya semakin tua seseorang, semakin gampang pula hati seseorang terasa luluh. Dulu, setelah dihasut Susan, Harris pun akan menuruti ucapannya.Namun sekarang Harris merasa bersalah. Mungkin hari kematian mantan istrinya baru lewat. Jadi, Harris berpikir kebanyakan.Sebelumnya, Susan tidak berhasil mengalahkan wanita itu. Sekarang dia tidak mungkin membiarkan putri dari wanita itu menginjak-injak dirinya.“Suamiku, kamu jangan berpikir kebanyakan. Kamu sudah cukup baik sama Sienna. Karakternya saja yang tidak disukai orang-orang. Coba kamu lihat bagaimana Bu
Hati Jacob terasa sangat penat. “Aku tahu.”Ketika Daria mendengar ucapan itu, dia pun tidak membantah lantaran khawatir akan memancing emosi ayahnya.Setelah Jacob berjalan meninggalkan ruang tamu, Daria baru mengejar langkahnya.“Jacob, apa benar kamu ingin pergi menjenguk Harris?”Langkah kaki Jacob berhenti. Saat ini, mereka sedang berada di halaman Kediaman Yuwono, sedangkan Darwo sedang berada di ruang tamu. Tentu saja dia tidak bisa mendengar perbincangan mereka.Jacob menunduk. Tatapan yang dilayangkannya terlihat sangat tajam dan dingin. “Tidak.”Daria menghela napas lega, lalu berkata dengan ketus, “Tadi siang aku baru bertemu dengan Harris. Aku lihat dia sangatlah bugar, tidak seperti lagi sakit. Aku rasa mereka tahu kakekmu sudah pulang, makanya mereka merencanakan sandiwara ini. Mereka sekeluarga memang menyimpan banyak siasat buruk. Kalau kamu benar-benar pergi menjenguknya, kamu pun akan masuk ke dalam jebakan mereka.”“Ibu, aku mengerti.” Selesai berbicara, Jacob pun he
“Apa perlu aku menghubungi pelayan di Vila Cahwana?”“Telepon saja.”Nada bicara Jacob sangatlah datar. Ketika memikirkan akan bertemu dengan sang “istri”, entah kenapa hati Jacob terasa penat. Jacob adalah orang yang sangat tepat waktu. Namun, Sienna malah telah mengingkari janjinya sebanyak dua kali. Dia memang tidak berpendidikan.Sony mengeluarkan ponselnya hendak menghubungi pelayan di Vila Cahwana.Rina mengangkat panggilan dan dia pun terkejut ketika mengetahui Jacob akan datang malam ini!Setelah panggilan diakhiri, dia pun segera menyembunyikan Sony ke ruangan belakang. Kemudian, dia menyuruh pelayan lainnya untuk mensterilkan setiap sudut ruangan dan memastikan tidak ada sehelai bulu anjing di dalam rumah.Para pelayan bekerja dengan sangat gesit. Mereka pun menyelesaikannya dalam waktu setengah jam.Akhirnya Rina bisa menghela napas lega. Tiba-tiba dia kepikiran Sienna masih belum pulang. Dia bingung apakah perlu menghubungi Sienna atau tidak.Baru saja Rina mengeluarkan pon
Jacob mengerutkan keningnya. Hanya saja, dia tidak berpikir kebanyakan, melainkan berjalan ke sisi meja lanjut membaca e-mail.Keesokan paginya, Jacob turun ke lantai bawah. Rina pun langsung menyajikan sarapan ala barat kepadanya.Tatapan Jacob melirik sekeliling. Namun, dia masih tidak menemukan nyonya rumah ini.Sepertinya Rina tahu apa yang sedang dicari Jacob. Dia pun segera menjelaskan, “Semalam Nona Sienna agak capek. Dia berpesan untuk jangan membangunkan dia.”Jacob kepikiran dengan masalah Harris diopname. Sepertinya Sienna capek karena seharian di rumah sakit. Hanya saja, bukankah Harris sedang sandiwara? Bukankah dia tidak benar-benar sakit?Terlintas ekspresi sinis dari wajah Jacob. Dia menyelesaikan sarapannya dengan perlahan, lalu tampak mobil yang sedang parkir di luar sana.Malam pertama tinggal di Vila Cahwana, Jacob malah tidak bertemu dengan istri yang sudah dinikahinya selama tiga tahun. Entah karena Sienna sedang menahan dirinya atau sengaja ingin menarik perhatia
Darwo pun tersenyum. Dia menepuk-nepuk tangan Sienna, lalu berkata, “Maksudmu, kamu bersedia untuk melahirkan anak untuk Jacob?”Sienna mengangguk, lalu tersenyum dengan tulus. “Emm, aku bersedia.”Kali ini, senyuman di wajah Darwo semakin lebar lagi.“Baguslah kalau kamu bersedia. Tenang saja, tak peduli cicitku itu anak laki-laki atau anak perempuan, Kakek pun menyukainya.”Sienna tidak berani membahas terlalu jauh. Dia tidak ingin Darwo berharap terlalu banyak, nantinya malah akan mengecewakannya. Bisa jadi, kondisi tubuhnya akan semakin memburuk.Jadi, Sienna pun mengalihkan pembicaraan. Dia menemani Kakek Darwo untuk mengobrol satu jam, baru meninggalkan kediaman.Saat Sienna hampir memasuki mobil, dia pun bertemu dengan Tania.Tania yang mengenakan kacamata hitam itu sungguh tidak menyangka akan bertemu Sienna di sini.“Penny, kenapa kamu datang ke sini?”Tania tidak melihat Sienna berjalan keluar dari Kediaman Yuwono. Dia hanya melihat Sienna hendak memasuki mobil. Jadi, dia pu
Tampak tatapan hina dan sinis di wajah Jacob.“Kakek, apa semua itu ucapannya?”“Iya, Sienna sangatlah pengertian.”Tania menyerahkan mangkuk obat, lalu ingin berkata bahwa wanita mana yang tidak bersedia melahirkan anak kakak sepupunya? Apa dia itu pengertian? Jelas-jelas dia licik! Bahkan berani berbicara seperti itu kepada Kakek Darwo.Jacob memang mengiakan Kakek Darwo. Hanya saja, semua itu juga karena kakak sepupunya memedulikan kondisi tubuh Kakek Darwo.Tania sungguh penasaran seberapa tebal wajah wanita itu! Kenapa dia berani mengucapkan kata-kata seperti itu. Hanya saja, Tania menangkap isyarat mata Jacob dan dia terpaksa mengurungkan niatnya.Jacob menyerahkan mangkuk obat ke sisi Darwo. “Kakek, aku akan berusaha.”Jawaban Jacob sama seperti sebelumnya. Hanya saja, Darwo juga tidak tahu apakah cucunya akan berusaha atau sedang membohonginya. Jadi, terlintas sebuah ide di benaknya. “Malam ini aku ingin pergi ke Vila Cahwana. Aku tidak merasa kamu akan berusaha.”Awalnya Darwo