Share

Bab 3 Salahmu Sendiri Tidak Bernasib Mujur

Pria itu tersenyum. Penampilannya tampak sopan dan rapi dalam balutan jas. Namun, tatapannya malah membuat Sienna merasa tidak nyaman.

Dengan ekspresi dingin, Sienna menyerahkan obat Nanda kepada Junando.

"Aku sudah menjenguknya. Kamu saja yang serahkan obat ini kepada Bibi."

Junando menaikkan alisnya sambil berkata, "Sama-sama saja, sudah lama juga kita nggak pernah bertemu."

"Nggak dulu, aku masih ada urusan lain," tolak Sienna sambil menyodorkan obat Nanda ke tangan Junando. Setelah itu, dia berjalan keluar dari lobi rumah sakit.

Junando memandang sosok Sienna yang menjauh dengan tatapan penuh makna. Kemudian, dia mengendus-endus kantong plastik obat di tangannya.

Seorang wanita muda berparas cantik yang berjalan keluar dari Departemen Obstetri dan Ginekologi sambil membawa obat antibiotik. Tentunya pemandangan ini akan membuat fantasi pria menjadi makin liar.

Junando menundukkan kepalanya, merasakan ketegangan pada perut bagian bawahnya.

Dia tidak pernah menyangka bahwa Sienna yang terlihat begitu cuek, ternyata begitu berani dalam berhubungan.

Wajar saja, suami Sienna tidak berada di sisinya selama 3 tahun. Wanita yang merasa kesepian ini tentu saja akan tergoda untuk berselingkuh.

Tidak perlu terburu-buru, bagaimanapun juga, Sienna pasti akan pulang ke Keluarga Winata. Tiba saatnya, Junando akan punya banyak kesempatan.

Setelah masuk ke dalam mobil, hati Sienna masih terasa tertekan.

Ketika Susan dan kedua anaknya ini pindah ke Keluarga Winata, Sienna tentu merasa tidak nyaman karena mereka harus selalu bertemu setiap hari. Apalagi dengan Junando yang tidak memiliki hubungan darah dengannya.

Harris memang pernah membujuk Sienna untuk tetap tinggal di rumah. Namun, ketika Sienna mengisyaratkan secara halus untuk menyuruh Junando pindah, Harris terlihat sangat kesulitan.

Pasalnya, Harris merasa bersalah terhadap Susan dan Nanda. Terlebih lagi, dia juga menyayangi Junando.

Lantaran tidak ingin mempersulit ayahnya, Sienna akhirnya memutuskan untuk pindah dari rumah itu.

Namun, kini malah seolah-olah dia yang menjadi orang luar bagi keluarganya.

Sienna tidak perlu berangkat kerja hari ini, jadi dia pun mengemudikan mobilnya untuk pulang. Dalam perjalanan, ponselnya tiba-tiba berdering. Melihat nama yang muncul di layar ponsel, suasana hati Sienna yang tadinya memang sudah buruk, kini menjadi makin parah lagi.

Nada dering ponselnya terus berlanjut, Sienna menarik napas dalam-dalam dan menekan tombol menerima panggilan.

"Halo, ada apa Bu Daria?"

Orang yang meneleponnya adalah Daria Yuwono, ibu kandung Jacob.

Sejak mereka menikah, "ibu mertua" yang berasal dari keluarga terpandang dan memiliki standar tinggi ini sangat tidak menyukai Sienna. Sebenarnya, Sienna juga sangat tahu diri. Selain ketika berpura-pura akur di hadapan Pak Darwo, sebisa mungkin Sienna akan menghindari segala hal yang berhubungan dengan Keluarga Yuwono.

"Aku harap kamu bisa datang ke rumah untuk membahas masalah perceraian secara langsung," ucap Daria berterus terang.

Bahkan, karena takut Sienna akan menolaknya, Daria memberi ancang-ancang terlebih dahulu, "Sienna, seharusnya kamu juga tahu, 'kan? Dulu, kami menyetujui pernikahan ini karena kalah debat dengan Pak Darwo. Tapi, sekarang Grup Yuwono sudah diambil alih oleh Jacob. Jadi, dia yang berkuasa di keluarga ini dan Pak Darwo juga pasti akan mengalah."

Maksud ucapan Daria sangat jelas. Perceraian ini tidak bisa dielakkan lagi.

Awalnya, Daria bahkan mengira Sienna akan menangis atau berbuat onar. Wajar saja, kalau bertemu dengan pria sehebat anaknya, mana ada wanita yang mau melepaskannya begitu saja?

Kalaupun tidak bisa dicintai Jacob, beberapa wanita bahkan akan merasa puas hanya dengan sekadar berbincang dengannya.

Namun, di ujung telepon, Sienna malah menanggapinya dengan datar, "Oke, aku ke sana sekarang, ya?"

Nada bicaranya begitu santai dan tanpa keraguan sama sekali. Seakan-akan, dia telah menanti-nantikan tibanya hari ini.

Mendengar ucapannya, Daria justru merasa tidak senang. Bukan hal aneh jika Keluarga Yuwono mencampakkan Sienna. Namun, tanggapan Sienna yang begitu datar membuat Daria merasa putranya tidak punya pesona sama sekali.

Untuk menghibur diri, Daria hanya mendengus dingin dan berkata, "Baguslah kalau kamu juga setuju. Statusmu tidak pantas untuk Jacob, dia patut mendapatkan pasangan yang lebih baik. Kamu datang saja sekarang. Aku sudah menelepon Jacob, sebentar lagi dia akan tiba."

Sienna terdiam sejenak. Jacob juga akan datang?

Entah bagaimana reaksinya kalau pria itu tahu bahwa wanita yang ditidurinya semalam adalah istri yang akan diceraikannya?

Pria angkuh itu mungkin akan merasa jijik padanya, bukan?

Sienna tersenyum tipis, lalu berangkat menuju ke kediaman Keluarga Yuwono.

Raut wajah Daria tampak muram ketika bertemu dengan Sienna. Namun, karena Sienna sangat tahu diri dan tidak menuntut tunjangan perceraian, Daria juga tidak terlalu mempersulitnya.

"Jangan keberatan kalau ucapanku terlalu kasar. Kamu sendiri juga seharusnya lebih paham dengan kondisi Keluarga Winata saat ini. Terus terang saja, sebaiknya kamu nasihati ayahmu itu. Kalau memang nggak berbakat dalam berbisnis, sebaiknya dia menyerah saja."

Daria menambahkan lagi, "Keluarga Yuwono bisa membantunya sekali, tapi tidak akan membantunya untuk kedua kalinya. Apalagi, ibu tirimu itu juga terus mengincar keluarga kami. Kondisi keluargamu sangat buruk. Menikahimu bukan hanya tidak membawa untung, keluargamu malah jadi beban bagi kami. Salahkan saja nasibmu nggak mujur terlahir di keluarga seperti itu."

Mendengar ucapannya, Sienna yang duduk di sofa hanya mengangguk dan berkata, "Ya, aku memang nggak pantas untuk Tuan Jacob."

Faktanya, selain status pernikahan ini, hubungan mereka tidak ada bedanya dengan orang asing pada umumnya. Untuk apa Sienna terus memikul status ini dengan sia-sia?

Perceraian ini justru merupakan sebuah bentuk pembebasan baginya.

Daria hanya terdiam mendengarnya.

Dia merasa frustrasi melihat respons Sienna. Untuk sesaat, Daria tidak bisa membedakan apakah wanita di hadapannya ini sedang berpura-pura atau memang tidak peduli sama sekali?

Terdengar suara rem mobil dari luar rumah.

Melihat mobil Jacob tiba, pelayan di depan kediaman Keluarga Yuwono buru-buru masuk untuk memberitahukan kedatangannya, "Nyonya, Tuan Muda sudah pulang!"

Wajah Daria sontak berseri-seri. Dia langsung berdiri dan berlari keluar pintu.

Sienna mengalihkan pandangannya ke arah pintu depan. Padahal, dia sudah mempersiapkan mental untuk menghadapi Jacob sebelumnya. Namun, hati Sienna yang sebelumnya terasa tenang, kini malah menjadi gugup dan tidak terkendali.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yayu Pratiwi
saya cerita novel Sienna bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status