Home / Romansa / Suamiku, Sayangilah Aku! / Bab 5 Aku Sudah Kerja Tiga Tahun

Share

Bab 5 Aku Sudah Kerja Tiga Tahun

Author: Joe
Bak bongkahan es, tatapan Jacob tampak begitu dingin.

Dia menatap Sienna dengan tajam, lalu berkata dengan ekspresi datar, "Ayo."

Sienna mengikuti dari belakangnya. Jacob membukakan pintu dengan kartu anggotanya, lalu berjalan masuk.

Lantai di ruang lobi tampak mengilap. Begitu masuk, mereka disambut oleh barisan orang-orang yang memberikan hormat kepada mereka.

Setelah berjalan beberapa langkah, Jacob berbalik dan menatap Sienna.

Sienna juga menghentikan langkahnya dan tersenyum sopan kepada Jacob.

"Berapa yang diberikan Jimmy kepadamu?"

Sienna tidak mengetahui hubungan Jacob dan Jimmy. Sebab, dia tidak terlalu mengenal Keluarga Yuwono dan tidak tertarik untuk mencari tahu lebih jauh.

Dalam 3 tahun terakhir, Sienna bahkan tidak pernah bertemu dengan ayah Jacob.

Bagi Sienna, Jacob mungkin mengenal Jimmy karena mereka berasal dari lingkaran sosial yang sama.

"Kata bosku, proyek ini mungkin bernilai miliaran."

Jacob berkata dengan kaget, "Pekerjaan seperti kalian ini punya bos?"

Nada bicara Jacob penuh keraguan. Hal seperti ini berada di luar pengetahuannya.

Tampaknya, apa yang dikatakan Jimmy sebelumnya memang benar. Klub Purnama memberikan layanan "ekstra" bagi sebagian tamunya. Jimmy sendiri memang tidak pernah mengalaminya sebelumnya. Namun, siapa sangka, Jacob malah terjebak pada malam pertamanya pulang dari luar negeri.

Berhubung semuanya sudah telanjur terjadi, tidak ada gunanya lagi meratapi hal ini.

Jacob melangkah menuju ruang privatnya. Melihat Sienna masih mengikutinya, Jacob menoleh sambil berkata, "Kata Jimmy, karena bayaran kalian sangat mahal, pelayanan kalian juga pasti akan memuaskan?"

Selama beberapa tahun belakangan, Sienna telah menangani banyak klien. Sebagian besar orang kaya cenderung lebih murah hati dalam memberikan imbalan. Namun, ada juga beberapa klien yang lebih sulit ditangani.

Mendengar pertanyaan Jacob, Sienna langsung menjawabnya dengan basa-basi, "Tuan Jacob, masalah biaya itu subjektif bagi setiap orang."

Jawaban Sienna terdengar sangat formal bagi Jacob.

Jacob menatapnya dengan sinis, lalu mencibir, "Oh ya? Tapi, aku nggak puas dengan pelayananmu."

Dia merasa reaksi Sienna terlalu kaku. Selama mereka berhubungan, Jacob yang selalu mengambil kendali. Kalau semua ini adalah bisnis, bukankah hal yang paling penting adalah pengalaman pelanggan?

Apalagi, biayanya mencapai miliaran. Selain tubuh dan wajahnya ini, bagian mana lagi yang pantas dihargai dengan nilai sebesar itu?

Mudah sekali mendapat uang dari pekerjaan seperti ini.

Dengan sikap profesionalisme yang menganggap pelanggan adalah raja, Sienna membalas dengan nada ramah, "Tuan Jacob, Anda bisa memberitahukan saya gaya apa yang Anda suka. Saya akan mencocokkannya dengan preferensi pelanggan."

Wajah dingin Sienna dihiasi dengan senyuman sopan. Di bawah sinar lampu yang memberikan sentuhan kelembutan, wajah Sienna tampak begitu menawan.

Jacob terperangah sejenak. Tanpa sadar, dia teringat dengan wajah Sienna yang tampak kesakitan tadi pagi. Dengan bibir ranumnya yang sedikit terbuka dan tatapannya yang kosong, Sienna hanya bisa memeluk Jacob dengan tak berdaya ....

Sepasang matanya tampak berkaca-kaca. Bentuk matanya yang sayu, membuat tatapan Sienna terlihat makin menawan.

Sienna mendongak dengan percaya diri dan berkata, "Klien yang pernah kutangani semuanya menjadi langganan tetapku. Semuanya sangat puas dengan pelayananku."

Rumah-rumah mewah dan vila yang didesain olehnya, bahkan dalam kondisi bekas sekalipun, semua terjual dengan harga yang berkali-kali lipat lebih mahal. Sampai saat ini, tidak ada seorang pun klien yang tidak puas dengan pelayanannya.

Langganan tetap?

"Kamu masih ada klien lainnya?"

Seketika, tebersit perasaan kecewa dalam hati Jacob. Dia berkata sambil mengerutkan alisnya, "Bukannya itu pertama kali bagimu?"

"Mana mungkin? Aku sudah bekerja 3 tahun dalam bidang ini," jawab Sienna dengan kaget. Dia tidak menyangka Jacob akan menanyakan pertanyaan seperti itu padanya. Sienna bertanya-tanya, apa yang telah dikatakan Bos Jimmy kepadanya?

Begitu mendengar ucapannya, ekspresi Jacob sontak menjadi muram.

Sulit untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Jacob merasa tidak nyaman dan hatinya juga menjadi berat. "Sudahlah, jangan ikuti aku lagi. Transaksi kita sudah selesai, kamu jangan berharap yang lainnya lagi."

Langkah Sienna terhenti, dia tidak mengerti mengapa Jacob tiba-tiba menjadi marah. "Kalau begitu, aku cari Bos Jimmy saja?"

Bagi Jacob, kebingungannya ini terkesan seperti pura-pura bodoh. Jacob mengernyit dan bertanya dengan tanpa ragu-ragu, "Dia juga klienmu?"

"Bisa dibilang begitu," jawab Sienna sembari mengangguk. Bagaimanapun, calon klien juga termasuk klien.

Ekspresi Jacob menjadi makin murung. Dia langsung pergi meninggalkan Sienna tanpa ragu-ragu.

Sienna mematung di tempat sambil mengingat-ingat kembali, apakah dia mengucapkan perkataan yang menyinggung perasaan pria itu. Padahal mereka tidak banyak mengobrol dan Sienna tidak merasa dia telah membuat kesalahan. Mengapa pria itu tiba-tiba marah?

Mungkin saja dia masih belum tahu identitas Sienna?

Pada saat ini, kebetulan Herman meneleponnya, "Kamu sudah masuk, belum?"

Sienna menjawab, "Bos, sepertinya aku mengacaukannya."

Herman tertegun sejenak. Dia sangat percaya kepada bakat desain Sienna yang unik. Sejak mulai bekerja, Sienna belum pernah mengacaukan proyek apa pun.

"Kamu masuk saja dulu, ruang 1402."

"Baik."

Setelah menutup telepon, Sienna menanyakan letak ruangan itu kepada pelayan di sana.

Herman mendongak melihat Jimmy yang sedang duduk sambil melipat kaki. "Tuan Jimmy, sebentar lagi desainernya akan datang."

Penampilan Jimmy tampak sangat mencolok, sekujur tubuhnya memancarkan aura pemuda yang ceria. Dia tersenyum sambil berkata, "Nggak usah buru-buru. Kakak sepupuku juga sebentar lagi sampai. Nanti biar mereka bahas langsung saja, proyek ini pasti akan lancar."

Mendengar ucapan Jimmy yang begitu yakin, Herman langsung menghela napas lega. Selanjutnya, dia tersenyum dan berkata, "Sebenarnya aku ini teman SMA Jacob. Tapi, mungkin dia nggak ingat denganku lagi."

Dengan penampilan dan latar belakang keluarga seperti itu, sedari kecil, banyak sekali orang yang ingin mendekati Jacob.

Apalagi, meskipun mereka sekelas, sebenarnya Jacob hanya bersekolah tidak lebih dari setengah tahun.

Begitu ucapan itu dilontarkan, pintu ruangan privat terbuka dan Sienna berjalan masuk ke ruangan.

Hari ini, Sienna tidak mengenakan pakaian formal. Dia mengenakan setelan santai berwarna terang yang terlihat anggun dan elegan. Dipadukan dengan tas yang berwarna senada dengan pakaiannya dan rambut panjangnya yang tergerai, penampilan Sienna tampak segar dan bersih.

Dia tersenyum pada Jimmy dan menyapa, "Halo."

Tatapan Jimmy sontak berbinar. "Wah, nggak kusangka desainernya ini bukan cuma berbakat, tapi penampilannya juga begitu cantik."

Melihat Sienna yang masuk seorang diri, Jimmy tampak bingung. "Bukannya kakak sepupuku yang membawamu masuk, ya? Di mana dia?"

Sienna tersentak, ternyata Jacob adalah kakak sepupunya?

Related chapters

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 6 Ada Orang yang Disukainya

    Sienna hanya terkejut sesaat, tetapi dia tidak khawatir akan dikenali oleh Jimmy.Sebab, selain mengunjungi Pak Darwo setiap tahun baru, pada dasarnya Sienna tidak pernah muncul di hadapan anggota Keluarga Yuwono lainnya. Bahkan, Jacob sendiri saja tidak pernah melihat wajah istrinya sendiri. Orang lain juga tidak akan tertarik dengan dirinya yang tidak penting ini.Memikirkan raut wajah Jacob, Sienna hanya tersenyum dengan penuh penyesalan. "Mungkin ada sesuatu yang membuat Tuan Jacob tidak senang terhadapku."Jimmy sangat menyukai wanita cantik. Dia tidak pernah peduli dengan pekerjaan ataupun latar belakang keluarga seseorang. Menghadapi wanita cantik di hadapannya ini, nada bicaranya juga menjadi lembut."Mana mungkin? Desainmu ini artistik sekali. Kakak sepupuku itu memang pebisnis, tapi awalnya dia bukan belajar ekonomi. Dia punya gelar ganda, salah satunya itu berhubungan dengan seni. Dia pasti suka dengan karya-karyamu.""Mungkin akhir-akhir ini dia sedang sibuk dengan masalah

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 7 Berbisnis Juga Perlu Jodoh

    "Apa yang mau dibicarakan?" tanya Jacob dengan ketus.Kemudian, dia bersandar sambil berkata, "Lain kali, jangan sembarangan mengenalkan wanita-wanita seperti ini padaku."Memangnya Jimmy tidak merasa jijik meniduri wanita yang sama dengannya?Dalam kalangan pergaulan mereka, memang ada beberapa orang yang memiliki hobi seperti itu. Namun, Jacob sudah menahan diri selama bertahun-tahun. Dia tidak pernah merasa tertarik terhadap hal-hal seperti ini.Entah seperti apa pergaulan Jimmy selama ini di luar sana. Sepertinya, sudah saatnya dia membuat adik sepupunya ini untuk bertobat."Kak Jacob, kamu benar-benar nggak mau datang untuk menemuinya dulu? Aku sudah susah payah mencarinya dan merasa ini yang paling cocok denganmu."Jika Jacob memang tidak tertarik, Jimmy sendiri juga sebenarnya punya beberapa unit rumah yang perlu direnovasi. "Kalau kamu nggak mau, ini untukku saja ya? Aku lumayan suka."Tanpa sadar, Jacob menegakkan posisi duduknya."Aku akan mengatur posisi magang untukmu di Gr

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 8 Banyak Keuntungan yang Bisa Diberikan

    Saking tenangnya ekspresi Sienna, sampai-sampai Jacob mengira dirinya yang kurang berpengalaman dan membesar-besarkan masalah.Jacob berdiri dengan wajah suram. Dia tidak bergerak sama sekali, bagaikan sebuah patung yang membuat orang tidak berani menatapnya.Saat lift bergerak turun, Sienna merasa perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk memperjuangkan masa depan kantornya.Setelah mulai bekerja, Sienna baru menyadari bahwa sering kali seseorang harus mengesampingkan harga diri demi kariernya.Bagaimanapun, kalau bisa bekerja sama dengan Jacob, banyak sekali keuntungan yang bisa mereka dapatkan."Tuan Jacob, saya benar-benar penasaran dengan gaya apa yang Anda suka? Aku bisa mencobanya. Kalau kamu tidak puas dengan hasilnya, aku tidak akan mengenakan biaya apa pun."Jacob benar-benar tidak tahu harus bagaimana mendeskripsikan wanita ini.Dia terdiam sejenak, lalu berusaha menahan amarahnya dan berkata, "Bukannya kamu sudah punya klien?"Sienna tertegun mendengar jawabannya. Apakah Jaco

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 9 Sebenarnya, Aku Istri Bos Kalian

    Keesokan paginya, Sienna menutupi bekas tamparan di wajahnya dengan alas bedak, lalu berangkat kerja.Kantornya berada di sebuah gedung komersial yang terdiri dari dua lantai.Sienna hanya bekerja paruh waktu di sini, jadi tidak perlu datang ke kantor setiap hari. Namun, dia tetap harus selalu menghadiri rapat evaluasi bulanan.Biasanya, Herman adalah orang pertama yang datang. Akan tetapi, hari ini dia malah telat. Herman baru hadir setelah rapat dimulai setengah jam. Dia masih mengenakan jas yang sama seperti kemarin dan tampak tergesa-gesa.Melihatnya, Sienna langsung menghentikan tangannya yang sedang memainkan pen. Dia merasa bahwa Herman sedang dalam masalah."Maaf, aku telat hari ini," ucap Herman sambil berjalan ke kursi utama. Setelah duduk, dia merasakan tatapan Sienna yang tampak khawatir. Herman hanya tersenyum dengan penuh rasa bersalah.Sementara itu, karyawan lainnya telah selesai membawakan presentasi mereka.Setelah rapat itu selesai, awalnya Sienna ingin pergi bersama

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 10 Antarkan Surat Cerai ke Keluarga Winata

    Sienna duduk di area istirahat di dekat jendela dan buru-buru membalas pesan itu.[ Apa aku bisa ketemu dengan Tuan Jacob secara langsung? ]Saat ini, Sienna sedang berada di lobi Grup Yuwono. Asalkan Jacob bersedia, mereka bisa langsung bertemu sekarang juga.Namun, pengacaranya mengatakan bahwa dia akan coba mendiskusikannya dengan Jacob. Setelah itu, tidak ada balasan lagi dari pengacaranya.Di lantai teratas gedung.Seorang pria duduk di belakang meja kantornya, sedang membolak-balik dokumen di hadapannya. Pada saat ini, Sony masuk ke ruangannya dan berkata, "Tuan Jacob, Nona Sienna ingin menemui Anda."Jacob mengalihkan pandangannya dari dokumen itu dan menjawab dengan nada datar, "Tidak usah."Semua ini pasti hanya triknya untuk menghindari perceraian. Memangnya wanita itu mengira bahwa pertemuan mereka akan mengubah segalanya? Apa dia tidak terlalu percaya diri?Raut wajahnya menunjukkan sedikit kejengkelan. Dia berkata dengan nada dingin, "Suruh pengacara untuk mengirimkan sura

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 11 Dia Suamiku

    Sienna mendongak dan kebetulan melihat tatapan sinis yang tebersit pada wajah Jacob.Sekelompok orang itu berjalan melewati Sienna tanpa meliriknya sama sekali. Pemimpin kelompok itu berjalan sambil fokus berbincang dengan Jacob. Tutur bicaranya sangat sopan, bahkan terkesan seperti sedang menjilat dan takut menyinggung perasaan Jacob. Orang-orang yang mengikuti di belakang mereka juga berpakaian rapi.Ini adalah lingkaran sosial yang sangat asing bagi Sienna. Setelah terdiam di tempat sejenak, Sienna membawa tas tongkat golfnya dan berjalan keluar.Calvin mengenakan pakaian olahraga merek terkenal, penampilannya biasa-biasa saja. Begitu mengayunkan tongkat golf, bola yang terlempar jauh dengan lengkungan indah itu masuk ke dalam lubang dengan akurat. Melihat kehadiran Sienna, Calvin menyerahkan tongkat golfnya kepada pelayan lapangan yang berada di sampingnya."Nona Penny, susah sekali mengatur jadwal denganmu."Sienna tersenyum sopan, lalu duduk di sampingnya dan berkata, "Tuan Calvi

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 12 Dia Bukan Istriku

    Calvin berdiri tidak jauh di belakangnya. Di luar sana juga masih ada pengawalnya yang berjaga.Jacob mengenakan setelan olahraga berwarna hitam, dengan tangan kirinya dimasukkan ke dalam kantong celananya. Kakinya tampak tinggi dan jenjang. Bak seorang pria bangsawan, setiap gerakannya memancarkan keagungan yang luar biasa.Dia berdiri di dekat pintu ruang istirahat pria dan hendak berjalan masuk ke tempat itu.Calvin menjilat bibirnya dan menatap punggung Sienna dengan liar. Dia berbisik, "Suamimu sudah datang, kamu nggak mau menyapanya?"Sienna menarik napas dalam-dalam. Tanpa ragu-ragu, dia langsung berjalan cepat ke arah Jacob.Tangan Jacob diletakkan pada pegangan pintu. Ketika baru saja hendak membuka pintu itu, dari belakangnya terdengar derap langkah kaki yang diikuti dengan wangi feminin dari tubuh seorang wanita.Sebelum sempat bereaksi menolaknya, Sienna sudah mendorong Jacob masuk ke ruang istirahat bersamanya. Dengan tatapan dingin, Jacob memerintahkan, "Keluar."Sienna b

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 13 Aku akan Memberi Pertanggungjawaban padamu

    Calvin tertegun sesaat. Tiba-tiba, dia langsung mengerti.Berani-beraninya wanita itu membohongi Calvin bahwa dia adalah istri Jacob? Besar sekali nyalinya.Berhubung Jacob sudah mengakuinya secara langsung, Calvin diam-diam mengingat kejadian kali ini dalam hatinya. Jika bertemu lagi dengan wanita itu nanti, Calvin tidak akan sungkan-sungkan terhadapnya!Setelah meninggalkan lapangan golf dan kembali ke mobilnya, Sienna mengingat kembali niat buruk Calvin kepadanya. Seketika, Sienna merasa sangat jijik.Untuk saat ini, Sienna terpaksa pulang dulu dan memikirkan cara lainnya.Dikelilingi oleh mobil mewah seperti ini, Sienna merasa dirinya tidak pantas berada di sini. Oleh karena itu, dia menginjak pedal gas dan memundurkan mobilnya dengan perlahan-lahan.Tiba-tiba, muncul sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dari belakangnya dan menabrak mobil Sienna. Mobil Sienna terangkat sedikit ke depan, kepalanya juga hampir terbentur di kaca depan.Akibat tabrakan tersebut, mobilnya terdorong maj

Latest chapter

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1562 Kotak Eksperimen Nomor 8

    Setelah memastikan beberapa titik yang terhubung dan perkiraan lokasinya, Jacob kembali ke kamarnya dan masuk ke kamar mandi untuk mandi. Saat membuka lemari, dia menemukan beberapa set pakaian pelindung yang baru di dalamnya. Dia langsung mengernyitkan alis dan secara refleks melihat ke sekeliling kamar.Saat tadi baru masuk ke kamar, Jacob tidak membuka lemari itu. Oleh karena itu, dia tidak tahu apakah pakaian itu memang sudah ada di dalam lemari sejak awal atau doktor wanita itu masuk ke kamarnya saat dia pergi. Meskipun pintu kamar terkunci dari dalam, wanita itu pasti memiliki kunci juga. Namun, dia tetap merebahkan diri di atas tempat tidur dan memejamkan mata untuk istirahat.Keesokan paginya, Jacob mengenakan pakaian dan kacamata pelindung sebelum keluar.Sharon sudah berdiri di depan meja penelitian dengan berbagai macam reagen di tangannya. Dia menyodorkan salah satu nampan dan berkata dengan nada yang datar, "Antarkan semua ini ke luar dan serahkan pada orang yang ada di de

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1561 Jangan Ganggu Orang Lain

    Jacob mengalihkan pandangannya, lalu lanjut berjalan. Akhirnya, dia berhenti di aula yang terletak di bagian tengah.Jacob bisa melihat kondisi di aula itu dari beberapa celah. Sekelompok staf penelitian sedang mengurus berbagai data."Mana data fisik monster itu?""Bagaimana kondisi objek di kamar nomor 1? Apa perkembangbiakan hari ini berhasil?""Objek di kamar nomor 3 sudah mati. Suruh orang bereskan mayatnya."Bagi para staf penelitian, orang-orang yang dikurung bukan manusia, melainkan bahan eksperimen. Mereka melanjutkan pembahasan."Kulit objek di kamar nomor 5 sudah membusuk. Virus kali ini sangat berhasil. Selanjutnya, kita bisa menyebarkan virus ini.""Ah! Aku nggak tahan lagi! Biarkan aku mati! Aku nggak mau menggunakan manusia sebagai bahan eksperimen lagi! Tuhan, aku memang manusia berdosa! Aku pantas masuk neraka setelah mati!"Setelah itu, tidak terdengar suara lagi. Suasana di aula menjadi tegang. Kemudian, pintu terbuka. Seorang pria yang memakai seragam berjalan masuk

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1560 Pandangannya Tajam

    Jacob mengernyit. Suara pria ini sedikit familier, mirip Ethan. Namun, seharusnya dia bukan Ethan, melainkan saudara kembarnya.Apa mereka juga datang ke markas penelitian? Jacob tidak berlama-lama di tempat itu. Meskipun bisa mendengar suara, dia tidak bisa melihat situasi di dalam ruangan dengan jelas.Sebagian besar tempat tertutup rapat. Jacob hanya bisa melihat ke luar dari celah. Selain itu, dia tidak menemukan titik penghubung di tempat ini sehingga tidak ada jalan keluar. Dia hanya menemukan titik penghubung di kamar yang ditempatinya.Jacob terus berjalan. Akhirnya, dia menemukan titik penghubung lain yang bisa dibuka. Namun, Jacob tidak langsung membukanya. Dia melihat ke bawah.Jacob melihat kamar yang dikelilingi dinding kaca. Seorang pemuda yang berusia sekitar 18 tahun berbaring di lantai kamar itu.Rambut pemuda itu agak panjang sehingga menutupi sebagian wajahnya. Jacob tidak bisa melihat wajah pemuda itu dengan jelas. Namun, Jacob bisa melihat kalung giok di lehernya.

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1559 Jalan Keluar

    Sharon mengabaikan sanjungan para staf dan menghampiri orang-orang yang terpilih. Beberapa orang ini sudah kehilangan kesadaran.Sharon sangat puas, lalu tatapannya tertuju pada Jacob. Staf bertanya, "Bu Sharon, ada masalah apa?"Sharon menunjuk Jacob dan menyahut, "Suruh dia ikut aku."Staf tampak dilema. Seharusnya, para staf tidak boleh berpindah ke area lain. Sharon bisa datang karena diberi kebebasan oleh petinggi. Sekarang, Sharon ingin membawa pergi seorang staf."Bagaimana?" tanya Sharon dengan aura yang mengintimidasi.Staf itu berkeringat dingin. Dia menunduk dan menjawab, "Oke. Ini permintaan Bu Sharon. Aku akan segera suruh orang ini ikut kamu."Sharon menegaskan, "Aku mau dia ikut aku sekarang."Staf tersebut tampak ragu-ragu. Akhirnya, dia tidak berbicara lagi. Tatapan Jacob menjadi dingin saat dia mengikuti Sharon. Sepertinya, jabatan Sharon di markas penelitian cukup tinggi.Jacob merasa mengikuti Sharon pergi ke area lain adalah kesempatan yang bagus. Mereka melewati b

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1558 Membuat Masalah Lagi

    "Ed, jangan marah," ucap Hans. Dia tidak tahu kesalahan apa yang diperbuatnya. Hans hanya ingin menyenangkan hati Mae. Dengan begitu, Ed juga ikut senang.Apa Hans membuat masalah lagi? Dia tidak tahu harus berbuat apa. Hans tiba-tiba panik, sepertinya dia akan dimasukkan ke dalam ruang penelitian lagi.Hans memanggil, "Ed ...."Ed merasa suara Hans sangat memusingkan. Dia menarik tangan Hans dengan ekspresi marah. Ed tidak pernah marah kepada Hans, tetapi kali ini dia tidak bisa menahan amarahnya.Ed bertanya dengan ketus, "Kamu berhubungan intim dengannya? Apa yang kamu pikirkan?""Aku ... cuma mau kamu senang," jawab Hans."Kamu merasa aku akan senang?" tanya Ed.Hans tampak kebingungan. Dia terus bertanya-tanya apa Ed tidak senang? Ed tiba-tiba merasa malu. Ekspresinya tidak terlihat lembut lagi.Ed sudah tinggal di ibu kota selama bertahun-tahun. Dia pernah melihat dunia yang penuh dengan intrik. Ed sering menghadapi orang-orang yang licik, tetapi sekarang dia tidak mampu menghada

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1557 Tiba-Tiba Marah

    Ed bertanya, "Bu Mae, markas penelitian membutuhkan genius seperti Luna. Kenapa para petinggi mengizinkannya pergi?"Mae meminum teh, lalu menyahut dengan ekspresi bingung, "Sampai sekarang aku juga nggak paham kenapa Luna bisa pergi. Bahkan, Fredie juga nggak mampu bawa Luna keluar dari markas penelitian. Jadi, aku penasaran dengan Fredie."Mae menambahkan, "Jabatan Fredie di markas penelitian nggak terlalu tinggi. Dia bukan petinggi di sini. Jabatannya hampir setara denganku."Mae hanya termasuk anggota inti markas penelitian. Dia belum mencapai posisi petinggi. Mae tidak bisa membawa seseorang keluar, apalagi Fredie.Ed tidak bisa mencampuri masalah ini, tetapi dia mendengarkan ucapan Mae dengan serius. Mae memijat keningnya dan melanjutkan, "Sharon juga terus mencari masalah denganku. Kali ini, hanya dia yang menolak kamu diangkat menjadi ketua. Bahkan, dia meremehkanku waktu di telepon."Sharon sangat disukai para petinggi. Dia bisa bertindak sesuka hatinya di markas penelitian. S

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1556 Masa Lalu

    "Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1555 Tempat yang Mengerikan

    Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t

  • Suamiku, Sayangilah Aku!   Bab 1554 Rencana Dimulai

    Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status