Sienna melirik sekilas wanita yang bersama Nelson. Wanita ini berambut panjang. Riasan tebal dan eyeliner-nya yang begitu hitam membuat orang tidak bisa melihat jelas penampilannya. Ketika melihat Sienna menghampiri dengan marah, wanita itu langsung meludah dan bertanya, "Nelson, siapa dia?""Oh, ini adik sepupuku," jawab Nelson."Kamu pasti bohong, 'kan? Kamu bilang nggak punya keluarga di ibu kota? Dia pasti pacarmu!" teriak wanita itu."Bukan, bukan!" Nelson buru-buru ingin menjelaskan, tetapi wanita itu sudah menamparnya duluan, bahkan meludahinya. Kemudian, dia memaki, "Sana! Jangan mencariku lagi!"Nelson ingin mengejarnya, tetapi Sienna menarik bajunya. Dia menghardik, "Nelson, jangan lupa kamu ini sudah menikah. Apa-apaan ini? Sebaiknya, kamu pulang dan ceraikan istrimu dulu."Wanita itu tidak pergi jauh. Ketika melihat Nelson dan Sienna yang bercekcok, raut wajahnya menjadi ganas karena mengingat pengorbanannya selama setengah bulan ini. Jadi, dia kembali dan langsung mendoron
"Apa kamu bisa berhenti mengurusku? Itu orang tuaku, bukan orang tuamu. Selain itu, bukankah keluargamu juga ada masalah? Jangan menggangguku! Aku pergi dulu!" teriak Nelson."Aku sudah menelepon polisi. Kalau kamu pergi, wanita itu akan masuk penjara," balas Sienna.Langkah kaki Nelson seketika terhenti. Dia menatap Sienna sembari mengerutkan dahinya.Sienna melanjutkan dengan tegas, "Aku akan menyuruh orang mengantarmu pulang, juga menyuruh Paman dan Bibi menjemputmu.""Kamu ini!" Nelson hendak membentak, tetapi nada bicaranya tiba-tiba menjadi lebih lembut. "Jangan mengurusku lagi. Aku lebih memilih mati kelaparan di luar, daripada pulang ke rumah itu."Jacob masih membuka jendela mobilnya. Sebelumnya, dia juga pernah melihat Sienna bertengkar dengan pria ini.Hanya saja, aksen Nelson terlalu berat sehingga Jacob hanya bisa memahami secara garis besar. Selain itu, Jacob tidak tertarik dengan urusan keluarga mereka.Meskipun demikian, Jacob tidak menyuruh sopir untuk mengemudikan mob
Setelah mengundang Sandra masuk, Sienna pergi membawakan air untuknya agar terkesan sopan. Sandra pernah datang berkunjung bersama Jimmy sebelumnya. Akan tetapi, setelah didekorasi oleh Sienna, bagian dalam apartemen sudah berubah lagi. Snow duduk tidak jauh dari Sandra dengan patuh, sesekali mengibaskan ekornya, terlihat sangat pintar.Sandra sangat menyukai Snow. Sebelum mengobrol dengan Sienna, dia datang ke sisinya untuk memberi anjing itu daging kering. Dia membiarkan Snow mengunyahnya di sana."Penny, kamu juga tahu kalau latar belakang keluarga Jimmy sangat baik. Saat aku bersamanya, banyak orang bilang aku akan segera dicampakkan olehnya. Bagaimanapun, aku hanya seorang resepsionis. Kami saling mengenal saat dia pergi bekerja di Grup Yuwono beberapa hari sebelumnya," ujar Sandra.Seharusnya itu adalah dua hari ketika Jacob memaksanya pergi ke Grup Yuwono untuk mengikuti pelatihan. Pada waktu seperti itu, Jimmy masih tidak lupa untuk menggoda wanita.Sienna pernah melihat mantan
[ Jimmy, kamu benar! Penny benar-benar berbakat, nggak hanya desain interiornya yang luar biasa! Dia juga pandai melukis! ]Belakangan ini, Jimmy benar-benar berencana untuk menjalin hubungan dengan serius. Dia memperlakukan Sandra dengan baik dan komunikasi keduanya berjalan dengan lancar. Ketika dia melihat foto ini, dia mengangkat alisnya, lalu mengirimkan foto itu ke Jacob tanpa ragu.[ Kak Jacob? ]Saat itu sudah pukul 22.00, Jacob sudah sampai di depan pintu Kediaman Keluarga Winata. Lantaran orang Keluarga Winata menyampaikan undangan makan malam ini lewat telepon kepada Pak Darwo, Jacob terpaksa harus datang. Akan tetapi, tetap Jacob sendirilah yang menentukan kapan dia akan datang.Berbagai hidangan dengan aroma dan rasa lezat tersaji di meja makan Keluarga Winata. Seluruh ruangan dipenuhi aroma makanan yang menggoda, tetapi wajah orang-orang yang duduk di dalamnya tampak sangat masam.Ini sudah waktunya makan malam, tetapi Jacob dan Sienna sama-sama terlambat. Sienna bahkan t
Klakson mobil berbunyi dua kali, lalu lampu pun menyala. Sony yang baru saja kembali duduk di dalam mobil menurunkan jendela mobil ketika dia tiba-tiba kepikiran sesuatu."Ada lagi, Pak Harris tidak perlu menelepon Pak Darwo lagi. Kondisi kesehatan Pak Darwo tidak terlalu baik. Kalau terjadi sesuatu yang buruk, Keluarga Winata juga tidak akan bisa bertanggung jawab," tambah Sony.Jika tadi adalah bentuk penunjukan kekuasaan, sekarang Jacob sudah memberikan peringatan. Dia memperingatkan orang Keluarga Winata agar tahu diri. Harris sangat berang hingga pikirannya tidak bekerja dan ujung jarinya mulai bergetar.Di sisi lain, Nanda bergegas maju dengan ekspresi gembira. "Tuan Jacob," sapa Nanda.Melalui jendela kaca, dia menatap ke dalam dengan ekspresi melamun. Jelas-jelas Jacob sudah mempermalukan mereka, tetapi Nanda tidak menyadari hal ini. Dia hanya berharap Jacob bisa memperhatikannya. Asalkan dia lebih sering menunjukkan diri, Jacob pasti akan menyukainya."Tuan Jacob, jangan marah
Tanpa bicara, Jacob mematikan layar ponselnya, seolah-olah dia tidak membaca pertanyaan Jimmy. Saat ini, Sienna tidak tahu bahwa foto lukisannya telah sampai ke tangan Jacob. Setelah menyantap makan malam yang dibawakan oleh Sandra, dia berencana untuk tidur.Snow yang tidur di bawah ranjang sesekali menggerakkan telinganya. Sienna memikirkan tugas-tugasnya belakangan ini untuk sesaat, lalu tertidur nyenyak.Keesokan paginya, Sienna pergi ke lokasi konstruksi setelah sarapan. Para pekerja bekerja dengan sangat efisien, mungkin karena Mike telah memberi pesan kepada mereka. Orang-orang yang datang kali ini sangat gesit. Sienna hanya perlu bertanggung jawab untuk memilih bahan berikutnya dan melakukan beberapa penyesuaian pada desain di lokasi.Setelah memastikan bahwa proses konstruksi berjalan lancar, Sienna mulai mencari daftar bahannya. Selain lantai kayu cendana dari Kabupaten Armana, hampir semua bahan lainnya bisa didapatkan di pasar. Dengan memanfaatkan koneksi yang telah dia kum
"Bu Yasmin, bagaimana keadaanmu?" tanya Sienna. Kepala Yasmin berdarah dan pikirannya tidak jernih. Sopir di kursi depan bahkan sudah pingsan. Lantaran mereka yang ditabrak, kondisi mereka lebih serius daripada Sienna. Saat ini, suasana di sekitar menjadi kacau, polisi lalu lintas juga sudah datang.Yasmin mengangkat tangan untuk mengusap kepalanya yang sakit. Melihat bahwa orang yang menabraknya adalah Sienna, dia tidak segera menuntut tanggung jawab atas kecelakaan mobil tadi."Penny, kamu baik-baik saja? Apa kamu terluka?" tanya Yasmin.Dengan rasa bersalah, Sienna segera membantunya turun dari mobil. "Aku baik-baik saja, maaf, aku akan menelepon ambulans sekarang," kata Sienna.Sopir yang berada di kursi depan pun sudah diseret keluar oleh polisi lalu lintas. Untungnya mereka hanya mengalami luka ringan, tetapi mereka tetap harus dilarikan ke rumah sakit. Sebagai orang yang berada di balik kemudi, Sienna langsung ditahan polisi.Awalnya, Yasmin ingin menolong Sienna, tetapi dia mal
Jimmy sedikit bingung, tetapi ketika mendengar bahwa ibunya mengalami kecelakaan mobil, dia tidak bisa diam saja. Dia bergegas mengenakan pakaiannya dan hendak bangun dari tempat tidur. Ponselnya diletakkan di atas tempat tidur di samping. Saat ini, dia menekan pengeras suara ponsel dan suara si sopir terus terdengar dari sana."Tuan, Nyonya ingin Anda menjaga pacar Anda. Pacar Anda juga terluka dan seharusnya sedang berada di kantor polisi sekarang. Nyonya berpesan agar Anda tidak perlu datang dan menemuinya," kata sopir itu.Awalnya, Sandra ingin menarik Jimmy kembali dan bermanja-manja dengannya. Akan tetapi, ketika dia mendengar kata pacar, sekujur tubuhnya membeku. Dia belum pernah bertemu Yasmin, jadi pacar yang dibicarakan Yasmin jelas bukan dirinya.Sandra memandang Jimmy dengan curiga, tetapi Jimmy hanya ingin pergi ke rumah sakit saat ini. Kemudian, pada akhirnya Jimmy tahu siapa pacar yang dibicarakan oleh sopir itu. Orang itu adalah Penny. Jimmy pernah meminta Penny untuk b