Willow membalas pesannya dengan cepat.[ Kami baru saja berpisah. Bosnya tiba-tiba mencarinya. Kamu juga tahu bahwa dia melakukan banyak pekerjaan setiap harinya. ]Meskipun Willow adalah anak orang kaya, Dickson hanyalah pemuda miskin yang benar-benar sangat miskin. Hingga saat ini, dia selalu menyewa apartemen yang hanya seluas 40 meter persegi. Akan tetapi, Dickson sangat tampan dan bersedia bekerja keras.Tentunya, Sienna mengetahui semua kelebihan pria itu dari Willow. Katanya, semenjak menjadi mahasiswa, Dickson sudah bekerja di empat tempat setiap harinya. Dia melakukan itu demi membayar uang kuliah dan biaya hidup.Namun, keluarga Willow berkecimpung dalam bisnis berlian. Mereka bahkan adalah pedagang berlian terbesar dalam negeri. Willow tidak pernah mengkhawatirkan tentang uang sejak kecil.Sienna sangat terkejut pada awalnya. Dia tidak tahu mengapa Willow bersedia menjalin hubungan dengan Dickson. Belakangan ini, Sienna baru tahu bahwa semenjak mereka berpacaran, Willow tida
Pergelangan kaki Sienna pulih dengan cepat. Akan tetapi, tangan Jacob tertusuk sangat dalam sehingga tidak mungkin bisa sembuh dalam beberapa hari. Lantaran tangan kanannya terluka, perban lama Jacob harus dibuka terlebih dahulu ketika dia ingin mengoleskan obat baru. Setelah menggunting beberapa kali, Jacob hanya berhasil membuka bagian kecil.Ketika berada di bar malam ini, Jacob hampir tidak menunjukkan tangan kanannya. Itu sebabnya, bahkan Wiandro pun tidak tahu bahwa Jacob terluka. Sienna tertegun sejenak, lalu menghampirinya dan mengambil gunting dari tangan pria itu.Jacob tercengang. Dia menatap Sienna sejenak, lalu sontak mengalihkan pandangannya. Sienna tidak melihatnya dan hanya fokus ke luka di tangan Jacob. Setelah menggunting perbannya, Sienna pun melepaskan perban lamanya satu demi satu.Usai itu, luka di tangan Jacob langsung terpampang jelas. Luka tersebut sudah dijahit sebelumnya dan pulih dengan baik sehingga Sienna pun merasa lega. Dia mengoleskan obat dengan hati-h
Sienna awalnya ingin langsung pergi. Namun, karena sudah mengirim pesan pada Willow, dia tahu bahwa Willow pasti akan datang sehingga sengaja menunggu di depan lift.Willow tiba dengan sangat cepat. Dia berjalan dengan gesit, seakan-akan ingin menggunakan sepatu hak tingginya untuk melubangi lantai."Willow!" panggil Sienna. Sementara itu, Willow marah hingga wajahnya memerah. Dia segera menuju ke kamar yang berada di sisi lain koridor.Bam bam bam! Willow memukul pintu dengan kuat sampai telapak tangannya menjadi merah.Ada 2 pria dan 2 wanita di dalam kamar. Saat ini, mereka sedang menyanyikan lagu ulang tahun karena tengah merayakan pesta.Begitu mendengar suara ketukan, wanita yang sedang berulang tahun itu pun merangkul leher Dickson sambil bertanya, "Dickson, apa ini kejutan ulang tahun untukku?"Nadanya terdengar mengejek saat mengatakan ini. Bagaimanapun, semua orang yang berada di sana tahu bahwa Dickson sangat miskin. Dia tidak akan mampu memberi hadiah apa pun. Kalau wanita
Willow terus menyeka wajah dan rambut Dickson sambil merendahkan pakaian yang dikenakannya."Aku membelinya di pinggir jalan. Sepatu ini harganya cuma 40 ribu, bajuku juga murahan. Tasku nggak sampai 60 ribu. Wanita itu pasti terkejut dengan karismaku, makanya bilang harganya sampai 4 miliar," ujar Willow dengan santai. Dia bahkan mengecup pipi Dickson."Maaf, aku nggak seharusnya menyirammu tadi. Tapi, kamu harus janji, nggak akan menemani wanita lain lagi hanya karena uang. Kalaupun kamu memberiku hadiah dengan uang itu, aku tetap nggak akan menerimanya," lanjut Willow.Meskipun tidak memiliki perasaan apa pun pada Dickson, Sienna tetap merasa bahwa pria ini memang tampan. Pantas saja, wanita tadi bersedia menghabiskan 200 juta hanya untuk mengajaknya makan bersama.Sienna hanya menunduk tanpa berbicara. Setelah Willow membujuk sesaat, keduanya pun sama-sama berjalan ke luar dengan mesra.Setibanya di pintu, Willow menoleh dan mengedipkan matanya kepada Sienna. Sienna tidak bersedia
Namun, semua ini tidak penting bagi Sienna. Sesudah keluar dari hotel dan hendak naik mobil, dia tiba-tiba menerima panggilan dari Mike."Penny, aku sudah mengirimkan nomor teleponnya kepadamu. Perusahaan dekorasi ini juga bagus, tapi mereka adalah saingan Petra. Kalau bekerja sama dengan perusahaan ini, kamu akan menyinggung Petra," jelas Mike."Kerja samaku dengan Petra sudah berakhir untuk selamanya," sahut Sienna. Lantaran Petra bersikap tidak baik duluan, dia pun tidak perlu mementingkan moralitas lagi. Apalagi, Petra juga menghalangi orang lain untuk bekerja sama dengan Sienna.Mike tersenyum mendengarnya. Dia awalnya ingin bertanya tentang hubungan Sienna dengan Jacob. Namun, setelah dipikir-pikir, dia akhirnya mengurungkan niatnya.Sienna mengakhiri panggilan tersebut, lalu membaca pesan. Ini memang nomor saingan perusahaan Petra. Selain itu, perusahaan ini bahkan pernah menawarkan diri saat Sienna memilih untuk bekerja sama dengan Petra.Sienna menelepon nomor tersebut. Tidak
Kesadaran Sienna menurun, tetapi dia bisa merasakan sakit dan tahu bahwa mobil terus melaju. Bau bensin di mobil ini membuatnya mual.Suara pria terus terngiang di telinganya. Sienna bahkan bisa merasakan tangan si pria tengah meraba tubuhnya. Lantaran mobil belum berhenti, pria ini tidak berani bertindak macam-macam.Mobil akhirnya berhenti di sebuah pabrik terbengkalai yang terletak tidak jauh dari kota. Akan tetapi, pabrik ini dibongkar belum lama ini sehingga tidak ada siapa pun. Hanya ada mesin yang diletakkan di pinggir jalan.Sienna dilempar ke tanah. Ketika dia membuka matanya dengan linglung, terlihat seorang pria gendut dan pria kurus di hadapannya. Tatapan mereka terpaku pada tubuh Sienna."Wanita ini cantik sekali. Aku nggak pernah melihat wanita secantik ini!" seru pria gendut itu."Kak, kamu duluan saja. Setelah kamu puas, aku baru akan mencicipinya," sahut pria kurus itu.Pria gendut itu pun membusungkan perut buncitnya dengan gembira. Dia buru-buru maju, lalu meraih sal
Sienna masih linglung sehingga tidak mengerti apa yang dikatakan. Jacob juga kehilangan kesabaran. Ketika melihat ponsel itu jatuh dari tangan Sienna, dia pun memungutnya. Namun, Sienna memasang kata sandi di ponselnya sehingga membutuhkan sidik jari untuk membukanya.Jacob meraih tangan Sienna. Setelah ponselnya terbuka, Jacob mulai mencari di alamat kontak. Banyak orang yang terdaftar di kontaknya, tetapi ini adalah ponsel kerja Sienna. Jacob tidak tahu bahwa Sienna memiliki 2 ponsel.Setelah mencari cukup lama, Jacob tidak menemukan nomor yang terdaftar sebagai suaminya. Dia pun mengernyit, lalu melirik Sienna sekilas dengan curiga.Daftar kontaknya sangat rapi. Sienna menambahkan kata "work" di setiap kontak kliennya. Setelah mencari sampai ke bawah, Jacob memang tidak menemukan kata "suami". Meskipun demikian, Jacob melihat alamat kontaknya yang bertuliskan "Tuan Jacob".Entah mengapa, Jacob menjadi murung. Dia pun memeriksa dengan jengkel, tetapi tidak menemukan pesan apa pun. Di
Harris sudah masuk ke mobil. Junando dan Nanda saling bertatapan sesaat, lalu ikut masuk. Nanda duduk di samping jendela sehingga melihat sebuah mobil mewah yang berhenti tidak jauh dari sana. Seketika, matanya berbinar-binar. Itu adalah mobil Jacob!"Sebentar, aku harus menemui seseorang," ujar Nanda dengan berantusias. Dia tidak menyangka akan bertemu dengan Jacob di sini. Sebelum Junando dan Harris menjawab, Nanda sudah membuka pintu mobil dan turun. Kemudian, dia langsung berjalan ke arah mobil Jacob.Kaca mobil gelap gulita sehingga tidak ada yang bisa melihat dari luar. Akan tetapi, Nanda sudah lama memperhatikan Jacob sehingga mengingat jelas setiap mobil yang pernah dikendarainya.Mobil ini milik Jacob. Dia datang ke rumah sakit! Nanda bergegas merapikan diri, lalu bertanya dengan tidak sabar, "Tuan Jacob, kamu juga datang ke rumah sakit?"Nanda membungkuk sambil mengetuk kaca jendela. Sikapnya terlihat sangat rendah hati. Sayangnya, dia tidak tahu bahwa Sienna duduk di samping
Jero berniat mengingatkan Sienna agar tidak berselisih dengan Orlando dan Irena. Sienna mengangguk. Dia melihat pengurus rumah terus berdiri di depan pintu dan pintu kamar tidak ditutup. Apa Jero diawasi?Jero memijat keningnya. Dia bisa menebak pemikiran Sienna. Jero menghibur, "Sebenarnya nggak begitu menakutkan. Aku memang nggak dekat dengan Kakek dan Nenek, tapi mereka nggak terlalu mempersulit junior."Jero menambahkan, "Bagaimanapun, mereka sangat religius. Kalau nggak, mereka pasti sudah meninggalkan kediaman Keluarga Shankar dan pergi ke pulau."Jero berjalan ke pintu. Dia tiba-tiba mengingatkan lagi saat teringat sesuatu, "Sebaiknya pakai jalan tengah, jangan bertengkar dengan mereka."Sienna mengangguk, tetapi dia tidak yakin bisa menemukan jalan tengah. Sementara itu, Jero mencari Orlando dan Irena di ruang kerja.Kala ini, Orlando sedang menulis. Irena yang berdiri di samping ingin berbicara dengan Orlanda, tetapi dia ragu-ragu. Akhirnya, Irena hanya menghela napas.Orlando
Suasana di ruangan menjadi tegang. Orlando berdiri, lalu memandang Sienna dengan ekspresi puas dan berucap, "Auramu mirip dengan Omar. Kamu tinggal di sini satu malam dulu. Setelah hasilnya keluar, aku akan kabari kamu dan ...."Mungkin Orlando memang tidak mengenal Jacob. Jadi, dia berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Kamu dan pacarmu tinggal di sini dulu."Sienna mengangguk, lalu membalas seraya tersenyum, "Maaf merepotkan Kakek."Tatapan Irena tertuju pada wajah Jacob lagi. Dia mengernyit, tetapi tidak mengatakan apa pun. Orlando yang berjalan keluar berpesan pada pengurus rumah, "Bawa Sienna dan pacarnya ke lantai atas supaya nggak diganggu orang lain."Sienna memang sedang mencari alasan untuk meninggalkan orang-orang ini. Di ruangan masih ada 20 lebih anggota Keluarga Shankar. Setelah Orlando pergi, mereka pasti akan mempersulit Sienna.Terutama Marko. Ekspresinya sangat masam. Sienna menggenggam tangan Jacob. Mereka berdua mengikuti pengurus rumah naik ke lantai 4 dengan menai
Orlando mengangkat kepala dan menatap Sienna terlebih dahulu, lalu mengalihkan pandangannya pada Jacob. Dia langsung menyipitkan matanya dan berdiri karena terkejut. Perubahan ekspresinya terlalu jelas sampai semua orang berpikir dia mungkin sudah melihat hantu.Pada saat itu, Irena juga mengangkat kepalanya dengan ekspresi yang tidak percaya juga. Namun, mereka berdua adalah orang yang sangat berpengaruh saat masih muda, sehingga mereka bisa mengendalikan emosi mereka dengan cepat.Orlando adalah orang pertama yang berbicara. "Jadi, kamu ini Sienna ya?"Sienna juga tidak menunjukkan sikapnya yang tegas karena dia tidak dipersulit. Dia mendekat dengan ramah dan menundukkan kepalanya. "Kakek, Nenek."Keluarga Shankar memiliki tata krama yang sangat baik. Meskipun anggota keluarga lainnya tidak setuju saham keluarga jatuh ke tangan Sienna, mereka semua tetap diam karena kedua tetua masih belum membuat keputusan. Bahkan Marko pun tidak berani bertindak ceroboh pada saat seperti ini. Aura
"Aku akan pergi bersamamu," kata Sienna.Begitu Sienna selesai berbicara, Jero dan Jacob langsung memegang pergelangan tangan Sienna secara bersamaan."Nggak boleh," kata Jero. Dia adalah anggota Keluarga Shankar, sehingga dia sangat memahami situasi di keluarga itu.Sekarang Omar sudah tumbang dan saham keluarga dipindahkan pada seseorang yang dianggap orang-orang di keluarga Shankar sebagai orang luar, Sienna pasti akan dikritik dengan keras jika malam ini ikut ke sana. Niat buruk mereka tidak kalah dari Marko, hanya saja Marko ini yang keterlaluan sampai membuat keributan ke sini.Jero menarik napas dalam-dalam. "Sebaiknya kamu dan Jacob pulang dulu. Jangan terlibat dalam masalah Keluarga Shankar dulu. Kakek dan Nenek adalah orang yang bijaksana.""Selama bertahun-tahun ini, Ayah mencarimu secara diam-diam. Bahkan aku pun baru tahu beberapa waktu yang lalu, Kakek dan Nenek pasti nggak tahu hal ini. Jadi, meskipun kamu nggak bersalah, kamu akan dianggap bersalah karena dua lembar sur
Marko mengernyitkan alis. Melihat penampilan wanita itu cukup cantik, dia langsung tertarik. "Apa ini kekasih barumu? Jero, lebih baik suruh dia pergi, Keluarga Shankar bukan tempat untuknya bersikap semena-mena."Sienna tahu situasi di Keluarga Shankar tidak damai, tetapi dia tidak menyangka Marko bisa ternyata begitu menjijikkan. Dia langsung mengeluarkan dua lembar surat pengalihan saham dan berkata dengan ekspresi dingin, "Aku adalah presdir baru Keluarga Shankar. Aku kembalikan kata-kata itu padamu, ini bukan tempat untukmu bersikap semena-mena."Marko yang tadinya masih tersenyum, ekspresinya langsung menjadi sangat dingin setelah melihat kedua dokumen itu. Dadanya juga mulai berdebar-debar. "Arlo, Jero, bagus sekali! Kalian malah memberikan seluruh saham Keluarga Shankar pada orang luar. Kalian benar-benar pantas mati. Lihat saja bagaimana kakek dan nenekmu akan menghukum kalian. Kalian tunggu saja.""Jero, kamu benar-benar makin keterlaluan, berani-beraninya kamu menipu kakakmu
Kekeruhan di mata Omar perlahan-lahan menghilang, tetapi dia tetap tidak bisa berbicara. Setelah air matanya menetes lagi, dia perlahan-lahan menutup matanya.Melihat pemandangan itu, Sienna berkata dengan nada yang jauh lebih tegas, "Aku akan menemukan penawar untuknya, jadi sebaiknya Tuan Jero tetap tinggal di sini saja. Sekarang Arlo nggak ada di sini, Keluarga Shankar membutuhkanmu. Yang lainnya juga pasti mengincar harta milik Keluarga Shankar."Jero membuka mulutnya karena situasinya memang seperti yang dikatakan Sienna, apalagi anggota Keluarga Shankar juga bukan hanya mereka saja.Saat Jero hendak mengatakan sesuatu, terdengar keributan dari lantai bawah dan seorang pelayan bergegas datang melapor, "Tuan Jero, mereka sudah datang."Saat terlihat perasaan jijik dari tatapan Jero, pintu tiba-tiba didorong dengan kasar. Pria yang masuk itu terlihat mirip dengan Omar, tetapi tidak memiliki aura yang kuat seperti Omar. Dia adalah adik sepupu Omar, Marko.Keluarga Shankar terkenal de
Setelah menutup telepon, Arlo segera memberi tahu Jero semua yang dikatakan Lily.Jero langsung marah sampai ingin membawa senjata, lalu pergi mencari Lily dan menembak Lily sampai pelurunya habis.Namun, Arlo memijat keningnya dan berkata, "Entah Jacob tahu organisasi misterius yang dia bilang. Jero, coba kamu tanya Jacob."Saat ini, Arlo takut untuk bertemu dengan Sienna dan juga Jacob. Dia hanya ingin mencari sebuah tempat untuk bersembunyi, tetapi dia merasa bertanggung jawab dengan ayahnya yang koma. Sebagai putra sulung, dia harus memikul beban ini.Namun, hati Arlo merasa agak bingung. Setelah melihat foto itu ruangan ayahnya saat itu, dia selalu gelisah karena merasa wanita di foto itu berbeda dengan Yuna. Jika benar-benar berbeda, berarti wanita itu adalah Luna. Ditambah lagi, Omar kadang-kadang mengigau memanggil Luna, sehingga dia bertanya-tanya apakah Omar sebenarnya mencintai Luna dan tidak pernah mencintai ibunya.Hati Arlo merasa pahit. Sebagai anak dari Yuna, dia merasa
Namun, para pengawal itu sama sekali tidak peduli dengan perkataan Lily. Telapak tangannya pun sudah memerah karena terus memukul-mukul jeruji besi kandang itu."Jangan! Berani-beraninya kalian! Kak Arlo, cepat selamatkan aku!" teriak Lily. Namun, tidak peduli seberapa keras pun dia berteriak, tetap tidak terlihat sosok Arlo di atas kapal itu.Melihat kandangnya benar-benar akan ditenggelamkan ke dasar sungai, Lily akhirnya berteriak dengan keras, "Katakan pada Arlo. Kalau dia membunuhku, jangan harap Omar bisa bangun lagi seumur hidupnya. Dia bukan pingsan karena terlalu emosi, tapi karena racunku. Siapa suruh Arlo membawaku menemuinya. Hehe.""Aku memang sengaja meracuni Omar agar dia mati. Sayangnya, Jero menghalangiku. Meskipun aku hanya sempat memberinya setetes, itu sudah cukup untuk membuat Omar koma seumur hidupnya."Mendengar perkataan itu, ekspresi para pengawal itu langsung berubah karena pengeras suara di ponsel mereka tetap aktif. Oleh karena itu, Arlo bisa mendengar apa y
Pipi Lily memerah karena gembira. Apakah yang dimaksud Arlo adalah saham Keluarga Shankar? Apakah Arlo ingin memberikan beberapa saham Keluarga Shankar padanya? Jika memiliki saham keluarga, kelak dia tidak perlu khawatir apakah anggota Keluarga Shankar lainnya akan menerimanya atau tidak lagi."Lily, aku ganti baju sebentar, biar pengawal yang membawamu ke sana dulu," kata Arlo."Baik. Kak, cepat menyusul ya," jawab Lily.Setelah itu, Lily perlahan-lahan dituntun menuju halaman belakang. Namun, dia sama sekali tidak tahu dia akan dibawa ke mana, hanya merasa dia menaiki sebuah kapal dan duduk di kursi yang nyaman. Tak lama kemudian, dia langsung merasa agak gelisah karena merasakan ada sesuatu yang mengikat kakinya ke kursi."Kenapa kalian mengikat kakiku?" tanya Lily."Nona Lily, ini adalah rantai kaki, hadiah yang bernilai puluhan miliar. Tuan yang memintaku menyiapkan ini, tapi sekarang kamu masih belum boleh melihatnya," jawab orang itu.Lily langsung merasa lega dan tersenyum. "A