Jacob kembali ke arena pertarungan bawah tanah dan Cleo berdiri sendirian di pintu gerbang untuk menyambutnya. "Jacob."Jacob mengisyaratkan Cleo untuk membawa pria yang sedang pingsan itu.Saat melihat pria itu memiliki wajah yang mirip dengan Jacob, Cleo mengernyitkan alis dan segera memerintahkan orang untuk bertindak.Kedua tangan Deshton dirantai dengan besi dan hanya bisa menyentuh lantai dengan ujung jari kakinya. Saat ini dia masih belum sadar. Saat bertemu dengannya, Jacob hanya bilang akan membuat sebuah kesepakatan dengannya. Setelah itu, Jacob menyuruh orang untuk membuatnya pingsan dan membawanya ke arena pertarungan bawah tanah ini.Jacob mengisyaratkan seseorang di sampingnya. "Siram dia sampai sadar."Secangkir air dingin pun langsung disiramkan ke wajah Deshton.Bulu mata Deshton bergetar dan perlahan-lahan membuka matanya. Saat melihat pria angkuh di depannya, dia mengernyitkan alis dan berkata dengan nada lembut, "Jacob, apa yang sedang kamu lakukan?"Jacob yang dudu
Melihat ekspresi Jacob, Deshton tahu apa yang dikatakannya memang benar. Tadi hanya ada perasaan yang samar-samar saja, dia sendiri tidak menyangka memang ada lemari penyimpanan minuman di sana. Setelah menyusun kembali ingatan yang diketahuinya dengan hati-hati, dia memang tidak pernah datang ke arena pertarungan ini sebelumnya. Dia pun mengernyitkan alis dengan bingung.Namun, Jacob tidak memberi Deshton banyak waktu untuk berpikir dan langsung meletakkan pisau di tenggorokan Deshton."Siapa namamu?" Pertanyaan Jacob ini untuk menanyakan nama dari kepribadian kedua itu."Deshton."Jacob tersenyum sinis saat mengetahui ternyata nama kepribadian kedua itu memang Deshton. Dia lebih mendekatkan pisau di tangannya, sehingga sebuah goresan berdarah muncul di leher Deshton.Namun, Deshton sama sekali tidak takut karena Jacob. Dia tahu Jacob melakukan ini demi mendapatkan informasi tentang markas penelitian itu, Jacob pasti tidak akan membunuhnya.Jacob pun menyimpan kembali pisaunya, lalu b
Cleo duduk di hadapan Jacob, lalu menuangkan segelas anggur. "Saat kamu pulang waktu itu, aku sudah mau tanya, wanita mana yang bisa membuatmu murung begini, bahkan menjadi buronan. Orang di dalam itu kakakmu, 'kan? Dia objek penelitian paling penting di negaramu.""Setahuku, negaramu sudah mengeluarkan perintah penangkapan internasional. Negara Deslandia nggak pernah seheboh ini dalam menangkap orang. Kamu pasti jadi buah bibir di negaramu," ucap Cleo.Namun, orang biasa tidak dapat mengetahui informasi seperti ini. Selain itu, Jacob menyerahkan seluruh sahamnya kepada bank kustodian. Kini, Sony yang mengurus semuanya untuk sementara waktu sehingga Jacob bisa tenang. Tidak akan terjadi masalah di Grup Yuwono.Adapun para orang kaya di ibu kota, mereka pasti sibuk bergosip tentang Jacob. Namun, semua itu bukan urusannya. Jacob hanya ingin tahu di mana Bloodkillers berada."Jacob, apa kamu bisa bercerita sedikit tentang wanita itu?" Cleo dan Jacob sudah lama mengenal. Di arena pertarun
Tangan Ethan sontak membeku. Tebersit keterkejutan pada tatapannya. "Apa maksudmu?""Lily bukan putri kandung Keluarga Shankar. Omar menyuruh Jacob mencari putri kandungnya, tapi Jacob malah pergi. Jadi, aku yang harus menyelidikinya sekarang," jelas Benny sambil menunduk dan menawarkan rokok kepada Ethan.Ketika Ethan hendak mengambilnya, Benny sontak memicingkan mata dan berkata, "Ethan, aku baru tahu kamu juga merokok."Ethan terkekeh-kekeh, lalu menyalakan rokoknya dan meletakkannya di mulutnya dengan tenang. Dia membalas, "Aku belajar merokok saat di luar negeri. Setelah melakukan operasi, terkadang aku akan merokok sebentar."Benny juga menyalakan rokok dan tampak gusar. Dia berujar, "Jadi dokter memang lelah. Aku lihat kamu nggak pernah libur. Belum lagi ada pasien meninggal di meja operasi dan anggota keluarganya membuat keributan.""Jadi, kamu sudah menemukan petunjuk tentang putri kandung mereka?" tanya Ethan."Belum, sulit sekali. Masalah ini sudah lebih dari 20 tahun lalu,
Keesokan hari, Jacob baru mendapat kabar tentang musibah yang menimpa Benny. Mobil Benny jatuh ke tebing dan meledak. Ada sebuah jenazah yang terbakar hangus dan belum bisa dipastikan identitasnya.Begitu mendengar kabar ini, Jacob bak disambar petir. Di ujung telepon, Wiandro melapor dengan cepat, "Kecelakaan itu terjadi dalam perjalanan ke Kabupaten Armana.""Apa dia memberitahumu tujuannya ke Kabupaten Armana?" tanya Jacob."Nggak," sahut Wiandro.Jacob mengepalkan tangannya dan meninju dinding di samping. Tidak berselang lama, dia menarik napas dalam-dalam dan menginstruksi, "Cari tahu Benny bertemu siapa saja sebelum kecelakaan.""Sudah. Dia cuma bertemu Ethan dan bawahannya. Dia dan bawahannya sama-sama di mobil itu. Untuk sekarang, kita belum tahu itu jenazah Benny atau bawahannya. Kondisinya sangat parah, jadi harus dilakukan tes DNA," jelas Wiandro yang terdengar sangat panik.Begitu mendengar semua ini, Jacob hampir memutuskan untuk pulang ke negaranya. Namun, dia merasa Benn
Wiandro tidak memedulikannya lagi. Dia langsung menginjak pedal gas hingga kandas. Semuanya benar-benar kacau sekarang.Jacob pergi ke luar negeri, sedangkan Benny meninggal. Ini seperti ada kekuatan tak kasatmata yang mengendalikan seluruh ibu kota.Sesudah berkemudi cukup jauh, Wiandro menginjak rem. Dia mengernyit dan mengeluarkan ponsel untuk menelepon Jacob. "Jacob, Benny bilang dia sedang sibuk melakukan penyelidikan untukmu. Sebelum ke Kabupaten Armana, dia memeriksa data di rumah sakit."Jacob berdiri di pinggir jendela. Perbedaan waktu Deslandia dan Armania adalah 2 jam. Sambil memandang pemandangan di kejauhan, Jacob berujar, "Wiandro, sebaiknya kamu jangan melakukan apa-apa untuk sementara waktu ini. Aku sudah menyuruh orangku menyelidikinya.""Mana mungkin aku diam saja! Aku sangat panik sekarang! Aku khawatir target selanjutnya adalah Ethan atau aku! Kami bahkan nggak tahu siapa musuh kami! Hingga sekarang, aku nggak yakin Benny sudah mati. Aku rasa dia nggak mungkin mati
Tidak ada respons apa pun. Suasana di ruang kantor sunyi senyap. Separuh tirai dihalangi lemari sehingga kursi jendela juga tak terlihat.Ethan mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Wiandro. Masih tidak ada suara apa pun. Jadi, Ethan mengakhiri panggilan dan menutup pintu ruang kantornya kembali.Ketika mendengar suara pintu ditutup, Wiandro baru menyingkap tirai. Tirai ini sangat tebal. Tempat ini adalah ruang istirahat Ethan. Begitu tirai diturunkan, tidak ada cahaya matahari yang bisa masuk.Saat berikutnya, Wiandro mendongak dan bertemu pandang dengan Ethan. Ternyata Ethan tidak keluar, melainkan masih berdiri di tempatnya.Wiandro mengira pria ini sudah keluar saat mendengar suara pintu tadi. Ini adalah reaksi yang wajar. Wiandro tersenyum sambil mengucek matanya, lalu bertanya, "Kapan kamu balik?"Wiandro juga menguap, seolah-olah dirinya baru bangun tidur. Ethan mengamatinya sesaat, lalu bertanya balik, "Kamu tidur di ruanganku sejak tadi?""Ya, aku benaran stres memikirkan m
Di Armania, karena kekuasaan Jacob di Deslandia dibatasi, informasi yang diperolehnya menjadi lebih lambat. Dia merasa ada yang janggal dengan kematian Benny, tetapi tidak tahu apa itu.Jacob tidak berani menelepon Benny karena Mahib masih koma. Jika Benny ketahuan berkomplot dengan buronan, dia pasti akan diadili jika masih hidup.Akal sehat memberi tahu Jacob untuk menunggu kabar dari bawahannya. Akan tetapi, bagaimana Jacob bisa tenang jika Benny benar-benar mati dan kematiannya berkaitan dengan dirinya?Jacob pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajah. Ketika dia keluar, Cleo tampak menunggunya di depan sana. Wanita itu berkata, "Deshton sudah memberi tahu semuanya."Deshton membenci Desmond. Dia benar-benar tidak tahan mendengar satu per satu pencapaian Desmond, apalagi di lingkungan yang begitu terang.Ketika dibawa keluar dari ruangan itu, ekspresi Deshton tampak ganas. Begitu melihat Jacob, dia mencoba maju karena ingin meninju Jacob. Sayangnya, kaki dan tangannya diborgol. Dia t