Deshton duduk di ruang kerja vila. Arlo duduk di sampingnya. Di samping Arlo, duduk lagi seorang pria yang bersembunyi di tengah kegelapan. Jari tangan pria itu tampak sangat indah. Dia sedang menggeser layar ponsel dengan santai.Arlo bersandar sambil melipat lengannya di depan dada dan berkata, "Aku sudah berpesan kepada semua anggota Keluarga Shankar yang berkaitan. Mereka akan mendukungmu bersama Sienna. Kalau Keluarga Yuwono ...."Sebelum Arlo selesai berbicara, Deshton terkekeh-kekeh dan menyela, "Jacob kurang pintar bergaul. Anggota Keluarga Yuwono kurang menyukainya. Begitu aku pulang, mereka langsung meneleponku."Jacob sudah menjadi pewaris Keluarga Yuwono selama bertahun-tahun. Alhasil, orang-orang itu malah tidak ingin mengakuinya sebagai pemimpin. Sungguh menyedihkan.Deshton tersenyum jahat dan meneruskan, "Kamu ingin Jacob bertunangan dengan adikmu, aku mau Sienna. Tujuan kita nggak bertolak belakang. Senang bekerja sama denganmu."Deshton menjulurkan tangan, lalu keduan
Begitu terpilih, berarti tidak bebas lagi dan untuk selanjutnya hampir semua kehidupannya harus di bawah pengawasan atasan. Pada saat itu, Desmond merasa adiknya seperti seekor serigala dan binatang buas pasti enggan hidupnya dirantai.Oleh karena itu, Desmond memasang rantai itu pada dirinya sendiri dengan sukarela karena saat itu dia masih tidak tahu apa yang disukainya. Menjadi pewaris Keluarga Yuwono juga bukan keinginannya.Desmond memasang rantai ini untuk Jacob, tetapi dia akhirnya ingin melepaskan rantainya karena Sienna. Namun, proses pelepasan itu terlalu lama dan dia meninggal di tengah perjalanan untuk melepaskan rantai itu.Dalam sekejap, kata-kata Desmond membuat suasana di tempat itu menjadi terasa menekan.Steven memandang lubang-lubang jarum di tubuh Desmond dengan bengong. Lubang-lubang dari bekas jarum yang padat itu membuat orang merasa sangat tidak nyaman. Dia langsung mengalihkan pandangannya dengan tatapan tidak tega. Dia tidak tahu hati Darwo juga melunak karena
Saat mendengar suara tembakan, jantung Steven hampir berhenti berdetak. Setelah menyadari dia sudah melempar cangkir teh dan mengenai Jacob, ujung jarinya langsung menjadi kaku. Dia ingin meminta maaf, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Jacob perlahan-lahan menarik kembali pistolnya dan melihat Deshton sebentar, lalu melihat Steven. Dia baru menyadari orang yang benar-benar mencintainya di Keluarga Yuwono ini sudah meninggal, orang itu bahkan membantu Desmond sebelum meninggal. Ayahnya juga lebih menyayangi Desmond, hanya saja tidak pernah menunjukkannya sebelumnya.Dia tidak kecewa dengan hal itu. Dia sudah lama tinggal di Keluarga Yuwono, mana mungkin dia tidak melihat hal-hal ini dengan jelas. Kali ini Desmond sengaja membuat situasi ini juga hanya untuk membuatnya melihat kenyataannya. Dia pun tidak berkata apa-apa dan menyimpan pistolnya kembali, lalu bersiap untuk meninggalkan tempat itu.Steven tidak mengejar Jacob dan hanya menghela napas. "Kamu sudah keterlaluan. Bagaiman
"Baiklah, Ayah."Dalam sekejap, Steven tidak tahu harus mengatakan apa. Putranya yang sudah meninggal lebih dari enam tahun tiba-tiba pulang, dia harusnya merasa senang. Namun, Darwo sudah meninggal, Raina sudah dikirim pergi, Daria masih di rumah sakit, dan sekarang hubungan kedua saudara ini pecah. Dia seolah-olah langsung menua beberapa tahun.Steven tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan putra sulungnya, apalagi menebus begitu banyak siksaan yang telah dialami putra sulungnya ini. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya membujuk putra bungsunya untuk menyerah.Saat ini, Jacob sudah keluar dari rumah Keluarga Yuwono. Setelah masuk ke dalam mobil, dia mengambil handuk di sebelahnya untuk mengelap air di pakaiannya. Melihat ekspresinya yang muram, Sony yang duduk di kursi depan tidak berani bertanya apa-apa.Jacob tidak pergi ke Grup Yuwono, melainkan pergi ke Royal Estate karena berpikir Sienna masih berada di sana. Namun, setelah tiba, dia baru tahu Sienna tidak ada di sana
Sienna dan Jacob sama-sama baru pertama kali berpacaran. Jacob tidak takut kehilangan Grup Yuwono karena dia bisa membawa Sienna ke arena pertarungan bawah tanah di Armania. Dia bisa mengabaikan semua peraturan di sana, bahkan bisa membuat peraturan baru demi Sienna. Namun, dia tidak yakin apakah Sienna memiliki tekad yang sama dengannya.Jacob bisa meninggalkan segalanya di sini, tetapi Sienna tidak bisa. Oleh karena itu, dia tidak berani bertaruh pada ketulusan hati Sienna.Saat masuk ke dalam mobil, Sienna masih memikirkan apakah suasana hati Jacob bisa begitu muram karena Desmond yang pulang langsung memiliki 15% saham Grup Yuwono. Oleh karena itu, posisi Jacob sebagai presdir terancam dan sikap semua anggota Keluarga Yuwono yang lebih menyayangi Desmond melukai hati Jacob.Sienna memijit keningnya memikirkan mengapa Desmond harus kembali pada saat seperti ini, tepat saat dia sedang di puncak masalah dan sangat sibuk.Saat Sienna tiba di tempat yang dijanjikan untuk bertemu, sikap
Di seberang telepon, Linda terus memanggil nama Carol. Saat menyadari wanita jalang itu sudah melepaskan penyuara telinganya dan bahkan memutuskan teleponnya, dia sangat marah hingga hampir membalik meja di depannya. "Wanita jalang itu berani bertindak seperti ini padaku. Dia pikir dia siapa?"Sekumpulan anak orang kaya yang masih tinggal di vila Lily langsung tertawa terbahak-bahak."Linda, kenapa kamu marah? Mungkin dia nggak sengaja melepaskannya.""Benar. Hanya menghadapi seorang Sienna saja, apa perlu sampai kamu yang turun tangan? Aku dengar Kak Arlo bilang belakangan ini Jacob sendiri sedang menghadapi banyak masalah. Tanpa perlindungannya, Sienna hanya sampah.""Marah terhadap sampah hanya akan menjatuhkan harga dirimu."Amarah Linda langsung mereda setelah mendengar perkataan itu, tetapi hatinya masih merasa tidak nyaman. "Wanita jalan itu sudah mengambil uang kita. Awalnya, aku ingin mengarahkannya untuk mendapat lebih banyak informasi dari Sienna, nggak disangka mulut Sienna
Carol sudah berdiri dan menatap Sienna dengan tatapan penuh tekad. "Sienna, aku sudah memberitahumu, kamu urus saja."Jelas Carol sedang mengancam Sienna.Sienna tidak bersuara. Setelah Carol pergi, dia baru mengangkat cangkir kopi dan meminumnya lagi. Orang yang tidak memiliki apa-apa lagi tidak takut melakukan apa pun. Jika tidak menangani Carol dengan baik, masa depan perusahaan akan terancam.Dia tersenyum sinis karena dia memang bersimpati pada Carol. Wanita ini sudah merelakan kariernya demi menjaga anaknya yang sakit di rumah, tetapi suaminya malah melahirkan seorang putra yang sehat dengan wanita lain. Siapa pun yang berada di situasi ini pasti akan hancur. Namun, wanita ini mengarahkan semua kepahitannya pada dunia luar.Meskipun sudah pada saat seperti ini, Carol tetap tidak berani mengungkapkan kesalahan suaminya kepada publik. Di dalam hatinya, sebenarnya dia masih berharap suaminya bisa berubah pikiran. Jika tidak, dia bisa menghancurkan reputasi suaminya dengan kekuatanny
Sienna tetap duduk di kafe itu. Setelah Carol pergi, dia tidak bergerak, melainkan terus membaca dokumen yang diterimanya berulang-ulang. Di dokumen itu tertulis putri Carol hanya menderita autisme, tidak menderita gagal ginjal bawaan lahir seperti yang dikatakan Carol. Namun, Carol memang menderita kanker payudara stadium akhir.Dia menyadari Carol ingin pria berengsek itu berubah pikiran karena hidupnya tidak akan lama lagi, sehingga mengorbankan putrinya yang autis. Setelah jarinya mengetuk meja dengan lembut cukup lama, dia baru mengirim sebuah pesan pada Carol.[ Aku bisa membuat pria itu kembali mencintaimu. ]Dalam bernegosiasi, kita harus menawarkan apa yang diinginkan lawan kita. Sienna yakin orang yang memerintah Carol itu tidak akan memberikan janji seperti ini, hanya memberikan Carol uang. Sekarang, tawarannya yang paling menggoda.Sesuai perkiraan Sienna, Carol segera membalas pesan itu. Namun, dia tetap berhati-hati dan hanya membalas dengan sebuah tanda tanya. Dia baru s
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi