Sienna dan Jacob sama-sama baru pertama kali berpacaran. Jacob tidak takut kehilangan Grup Yuwono karena dia bisa membawa Sienna ke arena pertarungan bawah tanah di Armania. Dia bisa mengabaikan semua peraturan di sana, bahkan bisa membuat peraturan baru demi Sienna. Namun, dia tidak yakin apakah Sienna memiliki tekad yang sama dengannya.Jacob bisa meninggalkan segalanya di sini, tetapi Sienna tidak bisa. Oleh karena itu, dia tidak berani bertaruh pada ketulusan hati Sienna.Saat masuk ke dalam mobil, Sienna masih memikirkan apakah suasana hati Jacob bisa begitu muram karena Desmond yang pulang langsung memiliki 15% saham Grup Yuwono. Oleh karena itu, posisi Jacob sebagai presdir terancam dan sikap semua anggota Keluarga Yuwono yang lebih menyayangi Desmond melukai hati Jacob.Sienna memijit keningnya memikirkan mengapa Desmond harus kembali pada saat seperti ini, tepat saat dia sedang di puncak masalah dan sangat sibuk.Saat Sienna tiba di tempat yang dijanjikan untuk bertemu, sikap
Di seberang telepon, Linda terus memanggil nama Carol. Saat menyadari wanita jalang itu sudah melepaskan penyuara telinganya dan bahkan memutuskan teleponnya, dia sangat marah hingga hampir membalik meja di depannya. "Wanita jalang itu berani bertindak seperti ini padaku. Dia pikir dia siapa?"Sekumpulan anak orang kaya yang masih tinggal di vila Lily langsung tertawa terbahak-bahak."Linda, kenapa kamu marah? Mungkin dia nggak sengaja melepaskannya.""Benar. Hanya menghadapi seorang Sienna saja, apa perlu sampai kamu yang turun tangan? Aku dengar Kak Arlo bilang belakangan ini Jacob sendiri sedang menghadapi banyak masalah. Tanpa perlindungannya, Sienna hanya sampah.""Marah terhadap sampah hanya akan menjatuhkan harga dirimu."Amarah Linda langsung mereda setelah mendengar perkataan itu, tetapi hatinya masih merasa tidak nyaman. "Wanita jalan itu sudah mengambil uang kita. Awalnya, aku ingin mengarahkannya untuk mendapat lebih banyak informasi dari Sienna, nggak disangka mulut Sienna
Carol sudah berdiri dan menatap Sienna dengan tatapan penuh tekad. "Sienna, aku sudah memberitahumu, kamu urus saja."Jelas Carol sedang mengancam Sienna.Sienna tidak bersuara. Setelah Carol pergi, dia baru mengangkat cangkir kopi dan meminumnya lagi. Orang yang tidak memiliki apa-apa lagi tidak takut melakukan apa pun. Jika tidak menangani Carol dengan baik, masa depan perusahaan akan terancam.Dia tersenyum sinis karena dia memang bersimpati pada Carol. Wanita ini sudah merelakan kariernya demi menjaga anaknya yang sakit di rumah, tetapi suaminya malah melahirkan seorang putra yang sehat dengan wanita lain. Siapa pun yang berada di situasi ini pasti akan hancur. Namun, wanita ini mengarahkan semua kepahitannya pada dunia luar.Meskipun sudah pada saat seperti ini, Carol tetap tidak berani mengungkapkan kesalahan suaminya kepada publik. Di dalam hatinya, sebenarnya dia masih berharap suaminya bisa berubah pikiran. Jika tidak, dia bisa menghancurkan reputasi suaminya dengan kekuatanny
Sienna tetap duduk di kafe itu. Setelah Carol pergi, dia tidak bergerak, melainkan terus membaca dokumen yang diterimanya berulang-ulang. Di dokumen itu tertulis putri Carol hanya menderita autisme, tidak menderita gagal ginjal bawaan lahir seperti yang dikatakan Carol. Namun, Carol memang menderita kanker payudara stadium akhir.Dia menyadari Carol ingin pria berengsek itu berubah pikiran karena hidupnya tidak akan lama lagi, sehingga mengorbankan putrinya yang autis. Setelah jarinya mengetuk meja dengan lembut cukup lama, dia baru mengirim sebuah pesan pada Carol.[ Aku bisa membuat pria itu kembali mencintaimu. ]Dalam bernegosiasi, kita harus menawarkan apa yang diinginkan lawan kita. Sienna yakin orang yang memerintah Carol itu tidak akan memberikan janji seperti ini, hanya memberikan Carol uang. Sekarang, tawarannya yang paling menggoda.Sesuai perkiraan Sienna, Carol segera membalas pesan itu. Namun, dia tetap berhati-hati dan hanya membalas dengan sebuah tanda tanya. Dia baru s
Setelah bereaksi kembali, Jacob menahan belakang kepala Sienna dan menciumnya dengan makin panas.Di ruang istirahat yang gelap, hanya terdengar suara air. Sesaat kemudian, Jacob melepaskannya dan bangkit dari sofa dengan perlahan. Dia bertanya, "Sudah jam berapa?""Sudah mau jam 10 malam," jawab Sienna. Tiba-tiba, ponsel Jacob berdering. Steven yang meneleponnya. Steven mungkin ingin membujuk Jacob lagi.Jacob melihat layar ponsel yang berkedip. Hingga panggilan berakhir, dia tetap tidak menjawabnya. Sienna juga merasa gugup saat melihat nama si penelepon. Dia bertanya, "Pak Steven sudah pulang dari tempat itu ya?"Sienna teringat bahwa Jimmy pernah mengatakan mereka tidak akan bisa menghubungi Steven, kecuali Steven yang mencari mereka. Sepertinya, kepulangan Desmond kali ini yang membuat Steven kembali."Hm." Jacob mengiakan. Sienna awalnya masih ingin bertanya, tetapi Jacob telah menindihnya di sofa.Dengan suara serak, Jacob berujar, "Aku ingin melakukannya."Sienna ingin mendoron
Mobil tiba di Royal Estate. Jacob tidak turun dari mobil, melainkan menunggu Steven berbicara. Steven menghela napas sebelum berkata, "Desmond sudah sangat menderita selama ini. Dia bilang dia nggak akan berebutan Grup Yuwono denganmu. Dia cuma mau Sienna."Tatapan Jacob tampak suram untuk sesaat. Kemudian, dia terkekeh-kekeh sambil mengambil rokok dengan santai. Dia menatap Steven yang dipanggil ayah olehnya. Steven tidak terlalu berperan dalam keluarga mereka karena jarang berada di rumah.Itu sebabnya, mereka jarang sekali mengobrol seperti ini. Jacob awalnya mengira Steven tidak pilih kasih, tetapi ternyata sama saja dengan ibu dan neneknya. Mereka semua lebih menyukai Desmond.Benar juga, siapa di Keluarga Yuwono yang tidak menyukai Desmond? Desmond adalah pria lembut yang ramah senyum, tidak seperti Jacob yang emosinya tidak stabil."Jadi, maksudmu?" tanya Jacob.Steven mengira dia harus bicara panjang lebar untuk mencapai intinya. Tanpa diduga, Jacob begitu terus terang hingga m
Setelah kedua kakinya agak kebas, Jacob baru perlahan-lahan bergerak. Dia masuk ke kamar dan mandi, lalu duduk di depan laptop. Namun, Jacob tidak bisa fokus bekerja sekarang.Rapat daring sedang berlangsung. Para petinggi menunggu Jacob berbicara, tetapi Jacob masih diam setelah 10 menit berlalu. Seseorang mencoba untuk memanggil, "Tuan?"Jacob akhirnya mengedipkan mata dan mengatur pekerjaan selanjutnya. Setelah rapat berakhir, dia melirik jam sekilas. Sudah pukul 4 dini hari, tetapi Sienna belum pulang.Jacob berdiri di balkon dan merokok sambil menikmati pemandangan malam. Dia tidak bisa tidur. Di sisi lain, Sienna ingin meluangkan beberapa jam untuk menemani Jacob, tetapi lembur sampai pukul 7 pagi.Pagi harinya, Carol bahkan mencari Sienna di perusahaan untuk menanyakan cara mempertahankan suaminya. Sienna minum 2 gelas kopi supaya tidak mengantuk."Bu Carol, seingatku nama suamimu Erick ya? Dia dan Malia akan mengikuti acara hari ini dengan membawa anak mereka. Dengarkan instruk
Begitu pintu ruang ganti ditutup, ekspresi Erick langsung menjadi masam. Dia meletakkan kotak makanan di samping dan menegur, "Bukankah sudah kubilang jangan datang ke lokasi syuting?"Carol merasa senang saat melihat Erick menerima kotak makanan. Ini karena Erick sudah lama tidak makan masakan Carol. Erick tidak pernah pulang lagi, kecuali saat putri mereka berulang tahun.Carol merasa sangat sedih, bahkan ingin bertanya kepada suaminya kenapa tidak mau memberi tahu orang-orang tentang istri sendiri? Kenapa Erick tidak pernah membawanya ke pesta? Kenapa Erick berselingkuh dan melahirkan anak bersama Malia?Akan tetapi, terdengar lagi suara Sienna yang memberi peringatan. "Suamiku, aku juga nggak ingin datang. Aku selalu ingat instruksimu. Tapi, putri kita tiba-tiba memintaku mengantar bekal untukmu. Aku merasa nggak enak hati kalau menolaknya."Erick mengernyit. Dia tahu temperamen Carol. Dia mengira Carol ingin membuat kekacauan untuk memberi tahu semua orang bahwa dirinya adalah ist
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi