Setelah kedua kakinya agak kebas, Jacob baru perlahan-lahan bergerak. Dia masuk ke kamar dan mandi, lalu duduk di depan laptop. Namun, Jacob tidak bisa fokus bekerja sekarang.Rapat daring sedang berlangsung. Para petinggi menunggu Jacob berbicara, tetapi Jacob masih diam setelah 10 menit berlalu. Seseorang mencoba untuk memanggil, "Tuan?"Jacob akhirnya mengedipkan mata dan mengatur pekerjaan selanjutnya. Setelah rapat berakhir, dia melirik jam sekilas. Sudah pukul 4 dini hari, tetapi Sienna belum pulang.Jacob berdiri di balkon dan merokok sambil menikmati pemandangan malam. Dia tidak bisa tidur. Di sisi lain, Sienna ingin meluangkan beberapa jam untuk menemani Jacob, tetapi lembur sampai pukul 7 pagi.Pagi harinya, Carol bahkan mencari Sienna di perusahaan untuk menanyakan cara mempertahankan suaminya. Sienna minum 2 gelas kopi supaya tidak mengantuk."Bu Carol, seingatku nama suamimu Erick ya? Dia dan Malia akan mengikuti acara hari ini dengan membawa anak mereka. Dengarkan instruk
Begitu pintu ruang ganti ditutup, ekspresi Erick langsung menjadi masam. Dia meletakkan kotak makanan di samping dan menegur, "Bukankah sudah kubilang jangan datang ke lokasi syuting?"Carol merasa senang saat melihat Erick menerima kotak makanan. Ini karena Erick sudah lama tidak makan masakan Carol. Erick tidak pernah pulang lagi, kecuali saat putri mereka berulang tahun.Carol merasa sangat sedih, bahkan ingin bertanya kepada suaminya kenapa tidak mau memberi tahu orang-orang tentang istri sendiri? Kenapa Erick tidak pernah membawanya ke pesta? Kenapa Erick berselingkuh dan melahirkan anak bersama Malia?Akan tetapi, terdengar lagi suara Sienna yang memberi peringatan. "Suamiku, aku juga nggak ingin datang. Aku selalu ingat instruksimu. Tapi, putri kita tiba-tiba memintaku mengantar bekal untukmu. Aku merasa nggak enak hati kalau menolaknya."Erick mengernyit. Dia tahu temperamen Carol. Dia mengira Carol ingin membuat kekacauan untuk memberi tahu semua orang bahwa dirinya adalah ist
Saat ini, kebencian Erick terhadap Carol benar-benar mencapai puncaknya. Namun, perasaannya seketika menjadi rumit saat Carol memanggilnya dengan sebutan lain. Selain merasa lega, dia juga merasa Carol tidak seburuk itu.Anak itu masih menangis di lantai. Dia memeluk kaki Malia sambil menunjuk Carol dan berseru, "Ibu, dia yang membuatku terjatuh. Huhuhu ...."Malia makin marah. Dia melayangkan tamparan lagi ke wajah Carol hingga sudut bibir Carol berdarah.Carol ingin sekali membalas tamparan ini. Atas dasar apa wanita simpanan yang tercela ini menampar istri sah?Namun, Sienna terus menginstruksinya dari penyuara telinga. Carol hanya bisa mengikuti instruksi Sienna untuk sekarang. Dia pun memasang ekspresi sedih dan panik.Tangisan anak itu menjadi makin keras, sampai-sampai orang lain merasa terganggu. Kalau bukan karena anak itu anak Malia, mungkin dia sudah disuir sejak awal.Malia berjongkok dan memeluk anaknya dengan penuh cinta kasih. Kemudian, dia memelototi Erick untuk menyuru
Ketika melihat Sienna begitu tenang, bahkan tidak mengenal Carol, Malia, ataupun Erick, mereka yakin Sienna tidak berbohong.Carol masih berlutut dan menangis. Saat ini, Poppy berkata, "Malia, kamu telah menamparnya dan menyuruhnya berlutut, tapi ternyata dia nggak bersalah. Gimana kamu akan membayar ganti rugi?"Poppy adalah yang paling terkenal di kelompok ini. Begitu dia bersuara, orang lain baru berani ikut bersuara, "Ya, Malia sudah keterlaluan kali ini. Tamparanmu sampai membuat wajahnya terluka."Sienna memapah Carol. Ketika melihat sudut bibir Carol berdarah, dia tahu Malia menampar dengan sangat kuat tadi. Sienna berkata, "Kamu bisa menuntutnya kalau merasa nggak adil. Tamparan ini termasuk kekerasan fisik."Malia adalah seorang aktris. Kalau sampai reputasinya tercoreng, dia akan kesulitan untuk mendapat tawaran syuting lagi.Malia ingin membantah, tetapi teringat bahwa Sienna adalah investor. Dia hanya bisa menahan diri dan menatap putranya. Ketika melihat ekspresi anaknya y
"Putri kita pasti akan sangat senang. Aku benar-benar hancur waktu tahu berita itu. Aku terus meneleponmu, tapi kamu nggak angkat. Aku ketakutan sampai gemetaran waktu melihat bekas di tubuhnya.""Sekarang polisi sedang melakukan penyelidikan. Aku harus memberi keadilan untuk putriku. Kalau ternyata Jack nggak bersalah, aku pasti akan mengklarifikasinya di internet.""Aku telah menghabiskan seluruh waktuku untuk putriku. Kalau terjadi sesuatu padanya, aku benar-benar nggak ingin hidup lagi," ucap Carol sambil menyeka air mata.Rasa bersalah pria sangat aneh. Jika tidak segera beraksi, Erick akan langsung melupakannya setelah menyentuh Malia nanti."Ya sudah, aku pulang dulu. Putri kita masih menunggu videomu makan bekal. Kamu juga kembali. Timmu membutuhkanmu," lanjut Carol.Ketika melihat mata Carol yang memerah, Erick teringat pada bekal itu. Dulu, Carol paling sering membuatkannya bekal. Erick pun maju dan berkata, "Kita pulang saja sekarang. Kita makan malam bersama hari ini."Caro
"Malia, jangan kelewatan ya!" bentak Erick.Malia pun terbelalak, tidak percaya Erick membentaknya. Dia pun tidak mau kalah sehingga berseru, "Erick, memangnya siapa kamu? Beraninya kamu membentakku! Pergi sana!"Erick sungguh berang. Dia langsung membuka pintu dan keluar. Kebetulan, Erick melihat Sienna yang sedang bertelepon. Sienna pun mengangguk ringan saat melihat Erick.Erick merasa agak canggung. Dia bertengkar hebat dengan Malia tadi, entah ada yang mendengarnya atau tidak. Namun, ekspresi Sienna terlihat datar, jadi seharusnya tidak mendengar apa pun.Erick merasa lega dan ikut mengangguk untuk menyapa Sienna. Kemudian, dia segera pergi. Sienna bisa menebak bahwa pria itu akan mencari Carol karena tidak tahan lagi dengan kekacauan di sini.Sienna menurunkan ponselnya. Layarnya tampak hitam karena dia hanya berpura-pura bertelepon. Faktanya, dia mendengar pertengkaran kedua orang itu.Sienna pun berkata kepada Carol dari penyuara telinga, "Erick akan pergi mencarimu. Bu Carol,
Saat Carol tiba, beberapa anak orang kaya itu duduk di sofa dengan tatapan yang meremehkan.Linda mengulurkan tangan dan menunjuk kursi di samping. "Duduklah dan ceritakan kabar yang kamu bawa untukku."Carol lebih tua dibandingkan dengan semua orang yang berada di tempat itu, tetapi dia malah duduk di kursi itu dengan segan."Nona Linda, sepertinya Sienna punya hubungan dengan pria lain juga. Pria itu bernama Desmond, kakak Jacob."Linda mengalihkan pandangannya karena ternyata kabar Carol tentang hal ini. Sekarang hal ini sudah bukan sebuah rahasia lagi karena kepulangan Desmond sudah menimbulkan banyak perdebatan. Dia langsung merasa marah karena kabar Carol ini tidak berharga."Kalau yang berhubungan dengan Arlo?""Sienna bilang Lily pernah mengatur seorang wanita di ibu kota untuk bertemu dengan Arlo, dia berharap wanita itu bisa menjadi kakak iparnya. Tapi, entah kenapa wanita itu nggak datang, jadi nggak ada hasilnya.""Nggak mungkin!" Begitu Carol selesai berbicara, Linda langs
Di sisi lain, Lily sudah dibawa pulang ke vila Arlo sejak awal dan sedang berbaring di tempat tidur dengan lemah.Arlo memberi Lily semangkuk bubur dan mengingatkannya dengan sabar, "Aku sudah memanggil Wind untuk kembali, masalah Sienna serahkan saja padaku. Kamu tenang saja, kamu pasti akan bertunangan dengan Jacob."Lily merasa agak tidak puas, tetapi dia hanya bisa memercayakan masalah ini pada kakaknya karena keadaannya sudah seperti ini. "Kak Arlo, terima kasih."Arlo mengelus kepala Lily. Tak lama kemudian, ponselnya berdering dan itu adalah telepon dari Jero yang terdengar agak cemas."Tadi Linda dan teman-temannya menggunakan barang itu di vila Lily. Sekarang polisi sudah dalam perjalanan ke sana. Lily adalah pemilik vila, jadi polisi mencurigai dia yang menyembunyikan mereka di vila untuk menggunakan barang itu."Barang ini sangat dilarang di negara ini.Arlo langsung berdiri. "Bukankah aku sudah memberi tahu mereka harus sangat berhati-hati kalau tinggal di ibu kota?""Kak A
"Aku memang menginginkannya, tapi saran ketua belum diterima," sahut Ed. Jika dia memiliki senjata mematikan ini, menghabisi Jacob dan lainnya sangat mudah.Hans juga berdiri di depan dinding kaca yang tebal. Dinding kaca ini tidak bisa ditembus peluru. Segala sesuatu yang berada di dalam ruangan bisa diamati dari setiap sisi.Bahkan, para staf langsung mengamati proses perkembangbiakan antara 2 manusia. Semua manusia yang berada di dalam ruangan tidak mempunyai harga diri lagi. Mereka bagaikan hewan yang dikurung di dalam kandang.Bisa dibilang, mereka lebih rendahan daripada hewan. Mereka hanya bahan eksperimen.Ed datang melihat senjata mematikan ini beberapa jam sekali. Setiap kali, keinginan Ed untuk memiliki senjata mematikan ini makin besar.Senjata mematikan ini memakai kalung giok kecil. Katanya, dia sudah memakai kalung itu selama bertahun-tahun. Itu adalah giok biasa, jadi para staf tidak mengambil kalung itu.Kalung tersebut membuat senjata mematikan ini berbeda dengan yang
Anak buah yang mengikuti Jacob adalah ahli. Mereka bisa melewati tes bakat dengan mudah. Akhirnya, ada 14 orang yang melewati tes. Mereka disuruh masuk ke sebuah mobil dan staf mengatakan mereka akan dibawa ke tempat pelatihan.Jacob memandang ke luar jendela sambil mendengar percakapan orang-orang di dalam mobil."Aku nggak menyangka bisa melewati tes. Kali ini, aku harus menghasilkan banyak uang.""Setelah menghasilkan banyak uang, aku nggak akan hidup susah lagi. Orang tuaku juga akan merasa bangga.""Apa aku bisa membeli mobil setelah kembali? Jalan Wally itu tempat yang sangat terkenal di dunia."Jacob bersandar di kursi. Tatapannya menjadi muram. Orang-orang ini tidak tahu mereka akan dibawa ke tempat yang mengerikan.Mobil terus melaju. Selain Jacob dan anak buahnya, tidak ada yang tahu lokasi pelatihan yang disebutkan staf.Empat jam kemudian, mobil berhenti di daerah pedalaman gunung. Sopir menyuruh semua orang turun dari mobil dan menunggu di luar dengan bahasa lokal.Jacob t
Saat terdengar suara di luar pintu, wanita itu pun bangkit karena sepertinya Jacob sudah kembali. "Malam ini aku akan mulai bertindak, sepertinya nanti nggak akan datang mencarimu lagi. Jaga dirimu baik-baik."Wanita berbicara dengan cepat dan langsung keluar sambil menundukkan kepalanya saat Jacob membuka pintu.Jacob sempat melihat wanita itu. Setelah wanita itu keluar, dia baru menutup pintu dan menatap Sienna. "Kenapa dia datang ke sini lagi?""Mengantarkan makanan untukku. Kenapa ada ledakan di luar?" kata Sienna."Aku yang membuatnya. Arlo dan Bakti sudah pergi ke sana. Malam ini mereka akan menyamar sebagai mayat-mayat orang dari Negara Deslandia yang tewas akibat ledakan dan akan dibawa ke rumah sakit," jelas Jacob.Jantung Sienna langsung berhenti sejenak saat mendengar mereka sudah mulai bertindak."Sienna, aku juga harus pergi ke pusat kesejahteraan sekarang," lanjut Jacob.Setelah menjelaskan situasi di pusat kesejahteraan secara singkat, Jacob mengangkat tangan dan mengelu
Bakti yang menopang dagunya menatap Jacob, lalu menatap Arlo dan akhirnya melihat ke arah Sienna yang duduk di sofa. Dia merasa suasana di antara ketiga orang ini terasa aneh, tetapi sekarang bukan waktunya untuk memikirkan hal ini. Jacob sudah bilang mereka akan bertindak malam ini, sehingga dia harus bersiap-siap sekarang.Di dalam kamar, Arlo menatap Bakti dan berkata, "Kamu akan bergerak bersamaku, kamu harus berhati-hati."Bakti yang merasa lucu langsung tersenyum. "Tenang saja."Saat ini, Jacob sudah keluar. Sebelum pergi, dia menggendong Sienna ke dalam kamar untuk tidur.Sienna tidur dengan nyenyak, sehingga dia tidak terbangun. Saat mendengar suara ledakan di luar pada malam harinya, dia baru terbangun karena terkejut dan segera bangkit dari tempat tidur untuk pergi ke ruang tamu. Dia merasa gelisah saat melihat ketiga pria itu tidak ada di sana, lalu menemukan selembar kertas yang ditinggalkan Jacob di saklar lampu di dekat pintu.[ Jangan keluar, aku akan segera kembali. ]M
Sienna segera berbalik dan membuka pintu kamar tidurnya. Kamar hotel yang dipesannya adalah tipe suite, sehingga di luar adalah ruang tamu saat dia membuka pintunya.Jacob, Arlo, dan Bakti sedang duduk di sofa di ruang tamu itu. Ruang tamu di sini tidak luas dan sofanya juga kecil, sehingga tiga pria itu duduk dengan agak berdesakan.Melihat Sienna yang keluar dengan hanya mengenakan piama, Jacob yang awalnya sedang menunjukkan beberapa titik di peta langsung tertegun sejenak.Sienna baru menyadari dirinya masih mengenakan piama saat melihat ekspresi Jacob. Namun, selain piama yang semalam sudah dikeluarkannya sebelumnya, saat ini dia tidak memiliki pakaian lain karena kopernya sudah dibawa pergi.Jacob juga tidak melihat ada koper Sienna di sana. Dia mengira Sienna datang terburu-buru, sehingga tidak membawa apa-apa. "Kamu istirahat saja lagi, aku akan pergi membelikan pakaian untukmu.""Ya," jawab Sienna, lalu menutup pintu dengan wajah yang memerah.Jacob meletakkan peta di depan ke
Sienna juga tahu pertemuannya dengan wanita itu terlalu kebetulan. Selain itu, saat mereka di negara asing ini, wanita itu sepertinya sama sekali tidak panik.Namun, Sienna ingin memercayai wanita itu karena tatapan wanita itu sangat penuh dengan emosi saat berbicara tentang mencari adiknya. Perasaan seperti itu tidak mungkin pura-pura, mungkin benar-benar datang mencari adiknya. Saat keduanya masuk ke hotel ini dan melihat wajah masing-masing, wanita juga tidak terlihat terkejut. Ini membuktikan wanita itu tidak mengenalinya.Sienna melihat sup di dalam mangkuk dan meminumnya sedikit. "Sepertinya dia memang datang untuk mencari orang."Jacob mengangkat tangannya dan mengelus kepala Sienna. Dia sangat memahami kepribadian Sienna yang terlihat dingin, tetapi sebenarnya hati Sienna sangat lembut. Dia sering kali tidak tega terhadap siapa pun dan sangat bertanggung jawab. Meskipun kepribadian ini entah membawa berkah atau bencana, dia tidak akan memaksa Sienna untuk berubah.Setelah seles
Jacob tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung masuk dan mengambil koper Sienna yang berada di dalam kamar, lalu menggenggam tangan Sienna dan menariknya keluar.Pada saat itu, ponsel Sienna kembali berdering, tetapi dia tidak memperhatikannya karena yang ada di pikirannya hanya mengapa Jacob bisa begitu cepat tiba. Pikirannya agak kacau dan Jacob juga tidak mengatakan apa-apa, sehingga dia merasa bersalah dan memilih untuk diam. Selain itu, dia juga merasa agak lemas karena sakit di lambungnya tadi.Saat hendak masuk ke dalam mobil, ponsel Sienna kembali berbunyi. Kopernya sudah dimasukkan ke dalam bagasi dan Jacob ke kursi depan untuk menyalakan mobilnya, sedangkan dia berdiri di luar untuk menerima panggilan."Sienna, kamu di mana? Bukankah aku sudah bilang jangan berkeliaran?" tanya Jacob.Mendengar pertanyaan itu, seluruh tubuh Sienna langsung menjadi kaku dan pikirannya segera menjadi jernih. Apa maksudnya ini? "Jacob?""Ya."Jacob bertanya dengan nada yang sangat cemas, "Kenapa ka
Motor pun berhenti di pusat kota. Tidak ada begitu banyak gedung tinggi di Kango dan gedung yang tertinggi di sana pun hanya sekitar puluhan lantai saja. Yang tidak diketahui Sienna adalah daerah itu adalah tempat yang dihuni Jacob saat ini. Gedung tertinggi yang dilihatnya itu kebetulan adalah pusat kesejahteraan sosial.Sementara itu, saat ini Jacob sudah berada di bandara untuk menjemput Sienna. Sebelumnya, jadwal penerbangan pesawat sempat tertunda, tetapi sekarang tiba-tiba tidak ada informasi tentang penerbangan itu lagi. Setelah bertanya-tanya, dia baru tahu Sienna sudah meninggalkan bandara.Jacob hanya bisa melihat Sienna mengendarai motor bersama seorang wanita karena jumlah kamera pengawas di sepanjang jalan di Kango sangat sedikit. Namun, ke mana mereka pergi, tidak ada yang tahu. Dia yang merasa panik pun meminta timnya untuk memeriksa kembali kamera di sepanjang jalan dan akhirnya menemukan jejak Sienna di sebuah jalan.Mengetahui Sienna menuju kota yang dihuninya sekaran
Namun, Arlo dan yang lainnya tidak menyangka kota tempat Jacob berada tiba-tiba dilanda kepanikan pada siang harinya.Tepat pada pukul tujuh paginya, seorang pasien yang sudah terinfeksi penyakit ditemukan berada di pusat kota yang paling ramai. Ini berarti penyakit itu sudah menyebar ke pusat kota. Pusat perbelanjaan tempat ditemukan pasien itu sudah diisolasi dan semua orang di dalamnya ditahan untuk diperiksa, sedangkan orang yang berada di luar merasa ketakutan.Jacob berdiri di balkon hotel dan melihat orang-orang yang berada di jalanan bergerak dengan tergesa-gesa. Semua orang beramai-ramai pergi ke supermarket untuk membeli barang karena kota ini akan segera kacau. Oleh karena itu, dia langsung mengernyitkan alis saat menerima telepon dari Jero dan jantungnya berdebar. "Menjaga satu orang pun kamu tidak becus!"Jero yang sadar dengan kesalahannya tidak berani membantah.Jacob berusaha untuk menahan emosinya, lalu segera mencoba menelepon Sienna setelah menutup teleponnya, tetapi