Saat mendengar suara tembakan, jantung Steven hampir berhenti berdetak. Setelah menyadari dia sudah melempar cangkir teh dan mengenai Jacob, ujung jarinya langsung menjadi kaku. Dia ingin meminta maaf, tetapi tidak tahu harus mengatakan apa.Jacob perlahan-lahan menarik kembali pistolnya dan melihat Deshton sebentar, lalu melihat Steven. Dia baru menyadari orang yang benar-benar mencintainya di Keluarga Yuwono ini sudah meninggal, orang itu bahkan membantu Desmond sebelum meninggal. Ayahnya juga lebih menyayangi Desmond, hanya saja tidak pernah menunjukkannya sebelumnya.Dia tidak kecewa dengan hal itu. Dia sudah lama tinggal di Keluarga Yuwono, mana mungkin dia tidak melihat hal-hal ini dengan jelas. Kali ini Desmond sengaja membuat situasi ini juga hanya untuk membuatnya melihat kenyataannya. Dia pun tidak berkata apa-apa dan menyimpan pistolnya kembali, lalu bersiap untuk meninggalkan tempat itu.Steven tidak mengejar Jacob dan hanya menghela napas. "Kamu sudah keterlaluan. Bagaiman
"Baiklah, Ayah."Dalam sekejap, Steven tidak tahu harus mengatakan apa. Putranya yang sudah meninggal lebih dari enam tahun tiba-tiba pulang, dia harusnya merasa senang. Namun, Darwo sudah meninggal, Raina sudah dikirim pergi, Daria masih di rumah sakit, dan sekarang hubungan kedua saudara ini pecah. Dia seolah-olah langsung menua beberapa tahun.Steven tidak tahu bagaimana caranya berkomunikasi dengan putra sulungnya, apalagi menebus begitu banyak siksaan yang telah dialami putra sulungnya ini. Dia juga tidak tahu bagaimana caranya membujuk putra bungsunya untuk menyerah.Saat ini, Jacob sudah keluar dari rumah Keluarga Yuwono. Setelah masuk ke dalam mobil, dia mengambil handuk di sebelahnya untuk mengelap air di pakaiannya. Melihat ekspresinya yang muram, Sony yang duduk di kursi depan tidak berani bertanya apa-apa.Jacob tidak pergi ke Grup Yuwono, melainkan pergi ke Royal Estate karena berpikir Sienna masih berada di sana. Namun, setelah tiba, dia baru tahu Sienna tidak ada di sana
Sienna dan Jacob sama-sama baru pertama kali berpacaran. Jacob tidak takut kehilangan Grup Yuwono karena dia bisa membawa Sienna ke arena pertarungan bawah tanah di Armania. Dia bisa mengabaikan semua peraturan di sana, bahkan bisa membuat peraturan baru demi Sienna. Namun, dia tidak yakin apakah Sienna memiliki tekad yang sama dengannya.Jacob bisa meninggalkan segalanya di sini, tetapi Sienna tidak bisa. Oleh karena itu, dia tidak berani bertaruh pada ketulusan hati Sienna.Saat masuk ke dalam mobil, Sienna masih memikirkan apakah suasana hati Jacob bisa begitu muram karena Desmond yang pulang langsung memiliki 15% saham Grup Yuwono. Oleh karena itu, posisi Jacob sebagai presdir terancam dan sikap semua anggota Keluarga Yuwono yang lebih menyayangi Desmond melukai hati Jacob.Sienna memijit keningnya memikirkan mengapa Desmond harus kembali pada saat seperti ini, tepat saat dia sedang di puncak masalah dan sangat sibuk.Saat Sienna tiba di tempat yang dijanjikan untuk bertemu, sikap
Di seberang telepon, Linda terus memanggil nama Carol. Saat menyadari wanita jalang itu sudah melepaskan penyuara telinganya dan bahkan memutuskan teleponnya, dia sangat marah hingga hampir membalik meja di depannya. "Wanita jalang itu berani bertindak seperti ini padaku. Dia pikir dia siapa?"Sekumpulan anak orang kaya yang masih tinggal di vila Lily langsung tertawa terbahak-bahak."Linda, kenapa kamu marah? Mungkin dia nggak sengaja melepaskannya.""Benar. Hanya menghadapi seorang Sienna saja, apa perlu sampai kamu yang turun tangan? Aku dengar Kak Arlo bilang belakangan ini Jacob sendiri sedang menghadapi banyak masalah. Tanpa perlindungannya, Sienna hanya sampah.""Marah terhadap sampah hanya akan menjatuhkan harga dirimu."Amarah Linda langsung mereda setelah mendengar perkataan itu, tetapi hatinya masih merasa tidak nyaman. "Wanita jalan itu sudah mengambil uang kita. Awalnya, aku ingin mengarahkannya untuk mendapat lebih banyak informasi dari Sienna, nggak disangka mulut Sienna
Carol sudah berdiri dan menatap Sienna dengan tatapan penuh tekad. "Sienna, aku sudah memberitahumu, kamu urus saja."Jelas Carol sedang mengancam Sienna.Sienna tidak bersuara. Setelah Carol pergi, dia baru mengangkat cangkir kopi dan meminumnya lagi. Orang yang tidak memiliki apa-apa lagi tidak takut melakukan apa pun. Jika tidak menangani Carol dengan baik, masa depan perusahaan akan terancam.Dia tersenyum sinis karena dia memang bersimpati pada Carol. Wanita ini sudah merelakan kariernya demi menjaga anaknya yang sakit di rumah, tetapi suaminya malah melahirkan seorang putra yang sehat dengan wanita lain. Siapa pun yang berada di situasi ini pasti akan hancur. Namun, wanita ini mengarahkan semua kepahitannya pada dunia luar.Meskipun sudah pada saat seperti ini, Carol tetap tidak berani mengungkapkan kesalahan suaminya kepada publik. Di dalam hatinya, sebenarnya dia masih berharap suaminya bisa berubah pikiran. Jika tidak, dia bisa menghancurkan reputasi suaminya dengan kekuatanny
Sienna tetap duduk di kafe itu. Setelah Carol pergi, dia tidak bergerak, melainkan terus membaca dokumen yang diterimanya berulang-ulang. Di dokumen itu tertulis putri Carol hanya menderita autisme, tidak menderita gagal ginjal bawaan lahir seperti yang dikatakan Carol. Namun, Carol memang menderita kanker payudara stadium akhir.Dia menyadari Carol ingin pria berengsek itu berubah pikiran karena hidupnya tidak akan lama lagi, sehingga mengorbankan putrinya yang autis. Setelah jarinya mengetuk meja dengan lembut cukup lama, dia baru mengirim sebuah pesan pada Carol.[ Aku bisa membuat pria itu kembali mencintaimu. ]Dalam bernegosiasi, kita harus menawarkan apa yang diinginkan lawan kita. Sienna yakin orang yang memerintah Carol itu tidak akan memberikan janji seperti ini, hanya memberikan Carol uang. Sekarang, tawarannya yang paling menggoda.Sesuai perkiraan Sienna, Carol segera membalas pesan itu. Namun, dia tetap berhati-hati dan hanya membalas dengan sebuah tanda tanya. Dia baru s
Setelah bereaksi kembali, Jacob menahan belakang kepala Sienna dan menciumnya dengan makin panas.Di ruang istirahat yang gelap, hanya terdengar suara air. Sesaat kemudian, Jacob melepaskannya dan bangkit dari sofa dengan perlahan. Dia bertanya, "Sudah jam berapa?""Sudah mau jam 10 malam," jawab Sienna. Tiba-tiba, ponsel Jacob berdering. Steven yang meneleponnya. Steven mungkin ingin membujuk Jacob lagi.Jacob melihat layar ponsel yang berkedip. Hingga panggilan berakhir, dia tetap tidak menjawabnya. Sienna juga merasa gugup saat melihat nama si penelepon. Dia bertanya, "Pak Steven sudah pulang dari tempat itu ya?"Sienna teringat bahwa Jimmy pernah mengatakan mereka tidak akan bisa menghubungi Steven, kecuali Steven yang mencari mereka. Sepertinya, kepulangan Desmond kali ini yang membuat Steven kembali."Hm." Jacob mengiakan. Sienna awalnya masih ingin bertanya, tetapi Jacob telah menindihnya di sofa.Dengan suara serak, Jacob berujar, "Aku ingin melakukannya."Sienna ingin mendoron
Mobil tiba di Royal Estate. Jacob tidak turun dari mobil, melainkan menunggu Steven berbicara. Steven menghela napas sebelum berkata, "Desmond sudah sangat menderita selama ini. Dia bilang dia nggak akan berebutan Grup Yuwono denganmu. Dia cuma mau Sienna."Tatapan Jacob tampak suram untuk sesaat. Kemudian, dia terkekeh-kekeh sambil mengambil rokok dengan santai. Dia menatap Steven yang dipanggil ayah olehnya. Steven tidak terlalu berperan dalam keluarga mereka karena jarang berada di rumah.Itu sebabnya, mereka jarang sekali mengobrol seperti ini. Jacob awalnya mengira Steven tidak pilih kasih, tetapi ternyata sama saja dengan ibu dan neneknya. Mereka semua lebih menyukai Desmond.Benar juga, siapa di Keluarga Yuwono yang tidak menyukai Desmond? Desmond adalah pria lembut yang ramah senyum, tidak seperti Jacob yang emosinya tidak stabil."Jadi, maksudmu?" tanya Jacob.Steven mengira dia harus bicara panjang lebar untuk mencapai intinya. Tanpa diduga, Jacob begitu terus terang hingga m
Ed melempar pisau itu ke tong sampah, lalu menyerahkan 00 kepada Hans dan berujar, "Tanya Bu Mae sekarang Fredie ada di mana."Orang abnormal seperti Fredie pasti tidak akan melepaskan wanita yang sangat mirip dengan Luna. Niat jahat Ed muncul, dia merasa seperti Sienna yang menderita jika 00 dinodai Fredie. Mana mungkin Fredie sama sekali tidak menyentuh Luna setelah mengurungnya selama bertahun-tahun?Jika Luna dan putrinya sama-sama dinodai Fredie, ini hal yang menarik. Ed merasa antusias begitu memikirkan hal ini.Sebelumnya 00 memang dilatih secara profesional, tetapi dia hanya berlatih untuk meniru Sienna. Kemampuan bertarung 00 tidak begitu hebat. Dia tidak bisa melindungi dirinya dari orang munafik seperti Ed.Sekarang kedua tangan 00 ditahan sehingga dia sama sekali tidak bisa bergerak. Dia berteriak, "Lepaskan aku!"Ed menyahut, "Aku bisa lepaskan kamu. Tapi, kamu harus beri tahu aku di mana Jacob dan apa tujuannya."Apa Jacob benar-benar masuk ke markas penelitian? Namun, un
Namun, sekarang mereka tidak bisa mengeluarkan Arlo. Begitu bahan eksperimen hilang, semua anggota markas penelitian akan menyadari ada orang yang menyusup. Nantinya semua orang di markas penelitian akan diperiksa.Jacob dan lainnya yang belum berhasil kabur akan terekspos. Mereka tidak akan bisa keluar lagi. Sekarang Jacob harus kembali ke ventilasi, lalu mengambil kembali botol-botol obat dan mengembalikannya ke tempat semula. Dengan begitu, Jacob baru bisa menghilangkan kecurigaan terhadap dirinya."Bakti, kamu kembali ke tempatmu dulu," ucap Jacob.Bakti bertanya, "Bagaimana dengan Arlo?"Jacob memijat kening seraya menyahut, "Aku lihat dia masih bernapas. Seharusnya dia belum mati. Kalau kita mengeluarkannya, kita semua pasti mati."Tentu saja Bakti memahami hal ini. Kemudian, Bakti pergi. Jacob kembali ke ruang penelitian Sharon. Ruangan ini tidak terpengaruh, tetapi Sharon menghilang.Jacob tidak curiga. Dia langsung kembali ke kamarnya, lalu memanjat ke ventilasi dan mengambil
Jacob tahu itu adalah suara pria berseragam yang muncul di aula utama. Seharusnya dia mengikuti rapat di Armania, tetapi banyak kamera pengawas dipasang di berbagai sudut markas penelitian. Cepat atau lambat pria berseragam pasti akan mengetahui kekacauan di sini.Hanya saja, Jacob tidak menyangka pria itu akan mengetahuinya begitu cepat. Jacob terus memutar otak, lalu membuka pintu kandang binatang buas. Semua binatang buas pun keluar.Bakti yang berdiri di samping bertanya, "Memangnya ada gunanya? Kekacauan yang kita buat langsung digagalkan oleh suara bel yang aneh. Aku rasa orang-orang di sini sudah dihipnosis. Apa pun kondisinya, mereka akan segera bangun begitu mendengar suara bel itu."Jacob menjawab, "Ada. Sekelompok binatang buas ini sudah dijinakkan. Kalau mereka dilepaskan, mereka hanya ingin kabur. Binatang buas ini cuma berani makan orang yang dimasukkan ke kandang."Jacob melanjutkan, "Waktu melihat orang di luar kandang, semua binatang buas ini akan ketakutan dan mengamu
Dulu Ed memang ingin mendapatkan lencana itu, tetapi sekarang dia sama sekali tidak menyentuhnya. Hans yang mengambil lencana itu dan memainkannya sejenak sebelum menyematkannya di pakaian Ed.Ed tiba-tiba merasa sesak. Amarahnya hampir meledak. Ed menarik napas dalam-dalam, lalu melihat lencana di dadanya. Dia menepis tangan Hans.Hans melirik Ed dengan gugup dan berjalan ke pintu. Setelah pintu ditutup, Ed merasa gusar. Dia menarik napas lagi, lalu mengambil rokok. Begitu Ed menyalakan rokok, tiba-tiba terdengar suara raungan yang keras.Ed membuang abu rokok dan pergi ke aula utama untuk memeriksa kondisinya. Suasana di aula kacau balau. Pemuda di ruang eksperimen nomor 8 dilepaskan. Sekarang terdengar suara tembakan.Selain itu, asap putih mengepul dan menyebar dengan cepat. Seketika, seluruh ruangan diselimuti asap.Para staf penelitian di aula panik. Mereka meringkuk di sudut karena takut diincar senjata mematikan itu.Senjata mematikan itu paling membenci staf penelitian. Setida
Pria berseragam mengamati Sharon dan bertanya, "Sepertinya Bu Sharon nggak menyukai Ed. Padahal itu orang yang direkomendasikan Mae."Sharon lanjut menyusun tabung reaksi, lalu menjawab dengan datar, "Aku cuma nggak merasa cocok."Ketujuh petinggi tidak mengatakan apa pun. Mereka tahu sifat Sharon agak aneh. Jacob yang berdiri di depan Sharon bisa melihat layar dengan jelas.Seharusnya ruang rapat para petinggi tidak terletak di area ini. Desain ruangannya jauh berbeda. Yang membuat Jacob bingung adalah latar belakang tempat para petinggi berada tampak sangat familier. Namun, Jacob tidak bisa mengingatnya.Jacob yakin tempat itu bukan bagian internal markas penelitian. Dia mengernyit, mungkin mereka memang tidak berada di area ini. Bahkan, mereka tidak berada di Kango.Tidak ada yang tahu identitas ketujuh petinggi ini. Kemungkinan besar mereka adalah petinggi dari negara lain, jadi mereka memakai topeng. Mungkin juga mereka tidak mengetahui identitas satu sama lain dan hanya merupakan
Di Afrikan. Sienna terus memperhatikan berita di dalam negeri. Setelah memastikan Cristin dihujat habis-habisan, Sienna baru merasa puas.Sienna tidak menelepon Wanda. Nantinya Wanda pasti akan meminta maaf kepada Sienna lagi. Lebih baik dia tidak mengganggu Wanda dan membiarkannya istirahat untuk beberapa waktu.Sienna mengusap matanya, lalu meletakkan laptop di atas meja. Wanita di samping mengingatkan, "Ibu hamil harus batasi penggunaan peralatan elektronik."Sienna pergi ke kamar mandi untuk mencuci muka. Ketika keluar, matanya tetap memerah. Belum ada kabar dari Jacob. Minggu ini Sienna kurang istirahat, dia sering terbangun saat tengah malam karena mimpi buruk.Sekarang Sienna merasa lelah sesudah mengurus masalah di dalam negeri. Setelah menunggu 1 hari lagi, Sienna sudah kehilangan kesabaran.Sienna menelepon Jero, mungkin saja Jero sudah mendapatkan petunjuk. Jero berucap, "Nggak ada, Sienna. Kamu nggak usah khawatir. Sistem di markas penelitian sangat rumit, kemungkinan merek
Keesokan harinya, Wanda baru mendengar kabar Cristin pergi ke luar negeri. Rebecca mengira Wanda akan merasa senang, tetapi Wanda tetap terlihat tenang. Wanda terus memandang ke luar jendela. Setelah beberapa saat, dia baru mengangguk.Wanda makin kurus. Wajahnya tampak tirus. Saat bermimpi di malam hari, Wanda akan memanggil, "Wanwan."Wanda tidak berani membayangkan bagaimana Wanwan mati. Setiap mengingat hal ini, Wanda akan membenci dirinya yang tidak berguna.Rebecca mengkhawatirkan kondisi mental Wanda, jadi dia ingin mengundang psikolog. Wanda menolak, "Nggak usah, cuma tubuhku yang sakit. Aku cuma butuh istirahat yang cukup."Wanda diantar pulang. Makanan anjing dan air di mangkuk masih ada, tetapi Wanwan sudah pergi. Wanda takut dirinya menangis di depan Rebecca. Dia segera tersenyum dan berujar, "Rebecca, jadwalmu sudah terganggu. Sebaiknya kamu kembali syuting. Kamu tenang saja, aku pasti istirahat di rumah."Rebecca mengangguk, lalu berpesan setelah berpikir sejenak, "Aku s
Cristin masih linglung ketika dibawa keluar dari kediaman Keluarga Salim. Dia sudah berlutut sambil memohon pada keluarganya, tetapi tidak ada yang membelanya. Bahkan, kakak Cristin juga menghindari adiknya. Semua orang tetap terdiam.Dulu, kehidupan Cristin sangat indah. Sekarang dia berakhir tragis. Sebelumnya, Cristin merasa Wanda sangat kasihan. Wanda dicampakkan orang tuanya dan semua orang, bahkan Benny juga tidak menginginkannya lagi. Biarpun Wanda memohon, Benny juga tidak memedulikannya. Namun, saat ini nasib Cristin sama seperti Wanda. Dia juga dicampakkan begitu saja.Cristin naik ke mobil, lalu dia dibawa ke sebuah vila. Sopir berkata, "Nona Cristin, cepat bereskan kopermu. Pesawat terbang 3 jam lagi. Ke depannya kamu nggak usah pulang."Ini adalah keputusan Keluarga Salim. Mereka juga telah mengumumkan keputusan ini di internet dan memberi keluarga siswa yang mati itu kompensasi sebesar 20 miliar.Namun, para netizen tetap menghujat Cristin dan Keluarga Salim. Semua masal
Tubuh Cristin lemas. Dia meremas ponselnya dan air matanya terus mengalir. Anggota Keluarga Salim masih mengetuk pintu kamar Cristin sambil berseru."Cristin, apa kamu sudah lihat berita di internet? Saham Keluarga Salim anjlok lagi. Sebaiknya kamu minta maaf. Tindakanmu memang keterlaluan.""Hujatan di internet terus bertambah. Para pemegang saham mulai marah-marah. Kalau kamu nggak bersuara, kemungkinan besar Keluarga Salim akan diperiksa petinggi."Cristin yang duduk di lantai memeluk kedua kakinya. Bahunya terus bergetar. Dia berteriak, "Aku nggak mau minta maaf pada wanita rendahan itu!"Anggota Keluarga Salim di luar berang setelah mendengar ucapan Cristin. Bisa-bisanya Cristin bersikap kekanak-kanakan pada saat-saat seperti ini!Salah satu anggota Keluarga Salim membalas, "Oke. Kalau kamu nggak mau minta maaf, Keluarga Salim akan segera mengumumkan bahwa kamu sudah diusir! Ke depannya semua tindakanmu nggak ada hubungannya dengan Keluarga Salim! Kamu pikirkan baik-baik!"Keluarg