Share

Part 7

Author: Annisaryn
last update Last Updated: 2022-10-24 22:24:19

SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (7)

"Apa benar kau lumpuh, Mas?"

Entah mengapa, satu pertanyaan itu refleks keluar dari mulutku, ah, jujur aku tidak bermaksud untuk membuatnya tersinggung.

Pria itu cukup lama diam sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong, melihat hal tersebut aku sudah tidak enak sendiri. Akhirnya kualihkan suasana yang sedikit canggung dengan suara dehamanku.

"Maaf, Mas! Aku tidak bermaks ..."

"Shanti!" Panggilnya lembut di tengah-tengah aku yang sedang berbicara, alhasil ucapanku terputus. Di tatapnya lekat mataku sembil menarik napas panjang.

"Maafkan Saya!" Dua kata yang keluar dari mulutnya membuat aku sontak langsung menggelengkan kepalaku pelan.

Aku tahu bahwa dia merasa tidak enak, aku tau dia tersinggung dikarenakan pertanyaanku tadi.

"Mas, kamu tidak salah," jawabku.

"Bukan itu."

"Lalu?" Aku bertanya sambil menatapnya bingung.

"Sebenarnya saya ingin jujur padamu bahwa sebenaranya saya ...."

"Heh! Enak saja santai-santai di sini," suara seseorang yang masuk ke dalam kamar terdengar begitu kesal serta nada suara yang meninggi.

"Maaf, Buk, aku istirahat sebentar," kataku.

"Tidak ada istirahat, sana kembali bekerja. Kau tahu kan putriku akan menikah?" tanya ibu, aku mengangguk patuh, ibu memicingkan matanya ke arah Mas Zain sebelum benar-benar pergi.

"Mas aku keluar dulu ya," bahkan tanpa mendengar jawaban dari Mas Zain, aku langsung buru-buru pergi, takut nanti ibu kembali marah.

***

Tukang dekor ternyata sudah mulai melakukan tugasnya. Aku terpana melihat begitu indah dan mewahnya pelaminan yang dipasang. Kutebak, harga untuk dekor saja mungkin mencapai puluhan juta.

Ibu dan kerabatnya yang lain. Sedang sibuk di dalam, ada yang menggosib heboh, ada juga yang sedang mencoba baju seragam dan ada pula yang sibuk membuat kue-kue. Ya, walau pun di acara nanti hidangan makanan menngunakan jasa catering, kue-kue kering juga perlu bukan?

Hanya aku yang berada di luar, bukan tanpa alasan, akan tetapi ibu menyuruhku untuk menggantar minuman tadi untuk para pendekor yang jumlahnya lumayan ramai.

Saat sedang asik melihat dekor yang hampir jadi. Tiba-tiba mataku tidak sengaja melihat ada seorang pria yang menggunakan pakaian serba hitam melambaikan tangan padaku, dia seperti sedang menyuruhku untuk mendekat.

Walau sedikit ragu, akan tetapi aku menuruti pria itu, mendekat dengan sedikit berlari. Semakin dekat aku semakin kenal orang itu siapa!

Ya, benar. Dia adalah pria yang sama yang telah menggantarkan barang-barang misterius untukku.

"Kau? Sedang apa di sini?" tanyaku.

Pria itu hanya diam kemudian kembali menyerahkan sebuah paper bag untukku membuat aku menolak dan sedikit mundur.

"Tolong! Ini bukan untukku! Kau salah orang tuan," kataku.

Pria itu menggelengkan kepalanya.

"Ini benar untukmu, tolong terima ini nyonya, jika tidak nanti saja akan dipecat oleh atasan saya, saya tau anda adalah orang yang baik, jadi tolong jangan biarkan saja kehilangan pekerjaan saja," katanya setengah memohon.

Karena tidak punya pilihan lain, akhirnya aku menerima pemberianya.

"Ini dari siapa sebenarnya?"

"Seseorang yang mencintai anda," katanya santai.

"Jangan bercanda, siapa yang bisa jatuh cinta pada wanita jelek sepertiku?" tanyaku bingung. Dan pria itu hanya merespon perkataanku dengan senyum misterius.

"Tolong sembunyikan ini dari keluarga anda, saya tau mereka akan merampasnya," kata pria itu kemudian pergi.

***

"Kau tidak boleh diam saja, kau harus berani melawan semua orang yang telah menyakitimu.

Saya tau, ada ribuan dendam dalam dirimu namun tertahan, dasar wanita lugu. Kau tahu, di dalam kotak itu ada perekam, pergunakan itu sebaik mungkin.

Kau akan butuh banyak bukti nanti untuk membalas mereka. Tolong rekam semua yang terjadi padamu, jka kau tidak ingin melakukan itu untuk dirimu sendiri, maka lakukan saja untuk orang yang kau cintai. Suamimu.

Sudah cukup penderitaan itu Shanti. Sekarang akhiri kejahatan mereka."

Ak terdiam cukup lama saat membaca surat yang berada di dalam paper bag yang aku dapatkan tadi.

Benar kata seseorang itu. Aku tidak boleh terus menerus begini. Aku harus harus membalas mereka.

***

"Si Zain belum mati juga?" aku tidak sengaja mendengar pertanyaan seseorang di dalam kamar ibu.

"Itulah, padahal aku sudah menunggu hari kematianya." Aku tau itu merupakan jawaban dari ibu.

"Hebat kamu, padahal kan kamu yang menyebabkan Zain Kecelakaan hingga lumpuh begitu, tapi tidak seorang pun yang tau tentang hal itu.

Mataku membulat sempurna mendengar jawaban seseorang yang aku pun tidak tahu itu siapa.

"Iya dong, siapa dulu?" tanya Ibu bangga.

Benar-benar rekaman kiriman seseorag misterius itu begitu berguna, aku baru saja menggunakannya beberapa menit yang lalu, sudah ada saja rahasia yang terekam.

"Apa kau tidak kasihan pada Zain?" tanya orang tadi.

"Untuk apa? Dia bukan anakku, dia adalah anak suamiku bersama selingkuhannya. Aku benci padanya, gara-gara ibunya suamiku berkhianat, di tambah lagi semua harta suamiku atas nama Zain. Itu sebabnya aku ingin dia cepat mati."

"Ini adalah hal kecil, dulu kau berani mengambil resiko yang besar saat membuat Zain kecelaan, hai, kau hanya tinggal melakukan secuil kejahatan lagi maka semua impianmu akan tercapai."

"Maksudmu?" tanya Ibu.

"Kau bisa racuni makanannya, buat seolah-olah Si buruk rupa yang melakukan itu, bukankah selama ini dia yang memberi makan Zain? Jadi kurasa wanita buruk rupa itu cocok dijadikan kambing hitam."

Bersambungg ....

Related chapters

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 8

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (8)"Kau bisa racuni makanannya, buat seolah-olah Si buruk rupa yang melakukan itu, bukankah selama ini dia yang memberi makan Zain? Jadi kurasa wanita buruk rupa itu cocok dijadikan kambing hitam."Tubuhku bergetar sangat hebat saat mendengar pembicaraan dua orang di dalam sana. Mengapa mudah sekali kata-kata itu keluar dari mulutnya, seolah menghabisi nyawa seseorang itu bukanlah perkara besar."Kau benar, mengapa selama ini aku tidak kepikiran, ya?" Ibu malah bertanya sedemikian rupa bukannya membantah.Oh, tuhan, ternyata selama ini aku hidup bersama dengan manusia yang kejam. Tidak salah ibu membenci Mas Zain, akan tetapi menjadi salah ketika ibu berniat membunuhnya.Padahal, pria itu tidak tahu sama sekali apa yang telah terjadi padanya selama ini, dia pikir ibu adalah ibu kandungnya. Bagaimana caranya aku menceritakan semua ini pada Mas Zain?Aku menjauh dari depan pintu kamar ibu, dari jauh aku melihat Clara. Ternyata wanita itu s

    Last Updated : 2022-10-24
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 9

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (9) "Itu untuk siapa Buk," tanyaku saat ibu membuka pintu kamar dengan samangkuk bubur berada di tangannya."Ini untuk Zain!" jawabnya lalu menyerahkan nampan itu di tanganku."Tolong dihabiskan," katanya lalu pergi.Aku menatap Mas Zain cukup lama sedangkan dia hanya diam saja."Kenapa?" "Ibu ingin membunuhmu, Mas!" "Apa maksudmu?"Aku menghela napas pelan kemudian berjalan ke arah pintu dan menutup rapat-rapat.Setelah itu aku kembali mendekati Mas Zain dan menunjukkan sebuah rekaman."Mungkin kau akan lebih percaya ini dari pada ucapanku," kataku yang mulai memutar rekaman itu perlahan.Rekaman itu hanya berdurasi 10Menit, itu sebabnya aku tidak perlu susah payah untuk menunggu dan menjelaskan langsung pada Mas Zain. Ini sudah cukup menjawab.Ketika pelahan demi perlahan rahasia terdengar di balik rekaman itu, Aku bisa melihat perubahan wajahnya yang sedikit lebih tegang. Rahangnya mulai mengeras dengan mulut terkatup rapat-rapat.

    Last Updated : 2023-02-09
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 10

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (10)"Apa ibu ingin aku putar sekarang, di sini terdapat pengakuan ibu mengenai rencana jahat dan perlakuan-perlakuan kejam ibu."***"Shanti, kenapa kau diam saja ayo jawab," kak Dewi mengoyangkan tubuhku membuat aku tersadar dari lamunan, tenyata sejak tadi aku hanya melamun. Lagi pula aku tidak akan berani mengatakan semua itu, aku takut di usir dari rumah ini, nanti aku mau tinggal di mana, di tambah lagi Mas Zain yang sangat membutuhkan aku."Kenapa? Kak?" tanyaku bingung, jujur aku tidak mendengar ucapannya tadi."Apa pipimu sakit akibat tamparan tadi?" tanya wanita itu, dan aku hanya menggelengkan kepalaku pelan."Kau tidak perlu takut, aku bisa melaporkan dia juga, ah sepertinya menyenangkan jika Tania juga ikut masuk penjara!" jelas Kak Dewi."Dewi! Berani sekali kau!""Tidak mengapa kak, aku baik-baik saja," aku mencoba meyakinkan membuat Kak Dewi tersenyum sinis."Dasar wanita bodoh," katanya sambil memukul kepalaku pelan."Ah

    Last Updated : 2023-02-09
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 11

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (11)"Saya bahkan tidak pernah lumpuh.""Lalu selama ini?" Mas Zain mendekat, ia berdiri di depanku membuat aku harus mendinggakkan wajah ini sedikit agar bisa melihat pahatan wajah tampan itu."Terimakasih." Satu kata yang keluar dari mulutnya membuat air mata yang sejak tadi kutahan keluar jaga. Dia memelukku dengan sebelah tangan kekarnya mencoba mengelus rambut ini dan mengecupnya beberapa kali.Sungguh! Aku sedang tidak bermimpi, bagaikan rumahku yang hancur utuh kembali. Aku merasa bahwa perjuanganku selama ini tidak sia-sia.Tangisanku semakin pecah, bahkan aku mulai sesegukan, bayangkan saja, sudah lama aku tahan semua air mata ini akhirnya berhasil kutumpahkan di dada bidang seseorang yang membuatku bertahan sampai sekarang."Apa kau begitu menderita selama ini?" tanya pria itu. Aku hanya diam tidak merespon, masih nyaman berlama-lama berada di dalam peluknya."Bahkan kau tidak bisa menghentikan tangismu." Mendengar hal itu tang

    Last Updated : 2023-02-09
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 1

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA"Dasar beban, kau hanya menyusahkan kami, baik kau mat* saja." "Iya tuh, kerjaanya cuma makan, tidur, berak! Apa kamu ga capek Shanti? Kalau aku jadi Kamu udah cari laki lain.""Mana bisa dia cari laki-laki lain, toh udah cinta mati, ha ha ha.""Ah, emangnya kalau cari lain pun, ada yang mau sama si Shanti yang buruk rupa? Liat noh wajahnya! Busuk, ha ha ha!" Aku hanya mampu diam sambil menggigit bibir bawah menahan diri untuk tidak menangis tatkala mendengar ejekan ibu mertua dan iparku yang saling sahut-sahutan.Sedangkan Mas Zain, hanya mampu duduk diam tidak berkutik di atas kursi rodanya. Bisa kulihat tatapan iba yang terpancar dari mata pria tampan itu. Aku tersenyum pelan, berusaha menyakinkan dirinya bahwa aku baik-baik saja, aku tidak ingin dia sedih melihatku."Pakek senyum-senyum segala, mending kamu ke dapur, nyuci semua bajuku, ingat, ya! Nggak boleh pakek mesin, terus setelah itu masak, setelah masak nyuci mobil aku sampa

    Last Updated : 2022-10-24
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 2

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (2)"Cepat mati, agar tidak ada lagi beban. Setelah kau mati aku akan mudah mengusir istrimu yang jelek itu."Berulang kali aku beristigfar sambil menggelengkan kepala pelan, menurutku mereka sudah keterlaluan, namun apa boleh buat, aku bagaikan butiran debu yang kehadiranku saja sering tidak dianggap.Dua tahun yang lalu aku menikah dengan Mas Zain karena kesalah pahaman yang terjadi di antara kami, ah, aku tidak ingin mengingatnya.Saat itu, aku hanya mampu pasrah, dinikahkan dengan pria yang memiliki wajah lumayan tampan namun lumpuh. Dari awal menikah hingga sekarang, tidak ada yang berubah, aku tersiksa di sini, namun aku tidak bisa melakukan apa pun, di satu sisi aku ingin pergi meninggalkan Mas Zain, namun di sisi lain aku sudah mulai menerima dan mencintainya.Aku sering mengeluh, namun aku sadar, inilah hidup, kau tidak akan pernah dihargai selama kau tidak cantik dan kaya. Aku benar-benar merasakan ketidak adilan itu.Bisakan s

    Last Updated : 2022-10-24
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 3

    SUAMIKU TERNYATA PURA-PURA LUMPUH (3)"Siapa yang ngasih makanan ini?" Kak Tania menarik paksa beberapa menu yang sedang kusantap di atas meja tanpa berpikir panjang membuat aku sedikit terkejut.Ia melempar makanan-makanan mahal itu keluar rumah. Aku hanya diam, tidak mampu mengeruarkan sepatah kata pun, hanya menatap makanan tidak berdosa itu penuh iba."Siapa yang memberimu semua ini? Hah?" Wanita itu membentakku dengan nada suara yang naik satu oktaf."Aku juga tidak tahu? Tadi ada orang yang ngirim," jawabku seadanya. "Halah, bilang aja kamu nyuri uangku kan?" Mataku sontak membulat, apa Maksudnya? Aku memang miskin, tapi otakku tidak semiskin itu, aku masih punya harga diri dan aku juga tau yang mana yang boleh dilakukan dan yang mana yang tidak!"Aku berani bersumpah, aku tidak tahu makanan ini dari siapa dan kenapa?" Berusaha dengan keras untuk membela diri namun Kak Tania seakan tidak percaya."Ingat, ya, apa pun kiriman ke rumah ini, jangan ambil seenaknya, itu semua milik

    Last Updated : 2022-10-24
  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 4

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (4)"Sampai kapan kamu menyembunyikan rahasia ini Zain?"Pesan itu dikirim oleh seseorang yang aku pun tidak tahu siapa itu, pasalnya tidak ada nama yang tertera di sana."Mas, ini ponsel milik siapa?" Aku bertanya sambil melayangkan tatapan instens.Pria itu tidak menjawab, ia hanya membalas tatapan mataku dengan menatapku sedikit bingung."Mas, jawab!" tegasku. Aku tau suamiku mulai merasa risih."Aku tidak tahu," jawabnya pelan namun penuh penekaan seolah-olah tidak ingin aku bertanya lagi.Sebenarnya masih begitu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya, akan tetapi aku memilih diam saja. Mas Zain bukan type laki-laki yang banyak bicara, bahkan aku sangat jarang mendengar suaranya. Ia juga merupakan pribadi yang sedikit dingin dan misterius.Kuletakkan kembali ponsel itu di bawah tempat tidur, sebenarnya ini milik siapa? Mengapa seseorang pemilik pesan itu menyebut nama suamiku padahal jelas suamiku lumpuh. Jangankan untuk me

    Last Updated : 2022-10-24

Latest chapter

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 11

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (11)"Saya bahkan tidak pernah lumpuh.""Lalu selama ini?" Mas Zain mendekat, ia berdiri di depanku membuat aku harus mendinggakkan wajah ini sedikit agar bisa melihat pahatan wajah tampan itu."Terimakasih." Satu kata yang keluar dari mulutnya membuat air mata yang sejak tadi kutahan keluar jaga. Dia memelukku dengan sebelah tangan kekarnya mencoba mengelus rambut ini dan mengecupnya beberapa kali.Sungguh! Aku sedang tidak bermimpi, bagaikan rumahku yang hancur utuh kembali. Aku merasa bahwa perjuanganku selama ini tidak sia-sia.Tangisanku semakin pecah, bahkan aku mulai sesegukan, bayangkan saja, sudah lama aku tahan semua air mata ini akhirnya berhasil kutumpahkan di dada bidang seseorang yang membuatku bertahan sampai sekarang."Apa kau begitu menderita selama ini?" tanya pria itu. Aku hanya diam tidak merespon, masih nyaman berlama-lama berada di dalam peluknya."Bahkan kau tidak bisa menghentikan tangismu." Mendengar hal itu tang

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 10

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (10)"Apa ibu ingin aku putar sekarang, di sini terdapat pengakuan ibu mengenai rencana jahat dan perlakuan-perlakuan kejam ibu."***"Shanti, kenapa kau diam saja ayo jawab," kak Dewi mengoyangkan tubuhku membuat aku tersadar dari lamunan, tenyata sejak tadi aku hanya melamun. Lagi pula aku tidak akan berani mengatakan semua itu, aku takut di usir dari rumah ini, nanti aku mau tinggal di mana, di tambah lagi Mas Zain yang sangat membutuhkan aku."Kenapa? Kak?" tanyaku bingung, jujur aku tidak mendengar ucapannya tadi."Apa pipimu sakit akibat tamparan tadi?" tanya wanita itu, dan aku hanya menggelengkan kepalaku pelan."Kau tidak perlu takut, aku bisa melaporkan dia juga, ah sepertinya menyenangkan jika Tania juga ikut masuk penjara!" jelas Kak Dewi."Dewi! Berani sekali kau!""Tidak mengapa kak, aku baik-baik saja," aku mencoba meyakinkan membuat Kak Dewi tersenyum sinis."Dasar wanita bodoh," katanya sambil memukul kepalaku pelan."Ah

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 9

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (9) "Itu untuk siapa Buk," tanyaku saat ibu membuka pintu kamar dengan samangkuk bubur berada di tangannya."Ini untuk Zain!" jawabnya lalu menyerahkan nampan itu di tanganku."Tolong dihabiskan," katanya lalu pergi.Aku menatap Mas Zain cukup lama sedangkan dia hanya diam saja."Kenapa?" "Ibu ingin membunuhmu, Mas!" "Apa maksudmu?"Aku menghela napas pelan kemudian berjalan ke arah pintu dan menutup rapat-rapat.Setelah itu aku kembali mendekati Mas Zain dan menunjukkan sebuah rekaman."Mungkin kau akan lebih percaya ini dari pada ucapanku," kataku yang mulai memutar rekaman itu perlahan.Rekaman itu hanya berdurasi 10Menit, itu sebabnya aku tidak perlu susah payah untuk menunggu dan menjelaskan langsung pada Mas Zain. Ini sudah cukup menjawab.Ketika pelahan demi perlahan rahasia terdengar di balik rekaman itu, Aku bisa melihat perubahan wajahnya yang sedikit lebih tegang. Rahangnya mulai mengeras dengan mulut terkatup rapat-rapat.

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 8

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (8)"Kau bisa racuni makanannya, buat seolah-olah Si buruk rupa yang melakukan itu, bukankah selama ini dia yang memberi makan Zain? Jadi kurasa wanita buruk rupa itu cocok dijadikan kambing hitam."Tubuhku bergetar sangat hebat saat mendengar pembicaraan dua orang di dalam sana. Mengapa mudah sekali kata-kata itu keluar dari mulutnya, seolah menghabisi nyawa seseorang itu bukanlah perkara besar."Kau benar, mengapa selama ini aku tidak kepikiran, ya?" Ibu malah bertanya sedemikian rupa bukannya membantah.Oh, tuhan, ternyata selama ini aku hidup bersama dengan manusia yang kejam. Tidak salah ibu membenci Mas Zain, akan tetapi menjadi salah ketika ibu berniat membunuhnya.Padahal, pria itu tidak tahu sama sekali apa yang telah terjadi padanya selama ini, dia pikir ibu adalah ibu kandungnya. Bagaimana caranya aku menceritakan semua ini pada Mas Zain?Aku menjauh dari depan pintu kamar ibu, dari jauh aku melihat Clara. Ternyata wanita itu s

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 7

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (7)"Apa benar kau lumpuh, Mas?"Entah mengapa, satu pertanyaan itu refleks keluar dari mulutku, ah, jujur aku tidak bermaksud untuk membuatnya tersinggung.Pria itu cukup lama diam sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong, melihat hal tersebut aku sudah tidak enak sendiri. Akhirnya kualihkan suasana yang sedikit canggung dengan suara dehamanku."Maaf, Mas! Aku tidak bermaks ...""Shanti!" Panggilnya lembut di tengah-tengah aku yang sedang berbicara, alhasil ucapanku terputus. Di tatapnya lekat mataku sembil menarik napas panjang."Maafkan Saya!" Dua kata yang keluar dari mulutnya membuat aku sontak langsung menggelengkan kepalaku pelan. Aku tahu bahwa dia merasa tidak enak, aku tau dia tersinggung dikarenakan pertanyaanku tadi."Mas, kamu tidak salah," jawabku."Bukan itu.""Lalu?" Aku bertanya sambil menatapnya bingung."Sebenarnya saya ingin jujur padamu bahwa sebenaranya saya ....""Heh! Enak saja santai-santai di sini," suara s

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 6

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (6)"Apa Mas Zain?" tanyaku pada diri sendiri sambil menatap suamiku intens.Sebenarnya apa yang terjadi, mengapa semakin hari, semakin banyak kejadian aneh yang terjadi di rumah ini.Seolah-olah mengarti dengan tatapanku, akhirnya Mas Zain mengeluarkan suara."Bukan aku!" katanya. Mendengar jawaban Mas Zain, akhirnya aku memilih percaya saja walau sedikit ragu.Apa salah jika aku curiga? Di mulai dari kiriman makanan mewah yang entah dari siapa, ponsel yang aku temui kemarin dan sekarang benda itu telah lenyap entah kemana, dan kiriman barang-barang mewah serta kejadian sekarang. Kurasa polisi tidak akan tahu kejadian kemarin jika tidak ada orang yang melaporkan."Pak! Aku bisa jelaskan! Kemarin aku tidak sengaja," kata Clara mencoba membela dirinya.Sebenarnya aku tahu sengaja atau tidaknya dia, ya pasalnya aku sudah biasa mendapatkan perlakuan sedemikian rupa dari saudara-saudara ibu, jelas mereka sengaja, karena mereka tidak suka pad

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 5

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (5)"Siapa atasanmu itu?" tanyaku penasaran."Dia adalah ...."Pria itu diam cukup lama, ia terlihat salah tingkah."Maaf, saya tidak bisa katakan dia siapa! Saya takut di pecat, tolong pahami saya, saya mempunyai anak istri yang harus saya beri makan," kata pria itu. Aku mengangguk paham kemudian membiarkan dia untuk pergi.Namun sebelum benar-benar pergi, pria itu sempat berkata."Ini semua untuk anda, tolong di terima, anda seseorang yang beruntung," bisiknya tepat di samping telingaku.Pria itu bahkan tidak merasa jiiik dengan wajahku yang busuk ini.Setelah tubuh pria misterius hirap ditelan oleh jarak, tiba-tiba.Plakk! Aku terkejut bukan main, sebuah tamparan keras mengenai wajahku hingga membuat aku terjatuh.Banyak paper bag berisikan hadiah misterius dari atasan pria tadi jatuh begitu saja ke atas lantai, Kak Tania dan Tiara memunguti semua itu."Dari siapa kau mendapatkan ini?" tanya Ibu penuh amarah."Ternyata selama ini kau

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 4

    SUAMIKU PURA-PURA LUMPUH UNTUK MEMBALAS IBUNYA (4)"Sampai kapan kamu menyembunyikan rahasia ini Zain?"Pesan itu dikirim oleh seseorang yang aku pun tidak tahu siapa itu, pasalnya tidak ada nama yang tertera di sana."Mas, ini ponsel milik siapa?" Aku bertanya sambil melayangkan tatapan instens.Pria itu tidak menjawab, ia hanya membalas tatapan mataku dengan menatapku sedikit bingung."Mas, jawab!" tegasku. Aku tau suamiku mulai merasa risih."Aku tidak tahu," jawabnya pelan namun penuh penekaan seolah-olah tidak ingin aku bertanya lagi.Sebenarnya masih begitu banyak pertanyaan yang ingin aku tanyakan padanya, akan tetapi aku memilih diam saja. Mas Zain bukan type laki-laki yang banyak bicara, bahkan aku sangat jarang mendengar suaranya. Ia juga merupakan pribadi yang sedikit dingin dan misterius.Kuletakkan kembali ponsel itu di bawah tempat tidur, sebenarnya ini milik siapa? Mengapa seseorang pemilik pesan itu menyebut nama suamiku padahal jelas suamiku lumpuh. Jangankan untuk me

  • Suamiku Pura-pura Lumpuh Untuk Membalas Ibunya   Part 3

    SUAMIKU TERNYATA PURA-PURA LUMPUH (3)"Siapa yang ngasih makanan ini?" Kak Tania menarik paksa beberapa menu yang sedang kusantap di atas meja tanpa berpikir panjang membuat aku sedikit terkejut.Ia melempar makanan-makanan mahal itu keluar rumah. Aku hanya diam, tidak mampu mengeruarkan sepatah kata pun, hanya menatap makanan tidak berdosa itu penuh iba."Siapa yang memberimu semua ini? Hah?" Wanita itu membentakku dengan nada suara yang naik satu oktaf."Aku juga tidak tahu? Tadi ada orang yang ngirim," jawabku seadanya. "Halah, bilang aja kamu nyuri uangku kan?" Mataku sontak membulat, apa Maksudnya? Aku memang miskin, tapi otakku tidak semiskin itu, aku masih punya harga diri dan aku juga tau yang mana yang boleh dilakukan dan yang mana yang tidak!"Aku berani bersumpah, aku tidak tahu makanan ini dari siapa dan kenapa?" Berusaha dengan keras untuk membela diri namun Kak Tania seakan tidak percaya."Ingat, ya, apa pun kiriman ke rumah ini, jangan ambil seenaknya, itu semua milik

DMCA.com Protection Status