Beranda / Urban / Suamiku Pewaris Kaya Raya / Bab 224 - Rencana Menculik Vania

Share

Bab 224 - Rencana Menculik Vania

Penulis: Ahong
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-29 13:21:31

Setelah sekretaris Aditama melenggang pergi dari ruanganya menjelaskan agenda hari ini, muncul sosok Ricard dari balik pintu masuk ke dalam ruangan tak lama setelah itu, berjalan mendekat ke arahnya setengah bergegas.

Melihat kedatangan asisten pribadinya, Aditama langsung mengalihkan pandangan dari layar laptop ke arah pria itu.

Tiba di depan meja kerja Aditama, Ricard membungkukan badan di hadapan orang nomor satu di perusahaan tersebut terlebih dahulu sebelum kemudian berkata. "Ada hal yang hendak saya sampaikan terkait apa yang terjadi pada istri Anda tadi pagi, Tuan Muda."

Aditama terdiam sebentar. "Duduk dulu, Chard." titah Aditama seraya menunjuk kursi di depanya.

Mendengar hal itu, Ricard balas mengangguk dan langsung menjatuhkan diri di kursi.

"Apa yang hendak kau laporkan mengenai apa yang terjadi dengan istriku tadi pagi, Chard?" Aditama menatap Ricard dengan serius.

Rahang Ricard mengeras. Dia kemudian berkata, "Tadi pagi, mobilnya Nona Vania diikuti oleh ora
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Ahong
Huhu maap kak, masih belum bisa update banyak
goodnovel comment avatar
Ahong
Maap, Kak. Pas itu bisanya cuma update satu bab
goodnovel comment avatar
R4DIT
klau kyk gini jd bikin males baca y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 225 - Menyelidiki Arumi

    "Saya bisa melaporkan hal ini ke polisi ya, Pak Panji atas tindakan Anda ini yang telah menganggu privasi kami!" ancam Arumi sambil melipat tangan di depan dada. Ekspresi wajahnya serius. Kentara jelas tidak main-main. Mendengar hal tersebut, Panji balik badan menghadap wanita itu. Lalu, pandanganya memicing. Dia kemudian berkata, "Anda sedang mengancam saya, Nyonya Arumi? Tidak kah Anda tau ... sedang berhadapan dengan siapa?" Belum sempat Arumi menjawab, terdengar suara seseorang yang telah menyambar lebih dulu. "Kami tau ... kami sedang berhadapan dengan siapa ... dengan keluarga konglomerat hebat dan ... Anda adalah orang kepercayaan dari keluarga tersebut!" seru pria itu selagi berjalan menghampiri Panji dan Arumi, kemudian berdiri di hadapan keduanya. Mendengar ucapan pria itu, Panji beralih menatapnya. "Tapi tindakan Anda ini sudah kelewat batas. Menganggu privasi kami, Pak!" kata pria itu lagi dengan tegas. Terlihat tidak gentar. Siapa kah pria itu? Pria itu a

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-30
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 226 - Bastian Menggelapkan Dana Perusahaan?

    Terduduk di kursi ruangan kerjanya, Vania menggeleng-gelengkan kepala tak percaya dengan fakta terkuak yang baru saja ia temukan. Laporan keuangan palsu, serta dokumen lain, yang ia temukan di ruangan kerja sang Paman membawa dirinya memiliki dugaan jika sang paman telah menggelapkan dana perusahaan. Mendadak, ia merasa tidak keruan. Di sisi lain, ia menjadi marah dan kecewa dengan Pamanya. Kenapa sang paman melakukan hal demikian? Setelah berpikir agak lama, mencerna hal tersebut, Vania menarik punggung dari sandaran kursi. Aku harus memberitahu Aditama mengenai hal ini. Gumam Vania. Seketika ia meraih ponsel hendak menghubungi suaminya. "Hallo, sayang ... apakah kamu sudah pulang!?" ujar Vania dengan nada agak panik begitu panggilan tersambung. "Aku sudah akan pulang dari kantor, sayang ... hari ini agendaku cukup padat jadi selesai agak malam. Kamu sendiri bagaimana?" Dia kemudian menambahkan. "Seharusnya kamu sudah pulang sejak tadi." Belum sempat Vani

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 227 - Berencana Ingin Membuat Aditama Cacat Seumur Hidup

    "Apa yang bisa kalian berikan padaku?" tanya seorang pria bertampang garang kepada dua orang yang duduk di sebrangnya yang dibatasi oleh meja yang tak lain dan tak bukan adalah Haryadi dan Edward. Sementara pria itu sendiri bernama Delon—merupakan tuan muda dari salah satu keluarga mafia yang cukup disegani di kota Ferandia bernama keluarga Wijaya Kusuma. Maksud dan tujuan mereka berdua bertemu denganya karena mereka berencana ingin membuat Aditama cacat seumur hidup, maka, Delon adalah orang yang paling tepat untuk melakukan hal tersebut. Bagaimana dengan Bastian dan Mario? Bukan kah keduanya sudah diajak kerja sama? Haryadi dan Edward menganggap keduanya bodoh, tidak sungguh-sungguh akan mengajak bekerja sama. Tentu saja Haryadi dan Edward hanya ingin mempermainkan mereka berdua karena pada akhirnya mereka berdua akan dihancurkan juga, sekali pun Bastian dan Mario menjalankan tugas dengan benar nantinya. Di saat ini, Haryadi berujar. "Kami akan memberikan uang, emas atau

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-31
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 228 - Memberitahu Identitas Yang Sebenarnya

    Di tempat lain, Bastian dan Susan tampak duduk berdampingan, sedangkan Mario mondar mandir gelisah dekat kedua orang tuanya di ruang keluarga, kini mereka bertiga kompak tengah berpikir, mencari cara untuk menculik Vania. Tiba-tiba ...Perhatian semua orang yang ada di situ harus teralihkan oleh bunyi ponsel tanda ada panggilan masuk milik Bastian yang tergeletak di atas meja. Melihat nama Haryadi Bintoro yang menghubunginya, mata Bastian melebar. Begitu pula dengan Susan yang tak sengaja melihat nama seseorang yang tengah menghubungi sang suami. "Pak Haryadi tuh, Pa." ucap Susan sembari menunjuk ke arah ponsel. Bastian pun buru-buru menguasai diri, berusaha bersikap tetap tenang. Semenjak Haryadi memegang rahasia terbesarnya, ia selalu merasa was-was jika Haryadi menghubunginya saat sedang bersama anak dan istrinya. Takut jika dia akan menyinggung soal perselingkuhanya. Bisa tamat riwayatnya. Ia lalu meraih ponsel, kemudian beranjak berdiri, berkata kepada anak dan istrinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 229 - Bastian Adalah Pengecualian

    Kakek Hermanto dan Stephanie bersimpuh di kaki Aditama dengan gerakan patah-patah. "Tu ... tuan muda Aditama ... " ucap Kakek Hermanto dengan bibir dan suara bergetar. Mendadak, tenggorokanya terasa kering. Bahkan, untuk menelan ludah pun serasa susah sekali. Seorang pria yang dulu dicap sebagai menantu dan suami tidak berguna, sampah, parasit dan segala julukan jelek lainya tersemat pada dirinya. Juga selalu direndahkan, dihina dan dicaci maki. Akan tetapi, ternyata dia adalah pewaris kerajaan bisnis salah satu keluarga konglomerat di negara ini? Lelucon macam apa ini? Hal tersebut sungguh sulit dicerna dan dipercaya. Tak disangka-sangka pula.Melihat sang kakek dan ibu bersikap demikian, Aditama berujar. "Bangun lah, Kek ... Ma ... " Aditama menatap keduanya secara bergantian. Namun Kakek Hermanto menggeleng cepat diikuti Stephanie. "Ti ... tidak, Tuan Muda." Balas Kakek Hermanto dengan suara serak dan parau. "Panggil aku dengan panggilan nama saja, Kek, Ma. Seperti b

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-01
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 230 - Memanggil Bastian

    Setelah selesai membaca dan memeriksa laporan keuangan dan dokumen lainya yang diberikan Vania, ditambah mendengar penjelasan dari Vania dan Aditama mengenai kejanggalan pada laporan keuangan tersebut, tiba-tiba muka Kakek Hermanto menjadi merah padam. Ada amarah yang terpancar jelas dari balik sorot matanya. "Bastian ... apa yang telah kau lakukan?!" Kakek Hermanto berseru dengan emosi menggebu, membuat yang lainya terlonjak kaget dan seketika agak panik. Bahkan, karena saking marahnya, urat-urat di pelipis dan leher, menyembul keluar ke permukaan kulit. Aditama dan Vania menemukan kejanggalan dan keanehan lain yang membawa keduanya berkesimpulan bahwa sang Paman juga melakukan cara lain untuk menggelapkan dana perusahaan. Keduanya menemukan beberapa dokumen pendukung palsu supaya dana perusahaan bisa dicairkan. Menemukan dokumen pendukung palsu, Vania pun langsung mengingat-ngingat kembali mengenai kegiatan, agenda dan proyek perusahaan belakangan ini ... yang sepertinya

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 231 - Mengintrogasi

    Tiba di rumah Hermanto, Bastian, Susan dan Mario melangkah ke dalam dengan penuh percaya diri. Melihat Aditama dan Vania duduk di sofa bersama Kakek Hermanto dan Stephanie, membuat ketiganya tersenyum kecut. Tidak menyapa. Apalagi berbasa-basi. Begitu pun sebaliknya, Aditama dan Vania juga sama malasnya. Apalagi setelah mengetahui kebusukan sang Paman, jangan tanya lagi. Bastian hanya menatap ke arah Aditama dan Vania sekilas sebelum kemudian bergegas menghampiri sang Ayah dan menjatuhkan diri di sampingnya. Sedangkan Susan dan Mario duduk di sofa yang kosong. Bastian memperbaiki posisi duduk lebih dulu, menatap sang Ayah dengan lekat. "Bagaimana, Yah? Apakah Ayah sudah menginterogasi mereka berdua? Mereka berdua jujur kepada Ayah, 'kan?" Bastian langsung mencecar sang Ayah dengan pertanyaan. Suaranya lirih, karena tak mau Aditama dan Vania mengetahui niatnya yang sedang mengorek informasi tentang Aditama dan keluarganya. Akan tetapi, Kakek Hermanto tidak langsu

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-02
  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 232 - Sudah Tidak Percaya Lagi!

    Karena sudah tidak bisa mengelak lagi, bukti berupa dokumen-dokumen itu sudah cukup kuat untuk memojokan dirinya, Bastian pun mengaku pada akhirnya jika ia telah menggelapkan dana perusahaan kepada sang Ayah. Mendengar pengakuan Bastian, membuat semua orang terkejut bukan main. Aditama dan Vania tidak terlalu karena sudah menduga hal itu. Stephanie tidak menyangka dan menjadi sangat kecewa dengan Kakak iparnya tersebut. Kakek Hermanto menjadi kian marah. Emosinya seketika membuncah. Sudah tak terkontrol lagi. Alhasil, segala ucapan marah bernada tinggi, caci maki, serta sumpah serapah langsung keluar dari mulut pria tua itu yang ditunjukan kepada Bastian. Sementara itu, justru yang paling terkejut adalah Susan dan Mario karena keduanya benar-benar tidak menyangka. Selama ini, bagi keduanya, Bastian adalah sosok kepala keluarga yang sempurna—yang tidak akan mungkin jika sampai melakukan tindakan seperti itu. Pun merasa marah dan kecewa di waktu bersamaan. Mendapati sang Ayah m

    Terakhir Diperbarui : 2024-06-03

Bab terbaru

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 272 - Darren, Pelengkap Kebahagiaan

    Satu bulan yang lalu, Vania telah melahirkan bayi laki-laki yang diberi nama Darren Alvaro Gandara. Sebagai bentuk untuk mengungkapkan kebahagiaan yang tengah dirasakan anggota keluarga Gandara, khususnya bagi pasangan Aditama dan Vania, sekaligus untuk menyambut anggota keluarga Gandara yang baru, keluarga Gandara kembali menggelar pesta besar-besar an. Pesta diadakan di ruangan dan halaman rumah. Malam ini, ruangan dan halaman itu disulap menjadi tempat pesta yang megah. Ada ratusan undangan yang datang dalam acara. Kerabat dekat, kolega, rekan bisnis dan kenalan keluarga Gandara. Meja-meja makanan tampak tersusun rapi dengan menu spesial di atasnya. Dekorasi acara terhampar di setiap titik-titik paling pasnya. Juga halaman rumah dihiasi lampu-lampu yang membuat belakang rumah itu terlihat lebih menawan. Di saat ini, Aditama dan Vania—yang sedang menggendong bayinya—tampak berdiri di dalam ruangan menyambut para tamu yang terus berdatangan silih berganti. Tamu-tamu it

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 271 - Lega Bukan Main

    Begitu melihat sang suami memasuki rumah, Vania yang sedang duduk di sofa ruang tamu bersama sang ibu—langsung bangkit dari duduknya—segera berhambur setengah berlari ke arah Aditama, lantas langsung memeluknya dengan erat. "Kenapa malam sekali pulangnya, Tam ... aku sungguh mencemaskanmu tadi ... takut terjadi apa-apa denganmu. Juga Papa. Aku tidak bisa tidur, sayang. Entah kenapa, rasanya tidak tenang saja kalau kamu belum pulang." Ucap Vania dalam posisi wajah tenggelam di dada suaminya. Di saat yang sama, Vania merasa sangat lega karena sang suami pulang dengan selamat. Dalam keadaan baik-bajk saja. Begitu pula dengan sang Ayah. Aditama menghela napas. "Maafkan aku, sayang karena baru sampai rumah. Karena urusannya baru selesai. Jadi, aku dan Papa baru bisa pulang." Balas Aditama seiring menghembuskan napas lega, mengusap kepala sang istri dengan lembut, juga terus mengecup keningnya. Aditama lanjut berkata. "Sekarang aku sudah pulang sesuai janji aku tadi, Van ... p

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 270 - Mengurus Jasadnya Edwin

    Sementara itu, Aditama dan sang Ayah memutuskan beranjak dari perumahan Paradise hendak pulang. Di dalam mobil, tiba-tiba ponsel Aditama berbunyi menandakan ada panggilan masuk yang membuat perhatian pria tampan itu teralihkan. Seketika ia merogoh saku jas, mengeluarkan ponsel dari dalam sana, nama Heru terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, mata Aditama melebar! Mendadak, ia teringat sesuatu. Apakah Kak Heru hendak memberitahu kabar mengenai Edwin? Juga Robert dan Andika? Pikir Aditama. Melihat sang anak laki-lakinya bersikap demikian, Laksana Gandara mengernyitkan kening. "Telepon dari siapa, Tam?" tanya Laksana Gandara seraya menghadap Aditama.Mendapatkan pertanyaan dari sang Ayah membuat Aditama menoleh. Dia kemudian menjawab. "Kak Heru, Pa,"Laksana Gandara mengerjap mendengarnya. Dia kemudian buru-buru berkata. "Cepat angkat, Tam ... sepertinya dia mau mengabarkan sesuatu tentang Edwin." Laksana Gandara langsung mendesak Aditama yang dijawab angg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 269 - Kematian Robert, Andika dan Edwin

    Sementara itu, tiba di gedung kasino milik Robert dan Andika, Edwin disambut keributan dan kericuhan oleh orang-orang di sana. Kesibukan pun menyertai. Para petugas pemadam kebakaran tengah berusaha memadamkan api yang melahap gedung kasino tersebut. Beberapa mobil-mobil tampak keluar, sebagian besar adalah para pengunjung kasino yang sedang bergegas pulang, tapi ada pula yang masih berada di sana—menonton. Namun Edwin tidak mempedulikan hal tersebut, ia bergegas mencari dua orang yang sebelumnya ia agung-agungkan, tapi kini ia telah berubah benci pada keduanya.Selang sebentar saja, tiba-tiba Edwin menghentikan langkah saat melihat dua orang yang sedang ia cari—berdiri di dekat salah satu mobil—menyaksikan kesibukan. Melalui ekor matanya, Robert menyadari kedatangan Edwin, ia pun segera menoleh diikuti Andika setelahnya. Kemudian, Robert memicingkan pandangan. Detik berikutnya, dia terhenyak. Begitu pula dengan Andika. Edwin!? Selama sesaat, keduanya kompak tercengang. Seg

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 268 - Memenjarakan Arumi dan Haikal

    Begitu melihat sosok Arumi dan Haikal, Laksana Gandara langsung murka bukan main. Seketika ekspresi wajahnya menjadi masam, seruan marah, sumpah serapah dan makian terlontar keluar dari mulutnya. Mendapati hal tersebut, Arumi dan Haikal hanya bisa pasrah. "Aku pikir kau sudah takut denganku, Arumi ... sudah takut dengan keluarga Gandara ... tidak mau berurusan dengan keluargaku lagi setelah kuusir dirimu," seru Laksana Gandara dengan emosi menggebu seraya menunjuk-nunjuk Arumi. "Tapi apa yang malah akan kau lakukan kepada anggota keluargaku, wanita iblis!? Kau bahkan berencana mau membunuh anggota keluarga tercintaku!?" Lanjut Laksana Gandara. Mendengar itu, Arumi refleks mengangkat wajah menatap Laksana Gandara. Kemudian, ia langsung menggeleng cepat. "Tidak, tuan. Bukan seperti itu. Itu bukan ide saya. Saya tidak ada niatan sedikit pun mau menghabisi anggota keluarga anda. Itu sepenuhnya adalah ide tuan Robert, tuan Andika, juga Edwin." Jawab Arumi yang langsung dibenarkan

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 267 - Sudah Tidak Ada Kata Maaf!

    Aditama menatap Arumi dan Haikal dengan saksama. Juga dengan dingin. Ekspresi wajahnya datar. Kemudian, ia pindah menatap Arumi untuk beberapa saat. "Akhirnya kita bertemu lagi, Nona Arumi ... setelah sekian lama," ucap Aditama. Dia kemudian menambahkan. "Aku tidak menyangka kalau anda benar-benar licik. Tak selemah yang dibayangkan. Aku pikir, anda sudah kapok, tak akan mau berurusan dengan keluarga kami lagi, tapi nyatanya aku salah." "Anda memang tidak bisa kami anggap remeh. Dan hal yang membuat aku cukup terkejut adalah ... Anda bekerja sama dengan Robert, Andika dan Edwin untuk membalas keluarga Gandara. Sungguh menakjubkan. Tapi terlepas dari itu, anda tidak bisa berbuat apa-apa." Aditama terdiam sebentar. "Seorang wanita seperti anda ... bisa meyakinkan Papa? Hal itu juga sungguh tak bisa dipercaya. Dan anda yang memfitnahku dan mama dulu ... benar-benar tidak akan pernah kulupakan, Nona Arumi." Kata Aditama lagi. Mendengar itu, Arumi mengangkat wajah menatap Aditama.

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 266 - Edwin Hendak Membunuh Robert dan Andika

    Aditama dan Edwin membahas soal pembunuh keluarganya Edwin yang sebenarnya yang tak lain tak bukan adalah Robert, juga Andika, pun termasuk kejahatan dan kebusukan yang telah mereka berdua lakukan. Kala membicarakan hal itu, mendadak, dendam kesumat pada diri Edwin seketika membara, juga tekad ingin membunuh mereka berdua langsung mencuat deras. Akhirnya, setelah terdiam beberapa saat, Edwin mengangkat wajah menatap Aditama. "Silahkan jika tuan muda ingin menghukum saya, ingin membunuh saya sekali pun. Saya rela tuan muda! Saya menerimanya karena saya memang jahat kepada keluarga Gandara! Telah berkhianat!!!" seru Edwin tegas penuh penekanan pada kalimatnya. Tidak ada sedikit pun keraguan dalam setiap kata yang diucapkannya. Semua orang kaget mendengar hal itu. Edwin menyerahkan diri untuk dihabisi? Untuk dibunuh? Dia mengakui kesalahannya? Namun mereka tidak bisa berbuat apa-apa karena semua keputusan ada di tangan Aditama. Sementara Aditama menatap Edwin dengan lekat. Te

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 265 - Akhir Dari Para Musuh Keluarga Gandara

    Sesampainya di depan rumah yang ditinggali Arumi perumahan Paradise, Aditama, Letnan dan para tukang pukul bergegas turun dari mobil. Akan tetapi, mendadak Aditama menghentikan langkah ketika hendak berjalan menuju rumah itu kala mendengar bunyi tanda ada panggilan masuk dari ponselnya. Aditama pun mengurungkan niatnya. Begitu pula dengan anak buahnya. Menunggu sang tuan muda. Aditama kembali mengecek ponselnya dan nama sang Ayah terpampang jelas di layar. Seketika ia mengerjap, baru ingat jika ia belum mengabari sang Ayah. Kemudian, ia segera mengusap layar ponsel dan menempelkannya di telinga. "Bagaimana, Tam? Apakah rencanamu berhasil? Kamu tidak kenapa-kenapa, 'kan, Nak?" tanya Laksana Gandara dengan nada cemas sekaligus penasaran begitu panggilan terhubung. Mendengar itu, Aditama pun langsung menceritakan apa yang terjadi di gedung kasino tadi. Setelah Aditama selesai bercerita, terdengar helaan napas lega di sebrang sana. Detik berikutnya, sang Ayah terkekeh puas

  • Suamiku Pewaris Kaya Raya   Bab 264 - Tamat Sudah Riwayat Robert dan Andika

    Selagi Aditama menyilangkan tangan di depan dada—duduk di jok mobil belakang masih dalam perjalanan menuju perumahan Paradise—memikirkan semua musuhnya yang sebentar lagi akan berhasil ia bereskan, sebuah dering berbunyi berasal dari ponsel miliknya menandakan ada panggilan masuk membuat lamunan pria tampan itu terbuyar. Ia pun kembali mengecek ponselnya dan nama sang istri terpampang jelas di layar ponsel. Melihat hal itu, demi apa pun, Aditama langsung merasa senang bukan main. Namun di sisi lain, ia tidak mau sang istri mengetahui apa yang sebenarnya sedang ia lakukan, mengetahui apa yang terjadi dengan keluarga Gandara! Demikian, ia tidak mau membuat Vania cemas berlebihan—apalagi jika sampai tahu ia, sang ibu dan bayi yang ada di dalam kandungnya itu menjadi target pembunuhan. Akan tetapi, hal itu tidak akan pernah terjadi mengingat rencananya yang sebentar lagi akan selesai. Akhirnya, setelah terdiam sejenak, Aditama mengusap layar ponsel dan segera menempelkannya di

DMCA.com Protection Status