Share

Bab 113

"Mama," sapa Denisa dengan matanya yang berkaca-kaca. Sungguh banyak sekali hal yang ingin ia tanyakan pada ibunya tersebut

***

"Aku mau pulang ke rumah orang tuaku, mas!" Teriak Widya begitu Deni baru saja melangkahkan kaki ke kamar mereka.

"Apa maksudmu, Widya?" Kening Deni berkerut.

"Kau sudah mendengarnya sendiri dengan jelas, rasanya aku tak perlu mengulanginya lagi mas." Wajah Widya tampak begitu kesal.

"Apa alasannya?" Tanya Deni tak mengerti.

"Kau masih bertanya padaku apa alasannya, mas?" Suara Widya meninggi.

"Berapa kali harus kukatakan bahwa aku tidak mau tinggal di kontrakan, aku tak mau miskin dan hidup susah. Apa itu masih kurang jelas?"

"Jadi kau menyalahkanku?" Tuding Deni tak percaya.

"Iya, kau pemalas. Sudah tahu hutangmu banyak, tapi yang kaulakukan hanyalah bermain game online saja."

"Kau bilang aku pemalas? Lalu siapa yang sampai hari ini menafkahimu, hah!? Set-an?" Hardik Deni tak terima, wajah lelaki itu mulai memerah karena marah.

"Kalau bukan pemalas, apa na
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status