Share

Pemenang Palsu

Baru pintu terbuka, lengannya langsung diseret Bei hingga terduduk ke meja kerja.

"Benar kau sudah menikah?" tanya Bei sambil memajukan wajah dengan amarah tertahan.

"Benar. Pria kemarin yang bersamaku."

Bei memegang leher Gea.

"Dari mana kau mendapatkan pria liar itu? Sedikit pun tidak bisa dibandingkan denganku."

Gea mengibas pergelangan Bei hingga terlepas. "Mengapa? Dia punya tubuh yang bagus dan tampan. Apa lagi?"

"Apa yang kau harapkan dari seorang buruh?"

"Ada apa dengan buruh? Penghasilannya sedikit? Kau lupa kalau Prayoga itu dapat bangkit 80 persen dari usahaku?"

"Kak, bagaimana kau bisa bicara begitu?" Tiba-tiba Sinta muncul membela Bei. "Bagaimanapun Kak Bei bosnya, tidak bisakah kau menghargainya?"

Gea tersenyum sinis.

"Aku paling benci senyum sinismu," seru Bei dengan wajah memerah.

"Lalu?" tantang Gea.

Sinta menggamit lengan Bei. "Kak Bei, lihatlah emosi dia. Bagaimana dia bisa bekerja dengan kondisi seperti ini?"

Bei menghela napasnya. "Gea, aku beri kamu istiraha
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status