Share

Hukuman

Ahsin tersenyum simpul melihat tingkahnya. Ia memberikan kecupan lembut pada dahi Gea. Seketika kedua mata berbulu lentik terbuka dan mengerjap syok.

Jari Ahsin mengetuk lembut dahinya. "Sudah tengah malam. Istirahatlah."

Gea bangkit setelah Ahsin menjauh. Ia menghela napas lega karena jantungnya telah selamat. Namun, ia tak mengungkiri ada kecewa di sisi lain.

"Gea, apa yang kau harapkan darinya?" gerutunya, kemudian segera berlari setelah melihat jam di dinding.

***

Pagi menyapa, lagi-lagi Gea hanya mendapati secangkir susu dan kali ini sepotong croisan. Ia menyentuh gelas yang sudah dingin itu.

"Ahsin mengapa kau bekerja sekeras ini? Aku harus secepatnya mengambil perusahaan Zurra."

Ia menikmati sarapan tanpa minat.

"Kenapa aku jadi seperti ini? Bukankah biasanya aku memang sarapan sendiri?" gumam Gea, kemudian menggigit kasar croisan.

Dering ponsel mengalihkan perhatiannya. Seketika bibirnya tersungging ketika melihat nama di layar.

"Sudah bangun?"

"Iya."

"Sudah sarapan?"

"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status