Share

Naik Kelas

Dari sekian banyak orang, pada kamilah bupati percaya menitipkan anaknya. Di satu sisi ini seperti kebanggaan tersendiri bagi kami. Karena berarti kami sudah dipercaya, bahkan oleh bupati sendiri.

"Maaf, Pak, kami pikirkan dulu," kata Bang Parlin akhirnya. Kali ini aku dan Bang Parlin sepemikiran. Berpikir dulu adalah jawaban yang paling tepat.

"Salsabila sudah tidak mau sekolah di situ lagi, dia sekolah di rumah sekarang, kami undang guru ke rumah," kata bupati menjawab pertanyaan di hati. Kenapa Salsabila tidak sekolah.

Kami pulang dari rumah bupati, karena hari sudah sore, sudah bisa jenguk Butet, sekalian lah kami ke sekolah.

Saat kami tiba, Butet lagi olah raga lari di lapangan sekolah tersebut.

"Lagi olahraga, Mak, mengurangi lemak, capek diejek gendut," kata Butet saat kami sudah bertemu.

"Bagus itu, Tet, jangan kek mamakmu ya," kata Bang Parlin.

Kubalas perkataan Bang Parlin dengan cubitan di perutnya.

"Butet, apa saja kau bilang sama Bang Raja itu?" tanyaku kemudian.

"Dia t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Tukang nulis
sambil dalam novel
goodnovel comment avatar
Andria Shakira
ahh aturan bungkusannya jangan dipegang. eh tapi bisa tes urin sih. tapi mengingat oknumnya polisis pasti banyak sabotase sama manipulasi.
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Ceritanya semakin seru dan menegangkan,,, ikuti saja permainan si penjahat, tunggu waktu yg tepat tepat untuk membongkar semuanya,, pak parlin pasti punya solusi dari masalah ini.. Lanjut thor......
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status