Beranda / Urban / Suamiku Jadul / Mencari Sandy

Share

Mencari Sandy

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Aku terus coba hubungi Bang Sandy, akan tetapi tetap juga tak bisa dihubungi. Kukirim pesan pun tak dibaca. Ke mana dia?

Aku juga tak bisa bergerak, biarpun sudah bisa bawa motor, mamak tidak akan mengizinkan aku naik motor sendiri. Kadang peraturan mamak terlalu ketat, anak orang masih SD sudah bawa motor, aku sudah lima belas tahun gak boleh bawa motor.

"Mak, aku cari Bang Sandy ya?" tanyaku pada mamak,"

"Pake apa kau cari, Tet?'

"Pake motor lah, Mak,"

"Gak boleh,"

"Ini darurat lo, Mak,"

"Tetap gak boleh," kata mamak.

Aku tak mungkin mengajak mamak, ada adekku yang baru dua bulan usianya, gak mungkin ditinggalkan, gak mungkin juga dibawa. Saat aku bingung, ada mobil parkir di depan rumah. Mobil Avanza hitam.

"Bang Umar!" aku berteriak gembira, ini seperti pucuk di cinta ulam tiba. Butuh kendaraan untuk cari Bang Sandy, datang lengkap dengan sopirnya.

"Hei, Butet, bagaimana, siap pecahkan kasus?" kata Bang Umar.

"Kasus apa?" tanya mamak?"

"Ninja sawit, Bu, di desa sebelah marak nin
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (18)
goodnovel comment avatar
carsun18106
bener juga ya, padang nama kota, rm sunda pun dr suku ya, tp warteg memang asalnya dr kota tegal ya
goodnovel comment avatar
carsun18106
ya gpp sih bantu2, asalkan ngga kebablasan dan tau prioritas, utamakan keluarga, jgn lg2 seperti lilin yaaa
goodnovel comment avatar
carsun18106
hrs diterapi dulu sih baiknya, masukin ke ponpes
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Jadul   Sekali Lempar Jatuh Dua

    "Butet, kau bisa jaga diri kan? begitu mamak bertanya."Tentu saja, Mak, aku harus bantu Bang Sandy, biar kamu impas, tidak ada hutang budi lagi," kataku kemudian."Ya, udah, hati-hati, gak usah sok pahlawan," kata Mamak."Iya, Mak, siap," tiga orang teman Bang Umat datang, mereka mengendarai tiga motor. Lalu mereka berempat pun berkumpul, aku ikuti jadi pendengar ."Ini peta lokasinya, kemungkinan besar ada sekitar lima atau enam orang, saya sudah selidiki, tempat ini adalah rumah di tengah kebun sawit yang baru ditanam," kata Bang Umar."Jadi kita akan melakukan penyamaran, pura-pura pencari katak," kata Bang Umar lagi."Pencari Katak?" Aku tak bisa menahan mulut.Di daerah kami memang sering orang datang mencari katak, jenisnya yang besar, katak itu banyak ditemukan di rawa-rawa sekitar perkebunan sawit. Konon katak itu bernilai ekonomi tinggi. Kemudian para polisi ini mempersiapkan semua. Senter kepala, alat penangkap katak sudah mereka pakai masing-masing. Entah dari mana Bang

  • Suamiku Jadul   Teman Butet Tidak Ada Yang Beres

    Tak disangka Bang Sandy yang pelit bicara kini bicara panjang lebar."Kami sudah menolong menemukan tasmu, ya," kata Bang Umar."Kalau bukan karena gatgetku, kamu tak akan menemukannya," kata Bang Sandy."Heh, aku sudah capek-capek, mempertaruhkan nyawa, memanggil bantuan, demi gadgetmu, gak bisa kah menghargai sedikit saja," kata Bang Umar."Itu kan sudah tugas kalian, kalian digaji untuk itu, tapi Butet, itu bukan tugas dia, kalian jadikan umpan, nyawanya terancam, kalau dia sampai digorok, kalian bagaimana, mikir dong," Bang Sandy makin lancar saja bicara."Sudah, sudah!" aku coba menengahi.Ketika sampai di rumah Sandy, ibunya sudah menunggu di depan rumah, begitu Sandy turun langsung dipeluk ibunya. Tangis haru ibu Sandy mewarnai pertemuan itu. "Butet, terima kasih, Butet terima kasih Pak polisi," kata ibu Sandy. Sandy langsung masuk rumah, ibunya Sandy masih menawarkan minum, akan tetapi aku menolak secata halus, jam sudah menunjukkan angka sepuluh. Mamak pasti sudah khawatir

  • Suamiku Jadul   Sandy Baru

    Biasanya jika pulang sekolah, aku mampir sebentar ke warung ibu Sandy, akan tetapi kali ini sepertinya aku merasa malas. Begitu pulang sekolah aku langsung naik angkutan pedesaan yang sudah mangkal di depan sekolah. Akan tetapi aku terkejut melihat Sandy, dia duduk di warung mereka, tidak sembunyi lagi seperti biasa. Apakah dia sudah berubah?Saat sampai di rumah, Mamak lagi menyusui adikku. Aku langsung ganti baju dan mulai melakukan pekerjaan rumah, dimulai dari menyapu halaman."Butettt!" terdengar mamak berteriak memanggil.Aku berlari kecil masuk rumah, "ada apa, Mak?" jawabku."HP -mu bunyi itu?" Ternyata ada panggilan dari Bang Ucok, ada apa ini?"Assalamualaikum, Bang calon haji," "Hei, Butet, kau ngapain aja?" tanya Bang Ucok."Waduh, bagaimana ini calon haji, masa gak jawab salam?""Waalaikum salam,""Haa, gitu dong, sekarang ada apa?""Butet, tadi aku lagi lihat-lihat berita seputar daerah- kita, terus ada berita penggerebekan ninja sawit, terus ada fotomu, kau ikuti poli

  • Suamiku Jadul   Butet Jadi Rebutan

    Mamak melihatku dengan tatapan mata yang tajam, aku paham maksudnya, aku tidak boleh menertawakan orang yang kemalingan. Akan tetapi ini sangat lucu bagiku. Ibu ini ingin berpura-pura tidak punya barang berharga, akhirnya benaran, barang berharganya hilang. "Bagaimana ibu yakin si Mardani yang ambil?" tanya mamak."Siapa lagi, hanya dia orang di rumah itu, ayah ibunya pergi ke sawah," kata ibu itu lagi."Baik, Bu, saya akan panggil orang tuanya nanti, apa saja yang hilang, Bu?" tanya mamak lagi."Motor, gelang kaki emas, hp, terus surat motornya pun hilang?" "Kok bisa hilang?""Aku letak semua di jok, Bu," "Terus, kok bisa-bisanya dia buka?""Kuncinya juga kutitipkan sama mereka," kata ibu itu lagi."Wah, maling yang beruntung, dapat motor lengkap dengan suratnya, dapat hp dan emas," kataku seraya menahan tawa.Ibu itu lalu pulang, setelah dia pergi, tawaku pecah juga akhirnya. Entahlah, apakah aku sudah tertawa dengan penderitaan orang."Itulah, Butet, jadi pelajaran sama kita itu

  • Suamiku Jadul   Trio Detektif

    Aku jadi bingung, di satu sisi, aku suka memecahkan kasus, tapi perkataan Bang Sandy ada benarnya, Bang Umar hanya memanfaatkan aku. Lagi pula jika Bang Ucok tahu, aku akan diomeli lagi. "Ayolah, Tet, ini kasus di desamu, lo," Bang Umar mengulangi ajakannya."Aku mau jika Bang Sandy ikut?" kataku akhirnya. Ini hampir mustahil, Bang Sandy pasti tidak akan mau."Bang Umar melihat Bang Sandy, aku menunggu bagaimana tanggapan Bang Sandy."Sebenarnya kami butuh ahli IT," kata Bang Umar."Buat apa?" tanya Bang Sandy."Untuk melacak HP itu," "Apakah kepolisian negara republik Indonesia kekurangan sumber daya manusia?" tanya Bang Sandy."Kamu itu selalu sinis begitu, kenapa? Aku kerja bukan di polres atau polda, ini hanya polsek kecil di daerah pedalaman, tidak ada kejahatan cyber di sini, jadi belum dibutuhkan," kata Bang Umar."Tadi katanya butuh, ini sudah gak dibutuhkan," kata Bang Sandy.Aku menyimak dua orang ini bicara, Bang Sandy ada betulnya, Bang Umar juga, akan tetapi Bang Sandy

  • Suamiku Jadul   Trio Detektif 2

    Kami bertiga berangkat naik mobil, Ibunya Mardani datang mendekatiku yang hendak naik ke mobil."Tet, kamu kenal Mardani, kan, kamu pasti tahu dia bukan orang jahat, tolong bilang pak polisi Mardani jangan dipukuli ya, Tet," kata Ibu tersebut."Iya, Bu," jawabku.Aku memang kenal Mardani, dia baru saja tamat SMA, dia memang pemuda yang baik, tak kusangka dia mau melarikan motor orang begini.Lokasi yang disebut Bang Sandy adalah ibukota kecamatan, kira-kira lima belas kilo meter dari desa kami, heran juga, kenapa sedekat itu pelarian Mardani?Saat kami tiba di lokasi, Bang Sandy menunjuk satu rumah agak besar. "Lokasinya di situ?" kata Bang Sandy.Aku memilih tidak ikut masuk, warung pinggir jalan jadi pilihanku menunggu, dua pria itu lalu masuk rumah. Makin aneh rasanya, Mardani kok pelariannya ke rumah orang?Saat menunggu, aku usir rasa bosan dengan buka HP, scroll beranda lihat-lihat status orang. Tak ada yang menarik, aku lanjut ke aplikasi wa, aku penasaran dengan status wa Ban

  • Suamiku Jadul   Menyadarkan Atheis

    Saat kami hendak pergi, orang tua Mardani datang mendekati kami lagi."Bagaimana anak kami, Pak?" tanya ibunya Mardani."Sudah lari, Bu, mungkin pergi merantau, karena kasusnya sudah diadukan ke polsek, dia akan jadi buronan selamanya," kata Bang Umar."Ya, Allah, anakku, jadi artinya dia gak bisa pulang?"kata ibu itu lagi."Kira-kira begitulah, Bu, tapi ada cara lain, ibu dan ibu Juleha melakukan perdamaian, kerugian ibu Juleha ibu ganti, pengaduan dicabut," kata Bang Umar."Oh, gitu ya, Pak, aku akan coba cari pinjaman untuk mengganti kerugian Bu Juleha," kata ibunya Mardani."Tapi, Bu, menurut saya, Mardani itu kan sudah delapan belas tahun, biar saja dia mempertangungjawabkan perbuatannya sendiri," kata Bang Umat lagi."Ibu mana yang tega anaknya dikejar-kejar polisi, Pak," "Iya, juga ya, Bu,"Kami pun permisi, aku diantar Bang Umar sampai ke rumah. Sampai di rumah mamak sudah menunggu."Singgah dulu, Pak Polisi, minum kopi dulu," kata mamak."Oh, terima kasih, Bu," jawab Bang U

  • Suamiku Jadul   Butet Mukbang?

    Bu Juleha tetap tidak mau terima jika tak dapat. Heran juga ibu yang satu ini, dia sudah kehilangan motor karena masalah ingin tampak miskin, masih ngotot' juga harus dapat."Begini saja, Bu, berapakah orang yang ikut daftar tapi gak dapat?" kata ibu Juleha."Hanya tiga orang," jawab Mamak."Demi keadilan sosial bagi seluruh warga desa, yang dapat itu potong lima puluh ribu per orang, kali enam puluh, jadi tiga juta, itulah untuk kami, yang tidak dapat," kata Bu Juleha."Tidak bisa seperti itu, Bu, tidak ada potongan apapun," kata mamak."Gak adil nih kepala desa, percuma kami pilih ibu dulu," kata Bu Juleha lagi."Apakah ibu tidak malu, banyak yang lebih susah dari ibu, tapi tidak ngotot begini," suara mamak sepertinya sudah mulai berubah. "Orang bodoh itu orang yang tidak bisa menuntut haknya," kata Bu Juleha lagi."Orang zalim itu yang ambil hak orang lain, suaminya kan supir truk, gajinya lumayan, lihat ibu ini, beliau orang tua tunggal, tapi tidak ngotot datang mendaftar, saya y

Bab terbaru

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status