Beranda / Urban / Suamiku Jadul / Belas Dendam 2

Share

Belas Dendam 2

Penulis: Bintang Kejora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

PoV Nia

Kejadian yang menimpaku ternyata bisa membuat Bang Parlin dan Ucok berubah. Bang Parlin tak bisa kukendalikan, Sedangkan Ucok masih bisa kujaga. Aku beralasan minta dijaga Ucok, supaya dia tidak keluar dan berbuat nekat.

Di satu sisi aku merasa tersanjung, dua lelakiku benar-benar sayang padaku. Benar-benar peduli, akan tetapi di sisi lain aku khawatir mereka nekat melanggar hukum.

Hari itu, hanya Ucok yang berjaga di dalam kamar tempat aku dirawat. Butet kusuruh pergi cari ayahnya. Aku sangat khawatir ayahnya nekat.

"Cok, jika selama ini mamak dan ayah yang jaga kalian, sekarang terbalik, kalian lah yang jaga mamak dan ayah, jangan ikut bertindak gegabah ya, Nak," kataku pada Ucok.

"Iya, Mak," jawab Ucok. Akan tetapi aku tetap tidak tenang, Ucok ini jika dinasehati jawabannya selalu iya iya, akan tetapi tetap dia lalukan.

"Cok, kau wakil kepala rumah tangga sekarang," kataku lagi.

"Iya, Mak,"

Apapun yang kubilang jawaban anakku ini selalu iya, Mak, memang begitu dia. Sement
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (11)
goodnovel comment avatar
Heri Prambanan
kebanyakan pav POV, sdh gak bermutu lagi
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Berarti semua karyawan bupati yang di pecat memang semua nya ingin menghancurkan buk nia,,, pak parlin harus segera bertindak sebelum mereka lebih dalam bertindak,, berikan efek jera yang coba coba ingin menghancurkan keluarga pak parlin dan buk nia,
goodnovel comment avatar
Ansyahri Romadhon
Jadi terharu mendengar pembicaraan keluarga parlin nia,, terhusus komunikasi antara suami dan istri, kalau suami yang salah istri menasihati begitu pula sebaliknya dan apabila istri merasa sakit suami lebih merasa sakit,,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Suamiku Jadul   Balas Dendam 3

    PoV ButetTiga pria tampan masih saja mendampingiku, saat aku dapat giliran jaga mamak, mereka berjaga di luar. Bahkan ustadz Rizal pun tidak pulang malam itu, dia tidur di selasar rumah sakit. Sedangkan Bang Sandy pulang ke tempat kosnya.Malam itu Om Firman datang, baru beberapa menit di ruangan mamak dirawat Om Firman sudah keluar bersama ayah."Butet, Ucok, kalian dulu yang jaga mamak," perintah ayah."Ayah mau ke mana?" tanyaku."Ini mau bawa Om Firman jalan-jalan,""Jalan-jalan ke mana?" tanyaku lagi."Tangan Om gatal mau patahkan tangan orang," Om Firman yang menjawab."Ayah, berjanjilah padaku," kataku seraya menatap mata ayah."Janji apa, Tet?""Aku tidak mau kehilangan ayah, aku tidak mau ayah dipenjara, berjanjilah Ayah, Ayah tidak akan dipenjara," kataku lagi."Ayah janji, Inang," kata Ayah seraya menunjukkan dua jari."Om, mamak ingin makan ikan bakar, jangan sampai Om di penjara," kataku pada Om Firman."Oke, Butet," jawab Om Firman. Aku sedikit lega, dua laki-laki itu

  • Suamiku Jadul   Balas Dendam 4

    Aku terus memperhatikan video tiktok tersebut, sepertinya baru saja kejadiannya. Aku coba cari di berita online, belum ada. Coba cari di pencarian FB, akhirnya ada video yang lebih lengkap.Berselancar di kolom komentar jadi pilihanku mencari keterangan. Ternyata tempat itu adalah tempat hiburan malam. Pria yang jatuh itu diduga mabuk. Aku coba kirim pesan ke ayah."Ayah di mana?" begitu pesan yang kukirim."Ini lagi bersama Om Firman,""Di mana?""Di warung kopi,""Ingat janji ayah?" "Tentu saja, Butet, udah ya," begitu pesan ayah, saat kukirim pesan lagi sudah tak dibaca.Malam itu aku tidak bisa tidur, khawatir sekali dengan ayah. Entah kenapa ayah seperti berubah setelah kejadian yang menimpa mamak. Bang Sandy sudah permisi untuk pulang ke tempat kosnya, Bang Umar pulang juga entah ke mana, dua polisi yang berjaga juga sudah berganti sip. Sedangkan Ustadz Rizal tetap setia di rumah sakit. Dia tidur di mushola rumah sakit tersebut.Tinggal aku dan Bang Ucok bersama mamak. Setela

  • Suamiku Jadul   Balas Dendam 5

    "Biar aku yang cari, Mak," kataku kemudian."Ya, udah, sana cari," jawab mamak. Kasihan mamak, sudahlah sakit, harus mengawatirkan keadaan anaknya lagi. "Terus tanya dulu dokternya apa sudah bisa pulang, Bang, rindu aku sama si Cantik," kata mamak lagi.Selama mamak dirawat di rumah sakit, Cantik diasuh oleh Etek Ria, adik kandung mamak itu bisa dipercaya. Aku mengambil HP, terus menghubungi Bang Ucok. "Kan sudah kubilang, Tet, kau dulu yang jaga mamak," kata Bang Ucok dari seberang telepon, sebelum aku sempat bertanya."Udah, bicara ini sama mamak," kataku seraya memberikan hp tersebut pada mamak, tak lupa kuhidupkan speakernya."Cok, pulang cepat!" kata mamak."Iya, Mak,""Cok, jangan tambah beban pikiran mamak, Cok," kata mamak lagi."Iya, Mak,"Jawaban Bang Ucok memang selalu begitu jika bicara dengan mamak. Seperti anak penurut saja, akan tetapi lain pula yang dia lakukan. Mamak tetap menyuruhku mencari Bang Ucok.Ini sebenarnya mudah saja, tinggal hubungi Bang Sandy dan melac

  • Suamiku Jadul   Balas Dendam 6

    Ternyata Bang Ucok sambil menyelam minum air, sambil pacaran balas dendam. Akan tetapi apapun ceritanya, Bang Ucok membantah perintah mamak. Mamak sudah larang jangan ikut-ikutan balas dendam, Mamak juga sudah larang berhubungan dengan Salsabila. Bang Ucok melanggar perintah Mamak dua sekaligus."Butet, jangan bilang mamak ya," kata Bang Ucok lagi."Aku bilang, ditelepon mamak tadi Abang iya iya terus," jawabku."Tet, apa kami ingin mamak tambah pikiran?" "Tentu tidak,""Makanya gak usah bilang,""Kalau Abang ingin Mamak baik-baik saja, seharusnya jadi anak yang penurut," kataku lagi."Udah, Tet, kalian pergi saja dulu, nanti si Amir curiga," kata Bang Ucok."Tidak mau, kata mamak Abang harus pulang!" aku bersikeras."Tet, tolonglah,"Akhirnya aku luluh juga, tak tahan melihat wajah Bang Ucok yang memelas, aku kembali ke mobil."Bagaimana?" tanya Bang Sandy.Aku pun menceritakan semua, tak ada yang terlewat, mulai dari Bang Ucok yang mau menjebak Amir."Rasanya kok gak masuk akal, Te

  • Suamiku Jadul   Balas Dendam 7

    PoV Ucok.Kepalaku sudah kena pukul entah berapa kali, akan tetapi aku tetap coba melawan. Segenap kekuatan kukerahkan. Sementara Salsa terus-menerus saja menjerit-jerit. Satu pukulan telak menghantam pelipisku, aku terhuyung dan jatuh ke tanah. Samar-samar kulihat seorang pria mengangkat kayu balok. Aku sudah tak bisa menghindar. Pasrah kini, aku telungkup di tanah sambil memegangi kepalaku. Dorrr ...Terdengar suara letusan senjata api, lalu terdengar suara benda jatuh ke bumi. Lalu ada yang membalikkan badanku, kubuka mataku ternyata Salsabila. Gadis itu memelukku sambil menangis. Kulihat ke kanan, seorang pria terkapar dengan darah yang berceceran. Sementara Amir masih terkapar di tanah. Lalu ada beberapa pria memborgol Amir. Aku coba berdiri. Ternyata tempat itu sudah ramai polisi, Amir dan seorang temannya yang kakinya ditembak polisi diangkut ke mobil polisi."Ada satu lagi, Pak," kataku kemudian."Rekan kami sudah mengejarnya ke sana," kata Polisi tersebut.Butet dan Om Fi

  • Suamiku Jadul   Darah Muda

    Butet ini memang kadang-kadang bikin kesal, padahal tadinya Mamak sudah mulai melunak, datang lagi Butet mengompori. "Ucok, apa Mamak bilang soal berduaan dengan cewek," kata Mamak."Bukan gitu, Mak, kan Salsa mau investasi, Itu niatnya baik lo, Mak, dia mau beli tanah, Salsabila sudah berubah lo, Mak," jawabku."Ucok, yang Mamak tanya apa hukumnya berduaan dengan yang bukan mahram? Kami kan ngaji, seharusnya kamu yang paling tahu," kata Mamak lagi.Aku terdiam, tak tahu harus bilang apa lagi. Memang aku tahu hukumnya, akan tetapi keinginan untuk membantu Salsabila itu sangat kuat, entah kenapa aku selalu merasa bersalah dengan yang terjadi padanya. Dan satu lagi, ada rasa entah bagaimana menjelaskannya bila aku berduaan dengannya. Rasa itu seperti berbunga-bunga. Apakah ini yang dinamakan cinta? Benar, ini cinta, seperti kata Ayah, cinta bisa mengubah segalanya."Ucok!" Mamak membentak lagi."Darurat, Mak," kataku akhirnya. Teringat perkataan ustadz Rizal, jika darurat yang haram pu

  • Suamiku Jadul   Mundur

    PoV NiaEntah apa yang terjadi dengan anakku ini, Ucok tiba-tiba saja berani' adu argumen. Biasanya dia hanya iya-iya saja, kali ini dia berani mendebatku. Aku sangat kesal Saat tahu dia sembunyi-sembunyi bertemu Salsa lagi, aku tahu justru dari HP. Saat itu iseng-iseng aku buka Facebook Salsabila, penasaran juga pada gadis itu yang Ucok bilang sudah berubah. Akan tetapi aku tidak melihat perubahan itu. Dia masih saja buat story dengan pakaian minim.Aku terkejut, ada siaran langsung Blbaru yang menandai Salsabila, makin terkejut karena kulihat Ucok ada di situ. Siaran langsung itu sepertinya dibuat salah satu fans Salsabila."Ada Salsabila makan di warung pinggir jalan," begitu kata orang yang buat siaran langsung, terlihat di videonya Salsabila lagi duduk bersama Ucok, duduk mereka rapat sekali. Aku geram, segera kusuruh Butet memanggilnya.Ucok sampai marah' pada adiknya juga, tak biasa Ucok seperti ini. Akhirnya aku mengalah, sepertinya cara keras tidak akan berhasil."Cok, sini,

  • Suamiku Jadul   Ucok Pemuda Terbaik?

    PoV UcokAku lolos lewat jalur undangan, Jakarta akan jadi tempat tinggalku berikutnya. Akan tetapi aku kurang bersemangat. Aku ikut daftar kuliah di Jakarta hanya karena Salsabila. Gadis cantik yang terjerumus. Salsabila, Gadis Itu sudah banyak mengalami penderitaan batin. Ibunya bunuh diri, ibu tirinya ternyata selingkuh. Banyak lagi cobaan hidupnya.Aku ingin jadi pahlawan baginya, entah kenapa ada rasa bersalah dia sampai terjerumus. Aku pilih kuliah di Jakarta hanya karena ingin menyelamatkan gadis cantik tersebut.Akan tetapi sungguh aku kecewa, teramat kecewa saat dia begitu mudahnya bilang sudah tiga kali gonta-ganti pacar di Jakarta. Dan satu lagi dia memutuskan berhenti jadi artis, ingin meniru Ayahku punya lahan dan ternak sapi. Untuk apa lagi kelulusan ini?Mamak pun tiba-tiba ingin mundur dari jabatannya, entahlah, padahal Mamak kepala desa terbaik, setidaknya begitu kata bupati. Dan aku melihat Mamak mencintai pekerjaannya. Kenapa tiba-tiba mengundurkan diri, padahal sak

Bab terbaru

  • Suamiku Jadul   Diperebutkan Tiga Lelaki Tampan

    PoV NiaAku tak bisa menahan tawa saat tak sengaja mendengar Butet ditembak Sandy, aku justru jadi teringat saat-saat seusia Butet. Bedanya dulu, aku klepek-klepek, sementara Butet tetap pada pendiriannya tidak pacaran. Aku harus bersyukur punya anak gadis seperti ini.Umar lagi, dia menggunakan orang tua angkatnya yang Kapolres itu untuk menunang Butet. Bang Parlindungan bisa menolaknya dengan tegas. Ada apa ini, dalam dua hari, Butet dua kali ditembak langsung."Mak, gara-gara mamak calon wakil bupati, hidupku juga berubah," kata Butet di suatu siang. Saat itu kami lagi makan siang bersama di kantor desa."Kok gitu, Tet?""Gitulah, Mak, tiba-tiba banyak penjilat, bahkan guruku tiba-tiba baik, aku seperti diistimewakan, bahkan ada guru yang bilang, belum pernah ada anak pejabat yang sekolah di situ, dia berharap mamak menang supaya ada anak pejabat sekolah di situ," kata Butet."Ini baik atau buruk, Tet,?" "Entahlah, Mak, baiknya , gak ada yang berani bully aku, Mak, buruknya, banya

  • Suamiku Jadul   Musim Kawin

    PoV ButetKulirik Bang Sandy, dia menunduk sambil mempermainkan kancing bajunya. Dia sepertinya tak berani mengangkat wajah, atau dia sudah patah hati lagi. Harus kuakui perjuangannya, akan tetapi sudah komitmen pada diri sendiri, tidak akan pacaran."Terbuat dari apa hatimu, Butet? aku sungguh-sungguh mengatakan cinta, Kamu malah bilang itu kabar buruk, Ya, Allah, kuatkan hambamu ini," kata Bang Sandy. "Maaf, Bang, kenapa tiba-tiba ngomong cinta? kan sudah kubilang aku tidak pacaran,""Makin lama kupendam, hatiku justru makin tersiksa, Butet, terus makin lama sepertinya akan lebih sulit untuk mengatakan cinta.""Hmmm,""Panah cintaku sudah kutembakkan dari busurnya, langsung mengarah ke jantung hatimu, akan tetapi kamu mematahkannya, tidak apa-apa Butet, setidaknya aku lega, akhirnya panah cinta bisa kutembakkan, sudah lelah memegangnya selama ini," kata Sandy."Abang ngomong apa, sih?" tanyaku."Butet, tolonglah jangan permainkan hatiku, jika kamu menolak, walaupun kecewa, kuterima

  • Suamiku Jadul   Kabar Buruk?

    PoV ButetSemenjak mamak resmi' jadi bakal calon wakil bupati. Aku justru jadi terkenal, bahkan guru sekolah pun tiba-tiba baik sekali. Seperti saat itu, aku terlambat masuk kelas karena lagi makan bakso. Ini salah tukang baksos itu, pesananku lama datang. Pas datang lonceng tanda masuk kelas sudah berbunyi. Sayanglah baksoku, akhirnya kumakan juga, biarlah terlambat sekali ini.Guru yang satu ini terkenal galak, mengajar bidang studi Bahasa Inggris, akan tetapi saat aku masuk kelas, beliau tidak marah. Justru tersenyum melihatku."Silahkan duduk, Tet," kata ibu tersebut. Tentu saja aku heran.Saat pulang dari sekolah, ibu guru itu malah menawarkan tumpangan untuk pulang. Karena memang ayah gak bisa datang menjemput, aku mau saja, langsung naik motor matic ibu tersebut."Jika makmu jadi wakil bupati, jangan lupa sama ibu ya," kata ibu tersebut saat aku turun di kantor desa."Iya, Bu," jawabku. Ternyata ada mau ibu ini, aku jadi membayangkan kelak jika mamak jadi pejabat akan ban

  • Suamiku Jadul   Ucok Selalu Bersalah?

    PoV UcokMamak akhirnya datang melihatku, aku sangat senang sekali, rindu ini akhirnya bisa terobati. Bang Torkis juga ikut, dia jadi pembelaku saat mamak lagi-lagi menyalahkanku. Pesan Ayah jika untuk gaya hidup, anggap saja ayahmu paling miskin' benar-benar kuterapkan, mulai motor sampai bangun rumah bertingkat pun aku tidak meminta sama orang tua. Harus kubuktikan pada dunia, aku bisa mandiri.Malam itu ada musyawarah di masjid, agendanya adalah pembentukan BKM masjid tersebut yang sudah lama vakum. Aku yang jadi panitia pelaksana. Dua hari ini aku sudah mendatangi setiap rumah di lingkungan ini, memberikan undangan untuk musyawarah. Di lingkungan ini ternyata kesadaran orang memakmurkan mesjid sangat rendah. Dari seratusan orang yang diundang, yang datang hanya kira-kira tiga puluhan orang. Padahal undangan itu ditandatangani ketua RW daerah ini.Dalam musyawarah itu tidak ada yang bersedia jadi pengurus masjid, sementara pengurus yang lama sudah pindah. Aku juga akhirnya yan

  • Suamiku Jadul   Ambisi Ucok

    PoV NiaTernyata tim sukses sudah mempersiapkan semua, begitu aku iyakan, baliho sudah berdiri di pintu gerbang desa kami, juga di simpang. Bupati ini benar-benar serius. "Go, go, Nia, Membangun dari Desa," begitu tulisan di baliho raksasa, fotoku dan foto bupati terpangpang besar. Go, go itu sendiri artinya dalam bahasa Mandailing adalah kuat. Aku hanya duduk manis di rumah, semua dikerjakan tim sukses, dan seluruh dana ditanggung bupati. Katanya dia menghabiskan kebun sawit dua ratus hektar untuk daftar bupati ini.Hari itu Sandy datang berkunjung ke rumah, aku tentu heran, Butet sedang tidak ada di rumah, katanya dia ada ekstra kulikuler di sekolah."Butet belum pulang," kataku sambil mempersilahkan masuk."Aku datang mau bertemu Tante dan Om," jawab Sandy."Ada apa?" tanya Bang Parlin."Jangan terkejut ya, Om, Tante, kata Sandy serata mengeluarkan laptopnya,""Ada apa sih, Sandy, buat deg-degan aja," kataku."Ini, Tante, sebenarnya ini sudah dua Minggu lalu kejadiannya, tapi Uc

  • Suamiku Jadul   Jalan Berliku Menuju Sukses

    "Maju lo, kalau berani!" kataku lagi. Entah kenapa aku merasa tertantang jika bertemu orang seperti ini. Darah mudaku terasa bergolak. Satu temannya mengambil sesuatu dari mobil, satu lagi maju. Kami beradu pukulan beberapa kali, dua pukulanku membuat pria itu terpojok di dinding ruko orang. Ada yang aneh di sini, kalau di kampung ada keributan, orang-orang akan keluar rumah. Di sini, orang-orang justru menutup pintu, ruko yang di samping tadi masih terbuka pintunya kini sudah tutup.Akhirnya ada juga pengendara motor yang berhenti, akan tetapi mereka bukan membantu atau melerai, akan tetapi justru merekam. Aku makin emosi, darah mudaku makin mendidih, beberapa kali pukulanku mendarat di perut pria tersebut, akan tetapi tiba-tiba sebuah pukulan benda tumpul mendarat di kepalaku, aku memegang kepala, terasa dingin, ternyata darah sudah mengucur. Dua orang itu lalu pergi meninggalkanku, sebelum mereka pergi, bahuku masih sempat kena pukulan. Aku ambil HP, menghubungi Bang Bangbang,

  • Suamiku Jadul   Salsabila Dapat Hidayah?

    PoV UcokBang Bambang benar, ternyata uang kami kurang untuk bangun kamar mandi tersebut, belum selesai dananya sudah habis. Jika kamar mandi tetap yang satu itu, kamar yang baru selesai akan sulit untuk dikontrakkan. Karena kamar mandi yang lain tempat. "Begini saja, Ucok, upah saya gak usah dikasih dulu, semua uangnya belikan bahan, upahku belakanganya saja," usul dari Bang Bambang. Selama ini aku memang menggajinya harian. Kata orang gaji di kota ini dua ratus ribu perhari, segitu lah dia kugaji."Gak bisa begitu, Bang, ada hadis yang artinya, Bayarlah upah pekerja itu sebelum keringatnya kering," kataku."Wah, salut sama Kamu, Cok, masih muda tau agama dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari."Berapa lagi kira-kira butuhnya, Bang?" tanyaku pada Bang Bambang."Kira-kira lima belas jutaan lagi, Cok, baru leluasa," kata Bang Bambang.Padahal, sekali telepon ke orang tua, pasti diberikan, akan tetapi aku ingin mandiri, berdiri di atas kami sendiri, tanpa menyusahkan orang tua

  • Suamiku Jadul   Go, Go, Nia

    Hari Minggu adalah hari merdeka bagiku, sehabis salat subuh aku bisa tiduran lagi, karena Butet tidak sekolah, dia yang urus Cantik pagi hari. Bangun jam delapan pagi sudah ada sarapan yang dimasak Bang Parlin.Selesai sarapan, ada telepon dari Pak Bupati."Assalamualaikum, Bu Kades," salam bupati dari seberang sana," "Waalaikum salam,""Saya tahu, besok waktu terakhir batasan waktu ibu berpikir itu, tapi kok saya tidak sabaran ya," kata bupati itu lagi."Besok saja saya kasih kepastian, Pak,""Hari ini saja, saya undang ibu dan keluarga makan siang di Lopo Saba," kata bupati itu lagi. Lopo Saba adalah salah satu restoran yang baru buka di daerah kami, warung lesehan yang berada di pinggir sawah, menunya masakan khas Mandailing. "Baik, Pak, kami datang," jawabku."Saya berharap, jika nanti sudah ada jawaban kepastian, karena kita harus gerak cepat, kita butuh puluhan ribu tanda tangan untuk persyaratan mendaftar ke KPU," kata bapak itu lagi."Baik, Pak,""Bang, Butet!" aku berteriak

  • Suamiku Jadul   Naik Haji Atau Naik Jabatan

    Aku benar-benar khawatir sekali dengan anakku itu, dugaanku kemarin dia menelepon mau mengadu, akan tetapi tak mau menyusahkan orang tua. Aku ambil HP, coba hubungi Ucok, akan tetapi tak tersambung, HP -nya bahkan tidak aktif. Aku jadi makin khawatir, tak bisa kubayangkan anakku di tahanan polisi.Butet datang, begitu datang dia langsung ikut menonton video tersebut."Butet, Mamak mau ke Jakarta, kalian di sini duku ya?" kataku pada Butet."Cantik?""Mamak bawa,""Mamak baru sehat,""Abangmu dapat masalah, Tet,"Sementara Butet terus memperhatikan video itu."Mak, bukankah ini Annisa?" kata Butet."Nggaklah, Annisa berjilbab panjang, rambutnya gak mungkin pirang," mataku kemudian."Ini Annisa, Mak," kata Butet serata memperbesar foto screenshot."Iyakah?" "Aku yakin ini Annisa, Ayah telepon dulu Pak Ali Akhir," kata Butet.Tepat dugaanku, wanita cantik adalah kelemahan anakku ini, dia pasti sudah dirayu Annisa dan mengajaknya ke tempat hiburan malam."Assalamualaikum, Pak," terdenga

DMCA.com Protection Status