Beranda / CEO / Suamiku Bukan Pegawai Biasa / Di Antara Luka dan Penyesalan

Share

Di Antara Luka dan Penyesalan

“Ibumu benar, Dimas” Pak Hartono memulai dengan suara yang tenang, namun tegas. “Sekarang yang paling penting adalah kamu urus dulu pemakaman Rita. Dan kamu jangan lupa untuk kabari Anisa juga.”

Dimas tertegun sejenak mendengar nama itu, namun kemudian ia mengangguk pelan. “Baik, Pa. Dimas akan urus semuanya. Kalau begitu Dimas pamit dulu,” ucapnya, sambil bangkit dari sofa. Kedua orang tuanya mengangguk, memberi izin. Namun, di balik persetujuan itu, ada keheningan yang berat—seperti beban yang terasa semakin menekan di dada mereka.

Saat Dimas melangkah pergi, suasana di ruang tamu terasa mencekam. Siska, dengan raut wajah yang penuh ketidakpuasan, memutar bola matanya. Ia menatap ayahnya dengan tatapan sinis dan dingin.

“Papa kenapa sih masih peduli dengan Anisa? Dia kan sudah bukan bagian dari keluarga kita lagi. Kita sudah tidak ada urusan lagi sama dia,” kata Siska dengan suara yang kental dengan amarah yang dipendam lama.

Pak Hartono menatap putrinya yang keras kepala dengan soro
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status