Share

Bab 8 Tidur di Luar

“Sebentar,” jawabku lalu menuju pintu kamar. Kulirik Sigit yang malah duduk di tepi tempat tidur. Matanya sedang memerhatikan layar ponsel jadulnya dengan alis berkerut.

Tok! Tok! Tok!

Kini ketukan pintu itu terdengar tidak sabar. Namun, suara Ibu belum terdengar seperti biasanya.

“Iya,” jawabku lalu membuka pintu. Dan benar saja, Ibu yang berdiri di depan pintu kamar. Wajahnya merah padam. Aku mundur dua Langkah dengan napas tertahan.

“Ada apa, Bu?” Sigit bersuara tepat di belakangku.

“Kalian bertanya ada apa?” Ibu berkata dengan gigi terkatup. “Apakah Utami tidak memberitahukan kalian tadi?”

Aku menelan ludah. “Ya, Bu,” jawabku pelan.

“Tidur di luar?” Sigit bertanya balik.

“Tunggu apalagi?!” suara Ibu menggelegar. “Malam ini kalian enggak boleh tidur di dalam kamar ini! Keluar!”

“Bu,” aku mulai bersuara.

“Ayu, enggak ada bantahan!”

Sigit berjalan melewatiku. “Ayo keluar, Ayu,” ucap Sigit kemudian.

Aku menghela napas pelan. Hanya karena minat pembeli menurun hari ini malah berakhir s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status