Share

Bab 9 Kelewat Batas

“Saya tinggal di pasar. Tidur di mana saja yang penting bisa tidur.”

Aku manggut. Bisa kubayangkan Sigit tidur di lantai yang kotor atau di emperan toko yang sudah tutup.

“Boleh tanya?” ada satu yang masih mengganjal pikiranku.

Silakan.”

“Ke mana orang tuamu?” sebab saat menikah hanya dia saja seorang diri tanpa ada pendamping atau orang tuanya. Apakah mereka tahu Sigit menikah? Atau mereka sudah tiada?

Sigit membuka matanya. Dia menatapku. “Masih ingat surat perjanjiannya?”

Aku manggut.

“Kamu sudah kelewat batas,” ucapnya dengan nada tidak suka yang membuatku tersentak. Aku tidak berniat untuk mengorek apa pun darinya. Aku hanya penasaran.

Aku menunduk. “Maaf.”

“Enggak perlu.” Sigit menjawab pelan. “Tidur. Sudah malam.”

Aku menghela napas pelan. Aku menyandarkan punggungku di dinding lalu memejamkan mata. Berharap pagi cepat datang.

“Ayu,” aku mengernyit mendengar suara Sigit memanggilku. “Bangun.” Kukucek mataku lalu perlahan menatapnya. Hari masih gelap ketika Sigit sudah berdiri d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status