Share

Tsania Rahma

Penulis: fitosyin
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Bu Atika!"

Sesuai dugaan, Tsania segera bangkit dan menghampiri Atika yang berjalan mengekori Elang. Gadis itu melangkah dengan anggun lalu meraih tangan Atika untuk mencium tangannya hormat. Ya, di mata Tsania memang sampai kapanpun Atika adalah gurunya, fakta yang dulu cukup membanggakan bagi Atika tetapi untuk sementara ini ingin Atika lupakan sejenak. Sebab, hal ini membuat Atika semakin menyadari kesenjangan usia antara dirinya dengan Elang.

"Ibu datang sama siapa? Bergabung saja dengan kami," usul Tsania sambil merentangkan tangan kanannya menunjuk kursi yang semula gadis itu tempati.

Atika hendak duduk di sana tetapi Elang dengan cepat meraih pinggang Atika lembut, menggiringnya untuk duduk di kursi di samping pria itu. Melalui ujung matanya, Atika melihat bola mata Tsania membulat. Gadis itu belum tahu tentang pernikahan mereka ternyata.

"Kami baru saja membahas tentang kasus kecelakaan kerja di pabrik kita. Tsania adalah tenaga medis yang ikut merawat korban. Kita membutuh
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suamiku Bocil Tajir   Adu Tarung

    "Dasar laki-laki semuanya sama, mereka buaya. Bilangnya dulu hanya melihatku saja!" gerutu Atika pada bayangannya di cermin. "Tapi apa tadi? ternyata pernah pacaran dengan Tsania. Pantas saja siang tadi terlihat sangat ceria. Baru saja mengenang masa lalu, sampai beli bunga segala!"Atika tanpa sadar setengah membanting botol serum di tangannya ke atas meja. Kepalanya sejak makan siang tadi seperti sebuah kuali yang dipanaskan di atas api unggun, meletup-letup memercikan gelembung air yang sedang mendidih.Setelah mengatakan kalau Tsania adalah mantan kekasihnya saat di SMA, Elang sama sekali tidak memberikan penjelasan lebih lanjut. Elang segera pergi karena Ardian menghubungi pria itu memintanya untuk datang entah kemana. Membuat Atika diantarkan oleh salah satu karyawan Elang yang datang beberapa menit kemudian. Dan sekarang, berjam-jam telah berlalu Elang belum juga kelihatan batang hidungnya. Atika beranjak dari tempat duduknya dan berniat merebahkan diri ke atas tempat tidur, j

  • Suamiku Bocil Tajir   Kegilaan Tsania

    "Saya dan Elang pernah berpacaran," cetus Tsania tiba-tiba bahkan ketika Atika belum selesai mempersilakan gadis itu untuk duduk di sofa ruang tamunya.Atika sempat membeku di tempat, namun ia segera menguasai diri dan tersenyum santai pada Tsania."Aku sudah tahu, Elang mengatakannya kemarin," balas Atika. "Apa karena itu kamu sengaja datang kesini, Tsan? Gak perlu khawatir, Ibu tahu itu hanya masa lalu. Setiap orang pernah muda, begitupun kalian. Ibu mengerti."Urat di pelipis Tsania perlahan terlihat menonjol, sepertinya gadis itu cukup tersinggung saat Atika mengatakan bahwa hubungannya dengan Elang hanyalah masa lalu. "Salah satunya, tapi ada hal penting lainnya yang ingin saya sampaikan pada Ibu. Saya rasa, Ibu sepantasnya mendengar ini langsung daripada mengetahuinya dari mulut orang lain.""Apa itu?"Tsania tidak segera menjawab, sebab saat itu salah satu asisten Rika datang membawa sebuah nampan berisi dua cangkir teh hangat dan menyajikannya di meja ruang tamu."Saat sedang

  • Suamiku Bocil Tajir   Terungkap

    Atika sadar kalau apa yang ia lakukan berlebihan, hingga wajar kalau kini Elang untuk pertama kalinya menatapnya berang. "Tika, kamu kenapa?""Aku gak suka bunga mawar ini!" ucap Atika dengan gigi gemeretak menahan amarah.Pandangannya masih tertumbuk pada serangkaian bunga mawar malang yang kini memenuhi tempat sampahnya. Di mata Atika, bunga-bunga mawar itu adalah bukti pertemuan mesra antara Elang dan Tsania hari ini. Atika tidak mampu mengenyahkan bayangan ketika Elang dan Tsania saling berbagi tawa seperti yang mereka lakukan di restoran tempo hari. Pada hari ini, Atika telah memberi peringatan untuk Tsania agar mengenyahkan mimpinya mendekati Elang, tetapi gadis itu mengabaikan ucapan Atika. Tsania, melalui bunga mawar ini telah menabuh genderang perang untuk Atika."Tidak, ini pasti karena hal lain. Katakan, sejujurnya!" Elang meraih dagu Atika, memaksa istrinya untuk menatapnya langsung."Aku gak suka kalau kamu bertemu Tsania,"ucap Atika susah payah. Wajahnya kini memerah, e

  • Suamiku Bocil Tajir   Sekali Tepuk Dua Lalat Menari

    "Gila kamu, Tsan! Kamu rela jadi istri keduanya Elang dan ninggalin Ibram?"Tsania mengangguk acuh sambil tetap asyik mengunyah stik kentang di hadapannya, menghiraukan desisan Annisa, sahabatnya sejak kecil sekaligus rekan kerjanya sekarang."Aku sudah putus dengan Ibram kemarin malam. Kamu tahu hal yang lucu? Tantenya Ibram, pelayan di rumah Elang." Tsania menyeringai puas. "Ibram akan dapat balasan setimpal karena sudah mengkhianatiku dengan teman bulenya itu. Setelah aku menikah dengan Elang, Tantenya yang selalu dia banggakan akan jadi kacungku! Aku gak masalah harus jadi istri kedua."Tsania sengaja tidak mengatakan hal lain pada Annisa. Alasan kenapa ia sangat percaya diri bisa menjadi istri kedua Elang, walau harus berhadapan langsung dengan Atika, guru yang semasa SMA adalah guru favoritnya. Tsania memiliki backingan langsung dari Andini. Mulanya, Tsania tidak suka pada Andini yang selalu datang ke rumah sakit dengan sikap pongah seakan semua orang di rumah sakit ini memili

  • Suamiku Bocil Tajir   Sudut Pandang Tsania

    Aku Tsania Rahma, enam belas tahun. Aku anak tunggal ayah ibuku, artinya sejak lahir aku selalu mendapatkan perhatian penuh, tidak terbagi sedikitpun. Dari kecil, aku selalu menjadi juara satu. Jadi, perhatian serta kasih sayang itu memang pantas aku dapatkan. Tidak ada yang bisa menandingi bakat alamiku terlahir cantik, pintar dan memesona. Kecuali satu orang, dan itu sangat menggangguku. "Tsania, minggu depan kamu dan Elang yang akan presentasi, ya! Ibu berharap banyak pada kalian." Bu Atika, guru bahasa inggris kami menyapaku di lorong kelas. Senyumku sempat pudar ketika Bu Atika menyebutkan nama dari segala sumber kekesalanku. Elang Sukma, murid pindahan dari kampung itu adalah satu-satunya yang tidak melihat keberadaanku. Atau sepertinya, Elang sama sekali tidak melihat siapapun. Anak itu seperti berada di dunianya sendiri, tidak tertarik pada apapun. Dan sikapnya itu sangat menggangguki. "Bu, bagaimana kalau saya tampil sendirian saja? Saya bisa menjelaskan materi dengan baik,

  • Suamiku Bocil Tajir   Menggunting Dalam Lipatan

    "Tante Andini adalah satu-satunya anggota keluargaku yang tersisa. Aku tidak mengira kalian bisa saling mengenal, tapi aku juga tidak tahu harus senang atau marah karena ulah kalian. Ada saran apa yang harus kulakukan?"Elang duduk bersandar ke jendela besar memberi tatapan mengintai pada Tsania. Gadis itu merasa lehernya kaku tidak mampu bergerak. Berkas yang baru saja dilemparkan Elang ke atas meja kini terbuka, memperlihatkan semua kejahatan yang dilakukan Tsania atas perintah Andini, lengkap dengan foto-foto yang memperkuat. Tsania meremas ujung kain kemejanya, otaknya kini bekerja lebih keras dari biasanya, mencari cara untuk lolos dari lubang jarum di depannya."Percuma, jangan mempersulit dirimu lagi. Tidak ada alasan atau celah bagimu untuk kabur dari masalah ini," ucap Elang menginterupsi, lagi-lagi pria itu bisa membaca isi pikiran Tsania. "Dengar, yang kamu lakukan sekarang jauh lebih buruk dari yang terjadi pada Rangga. Sepuluh tahun lalu, kamu bisa kabur dari hukuman kare

  • Suamiku Bocil Tajir   Yang Tertunda

    "Kita mau pergi kemana?"Akhirnya Atika tidak dapat menahan diri untuk menanyakan pertanyaan yang ia pendam sejak Ardian menjemputnya di rumah. Sekarang, setelah pesawat mendarat dan Elang menggandeng tangannya menuju mobil yang telah menanti mereka, pertanyaan sederhana itu akhirnya meloncat juga. Sayangnya, respon Elang hanya menarik separuh bibirnya membentuk senyuman asal yang semakin membuat Atika kesal.Asal tahu saja, saat Ardian menjemputnya tadi, Atika sedang asyik membuat hiasan dinding dari macrame. Ya, menjalin berutas-utas tali menjadi sebuah rangkaian estetik sekarang menjadi hobi baru Atika untuk mengisi waktu luangnya. Setelah bersikeras 'merumahkan' istrinya sendiri dan memaksa Atika mencari hobi baru dengan merampas alat lukisnya, akhirnya Atika menemukan hobi yang lebih ia sukai. Tetapi, dengan mudahnya Elang meminta Atika meninggalkan hasil karyanya dan mengikutinya ke tempat antah berantah."Aku mau pulang!"Atika menghentakkan lengannya melepaskan genggaman Elang

  • Suamiku Bocil Tajir   Musuh Baru

    "Maaf aku mengacaukan bulan madu kita," ucap Atika lirih setelah menyesap teh hangat di tangannya. Elang menggeleng pelan kemudian menaruh kembali gelas teh ke atas nakas, lalu mengecup kening istrinya. "Tidak. Aku yang minta maaf, memaksamu pergi padahal sedang hamil muda. Aku tidak tahu kalau hamil bisa seberat ini." Elang merapikan selimut yang membungkus tubuh istrinya, melihat wajah Atika yang pucat sejak tadi pagi membuat perasaanya tidak keruan. "Hei, tenang! Dengar apa yang dokter bilang tadi? Ini hal yang wajar bagi ibu hamil," ucap Atika menenangkan Elang. "Mual yang kurasakan tandanya janin kita kuat, Baby Ael bayi yang kuat." Elang mengalihkan pandangan pada perut Atika. Seandainya saja ia tahu kalau mengandung akan membuat Atika kepayahan seperti ini, mungkin dulu Elang akan berpikir berulangkali saat meminta istrinya hamil. "Sekarang kamu tidur saja, nanti siang kita pulang, ya." kata Elang mengusap rambut Atika sayang. Atika segera meraih tangan Elang, menahan pri

Bab terbaru

  • Suamiku Bocil Tajir   Terpasung

    "Neng, jangan lupa nanti tanggal dua belas kontrakannya dilunasi, ya. Sekalian sama tunggakan dua bulan kemarin!"Atika yang baru saja membuang bungkusan popok kotor sekali pakai ke tong sampah tersentak kaget. "Eh, maaf bukan maksud ibu bikin si Neng kaget!" ujar ibu pemilik rumah petak tempat Atika mengontrak satu tahu terakhir. "Tapi, ibu gak tega kalau datang ke kamar si Neng langsung, takut bangunin adek Dian."Atika tersenyum singkat dan mengangguk paham. "Iya, Bu gak apa-apa. Kebetulan saya lagi agak melamun tadi. Uang kontrakannya akan saya usahakan, ya Bu. Saya minta maaf sekaligus terima kasih, ibu mengijinkan saya tetap tinggal padahal saya bukan penyewa yang baik.""Aduh, si Neng. Jangan bilang gitu, ibu malah tambah gak enak. Neng Tika biar telat bayar kontrakan tapi sering bantu bersihkan rumput-rumput liar, pilah-pilah sampah, bantu kebersihan lingkungan kontrakan ini. Ibu sebetulnya mau gaji Neng untuk itu, tapi tahu sendiri kalau ibu juga punya uang dari mana." Ibu p

  • Suamiku Bocil Tajir   Akhir Bahagia Bagi Keyla

    “Key, baju nya ganti ah jangan yang itu terus.” Mama mengomentari penampilanku. Sontak aku berhenti di ambang pintu dan melihat penampilanku sendiri di kaca jendela. Tidak ada yang aneh, biasa saja hanya celana bahan berwarna hitam dan kemeja merah bata.“Kenapa diganti, yang ini juga bagus.”Aku berputar-putar di depan mama memperlihatkan penampilanku dari depan lalu ke belakang.“Warnanya sudah kusam, lebih baik yang lain. Terus kamu gak dibedak?”Aku menyentuh wajahku, sedikit berminyak. Aku berlari ke depan cermin mematut bayanganku. Tanpa sengaja tatapanku jatuh pada foto Kim Jae Hee yang kutaruh di samping cermin. Aku mengusap lembut foto itu, foto yang kudapat setelah bersusah payah, berdesak-desakkan dengan ratusan penggemar lainnya.Kuyakini aku sanggup bertahan meski kau tak pernah di sampingku. Waktu yang membuatku bertahan. Aku berhasil menguasai kembali apa yang kumau, sama seperti sebelum aku sadar aku membutuhkan kehadiran mu, aku mampu bertahan sendiri. Kini aku percay

  • Suamiku Bocil Tajir   Tanda Tanya Besar

    Hari ini, kegilaanku terus berlanjut. Karena semalam Ga Eun dan Hye Na tak sempat bertemu Kim Jae Hee mereka bersikeras agar aku mau kembali mengikuti jadwal Kim Jae Hee. Kali ini aku tidak memakai atribut apa pun yang berbau Kim Jae Hee, mereka kelihatan kecewa tapi aku tak mau mengambil resiko membuat Kim Jae Hee semakin muak padaku. Tapi sungguhkah Kim Jae Hee tidak suka melihatku, ekspresinya sulit dibaca. Aku hanya melihat kesedihan di matanya, mungkin ia sedih melihatku hancur.“kau juga harus menjaga kesehatanmu.” Setidaknya kalimat Kim Jae Hee semalam, membuatku yakin Kim Jae Hee masih mengkhawatirkan keadaanku.“Cha, Kita sudah sampai!” Kata Ga Eun, taksi yang kami tumpangi berhenti di depan sebuah rumah bergaya kontemporer. Setelah membayar ongkos taksi, aku ikut turun menyusul Ga Eun dan Hye Na. “Wah, kita beruntung, belum ada yang datang. Bebas pilih tempat!” Seru Hye Na, ia lalu mengeluarkan tikar tipis dari ranselnya.“Ini dimana?” Tanyaku.“Aish! Benar, kita belum bila

  • Suamiku Bocil Tajir   Bergabung dengan Fanbase

    Aku merapikan ikatan rambutku saat hampir mendekati gerombolan fans Kim Jae Hee yang menunggu di depan gedung teater tempat Kim Jae Hee tampil hari ini. Lee Hye Na dan Jang Ga Eun, dua remaja yang baru kukenal tadi berjalan di depanku. Setelah sedikit mencari informasi, dua gadis itu akhirnya tahu jadwal keseluruhan Kim Jae Hee mulai hari ini hingga minggu depan. Dan kami, memutuskan untuk terus mengikuti Kim Jae Hee. Aku sadar aku bertindak terlalu jauh, tapi yang kulakukan kali ini karena hatiku yang mengatakannya. Aku hanya ingin melihat Kim Jae Hee, dan melihat bagaimana Kim Jae Hee saat melihatku. Setidaknya, aku ingin membuktikan bahwa waktu yang sempat kami habiskan cukup berarti untuk dipertahankan. “Onnie, kemari! Kita harus berbaris. Jangan sampai membuat fans lain marah.” Hye Na menarik lenganku dan memosisikanku di tengah di antara ia dan Ga Eun. Ga Eun lalu mengeluarkan kaus bergambar kartun Chibi Kim Jae Hee yang memenuhi seluruh bagian depan kaus dan menyodorkannya pad

  • Suamiku Bocil Tajir   Kenangan yang Terus Muncul

    “Jika tetap ingin pergi, maka pergilah! Kupastikan ini terakhir kalinya kita bertemu!” Teriak So Hee sebelum ia berlari pergi meninggalkan Kim Jae Hee sendirian di aula sekolah. Kim Jae Hee tak berniat sedikit pun mengejar So Hee. Bukan hanya Kim So Hee yang sedang kesal saat ini, Kim Jae Hee merasa ia yang lebih berhak kesal dibanding So Hee. Ia kesal pada Kim So Hee yang masih bersikap egois padahal usianya sudah menginjak 20. Acara reuni SMA mereka akar masalah pertengkaran mereka, sejak bulan lalu So Hee selalu melonjak kegirangan setiap membicarakan reuni SMA. So Hee bahkan bersedia menjadi sukarelawan agar acara itu bisa berjalan lancar. Sisa waktunya yang tidak digunakan untuk kuliah dihabiskan So Hee mengelilingi hampir seluruh penjuru Seoul, mengkoordinasikan semua pihak yang berhubungan dalam acara itu. Bobot tubuh So Hee sempat turun drastis karenanya, namun Kim Jae Hee tak mampu mencegah So Hee, karena sama sepertinya, So Hee akan semakin membangkang saat dilarang.Sepanj

  • Suamiku Bocil Tajir   Terbuka

    “Bagaimana kau bisa tahu aku sakit?” Tanya Kim Jae Hee setelah ia selesai makan bubur buatan Keyla. Keyla tidak segera menjawab, ia menaruh mangkuk dan mengambil segelas air lalu menyodorkannya tepat di depan wajah Kim Jae Hee. “Minum.”kata Keyla pelan, ia menunduk menyembunyikan wajahnya yang rasanya sangat panas sejak kejadian beberapa menit yang lalu. Kim Jae Hee mengambil gelas di tangan Keyla, dan ia hampir saja tersedak saat menyadari alasan Keyla yang tiba-tiba pendiam.“Ya! Tak kusangka kau bisa malu.” Kata Kim Jae Hee, dan akhirnya tawanya meledak ketika melihat Keyla semakin menundukan kepala hingga dagunya hampir menyentuh dada.“Diamlah, apa kau tak mengerti ini baru bagiku.”“Benarkah? Jadi sebelumnya kau belum pernah berpacaran? jadi aku yang pertama.”Kim Jae Hee menepuk-nepuk dadanya sendiri, senyum bangga tercetak sangat jelas di wajahnya. “Aish! Tinggi sekali rasa percaya dirimu. Siapa bilang kau yang pertama, aku pernah pacaran sebelumnya!” Kata Keyla sengit, ia l

  • Suamiku Bocil Tajir   Rahasia?

    Kang Dong Jin tidak segera menjawab pertanyaan Keyla, ia menatap Keyla sejenak dengan alis bertaut lalu sedikit berdeham membersihkan tenggorokan.“Itu benar. Kim Jae Hee pernah mendorong seorang siswa dari lantai tiga. Tapi bukan karena siswa itu meminjam bukunya. Kim Jae Hee melakukannya karena ia lelah terus di bully. Semasa SMU Kim Jae Hee berbeda jauh dari Kim Jae Hee yang sekarang. Ia siswa dengan kacamata bulat tebal dengan buku yang selalu menempel di hidungnya. Lalu, anak-anak itu entah kesalahan apa yang dibuat Kim Jae Hee pada mereka, setiap hari Kim Jae Hee –kau tahu apa yang bisa mereka lakukan. Hingga hari itu, saat Kim Jae Hee sendirian di ruang seni di lantai tiga, mereka datang dan merobek buku yang sedang Kim Jae Hee baca. Mereka tidak tahu buku itu pemberian mendiang Kakek Kim Jae Hee. Akhirnya Kim Jae Hee berontak, ia berusaha mengambil kembali bukunya, salah satu siswa itu terus mengolok-olok Kim Jae Hee dan tak sadar ia sudah di ujung tangga. Anak itu jatuh, haru

  • Suamiku Bocil Tajir   Pergi ke Pesta

    “Bagaimana penampilanku?” Tanyaku pada Cellia, ia duduk di atas tempat tidurku. Sore ini, aku memintanya datang untuk membantuku berdandan ke pesta Girlband Dreams.“Baik, seperti Keyla biasanya.” Jawab Cellia sambil mengacungkan jempol kanannya, aku mendesah dan duduk di samping Cellia.“Aku merasa tak enak, seperti akan ada hal buruk. Apa mungkin aku salah kostum?” “Bagaimana mungkin, kamu bilang dress code nya casual. Tentu ini baik-baik saja.” Kata Cellia, ia menunjuk kaus putih dan celana jeans yang kupakai. “Ayolah, nyaman dengan dirimu sendiri. Ini resiko yang harus kamu hadapi karena bergaul dengan artis. Menghadiri pesta sudah makanan sehari-hari mereka.” Lanjut Cellia, ia lalu menyeringai jahil. “Apa penyanyi itu sudah menyatakan perasaanya?” Aku terkesiap dengan pertanyaan Cellia, “Apa maksudmu? Perasaan apa?”“Keyla, otakmu mungkin hanya diciptakan untuk membaca apa yang ditulis dalam buku. Baiklah kali ini aku akan berbaik hati menerangkannya, seorang laki-laki terlebi

  • Suamiku Bocil Tajir   Menghindar

    Aneh sekali, jelas-jelas ia sendiri yang mengajak Keyla datang ke pesta ulang tahun ayahnya. Tapi kenapa hari ini Kim Jae Hee ingin menghindari gadis itu? memang, sejak awal pertemuan mereka Kim Jae Hee memang selalu bersikap dingin pada Keyla sama seperti pada gadis-gadis lain. Namun kali ini, Kim Jae Hee tak mampu mengambil sikapnya yang biasa. Ia seperti ada yang menyiramkan air dingin dalam hatinya saat bersama dengan Keyla. Kim Jae Hee merasa asing dengan rasa itu. Di tangannya, Kim Jae Hee memegang dua gelas cocktail. Minuman yang menjadi alasannya menghindar dari Keyla. Dan kini ia masih berdiri di tempatnya mengambil minuman. Apa yang selanjutnya ia lakukan? Memberikan minuman ini pada Keyla, mengobrol kemudian mengajak Keyla berdansa seperti yang tamu-tamu lain lakukan. Dan Kim Jae Hee yakin, keluarganya sedang mengamati gerak-geriknya.Ada sebuah suara yang berteriak meyakinkannya bahwa itu ide bagus. Apalagi yang dilakukan di pesta selain berdansa? Toh Kim Jae Hee tak meng

DMCA.com Protection Status