Share

Musuh Baru

"Maaf aku mengacaukan bulan madu kita," ucap Atika lirih setelah menyesap teh hangat di tangannya.

Elang menggeleng pelan kemudian menaruh kembali gelas teh ke atas nakas, lalu mengecup kening istrinya.

"Tidak. Aku yang minta maaf, memaksamu pergi padahal sedang hamil muda. Aku tidak tahu kalau hamil bisa seberat ini." Elang merapikan selimut yang membungkus tubuh istrinya, melihat wajah Atika yang pucat sejak tadi pagi membuat perasaanya tidak keruan.

"Hei, tenang! Dengar apa yang dokter bilang tadi? Ini hal yang wajar bagi ibu hamil," ucap Atika menenangkan Elang. "Mual yang kurasakan tandanya janin kita kuat, Baby Ael bayi yang kuat."

Elang mengalihkan pandangan pada perut Atika. Seandainya saja ia tahu kalau mengandung akan membuat Atika kepayahan seperti ini, mungkin dulu Elang akan berpikir berulangkali saat meminta istrinya hamil.

"Sekarang kamu tidur saja, nanti siang kita pulang, ya." kata Elang mengusap rambut Atika sayang.

Atika segera meraih tangan Elang, menahan pri
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status