Share

Kegilaan Tsania

"Saya dan Elang pernah berpacaran," cetus Tsania tiba-tiba bahkan ketika Atika belum selesai mempersilakan gadis itu untuk duduk di sofa ruang tamunya.

Atika sempat membeku di tempat, namun ia segera menguasai diri dan tersenyum santai pada Tsania.

"Aku sudah tahu, Elang mengatakannya kemarin," balas Atika. "Apa karena itu kamu sengaja datang kesini, Tsan? Gak perlu khawatir, Ibu tahu itu hanya masa lalu. Setiap orang pernah muda, begitupun kalian. Ibu mengerti."

Urat di pelipis Tsania perlahan terlihat menonjol, sepertinya gadis itu cukup tersinggung saat Atika mengatakan bahwa hubungannya dengan Elang hanyalah masa lalu.

"Salah satunya, tapi ada hal penting lainnya yang ingin saya sampaikan pada Ibu. Saya rasa, Ibu sepantasnya mendengar ini langsung daripada mengetahuinya dari mulut orang lain."

"Apa itu?"

Tsania tidak segera menjawab, sebab saat itu salah satu asisten Rika datang membawa sebuah nampan berisi dua cangkir teh hangat dan menyajikannya di meja ruang tamu.

"Saat sedang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status