Share

Bab 112 Dia tukang pijitnya Ayah

Sekarang ke Anisa.

"Rehan.. " teriaku dari gerbang sekolah ketika melihat Rehan menuju gerbang sekolah.

"Bunda... " jawab Rehan seraya berlari ke arahku.

Kami saling berpelukan, sudah hampir sebulan aku tidak ketemu Rehan.

Sudah beberapa kali aku mengunjungi sekolahnya tapi kata gurunya Rehan ijin ada kepentingan keluarga.

"Bunda kangen banget sayang," ucapku seraya menciumi kepala Rehan.

"Rehan juga lumayan kangen," jawab Rehan seraya melepas pelukanku.

"Kok lumayan si, gak kangen banget gitu, padahal bunda kangennya banget lho," ucapku dengan tersenyum lebar.

"Bunda jangan apa-apa disamain kaya Bunda, setiap orang kan berbeda," ucap Rehan cuek.

Deg! hatiku serasa dihantam bogem besar. Aku tau apa yang Rehan katakan benar tapi, ini benar-benar di luar nalarku.

Aku pikir dia bakal seneng mendengar kata-kataku kemudian akan mengatakan hal yang sama denganku. Tak terasa aku menitikan air mataku.

"Bunda jangan selalu nangis kalau ada sesuatu yang gak sesuai kemauan Bunda, Bunda
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status