Share

Bab 3

Author: Naila Salwa
Ya, semua orang tahu bahwa ....

Orang yang paling tidak disukai, bahkan dibenci Alvin adalah Emilia.

Ini adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang di sekitar kami.

Aku hanya jatuh cinta pada seseorang yang bersinar cerah pada saat masih remaja.

Hanya saja, orang itu mencintai orang lain.

Orang tua Alvin tidak setuju hubungannya dengan Yanita.

Pada saat itulah Alvin pertama kali bertengkar dengan mereka.

Pertama kali bagiku melihat Alvin bersikap seperti itu. Dia kemudian terlihat tertekan dan menyedihkan, seperti bunga teratai yang sengaja diletakkan di air yang kotor, perlahan-lahan menjadi layu.

Aku merasa sedih melihatnya seperti itu, jadi membantunya mencuri paspornya, memberinya semua uang yang aku tabung, membantunya melarikan diri untuk menemukan Yanita.

Saat dia akan melompat keluar dari jendela, matanya berbinar. Dia berterima kasih padaku, mengatakan akan mengajakku makan bersama setelah dia kembali.

Itu terakhir kalinya kami berbicara dengan ramah ... seperti teman.

Pada akhirnya, dia gagal menemukan Yanita.

Setelah kembali, dia berubah, terus bersembunyi di kamar sambil minum banyak.

Pada hari dia minum paling banyak, dia mengira aku adalah Yanita.

Hari itu adalah pertama kalinya aku memiliki dirinya.

Setelah ketahuan orang tuanya, mereka memaksa Alvin untuk menikahiku dan aku menyetujuinya.

Alvin meraih bahuku dengan mata merah, dia begitu marah sambil bertanya mengapa aku setuju.

Aku menjawabnya, karena aku hamil, aku ingin anakku memiliki keluarga yang utuh.

Dia seperti menggila, menghancurkan apa pun yang ada di sekitarnya, termasuk hadiah ulang tahun yang kuberikan padanya ketika berumur delapan belas tahun.

Setelah lelah, dia bersandar ke dinding, menatapku dengan tatapan kosong dan berteriak, "Emilia! Kamu sungguh nggak tahu malu!"

Aku tahu bahwa Alvin mencintai Yanita selama lima tahun.

Sementara diriku, Emilia mencintai Alvin selama sepuluh tahun.

Aku ingin lebih dekat dengannya, tetapi dia mendorongku dengan kasar. Sebuah kaca menancap di telapak tanganku dan cairan merah mengalir, berkilau di bawah cahaya.

Sangat mirip dengan matanya yang terlihat merah saat bertanya padaku.

....

"Kak Alvin! Cepat kemari! Kami menemukan sebuah kaki di lokasi lain!" Suara dari arah pintu itu membuyarkan lamunanku.

Alvin buru-buru menutup teleponnya, ibunya masih ingin mengatakan sesuatu.

Namun, disela Alvin terlebih dahulu, "Dia punya kaki, bisa pergi sendiri menemui Ibu! Kalau Ibu terus mengkhawatirkannya, ingat untuk potong kakinya dulu lain kali! Kalau nggak, berhentilah menggangguku dengan hal-hal kecil mengenainya seperti ini!"

Aku melihat ke arah Alvin berlari.

Oh, tidak perlu memotong kakiku lagi ....

Karena itu adalah kakiku.

"Kak Alvin, kaki ini dan lengan itu berasal dari orang yang sama." Reno mengenakan sarung tangan steril dan melihat-lihat kaki yang baru saja dikeluarkan dari saluran pembuangan.

Kaki itu sudah terendam air limbah cukup lama hingga terlihat begitu bengkak. Kotoran meresap ke dalam luka hasil sayatan pisau, mengeluarkan bau busuk yang masih bisa tercium meskipun dua meter jauhnya.

"Hasil tes DNA lengan itu sudah keluar?" tanya Alvin mengernyit sambil menatap kaki itu.

"Identifikasi awal menunjukkan bahwa korban seharusnya berasal dari keluarga Soveri di Kota Aneru."

Alvin tertegun sejenak, nama tempat dan nama keluarga yang tidak asing itu membuatnya lupa untuk berpikir sejenak.

Setelah aku diadopsi oleh keluarga Caros, aku tidak pernah punya kesempatan untuk kembali ke tempat orang tuaku dimakamkan.

Waktu kecil, aku sering menangis mencari orang tuaku, Alvin saat itu akan mengelus kepalaku sambil berkata, "Jangan takut, saat kamu sudah besar, aku akan membawamu pulang ke sana."

Kemudian, saat aku sudah tumbuh besar, dia sudah melupakan janji itu.

Aku pernah memohon padanya saat kami akan menikah, "Temani aku pulang untuk menemui ayah dan ibuku, ya?"

Dia hanya mengernyit, memasang ekspresi dingin sambil mengatakan aku terlalu banyak mau dan tidak pantas menemui orang tuaku.

Setelah dipikir-pikir, mungkin makan orang tuaku sekarang sudah dipenuhi rumput liar, bukan?

....

"Aku akan pergi ke Kota Aneru dalam beberapa hari. Kamu terus periksa perdagangan narkoba baru-baru ini."

Setelah memberi isyarat "oke" dengan tangannya, Reno kemudian bertanya dengan ragu-ragu.

"Kak Alvin, kamu benaran nggak pergi mencari Kak Emilia? Bagaimanapun, dia sebelumnya memperlakukan kami ...."

Ucapannya terpotong oleh dering ponsel Alvin.

"Alvin, kalung yang baru kubeli hilang, bisakah kamu pulang dan bantu aku mencarinya?"

Mendengar suara itu, kening Alvin terlihat lebih rileks dan dia tertawa kecil.

"Kamu sudah pikun ya. Nona Yanita, jangan khawatir, tunggu aku pulang."

Bagai sinar mentari yang tiba-tiba muncul di tengah musim dingin, lengkungan sudut mulut Alvin menunjukkan rasa cintanya.

Setelah dia menutup telepon, Reno ingin melanjutkan ucapannya, tetapi terpotong lagi, kali ini oleh Alvin.

"Reno, sudah kubilang, aku nggak ingin mendengar nama itu!"

"Berhenti mengungkitnya di hadapanku, nggak akan lama lagi kami akan bercerai!"

....

Jelas-jelas ucapan itu sudah kudengar berkali-kali, aku juga sudah siap untuk bercerai. Namun, mendengar secara langsung dari mulut orang yang paling kucintai ....

Tetap saja membuat hatiku sedih.

Aku melihat Reno menundukkan kepalanya, memainkan ponselnya dengan ekspresi serbasalah.

Sungguh bodoh. Aku hanya memasakkan makanan untukmu saat kamu lapar, mengapa kamu masih mengingatnya sampai sekarang?

Related chapters

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, Alvin membuka kotak obrolan dan mengirimiku pesan suara."Emilia, menghilang tiba-tiba menarik ya menurutmu?""Apa kamu nggak bisa berhenti memainkan trik murahan seperti ini?"Suarnya kemudian meninggi karena amarahnya mulai muncul."Punya harga diri sedikit, bisa? Seperti yang sudah dijanjikan, hanya enam tahun, jadi dalam dua bulan lagi kita akan bercerai dan jangan pernah menggangguku lagi, oke?"....Sudah enam tahun. Dalam enam tahun pernikahan ini.Tampaknya, percakapan kami selalu seperti ini."Bisa nggak kamu berhenti membuat makanan nggak berguna ini, aku nggak mau makan!""Urusan Yano, kamu nggak pergi khawatir. Punya ibu sepertimu hanya akan membuatnya malu!""Kamu sakit ya! Sudah kubilang aku nggak perlu!"....Alvin, aku benar-benar sakit, jadi aku akan menyerah.Tidak lama kemudian, Alvin tiba di rumah Yanita.Dia langsung disambut dengan konfenti.Potongan-potongan kecil kertas berwarna bertaburan di kepalanya, cahaya hangat menyinari wajahnya,

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 5

    Hari itu, aku mengikuti Alvin ke kantor polisi. Dia pergi ke banyak tempat, menelepon banyak orang untuk mencari tahu lokasi ponselku, memeriksa tempat-tempat yang sering didatangi pengedar narkoba akhir-akhir ini.Akhirnya, sebagai upaya terakhir, saya menelepon Reno. Alvin yang dikenal sebagai polisi yang menaati peraturan, menerobos banyak lampu merah dalam perjalanan ke Kota Aneru. Pada akhirnya, dia terpaksa memanggil Reno untuk segera menemuinya.Begitu Reno datang, Alvin segera bertanya padanya apakah ada orang yang menghilang akhir-akhir ini.Setelah bergadang semalaman, matanya pun memerah. Seolah-olah orang yang menghilang itu sangat penting baginya. Orang-orang yang melewatinya menepuk pundaknya untuk menghibur tanpa mengatakan apa pun."Kak Alvin, apa ... terjadi sesuatu? Kudengar, kemarin kamu ...."Reno jarang melihat kondisi Alvin yang seperti ini. Meskipun tidak bisa disebut sepenuhnya kehilangan rasionalnya, sikapnya menjadi begitu emosional.Saat mereka hendak meningg

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 6

    Rasa sakit pada fisik sudah lama kulupakan.Namun, melihat diriku yang sedang merangkak di tanah dalam video itu, jiwaku seketika bergetar.Pada saat itulah pertama kalinya aku mengetahui bahwa Yanita berurusan dengan pengedar narkoba.Tangan dan kakiku diikat, mulut, hidung, dan mataku ditutup. Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari atas kepalaku."Dia adalah istri Alvin, bantu aku untuk bunuh dia dulu, lalu aku baru bisa bantu kamu mendekati Alvin."Aku meronta mati-matian, rasa takut yang menyelimutiku membuatku secara naluriah mengeluarkan suara. Saat penutup mataku terlepas, yang pertama kali terlihat olehku adalah sebuah jarum suntik yang sangat tebal.Yanita berdiri di samping, menyaksikan semua yang terjadi dengan ekspresi menghina. Pria yang sedang memegang jarum suntik itu memiliki bekas luka di wajahnya, kemudian diketahui bernama Dares, langsung menampar wajahku dan menghardikku."Tenang sedikit!"Aku masih keras kepala, mencoba mengancam mereka, "Alvin pasti akan dat

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 7

    "Kak Alvin! Tenanglah!" Reno segera mencegat Alvin setelah menyadari kehadirannya.Alvin mendorong Reno, menggertakkan gigi sambil menatap Dares, ingin segera membunuhnya. Hanya profesionalisme yang masih tersisa yang menghentikannya untuk melakukan hal itu.Dares kemudian mengeluarkan kepalaku yang wajahnya sudah hancur dari kotak kayu.Melihat itu, Alvin sudah tidak bisa menahan diri lagi, bahkan Reno tidak bisa menghentikannya."Bukankah kamu bilang ingin bertemu denganku?" Alvin mencoba untuk tenang. "Kenapa? Apa kamu takut? Bicara!"Alvin berdiri di tengah dengan pisau di tangannya sambil menatap wajah Dares.Dares dengan tenang menjambak rambutku dan memainkan kepalaku."Saat istrimu melarikan dari kandang yang mengurungnya, dia melompat dari atap.""Coba tebak apa yang dia katakan sebelum dia meninggal?"Dares tiba-tiba teringat sesuatu, bangkit dari kursi, berjalan ke arah Alvin dan mengayunkan tinjunya ke arahnya."Kamu masih ingat, kamu sudah menangkap ibu dan anak yang menin

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 8

    Seminggu kemudian, Alvin menerima sebuah paket yang berisikan buku harianku yang diambil oleh Yanita.Dari usia 16 tahun hingga 26 tahun, semua rasa cinta dan rasa benci aku pada Alvin tersimpan di dalamnya.Aku melayang di udara, menyaksikan Alvin dengan gemetar membuka buku harian tersebut.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Kami menikah, aku memohon padanya untuk membelikanku cincin berlian. Dengan begitu, aku bisa menganggapnya dia sudah melamarku.Namun, desain cincin berlian yang dia simpan di dompetnya sangatlah bagus.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku tidak sengaja terpeleset, Yano lahir lebih awal. Sebelum operasi, aku memohon pada dokter untuk menelepon suamiku.Sebelum dokter dapat berbicara, Alvin sudah berkata, "Berhenti meneleponku! Aku sibuk."Rasanya sedikit sakit, entah karena tubuhku yang sakit karena baru disayat atau hatiku yang sakit.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku dipukul orang di pusat rehabilitasi narkoba, ditarik rambutku sambil dimarahi, tetapi aku t

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 1

    "Ayah, bisakah kita nggak pergi menemui wanita itu?" tanya putraku dengan wajah cemberut dan mengernyit, terlihat begitu tidak senang."Setiap kali ketemu, dia selalu tanya banyak hal padaku! Seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa saja!" Setelah menyelesaikan ucapannya, dia mengentakkan kaki kecilnya dengan marah.Jiwaku melayang di udara, melihat wajahnya yang cemberut seperti itu, hatiku seketika terasa pilu.Kami hanya bertemu sebulan sekali. Setiap dia datang, aku sudah mempersiapkan segalanya, membawanya bermain di tempat terbaik, membuatkan camilan untuknya.Aku hanya ingin dia bahagia.Tidak disangka, tidak bertemu denganku adalah hal yang membuatnya paling bahagia.Suamiku, Alvin Caros, memakaikan pakaian pada putra kami dengan tenang. Namun, saat mendengar tentang diriku, dia mengerutkan kening."Kita hanya menemuinya sebulan sekali, ini adalah permintaan nenekmu, tahan-tahan saja.""Jangan membuat nenek marah, kalau nggak, kita harus menemuinya lagi, mengerti?"S

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 2

    "Kak Alvin, betapa besar dendam pelakunya sampai menghancurkan lengan seseorang!" ujar seorang pria sambil menutup hidungnya dan menunjuk ke arah lengan yang bentuknya sudah aneh, meminta Alvin untuk ikut melihat.Alvin mengenakan sarung tangan steril dengan ekspresi tenang dan merogoh tong sampah untuk mencari sisa daging lengan tersebut.Bau busuk tong sampah bercampur bau busuk daging dan darah, menarik para lalat untuk berputar-putar di sekitarnya.Petugas polisi yang bernama Reno Yastra sedang berbicara di samping."Kak Alvin, kudengar kalau daerah ini akhir-akhir ini nggak aman. Di awal bulan, orang-orang di sekitar sini mengatakan kalau ada yang berteriak di malam hari, seperti tangisan hantu.""Mereka sempat ingin melaporkan hal tersebut ke polisi, tapi nggak jadi karena keesokan harinya sudah hilang."Saat mengatakan itu, Reno melirik ke arah sebuah kompleks."Kak Alvin, hmm .... Bagaimana kalau kamu beri tahu Kak Emilia?"Mendengar itu, Alvin melirik Reno, lalu melihat ke ara

Latest chapter

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 8

    Seminggu kemudian, Alvin menerima sebuah paket yang berisikan buku harianku yang diambil oleh Yanita.Dari usia 16 tahun hingga 26 tahun, semua rasa cinta dan rasa benci aku pada Alvin tersimpan di dalamnya.Aku melayang di udara, menyaksikan Alvin dengan gemetar membuka buku harian tersebut.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Kami menikah, aku memohon padanya untuk membelikanku cincin berlian. Dengan begitu, aku bisa menganggapnya dia sudah melamarku.Namun, desain cincin berlian yang dia simpan di dompetnya sangatlah bagus.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku tidak sengaja terpeleset, Yano lahir lebih awal. Sebelum operasi, aku memohon pada dokter untuk menelepon suamiku.Sebelum dokter dapat berbicara, Alvin sudah berkata, "Berhenti meneleponku! Aku sibuk."Rasanya sedikit sakit, entah karena tubuhku yang sakit karena baru disayat atau hatiku yang sakit.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku dipukul orang di pusat rehabilitasi narkoba, ditarik rambutku sambil dimarahi, tetapi aku t

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 7

    "Kak Alvin! Tenanglah!" Reno segera mencegat Alvin setelah menyadari kehadirannya.Alvin mendorong Reno, menggertakkan gigi sambil menatap Dares, ingin segera membunuhnya. Hanya profesionalisme yang masih tersisa yang menghentikannya untuk melakukan hal itu.Dares kemudian mengeluarkan kepalaku yang wajahnya sudah hancur dari kotak kayu.Melihat itu, Alvin sudah tidak bisa menahan diri lagi, bahkan Reno tidak bisa menghentikannya."Bukankah kamu bilang ingin bertemu denganku?" Alvin mencoba untuk tenang. "Kenapa? Apa kamu takut? Bicara!"Alvin berdiri di tengah dengan pisau di tangannya sambil menatap wajah Dares.Dares dengan tenang menjambak rambutku dan memainkan kepalaku."Saat istrimu melarikan dari kandang yang mengurungnya, dia melompat dari atap.""Coba tebak apa yang dia katakan sebelum dia meninggal?"Dares tiba-tiba teringat sesuatu, bangkit dari kursi, berjalan ke arah Alvin dan mengayunkan tinjunya ke arahnya."Kamu masih ingat, kamu sudah menangkap ibu dan anak yang menin

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 6

    Rasa sakit pada fisik sudah lama kulupakan.Namun, melihat diriku yang sedang merangkak di tanah dalam video itu, jiwaku seketika bergetar.Pada saat itulah pertama kalinya aku mengetahui bahwa Yanita berurusan dengan pengedar narkoba.Tangan dan kakiku diikat, mulut, hidung, dan mataku ditutup. Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari atas kepalaku."Dia adalah istri Alvin, bantu aku untuk bunuh dia dulu, lalu aku baru bisa bantu kamu mendekati Alvin."Aku meronta mati-matian, rasa takut yang menyelimutiku membuatku secara naluriah mengeluarkan suara. Saat penutup mataku terlepas, yang pertama kali terlihat olehku adalah sebuah jarum suntik yang sangat tebal.Yanita berdiri di samping, menyaksikan semua yang terjadi dengan ekspresi menghina. Pria yang sedang memegang jarum suntik itu memiliki bekas luka di wajahnya, kemudian diketahui bernama Dares, langsung menampar wajahku dan menghardikku."Tenang sedikit!"Aku masih keras kepala, mencoba mengancam mereka, "Alvin pasti akan dat

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 5

    Hari itu, aku mengikuti Alvin ke kantor polisi. Dia pergi ke banyak tempat, menelepon banyak orang untuk mencari tahu lokasi ponselku, memeriksa tempat-tempat yang sering didatangi pengedar narkoba akhir-akhir ini.Akhirnya, sebagai upaya terakhir, saya menelepon Reno. Alvin yang dikenal sebagai polisi yang menaati peraturan, menerobos banyak lampu merah dalam perjalanan ke Kota Aneru. Pada akhirnya, dia terpaksa memanggil Reno untuk segera menemuinya.Begitu Reno datang, Alvin segera bertanya padanya apakah ada orang yang menghilang akhir-akhir ini.Setelah bergadang semalaman, matanya pun memerah. Seolah-olah orang yang menghilang itu sangat penting baginya. Orang-orang yang melewatinya menepuk pundaknya untuk menghibur tanpa mengatakan apa pun."Kak Alvin, apa ... terjadi sesuatu? Kudengar, kemarin kamu ...."Reno jarang melihat kondisi Alvin yang seperti ini. Meskipun tidak bisa disebut sepenuhnya kehilangan rasionalnya, sikapnya menjadi begitu emosional.Saat mereka hendak meningg

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, Alvin membuka kotak obrolan dan mengirimiku pesan suara."Emilia, menghilang tiba-tiba menarik ya menurutmu?""Apa kamu nggak bisa berhenti memainkan trik murahan seperti ini?"Suarnya kemudian meninggi karena amarahnya mulai muncul."Punya harga diri sedikit, bisa? Seperti yang sudah dijanjikan, hanya enam tahun, jadi dalam dua bulan lagi kita akan bercerai dan jangan pernah menggangguku lagi, oke?"....Sudah enam tahun. Dalam enam tahun pernikahan ini.Tampaknya, percakapan kami selalu seperti ini."Bisa nggak kamu berhenti membuat makanan nggak berguna ini, aku nggak mau makan!""Urusan Yano, kamu nggak pergi khawatir. Punya ibu sepertimu hanya akan membuatnya malu!""Kamu sakit ya! Sudah kubilang aku nggak perlu!"....Alvin, aku benar-benar sakit, jadi aku akan menyerah.Tidak lama kemudian, Alvin tiba di rumah Yanita.Dia langsung disambut dengan konfenti.Potongan-potongan kecil kertas berwarna bertaburan di kepalanya, cahaya hangat menyinari wajahnya,

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 3

    Ya, semua orang tahu bahwa ....Orang yang paling tidak disukai, bahkan dibenci Alvin adalah Emilia.Ini adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang di sekitar kami.Aku hanya jatuh cinta pada seseorang yang bersinar cerah pada saat masih remaja.Hanya saja, orang itu mencintai orang lain.Orang tua Alvin tidak setuju hubungannya dengan Yanita.Pada saat itulah Alvin pertama kali bertengkar dengan mereka.Pertama kali bagiku melihat Alvin bersikap seperti itu. Dia kemudian terlihat tertekan dan menyedihkan, seperti bunga teratai yang sengaja diletakkan di air yang kotor, perlahan-lahan menjadi layu.Aku merasa sedih melihatnya seperti itu, jadi membantunya mencuri paspornya, memberinya semua uang yang aku tabung, membantunya melarikan diri untuk menemukan Yanita.Saat dia akan melompat keluar dari jendela, matanya berbinar. Dia berterima kasih padaku, mengatakan akan mengajakku makan bersama setelah dia kembali.Itu terakhir kalinya kami berbicara dengan ramah ... seperti teman.Pada

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 2

    "Kak Alvin, betapa besar dendam pelakunya sampai menghancurkan lengan seseorang!" ujar seorang pria sambil menutup hidungnya dan menunjuk ke arah lengan yang bentuknya sudah aneh, meminta Alvin untuk ikut melihat.Alvin mengenakan sarung tangan steril dengan ekspresi tenang dan merogoh tong sampah untuk mencari sisa daging lengan tersebut.Bau busuk tong sampah bercampur bau busuk daging dan darah, menarik para lalat untuk berputar-putar di sekitarnya.Petugas polisi yang bernama Reno Yastra sedang berbicara di samping."Kak Alvin, kudengar kalau daerah ini akhir-akhir ini nggak aman. Di awal bulan, orang-orang di sekitar sini mengatakan kalau ada yang berteriak di malam hari, seperti tangisan hantu.""Mereka sempat ingin melaporkan hal tersebut ke polisi, tapi nggak jadi karena keesokan harinya sudah hilang."Saat mengatakan itu, Reno melirik ke arah sebuah kompleks."Kak Alvin, hmm .... Bagaimana kalau kamu beri tahu Kak Emilia?"Mendengar itu, Alvin melirik Reno, lalu melihat ke ara

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 1

    "Ayah, bisakah kita nggak pergi menemui wanita itu?" tanya putraku dengan wajah cemberut dan mengernyit, terlihat begitu tidak senang."Setiap kali ketemu, dia selalu tanya banyak hal padaku! Seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa saja!" Setelah menyelesaikan ucapannya, dia mengentakkan kaki kecilnya dengan marah.Jiwaku melayang di udara, melihat wajahnya yang cemberut seperti itu, hatiku seketika terasa pilu.Kami hanya bertemu sebulan sekali. Setiap dia datang, aku sudah mempersiapkan segalanya, membawanya bermain di tempat terbaik, membuatkan camilan untuknya.Aku hanya ingin dia bahagia.Tidak disangka, tidak bertemu denganku adalah hal yang membuatnya paling bahagia.Suamiku, Alvin Caros, memakaikan pakaian pada putra kami dengan tenang. Namun, saat mendengar tentang diriku, dia mengerutkan kening."Kita hanya menemuinya sebulan sekali, ini adalah permintaan nenekmu, tahan-tahan saja.""Jangan membuat nenek marah, kalau nggak, kita harus menemuinya lagi, mengerti?"S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status