Share

Bab 2

Author: Naila Salwa
"Kak Alvin, betapa besar dendam pelakunya sampai menghancurkan lengan seseorang!" ujar seorang pria sambil menutup hidungnya dan menunjuk ke arah lengan yang bentuknya sudah aneh, meminta Alvin untuk ikut melihat.

Alvin mengenakan sarung tangan steril dengan ekspresi tenang dan merogoh tong sampah untuk mencari sisa daging lengan tersebut.

Bau busuk tong sampah bercampur bau busuk daging dan darah, menarik para lalat untuk berputar-putar di sekitarnya.

Petugas polisi yang bernama Reno Yastra sedang berbicara di samping.

"Kak Alvin, kudengar kalau daerah ini akhir-akhir ini nggak aman. Di awal bulan, orang-orang di sekitar sini mengatakan kalau ada yang berteriak di malam hari, seperti tangisan hantu."

"Mereka sempat ingin melaporkan hal tersebut ke polisi, tapi nggak jadi karena keesokan harinya sudah hilang."

Saat mengatakan itu, Reno melirik ke arah sebuah kompleks.

"Kak Alvin, hmm .... Bagaimana kalau kamu beri tahu Kak Emilia?"

Mendengar itu, Alvin melirik Reno, lalu melihat ke arah tempat tinggalku dan berkata dengan nada dingin.

"Hmph, semua orang di dunia ini dalam bahaya, tapi hanya dia satu-satunya yang nggak akan dalam bahaya!"

"Dia nggak akan mati. Dia bahkan berani mengonsumsi narkoba, jadi apa lagi yang perlu dikhawatirkan!"

Meskipun hari ini cerah, sinar matahari tidak bisa menyinari tubuhku.

Aku melihat Reno tersenyum canggung dan menutup mulutnya. Aku tiba-tiba merasa sangat sedih dan terharu.

Aku ingin memberi tahu Reno bahwa dia tidak perlu membantuku lagi, karena suara teriakan seperti tangisan hantu dia awal bulan itu adalah suara aku.

Lengan hancur yang kalian sedang lihat itu juga adalah lenganku.

Kalian tidak perlu lagi dimarahi karena aku.

Dalam perjalanan pulang, Alvin menelepon Yanita.

"Akhir-akhir ini nggak aman, jaga diri kalian baik-baik, jangan bawa putraku ke mana-mana dulu!"

Seperti mengancam, tetapi terdengar seperti rayuan. Lawan bicaranya lali menjawab dengan nada kesal tetapi juga manis.

"Ya, aku tahu! Aku tahu! Lakukan pekerjaanmu, Pak Polisi Besar Alvin!"

Suara manis itu membuat kerutan di dahi Alvin menghilang.

Namun, saat melewati tempat tinggalku, rasa kesalnya muncul dalam sekejap.

Alvin membuka riwayat obrolan kami di ponselnya, yang terhenti pada awal bulan ketika aku bertanya apa makanan kesukaan putra kami akhir-akhir ini.

Namun, dia tidak membalasnya.

Alvin kemudian memeriksa catatan panggilan telepon.

Terhenti juga di awal bulan.

Pada saat itu, dia mengangkatnya.

Akan tetapi, panggilan itu terputus setelah tiga menit berlalu.

Kalau dia mendengarkan dengan serius, dia pasti bisa mendengar suara tangisan dan teriakanku. Pada saat itu, aku ditahan oleh pengedar narkoba di area kompleks dan disuntik dengan narkoba.

Namun, Alvin tidak peduli padaku, dia hanya peduli apakah Yanita ingin makan kue kecil hari ini.

Alvin menatap kotak obrolan, mengetik beberapa kata, lalu menghapusnya. Jarinya terus mengetuk-ngetuk layar ponsel hingga dia tiba-tiba melempar ponselnya ke samping dengan kesal.

Dia tiba-tiba merasa cemas tanpa alasan yang jelas.

"Reno, periksa apakah ada orang hilang akhir-akhir ini, terutama di daerah ini!" ujar Alvin sambil melirik ke arah kompleks.

Reno duduk di jok penumpang depan, berkata dengan ragu-ragu.

"Beberapa hari lagi, ayah dan ibumu sempat datang."

"Mereka bilang, Kak Emilia ... menghilang."

Setelah mendengar ini, Alvin hanya mendengkus dingin.

Suasana di dalam mobil seketika ikut menjadi dingin.

Aku tahu, Alvin pasti mengira aku meminta bantuan orang tuanya agar bisa bertemu dengannya.

Setelah kembali ke kantor, Alvin langsung fokus pada kasus tersebut. Dia menghubungi tim forensik untuk melakukan perbandingan DNA dan menyelidiki area aktivitas para pengedar narkoba akhir-akhir ini.

Dia terus sibuk pada pekerjaannya, baru berhenti ketika orang tuanya menelepon.

"Alvin, apa kamu sudah menemukan Emilia?"

"Dia biasanya datang menemui kami dua minggu sekali, tapi dia nggak datang terakhir kali. Kalaupun ada urusan, dia pasti akan mengabari kami dulu, tapi sekarang kami nggak bisa menghubunginya sama sekali."

Saat ibunya mengatakan itu, suaranya sengaja dikecilkan, seolah-olah takut membuat Alvin marah.

"Yang paling ingin ditemui Emilia adalah kamu dan Yano, bisakah kamu membawa Yano pergi menemuinya dan beri tahu dia kalau Ibu merindukannya, oke?"

Jelas-jelas hanya kalimat yang sangat biasa, jelas-jelas hanya membantu mencari seseorang, tetapi semua itu langsung membuat Alvin marah.

"Ibu! Harus berapa kali kubilang! Aku memang seorang polisi, tapi bukan berarti harus pergi mencari siapa pun!"

"Lagi pula, bukankah dia punya kaki? Kalau nggak dipakai, potong saja kakinya!"

Seakan-akan menyadari nada bicaranya yang salah, Alvin menghela napas dan memperlambat nada bicaranya.

"Bu, kamu tahu ...."

Related chapters

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 3

    Ya, semua orang tahu bahwa ....Orang yang paling tidak disukai, bahkan dibenci Alvin adalah Emilia.Ini adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang di sekitar kami.Aku hanya jatuh cinta pada seseorang yang bersinar cerah pada saat masih remaja.Hanya saja, orang itu mencintai orang lain.Orang tua Alvin tidak setuju hubungannya dengan Yanita.Pada saat itulah Alvin pertama kali bertengkar dengan mereka.Pertama kali bagiku melihat Alvin bersikap seperti itu. Dia kemudian terlihat tertekan dan menyedihkan, seperti bunga teratai yang sengaja diletakkan di air yang kotor, perlahan-lahan menjadi layu.Aku merasa sedih melihatnya seperti itu, jadi membantunya mencuri paspornya, memberinya semua uang yang aku tabung, membantunya melarikan diri untuk menemukan Yanita.Saat dia akan melompat keluar dari jendela, matanya berbinar. Dia berterima kasih padaku, mengatakan akan mengajakku makan bersama setelah dia kembali.Itu terakhir kalinya kami berbicara dengan ramah ... seperti teman.Pada

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, Alvin membuka kotak obrolan dan mengirimiku pesan suara."Emilia, menghilang tiba-tiba menarik ya menurutmu?""Apa kamu nggak bisa berhenti memainkan trik murahan seperti ini?"Suarnya kemudian meninggi karena amarahnya mulai muncul."Punya harga diri sedikit, bisa? Seperti yang sudah dijanjikan, hanya enam tahun, jadi dalam dua bulan lagi kita akan bercerai dan jangan pernah menggangguku lagi, oke?"....Sudah enam tahun. Dalam enam tahun pernikahan ini.Tampaknya, percakapan kami selalu seperti ini."Bisa nggak kamu berhenti membuat makanan nggak berguna ini, aku nggak mau makan!""Urusan Yano, kamu nggak pergi khawatir. Punya ibu sepertimu hanya akan membuatnya malu!""Kamu sakit ya! Sudah kubilang aku nggak perlu!"....Alvin, aku benar-benar sakit, jadi aku akan menyerah.Tidak lama kemudian, Alvin tiba di rumah Yanita.Dia langsung disambut dengan konfenti.Potongan-potongan kecil kertas berwarna bertaburan di kepalanya, cahaya hangat menyinari wajahnya,

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 5

    Hari itu, aku mengikuti Alvin ke kantor polisi. Dia pergi ke banyak tempat, menelepon banyak orang untuk mencari tahu lokasi ponselku, memeriksa tempat-tempat yang sering didatangi pengedar narkoba akhir-akhir ini.Akhirnya, sebagai upaya terakhir, saya menelepon Reno. Alvin yang dikenal sebagai polisi yang menaati peraturan, menerobos banyak lampu merah dalam perjalanan ke Kota Aneru. Pada akhirnya, dia terpaksa memanggil Reno untuk segera menemuinya.Begitu Reno datang, Alvin segera bertanya padanya apakah ada orang yang menghilang akhir-akhir ini.Setelah bergadang semalaman, matanya pun memerah. Seolah-olah orang yang menghilang itu sangat penting baginya. Orang-orang yang melewatinya menepuk pundaknya untuk menghibur tanpa mengatakan apa pun."Kak Alvin, apa ... terjadi sesuatu? Kudengar, kemarin kamu ...."Reno jarang melihat kondisi Alvin yang seperti ini. Meskipun tidak bisa disebut sepenuhnya kehilangan rasionalnya, sikapnya menjadi begitu emosional.Saat mereka hendak meningg

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 6

    Rasa sakit pada fisik sudah lama kulupakan.Namun, melihat diriku yang sedang merangkak di tanah dalam video itu, jiwaku seketika bergetar.Pada saat itulah pertama kalinya aku mengetahui bahwa Yanita berurusan dengan pengedar narkoba.Tangan dan kakiku diikat, mulut, hidung, dan mataku ditutup. Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari atas kepalaku."Dia adalah istri Alvin, bantu aku untuk bunuh dia dulu, lalu aku baru bisa bantu kamu mendekati Alvin."Aku meronta mati-matian, rasa takut yang menyelimutiku membuatku secara naluriah mengeluarkan suara. Saat penutup mataku terlepas, yang pertama kali terlihat olehku adalah sebuah jarum suntik yang sangat tebal.Yanita berdiri di samping, menyaksikan semua yang terjadi dengan ekspresi menghina. Pria yang sedang memegang jarum suntik itu memiliki bekas luka di wajahnya, kemudian diketahui bernama Dares, langsung menampar wajahku dan menghardikku."Tenang sedikit!"Aku masih keras kepala, mencoba mengancam mereka, "Alvin pasti akan dat

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 7

    "Kak Alvin! Tenanglah!" Reno segera mencegat Alvin setelah menyadari kehadirannya.Alvin mendorong Reno, menggertakkan gigi sambil menatap Dares, ingin segera membunuhnya. Hanya profesionalisme yang masih tersisa yang menghentikannya untuk melakukan hal itu.Dares kemudian mengeluarkan kepalaku yang wajahnya sudah hancur dari kotak kayu.Melihat itu, Alvin sudah tidak bisa menahan diri lagi, bahkan Reno tidak bisa menghentikannya."Bukankah kamu bilang ingin bertemu denganku?" Alvin mencoba untuk tenang. "Kenapa? Apa kamu takut? Bicara!"Alvin berdiri di tengah dengan pisau di tangannya sambil menatap wajah Dares.Dares dengan tenang menjambak rambutku dan memainkan kepalaku."Saat istrimu melarikan dari kandang yang mengurungnya, dia melompat dari atap.""Coba tebak apa yang dia katakan sebelum dia meninggal?"Dares tiba-tiba teringat sesuatu, bangkit dari kursi, berjalan ke arah Alvin dan mengayunkan tinjunya ke arahnya."Kamu masih ingat, kamu sudah menangkap ibu dan anak yang menin

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 8

    Seminggu kemudian, Alvin menerima sebuah paket yang berisikan buku harianku yang diambil oleh Yanita.Dari usia 16 tahun hingga 26 tahun, semua rasa cinta dan rasa benci aku pada Alvin tersimpan di dalamnya.Aku melayang di udara, menyaksikan Alvin dengan gemetar membuka buku harian tersebut.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Kami menikah, aku memohon padanya untuk membelikanku cincin berlian. Dengan begitu, aku bisa menganggapnya dia sudah melamarku.Namun, desain cincin berlian yang dia simpan di dompetnya sangatlah bagus.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku tidak sengaja terpeleset, Yano lahir lebih awal. Sebelum operasi, aku memohon pada dokter untuk menelepon suamiku.Sebelum dokter dapat berbicara, Alvin sudah berkata, "Berhenti meneleponku! Aku sibuk."Rasanya sedikit sakit, entah karena tubuhku yang sakit karena baru disayat atau hatiku yang sakit.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku dipukul orang di pusat rehabilitasi narkoba, ditarik rambutku sambil dimarahi, tetapi aku t

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 1

    "Ayah, bisakah kita nggak pergi menemui wanita itu?" tanya putraku dengan wajah cemberut dan mengernyit, terlihat begitu tidak senang."Setiap kali ketemu, dia selalu tanya banyak hal padaku! Seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa saja!" Setelah menyelesaikan ucapannya, dia mengentakkan kaki kecilnya dengan marah.Jiwaku melayang di udara, melihat wajahnya yang cemberut seperti itu, hatiku seketika terasa pilu.Kami hanya bertemu sebulan sekali. Setiap dia datang, aku sudah mempersiapkan segalanya, membawanya bermain di tempat terbaik, membuatkan camilan untuknya.Aku hanya ingin dia bahagia.Tidak disangka, tidak bertemu denganku adalah hal yang membuatnya paling bahagia.Suamiku, Alvin Caros, memakaikan pakaian pada putra kami dengan tenang. Namun, saat mendengar tentang diriku, dia mengerutkan kening."Kita hanya menemuinya sebulan sekali, ini adalah permintaan nenekmu, tahan-tahan saja.""Jangan membuat nenek marah, kalau nggak, kita harus menemuinya lagi, mengerti?"S

Latest chapter

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 8

    Seminggu kemudian, Alvin menerima sebuah paket yang berisikan buku harianku yang diambil oleh Yanita.Dari usia 16 tahun hingga 26 tahun, semua rasa cinta dan rasa benci aku pada Alvin tersimpan di dalamnya.Aku melayang di udara, menyaksikan Alvin dengan gemetar membuka buku harian tersebut.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Kami menikah, aku memohon padanya untuk membelikanku cincin berlian. Dengan begitu, aku bisa menganggapnya dia sudah melamarku.Namun, desain cincin berlian yang dia simpan di dompetnya sangatlah bagus.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku tidak sengaja terpeleset, Yano lahir lebih awal. Sebelum operasi, aku memohon pada dokter untuk menelepon suamiku.Sebelum dokter dapat berbicara, Alvin sudah berkata, "Berhenti meneleponku! Aku sibuk."Rasanya sedikit sakit, entah karena tubuhku yang sakit karena baru disayat atau hatiku yang sakit.Tanggal XX, Bulan XX, Tahun 20XX.Aku dipukul orang di pusat rehabilitasi narkoba, ditarik rambutku sambil dimarahi, tetapi aku t

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 7

    "Kak Alvin! Tenanglah!" Reno segera mencegat Alvin setelah menyadari kehadirannya.Alvin mendorong Reno, menggertakkan gigi sambil menatap Dares, ingin segera membunuhnya. Hanya profesionalisme yang masih tersisa yang menghentikannya untuk melakukan hal itu.Dares kemudian mengeluarkan kepalaku yang wajahnya sudah hancur dari kotak kayu.Melihat itu, Alvin sudah tidak bisa menahan diri lagi, bahkan Reno tidak bisa menghentikannya."Bukankah kamu bilang ingin bertemu denganku?" Alvin mencoba untuk tenang. "Kenapa? Apa kamu takut? Bicara!"Alvin berdiri di tengah dengan pisau di tangannya sambil menatap wajah Dares.Dares dengan tenang menjambak rambutku dan memainkan kepalaku."Saat istrimu melarikan dari kandang yang mengurungnya, dia melompat dari atap.""Coba tebak apa yang dia katakan sebelum dia meninggal?"Dares tiba-tiba teringat sesuatu, bangkit dari kursi, berjalan ke arah Alvin dan mengayunkan tinjunya ke arahnya."Kamu masih ingat, kamu sudah menangkap ibu dan anak yang menin

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 6

    Rasa sakit pada fisik sudah lama kulupakan.Namun, melihat diriku yang sedang merangkak di tanah dalam video itu, jiwaku seketika bergetar.Pada saat itulah pertama kalinya aku mengetahui bahwa Yanita berurusan dengan pengedar narkoba.Tangan dan kakiku diikat, mulut, hidung, dan mataku ditutup. Sebuah suara yang tidak asing terdengar dari atas kepalaku."Dia adalah istri Alvin, bantu aku untuk bunuh dia dulu, lalu aku baru bisa bantu kamu mendekati Alvin."Aku meronta mati-matian, rasa takut yang menyelimutiku membuatku secara naluriah mengeluarkan suara. Saat penutup mataku terlepas, yang pertama kali terlihat olehku adalah sebuah jarum suntik yang sangat tebal.Yanita berdiri di samping, menyaksikan semua yang terjadi dengan ekspresi menghina. Pria yang sedang memegang jarum suntik itu memiliki bekas luka di wajahnya, kemudian diketahui bernama Dares, langsung menampar wajahku dan menghardikku."Tenang sedikit!"Aku masih keras kepala, mencoba mengancam mereka, "Alvin pasti akan dat

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 5

    Hari itu, aku mengikuti Alvin ke kantor polisi. Dia pergi ke banyak tempat, menelepon banyak orang untuk mencari tahu lokasi ponselku, memeriksa tempat-tempat yang sering didatangi pengedar narkoba akhir-akhir ini.Akhirnya, sebagai upaya terakhir, saya menelepon Reno. Alvin yang dikenal sebagai polisi yang menaati peraturan, menerobos banyak lampu merah dalam perjalanan ke Kota Aneru. Pada akhirnya, dia terpaksa memanggil Reno untuk segera menemuinya.Begitu Reno datang, Alvin segera bertanya padanya apakah ada orang yang menghilang akhir-akhir ini.Setelah bergadang semalaman, matanya pun memerah. Seolah-olah orang yang menghilang itu sangat penting baginya. Orang-orang yang melewatinya menepuk pundaknya untuk menghibur tanpa mengatakan apa pun."Kak Alvin, apa ... terjadi sesuatu? Kudengar, kemarin kamu ...."Reno jarang melihat kondisi Alvin yang seperti ini. Meskipun tidak bisa disebut sepenuhnya kehilangan rasionalnya, sikapnya menjadi begitu emosional.Saat mereka hendak meningg

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 4

    Dalam perjalanan pulang, Alvin membuka kotak obrolan dan mengirimiku pesan suara."Emilia, menghilang tiba-tiba menarik ya menurutmu?""Apa kamu nggak bisa berhenti memainkan trik murahan seperti ini?"Suarnya kemudian meninggi karena amarahnya mulai muncul."Punya harga diri sedikit, bisa? Seperti yang sudah dijanjikan, hanya enam tahun, jadi dalam dua bulan lagi kita akan bercerai dan jangan pernah menggangguku lagi, oke?"....Sudah enam tahun. Dalam enam tahun pernikahan ini.Tampaknya, percakapan kami selalu seperti ini."Bisa nggak kamu berhenti membuat makanan nggak berguna ini, aku nggak mau makan!""Urusan Yano, kamu nggak pergi khawatir. Punya ibu sepertimu hanya akan membuatnya malu!""Kamu sakit ya! Sudah kubilang aku nggak perlu!"....Alvin, aku benar-benar sakit, jadi aku akan menyerah.Tidak lama kemudian, Alvin tiba di rumah Yanita.Dia langsung disambut dengan konfenti.Potongan-potongan kecil kertas berwarna bertaburan di kepalanya, cahaya hangat menyinari wajahnya,

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 3

    Ya, semua orang tahu bahwa ....Orang yang paling tidak disukai, bahkan dibenci Alvin adalah Emilia.Ini adalah fakta yang diketahui oleh orang-orang di sekitar kami.Aku hanya jatuh cinta pada seseorang yang bersinar cerah pada saat masih remaja.Hanya saja, orang itu mencintai orang lain.Orang tua Alvin tidak setuju hubungannya dengan Yanita.Pada saat itulah Alvin pertama kali bertengkar dengan mereka.Pertama kali bagiku melihat Alvin bersikap seperti itu. Dia kemudian terlihat tertekan dan menyedihkan, seperti bunga teratai yang sengaja diletakkan di air yang kotor, perlahan-lahan menjadi layu.Aku merasa sedih melihatnya seperti itu, jadi membantunya mencuri paspornya, memberinya semua uang yang aku tabung, membantunya melarikan diri untuk menemukan Yanita.Saat dia akan melompat keluar dari jendela, matanya berbinar. Dia berterima kasih padaku, mengatakan akan mengajakku makan bersama setelah dia kembali.Itu terakhir kalinya kami berbicara dengan ramah ... seperti teman.Pada

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 2

    "Kak Alvin, betapa besar dendam pelakunya sampai menghancurkan lengan seseorang!" ujar seorang pria sambil menutup hidungnya dan menunjuk ke arah lengan yang bentuknya sudah aneh, meminta Alvin untuk ikut melihat.Alvin mengenakan sarung tangan steril dengan ekspresi tenang dan merogoh tong sampah untuk mencari sisa daging lengan tersebut.Bau busuk tong sampah bercampur bau busuk daging dan darah, menarik para lalat untuk berputar-putar di sekitarnya.Petugas polisi yang bernama Reno Yastra sedang berbicara di samping."Kak Alvin, kudengar kalau daerah ini akhir-akhir ini nggak aman. Di awal bulan, orang-orang di sekitar sini mengatakan kalau ada yang berteriak di malam hari, seperti tangisan hantu.""Mereka sempat ingin melaporkan hal tersebut ke polisi, tapi nggak jadi karena keesokan harinya sudah hilang."Saat mengatakan itu, Reno melirik ke arah sebuah kompleks."Kak Alvin, hmm .... Bagaimana kalau kamu beri tahu Kak Emilia?"Mendengar itu, Alvin melirik Reno, lalu melihat ke ara

  • Suami Polisi Menjadi Gila Karena Kematianku   Bab 1

    "Ayah, bisakah kita nggak pergi menemui wanita itu?" tanya putraku dengan wajah cemberut dan mengernyit, terlihat begitu tidak senang."Setiap kali ketemu, dia selalu tanya banyak hal padaku! Seperti orang gila yang kabur dari rumah sakit jiwa saja!" Setelah menyelesaikan ucapannya, dia mengentakkan kaki kecilnya dengan marah.Jiwaku melayang di udara, melihat wajahnya yang cemberut seperti itu, hatiku seketika terasa pilu.Kami hanya bertemu sebulan sekali. Setiap dia datang, aku sudah mempersiapkan segalanya, membawanya bermain di tempat terbaik, membuatkan camilan untuknya.Aku hanya ingin dia bahagia.Tidak disangka, tidak bertemu denganku adalah hal yang membuatnya paling bahagia.Suamiku, Alvin Caros, memakaikan pakaian pada putra kami dengan tenang. Namun, saat mendengar tentang diriku, dia mengerutkan kening."Kita hanya menemuinya sebulan sekali, ini adalah permintaan nenekmu, tahan-tahan saja.""Jangan membuat nenek marah, kalau nggak, kita harus menemuinya lagi, mengerti?"S

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status