Share

Chapter 142 - Pelan-Pelan Membuka Hati

“Kenapa rasanya sesakit ini merindukan orang yang telah tiada. Apalagi hanya bisa membayangkan saja tanpa bisa melihat secara nyata,” rancau Kaira dengan sisa tangisnya.

Dipta yang tahu bagaimana perasaan Kaira mencoba mengusapi punggung istrinya pelan-pelan. Apalagi deru napas milik istrinya terdengar tak beraturan.

Melihat sudah mulai tenang, Dipta mengambilkan air minum yang berada di sampingnya, di atas meja nakas.

“Minum dulu biar rileks,” ujar Dipta memberikan perhatian kepada istrinya. “Papa sama Mama mungkin senang melihat kamu bisa bertahan kuat sampai sejauh ini dengan baik. Makanya mereka kasih senyum ke kamu,” lanjutnya memberikan pengertian kepada Kaira agar tidak usah berpikiran yang macam-macam.

Kaira yang mendengar segala bentuk ucapan dari Dipta hanya bisa terdiam mencerna saja setiap kata.

Sampai akhirnya mereka berdua kembali melanjutkan tidur yang sempat terganggu akibat mimpi dari Kaira.

Waktu terus berjalan, matahari mulai muncul dari ufuk timur, suara kicauan bu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status